Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
studi kasus keperawatan yaitu satu metode untuk memahami individu yang
Subjek dalam studi kasus ini adalah pasien yang mengalami Skizofrenia
1. Kriteria Inklusi
x 24 jam.
2. Kriteria Eksklusi
gejala waham
29
30
Kajian utama dari masalah yang akan dijadikan titik acuan dalam studi
D. Definisi Operasional
1. Halusinasi visual adalah pasien yang di rawat dirumah sakit jiwa dengan
dokter.
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
30
31
F. Pengumpulan Data
evaluasi.
a. Wawancara
penelitian (responden).
b. Observasi
dan mencatat sejumlah taraf aktifitas tertentu atau situasi tertentu yang
c. Studi Dokumentasi
G. Penyajian Data
naratif (Sugiyono, 2011). Penyajian data yang digunakan oleh peneliti adalah
data yang disajikan secara narasi dan disertai dengan ungkapan verbal dari
subjek penelitian.
31
32
H. Analisa Data
1. Mereduksi Data
dapat memberikan data yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk
2. Penyajian Data
data yang sudah didapatkan kemudian diuraikan dalam bentuk teks atau
3. Kesimpulan
Pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dan hasil analisa data
pasien halusinasi, terkhusus pada subjek yang diteliti dan seluruh pasien
halusinasi visual.
1. Etika Penelitian
32
33
maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus
menghormati haknya.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
33
34
BAB IV
A. Hasil
1. Pengkajian
Pada tahap ini penulis mengumpulkan data yang didapat dari pasien,
simpleks.
70x/menit, pernafasan 18x/ menit, suhu 36,2º, Tinggi Badan 158cm, Berat
Badan 41. Kg, pasien mengatakan tidak mengalami keluhan fisik apapun.
34
35
keluarganya. Pasien mengatakan sejak sakit ia tidak lagi dihargai baik oleh
rambut tampak kotor, kulit tampak kotor,dari badan pasien tercium bau.
Pasien mengatakan biasanya mandi, gosok gigi sekali sehari dan jarang
masih dapat dipahami, pasien tampak lesu, alam perasaan sedih, afek
35
36
kali sehari khususnya saat sendiri, saat melihat bayangan pasien berteriak
misalnya lupa kapan menikah atau kapan tamat SMA. Pasien mengalami
mengatakan selalu ingin tidur, pola tidur tidak teratur dan sering
mg (0-0-1).
2. Diagnosa Keperawatan
berikut :
36
37
muncul 6-8 kali sehari khususnya saat sendiri, saat melihat bayangan
cepat.
keluarganya
3. Perencanaan keperawatan
37
38
pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa akibat bila obat tidak
digunakan sesuai program dan bila putus obat, Jelaskan cara mendapatkan
obat dan jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar
obat, benar pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis dan kontinuitas.
kali pertemuan.
38
39
pertemuan.
4. Implementasi Keperawatan
39
40
perasaan dan keluhan pasien saat ini, membuat kontrak asuhan yang akan
muncul 6-8 kali dan biasanya saat duduk sendiri, pasien ketakutan saat
40
41
itu tetap muncul, akan minum obat secara teratur. Berdasarkan respon
pasien mengatatkan sudah minum obat pada malam dan pagi hari, lebih
suka saat sendiri, tidak ingin diganggu pasien lain, orang lain tidak
41
42
perawat jika bayangan itu muncul. Respon objektif kontak mata baik,
tidur dan halaman, memerbaiki rumah, dan hobby main domino, tetapi saat
42
43
ini malas melakukan kegitan itu lagi. Respon objektif kontak mata baik
kegaitan asal dibimbing lagi. Respon objektif kontak mata baik dan
43
44
mengatakan masih melihat bayangan itu tetapi sudah jarang muncul (3-4
kali sehari) dan saat menghardik bayangan itu hilang, masih suka duduk
sendiri, sudah mandi dan merapikan tempat tidur, pasien mengatakan mau
pulang ke rumah. Respon objektif pasien tamak tenang, kontak mata baik.
5. Evaluasi Keperawatan
hasil pada tanggal 18 Juli 2019, pukul 11.00- 11.25 WITA. Evaluasi akhir
B. Pembahasan
1. Pengkajian Keperawatan
44
45
yang menjadi sumber terjadinya stres yang memengaruhi tipe dan sumber
dari individu untuk menghadapi stres baik yang biologis, psikososial, dan
sbegai akibat dari beban sebagai kepala keluarga dimana Tn. P dituntut
45
46
46
47
keefetivan obat yang dikomsumsi. Hal ini sesuai dengan pendapat Keliat
berhalusinasi.
2. Diagnosa Keperawatan
klinis tentang respons aktual atau potensial dari individu, keluarga, atau
muncul 6-8 kali sehari khususnya saat sendiri, saat melihat bayangan
47
48
pasien berteriak dan mengomel dan data objektif : saat pasien sendiri,
dengan pasien mengatakan sejak sakit ia tidak lagi dihargai baik oleh
keluarga karena saat ini tidak mampu menafkahi keluarganya dan data
harga diri rendah. Menurut peneliti halusinasi dapat disebabkan oleh harga
kecemasan pasien. Hal ini sejalan dengan pendapat Asizah, dkk (2016)
bahwa gangguan konsep diri yang kronik merupakan salah satu pencetus
halusinasi.
3. Rencana Keperawatan
Tujuan umum berfokus pada penyelesaian masalah (P). Tujuan ini dapat
dicapai jika tujuan khusus yang ditetapkan telah tercapai. Tujuan khusus
48
49
terdiri atas tiga aspek, yaitu sebagai berikut (Stuart dan Sundeen, 1998).
kontrak waktu dan tujuan pertemuan yang diharapkan. Fase kerja berisi
antara teori dengan kasus pada tahap rencana keperawatan yang digunakan
4. Implmentasi Keperawatan
49
50
dengan kondisi pasien saat ini (here and now). Perawat juga perlu
diimplementasikan.
dilaksanakan.
beberapa aktifitas. Hasil penelitian ini sesuai dengan Satrio (2015) setelah
50
51
sendiri.
adalah uraian singkat tentang satu masalah yang ditemukan, terdiri atas
pelaksanaan (SP), yang terdiri atas fase orientasi, fase kerja, dan terminasi.
kondisi ruangan yang belum ideal untuk mendukung perawatan pasien dan
gangguan jiwa
5. Evaluasi Keperawatan
dari tindakan keperawatan pada pasien. Evaluasi ada dua macam, yaitu (1)
51
52
juga menggunakan evaluasi proses dan evaluasi hasil. evaluasi pada Tn. N
jadwal kegiatan dari bangun tidur di pagi hari sampai mau tidur pada
dilakukan mengagacu pada konsep teori. Hal ini tergambar pada evaluasi
52
53
masalah masih tetap ada, muncul masalah baru, atau ada data yang
C. Keterbatasan Penelitian
pada satu kasus sehingga belum dapat dijadikan sebagai karakteristik dari
asuhan keperawatan pada pasien halusinasi sehingga studi kasus ini lebih
informasi yang diperoleh dari pasien tidak dapat divalidasi dengan keluarga
rumah sakit. Meskipun demikian studi kasus ini dapat menjadi rujukan dalam
53
54
BAB V
A. Kesimpulan
kali sehari khususnya saat sendiri, saat melihat bayangan pasien berteriak
harga diri rendah, sedangkan dalam konsep teori adalah isolasi social;
54
55
maupun keluargan;
B. Saran
keterampilan kerja
lebih optimal.
55
56
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Lilik Ma’rifatul, Imam Zainuri & Amar Akbar. (2016). Buku Ajar
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20437411-Carolina.pdf
56
57
Ghifrano Yusuf Satrio (2015) Kajian Asuhan Keperawatan Pada Tn. I Dengan
http://Eprints.Ums.Ac.Id/35035/1/Naskah%20publikasi.Pdf
FKUI: Jakarta.
Isnaeni, J., Wijayanti, R., Upoyo, S.A. (2008). Efektivitas Terapi Aktivitas
garuda.ristekdikti.go.id
Keliat, B.A & Akemat (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN
(CMHN). .
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini /materi_
57
58
Medika
58