DIKLAT
Dalam sesi awal, panitia juga mengajak para peserta untuk menonton bersama
film Refleksi Perjuangan PGRI untuk mengenang perjuangan PGRI, khususnya
almarhum Dr.Sulistiyo, M.Pd. yang merupakan putra daerah Banjarnegara, dalam
rangka memperjuangkan kesejahteraan guru.
"Organisasi PGRI akan menjadi handal mana kala visinya jelas, anggotanya
solid dan saling bersinergi. Pak Sulistiyo sudah memberi jalan dan contoh yang tepat.
Banjarnegara beruntung memiliki tokoh seperti beliau. Tinggal kita lanjutkan apa yang
beliau sudah gariskan" ujar Listyaning.
Tak kalah menariknya pada sesi malam adalah penyampaian materi dari
mantan Ketua PGRI Banjarnegara yang merupakan salah satu pimpinan tingkat
Nasional Organisasi Profesi terbesar di negeri ini, yang menyajikan materi dengan
semangat yang menggelora. Dalam paparannya, Ketua PGRI Kabupaten
Banjarnegara, Dr. Sukirman, M.Pd., M.Si., M.M. mengatakan bahwa seorang
pemimpin harus bisa menjadi “MACAN” Sebuah teori kepemimpinan yang beliau
terapkan
M : Maneges
A : Adhikara
C : Cendikia
A : Arif
N : Nayogyani
Maneges berasal dari kata “teges” yang artinya adalah sebagai seorang
pempimpin harus mempunyai laku batin yang baik, dengan menganut dan
menjalankan agama atau kepercayaan yang dimilikinya. Adhikara mempunyai arti
bahwa seorang pemimpin haruslah berwibawa, sehingga dapat disegani atau dihormati
olaeh para pengikutnya. Cendikia artinya sebagai seorang pemimpin harus pandai,
mempunyai wawasan yang luas, dan tidak alergi terhadap perkembangan Ilmu
teknologi, mau belajar sesuai perkembangan jaman. Arif artinya sebagai seorang
pemimpin harus bijaksana, tidak pilih kasih terhadap orang yang disukainya, dan dapat
memandang segala persoalan dengan benar, bukan dengan kacamata pribadi. Dan
Nayogyani artinya adalah sebagai seorang pemimpin harus bisa mendorong atau
memberikan motivasi kepada para pengikutnya untuk melakukan hal-hal yang lebih
baik.