KELOMPOK 3
REVISI KE - 1
Oleh:
Amiratul Muhsinah Fauzi (NIM:140210101002)
Rizqi Dwi Sefrida (NIM:140210101020)
Mila Afriana Agustin (NIM:140210101028)
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 ................................................................................................................. 3
Gambar 2 ................................................................................................................. 4
Gambar 3 ................................................................................................................. 9
Gambar 4 ............................................................................................................... 10
Gambar 5 ............................................................................................................... 12
Gambar 6 ............................................................................................................... 13
Gambar 7 ............................................................................................................... 15
Gambar 8 ............................................................................................................... 17
Gambar 9 ............................................................................................................... 18
ii
A. PECAHAN
1. Pengertian Pecahan
Dalam (Rahman, 2014) bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat
a
dinyatakan dalam bentuk , dengan a dan b adalah bilangan asli, b 0 ,
b
dan b bukan faktor dari a . Bilangan a disebut pembilang, dan b disebut
1
sebagai penyebut. Contoh pada pecahan , 1 disebut sebagai pembilang
5
sedangkan 5 disebut sebagai penyebut.
Contoh :
10
a.
15
45
b.
81
1
Pembahasan :
2
3
yang diarsir adalah
5
1
yang diarsir adalah
3
Gambar 1
3 1
Dari peragaan diatas dapat dilihat bahwa >
5 3
(konsep ilustrasi diatas didapat dari (Tim, 2004)).
1 1 2 3
b. Urutkan pecahan berikut dari yang terkecil , , , dan
3 2 5 4
3
yang diarsir adalah
5
1
yang diarsir adalah
3
1
yang diarsir adalah
2
3
3
yang diarsir adalah
4
Gambar 2
4
Pembahasan :
KPK dari penyebut 7 dan 5 adalah 35, maka ubah pecahan yang
akan dijumlahan sedemikian hingga penyebutnya menjadi 35.
2 2 5 10
7 7 5 35
4 4 7 28
, maka
5 5 7 35
10 28 2 4
b
35 35 7 5
2 4
Jadi
7 5
3. Membandingkan Pecahan Desimal
Contoh
5
yang menempati tempat persepuluhan. Angka kedua pada tempat
persepuluhan pecahan 0,183 mempunyai nilai yang lebih besar
daripada angka kedua yang menempati tempat persepuluhan pada
pecahan desimal 0,165. Jadi 0,165 lebih kecil daripada 0,213 atau
0,165<0,213.
2. Manakah yang lebih kecil antara 0,4 dan 0,40?
Jawab:
Karena angka pertama pada tempat satuan bernilai sama, maka
dilanjutkan dengan membandingkan nilai angka kedua dan
ternyata juga sama. Sudah disebutkan di atas bahwa angka
terakhir pada pecahan desimal dapat dihilangkan, atau kita dapat
menambahkan 0 pada digit terakhir tanpa menguba nilai pecahan
decimal. Dengan demikian 0,4 dan 0,40 mempunyai nilai yang
sama karena 0,4 = 0,40 atau 0,40 = 0,40.
4. Sifat-Sifat Pecahan
Sifat Pecahan Untuk Operasi Penjumlahan dan Pengurangan
1. Tertutup
Untuk setiap bilangan pecahan p dan q, selalu berlaku p + q = r
dengan r juga bilangan pecahan.
Contoh :
2 1 3
5 5 5
2. Komutatif
a c c a
, untuk setiap a , b, c , d adalah anggota bilangan
b d d b
bulat.
Contoh :
1 2 2 1 3
7 7 7 7 7
3. Assosiatif
6
a c e a c e
( ) ( ) , untuk setiap a , b, c , d , e, f adalah
b d f b d f
anggota bilangan bulat.
Contoh
4 2 1 6 1 7
( )
9 9 9 9 9 9
4 2 1 4 3 7
( )
9 9 9 9 9 9
4. Identitas
a a
0 , untuk setiap a , b, adalah anggota bilangan bulat.
b b
Sifat Pecahan Untuk Operasi Perkalian dan Pembagian
1. Tertutup
Untuk setiap bilangan pecahan p dan q, selalu berlaku p × q = r
dengan r juga bilangan pecahan.
Contoh :
2 1 2 1
×
5 5 10 5
2. Komutatif
a c c a
, untuk setiap a , b, c , d adalah anggota bilangan
b d d b
bulat.
Contoh :
1 2 2 1 2
7 7 7 7 49
3. Assosiatif
a c e a c e
( ) ( ) , untuk setiap a , b, c , d , e, f adalah
b d f b d f
anggota bilangan bulat.
Contoh :
7
4 2 1 8 1 8
( )
3 3 3 9 3 27
4 2 1 4 2 8
( )
3 3 3 3 9 27
4. Distributif
a c e a c a e
( ) ( ) ( ) , untuk setiap a , b, c , d , e, f
b d f b d b f
adalah anggota bilangan bulat.
5. Identitas
a a
1 , untuk setiap a , b, adalah anggota bilangan bulat.
b b
B. OPERASI PECAHAN
Ada beberapa operasi pecahan yang perlu kia ketahui bagaimana teori dan
asal muasalnya. Berikut adalah penjelasan mengenai operasi penjumlahan,
pengurangan , perkalian dan pembagian pada pecahan.
1. Penjumlahan Pecahan
2
Pada Gambar 3 tampak bahwa dari keseluruhan pita pecahan ditambah
4
1 3
dari keseluruhan pita pecahan menghasilkan dari keseluruhan pita
4 4
pecahan.
2
4
1
4
8
3
4
Gambar 3
2 1 3
4 4 4
1 1
3 2
1
3
1
2
9
5
6
Gambar 4
Contoh :
10
2 4
a.
3 5
10 5
b.
7 6
Pembahasan :
a. KPK dari penyebut 3 dan 5 adalah 15, maka ubah pecahan yang akan
dijumlahkan sedemikian hingga penyebutnya menjadi 15.
2 2 5 10
3 3 5 15
4 4 3 12
, maka
5 5 3 15
2 4 10 12 22
3 5 15 15 15
2 4 22
Jadi hasil dari adalah
3 5 15
b. KPK dari penyebut 7 dan 6 adalah 42, maka ubah pecahan yang akan
dijumlahkan sedemikian hingga penyebutnya menjadi 42.
10 10 6 60
7 7 6 42
5 5 7 35
6 6 7 42
10 5 60 35 95
7 6 42 42 42
10 5 95
Jadi hasil dari adalah
7 6 42
2. Pengurangan Pecahan
11
3
Pada Gambar 5 tampak bahwa dari keseluruhan pita pecahan dikurangi
4
1 2
dari keseluruhan pita pecahan menghasilkan dari keseluruhan pita
4 4
pecahan.
3
4
1
4
2
4
Gambar 5
1 1
2 3
1
2
12
1
3
1
6
Gambar 6
Contoh :
6 4
a.
3 5
13
5 5
b.
7 8
Pembahasan :
a. KPK dari penyebut 3 dan 5 adalah 15, maka ubah pecahan yang akan
dijumlahan sedemikian hingga penyebutnya menjadi 15.
6 6 5 30
3 3 5 15
4 4 3 12
, maka
5 5 3 15
6 4 30 12 18 6
3 5 15 15 15 5
6 4 6
Jadi hasil dari adalah
3 5 5
b. KPK dari penyebut 7 dan 8 adalah 56, maka ubah pecahan yang akan
dijumlahan sedemikian hingga penyebutnya menjadi 56.
5 5 8 40
7 7 8 56
5 5 7 35
8 8 7 56
5 5 40 35 5
7 8 56 56 56
5 5 5
Jadi hasil dari adalah
7 8 56
3. Perkalian Pecahan
Untuk mencari hasil dari perkalian pada pecahan dengan pecahan dapat
menggunakan cara yaitu mengalikan pembilang-pembilangnya kemudian
mengalikan penyebut-penyebutnya. Sebagai contoh, perhatikan operasi
perkalian pada pecahan berikut:
3 1 3 1 3
5 4 5 4 20
14
Jika pembilang dari pecahan pertama dan penyebut dari pecahan yang lain
mempunyai faktor persekutuan, maka kita dapat menyederhanakannya
sebelum keduanya dikalikan.
1 3
Hitunglah
2 5
1
2
3
5
3
10
Gambar 7
Contoh soal:
15
Carilah hasil perkalian pecahan-pecahan berikut:
1 4 7
1.
3 8 2
7 3
2. Fira membeli kg gula, sedangkan Rina membeli sebanyak kali
2 2
yang dibeli oleh Fira. Berapa kg gula yang dibeli Rina?
Pembahasan:
1 4 7 1 4 7 28
1.
3 8 2 3 8 2 48
3
2. Karena Rina membeli sebanyak kali dari yang dibeli Fira, maka
2
penyelesaiannya adalah
3 7 3 7 21
2 2 2 2 4
4. Pembagian Pecahan
Dalam operasi pembagian pada pecahan, cara yang kita kenal sejak dulu
yaitu dengan cara merubah operasi pembagian menjadi perkalian dengan
syarat pembagi yang menjadi pengali tersebut adalah bilangan yang
berkebalikan. Perlu diketahui bahwa sebarang dua bilangan yang hasil
1
kalinya adalah 1 disebut berkebalikan. Misal, bilangan dan 5 merupakan
5
bilangan yang berkebalikan. Mengapa? Karena hasil kali dari kedua
bilangan tersebut adalah 1. Untuk membuktikan teori yang telah kita pakai
selama ini, kita menggunakan teori operasi perkalian pada pecahan.
Perhatikan penjabaran berikut:
3 3 9 3 9 3 9
7 7 4 7 4 7 4 39
4 4 9 36 1 7 4
9 9 4 36
16
Dari penjabaran diatas,kita perlu tahu bahwa dalam pecahan ada teori
mengenai timbal-balik atau perbandingan terbalik yang biasa disebut
sebagai teori reciprocal. Dalam teori reciprocal ini dijelaskan bahwa jika ada
a b
dikalikan dengan reciprocalnya yaitu maka hasilnya pastilah 1.
b a
Jadi,dari perhitungan diatas kita menggunakan teori reciprocal ini untuk
menghasilkan penyebut sama dengan 1. Mengapa demikian? Karena jika
penyebut sama dengan 1, maka operasi yang tersisa pada pembagian
pecahan tersebut tersisa operasi perkalian. Operasi perkalian sendiri sudah
kita pelajari disubbab sebelum pembagian ini.
1 1
:
2 3
1
1
2
Gambar 8
17
Warna biru pada ilustrasi gambar 7 merupakan perpaduan dari warna hijau
1
dan kuning. Terlihat pada gambar bahwa merupakan 3 bagian dari 6, dan
2
1 1 1
merupakan 2 bagian dari 6. Jadi jika dioperasikan : hasilnya adalah
3 2 3
1 sisa 1 dari 2 bagian.
2 1
:
3 2
Gambar 9
Warna biru pada ilustrasi gambar 8 merupakan perpaduan dari warna hijau
2
dan kuning. Terlihat pada gambar bahwa merupakan 4 bagian dari 6, dan
3
18
1 1 1
merupakan 3 bagian dari 6. Jadi jika dioperasikan : hasilnya adalah
2 2 3
1 1 1 4
1 sisa 1 dari 3 bagian 1 .
2 3 3 3
5 7
1.
9 8
1
2. Rian memiliki kue berbentuk persegi panjang. Ia memberikan bagian
5
kepada ibunya. Karena ada 4 teman yang bertamu kerumahnya, ia ingin
memberikan sisa kuenya tersebut kepada eempat orang temannya.
Berapa bagian yang didapat oleh teman-teman Rian?
Pembahasan:
5 8 5 8 5 8
5 7 7 7 7 7 7 7 5 8 5 8 40
1.
7 8 7 8 56 1 7 7 7 7 49
8 7 56
1 5 1 4
2. Sisa kue setelah diberikan kepada ibu yaitu 1
5 5 5 5
Maka setiap teman Rian mendapat:
4 1 4 1 4 1
4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 1 4 1 4
4
5 5 1 4 1 4 1 5 4 5 4 20
1 4 4
19
Hasil Tanya Jawab:
1 4
1. :a
5 5
2
4
1
2
2
5
2
Jawab:
20
2
4
1 2 2
2 4 5 2 1 2 2
2 1 2 4 2 5
5 2
2
2 2 2 2 2 2
4 1 4 1 4 1 2 2 2 2 4
1
1 2 1 1 4 1 4 1 4
2 1 1
2 1 2 1 2 1
5 2 5 2 5 2 2 1 2 1 2
2 1 2 1 5 2 5 2 10
1 2 2
2
1
10
1 10 1 10 1 10
1 2 1 2 1 2 1 10 110 10 5
2 10 20 1 1 2 1 2 2
10 2 20
21
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, A. (2014). Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 1.
Rayiza Arby. (2015). No Title, (Mengapa Pembagian Pecahan Harus Dibalik),
https://arbysan.wordpress.com/2015/05/10/mengapa-p.
Tim. (2004). Relasi dan Fungsi. P4TK Matematika. Retrieved from
http://p4tkmatematika.org/downloads/smk/RelasiFungsi.pdf
https://www.scribd.com/document/333596818/Membandingkan-Pecahan-
Desimal
iii