Anda di halaman 1dari 4

TINGKATKAN KAPASITAS PENGURUS, PGRI BANJARNEGARA GELAR

DIKLAT

PGRI Kabupaten Banjarnegara menyelenggarakan Diklat dan Lokakarya


Pengurus Cabang dan Lembaga/Badan Khusus PGRI. Diklat Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan yang dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu, tanggal 7 dan 8
September 2019 bertempat di Hotel Surya Yudha Banjarnegara yang diikuti oleh 80
peserta terdiri dari 3 orang dari masing-masing Cabang dan Anak Lembaga.

Kegiatan dibuka oleh Wakil Bupati Banjarnegara Bapak H.Syamsudin, M.Pd.


Dalam sambutannya, Wabup mengingatkan agar guru dengan seluruh peran dan
kewajibannya untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. "Profesi guru adalah
profesi mulia. Maka jangan coba-coba berkhianat dengan profesi guru. Guru, di depan
menjadi contoh, di belakang juga harus menjadi pendorong kebajikan. Karenanya
jadilah mulia dengan sebenarnya ketika menjadi guru" tandas Syamsudin.

Dalam sesi awal, panitia juga mengajak para peserta untuk menonton bersama
film Refleksi Perjuangan PGRI untuk mengenang perjuangan PGRI, khususnya
almarhum Dr.Sulistiyo, M.Pd. yang merupakan putra daerah Banjarnegara, dalam
rangka memperjuangkan kesejahteraan guru.

Adapun materi-materi lainnya, peserta mendapatkan materi mengenai


penguatan kelembagaan, kebijakan bagi guru ASN dan juga kebijakan Pemkab
Banjarnegara. Salah satu pemateri Listyaning Sumardiyani, Sekretaris Biro Diklat
PGRI Jawa Tengah, menyampaikan bahwa kekuatan organisasi hanya dapat terlihat
nyata mana kala ada sinergi dalam organisasi.

"Organisasi PGRI akan menjadi handal mana kala visinya jelas, anggotanya
solid dan saling bersinergi. Pak Sulistiyo sudah memberi jalan dan contoh yang tepat.
Banjarnegara beruntung memiliki tokoh seperti beliau. Tinggal kita lanjutkan apa yang
beliau sudah gariskan" ujar Listyaning.

Tak kalah menariknya pada sesi malam adalah penyampaian materi dari
mantan Ketua PGRI Banjarnegara yang merupakan salah satu pimpinan tingkat
Nasional Organisasi Profesi terbesar di negeri ini, yang menyajikan materi dengan
semangat yang menggelora. Dalam paparannya, Ketua PGRI Kabupaten
Banjarnegara, Dr. Sukirman, M.Pd., M.Si., M.M. mengatakan bahwa seorang
pemimpin harus bisa menjadi “MACAN” Sebuah teori kepemimpinan yang beliau
terapkan

M : Maneges
A : Adhikara

C : Cendikia

A : Arif

N : Nayogyani

Maneges berasal dari kata “teges” yang artinya adalah sebagai seorang
pempimpin harus mempunyai laku batin yang baik, dengan menganut dan
menjalankan agama atau kepercayaan yang dimilikinya. Adhikara mempunyai arti
bahwa seorang pemimpin haruslah berwibawa, sehingga dapat disegani atau dihormati
olaeh para pengikutnya. Cendikia artinya sebagai seorang pemimpin harus pandai,
mempunyai wawasan yang luas, dan tidak alergi terhadap perkembangan Ilmu
teknologi, mau belajar sesuai perkembangan jaman. Arif artinya sebagai seorang
pemimpin harus bijaksana, tidak pilih kasih terhadap orang yang disukainya, dan dapat
memandang segala persoalan dengan benar, bukan dengan kacamata pribadi. Dan
Nayogyani artinya adalah sebagai seorang pemimpin harus bisa mendorong atau
memberikan motivasi kepada para pengikutnya untuk melakukan hal-hal yang lebih
baik.

Pada akhir kegiatan Ketua panitia penyelenggara Doko Harwanto berharap


kegiatan ini mampu mengangkat PGRI sebagai organisasi yang semakin maju dan
profesional. "PGRI adalah organisasi guru yang paling besar. Potensi yang dimiliki
harus mengarah pada profesionalisme guru. Saya harap pelatihan ini menjadikan para
pengurus PGRI semakin kompeten dan profesional" harap Doko (Rubiyah, S.Pd.SD)

Anda mungkin juga menyukai