Puji dan Syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas
tentang Biokimia mengenai materi Mineral.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapati kesulitan dan hambatan akan tetapi
dengan berbagai bantuan kami bisa mengatasi permasalahan dan kesulitan dengan baik. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam penyusunan makalah ini. Semoga bantuan yang sudah diberikan dibalas oleh Tuhan Yang
Maha Esa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna baik dari bentuk penyusunan
maupun dari materi yang kami sampaikan. Maka dari itu, kritik dan saran pembaca kami
butuhkan untuk memperbaiki makalah kami selanjutnya. Semoga makalah yang kami buat bisa
bermanfaat bagi kita dan pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
II. PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
2.1 Definisi dan Klasifikasi......................................................................................................... 2
2.2 Jenis dan Macam Mineral Beserta Mekanisme Kerja........................................................... 3
2.2.1 Mineral Makro ............................................................................................................... 3
2.2.2 Mineral Mikro ................................................................................................................ 8
2.3 Interaksi Mineral ................................................................................................................. 13
I. PENDAHULUAN
Mineral sebagai zat gizi belum banyak disadari manfaatnya oleh sebagian besar
masyarakat. Kecukupan akan mineral dalam komposisi pangan belumdipahami sebaik
kecukupan akan kalori, protein atau vitamin. Bahkan sebagian masyarakat awam ada yang
menganggap bahwa mineral telah terdapat dalam protein atau vitamin. Makanan pokok berupa
beras untungnyamengandung berbagaimineral yang bermanfaat bagi tubuh sehingga kekurang
pahamanmasyarakat akanmineral telah terpenuhi sebagian dari konsumsi beras sehari-hari
(Indrasari, 2006).
a. Definisi
Mineral merupakan suatu senyawa yang terdapat di alam dengan kandungan kimia
homogen, dan bentuk yang teratur (sistem kristal) yang terbentuk secara alamiah atau melalui
proses anorganik. Mineral memiliki struktur kristal karna mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika
yang penempatan atom-atom beraturan di bagian dalamnya. Mineral adalah zat organik yang
diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil untuk membantu reaksi fungsional tubuh, misalnya
untuk memelihara keteraturan metabolisme.Kurang lebih 4% berat tubuh manusia terdiri atas
mineral.
b. Klasifikasi
Dalam kegunaannya, mineral dibagi menjadi dua sifat.Yakni mineral esensial dan non-
esensial.Mineral esensial merupakan mineral yang mempunyai peran atau kegunaan dalam
aktivitas fisiologis pada makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan
organ.Sedangkan mineral non-esensial adalah mineral yang belum diketahui peranannya serta
jumlahnya sangat kecil di jaringan.
Keberadaan Mineral esensial dibutuhan oleh tubuh manusia karena mempunyai peranan
penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi
tubuh secara keseluruhan.Mineral esensial lagi menjadi dua kelompok, yaitu mineral makro dan
mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari
100 mg sehari, misalnya natrium, klor, kalsium, kalium, magnesium, sulfur dan fosfor,
sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari, misalnya besi, iodium,
mangan,tembaga, zink, kobalt dan fluor.
a. Natrium (Na)
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler .35-40 % terdapat dalam
kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu dan pancreas mengandung
banyak natrium.Sumber utama Natrium adalah garam dapur (NaCl). Sumber natrium yang lain
berupa monosodium glutamate (MSG), kecap dan makanan yang diawetkan dengan garam
dapur. Makanan yang belum diolah, sayur dan buah mengandung sedikit natrium. Sumber
lainnya seperti susu, daging, telur, ikan, mentega dan makanan laut lainnya.
b. Klorida (Cl)
Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular.Konsentrasi klor tertinggi adalah dalam
cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang), lambung dan pancreas.Klor terdapat
bersamaan dengan natrium dalam garam dapur.Beberapa sayuran dan buah juga mengandung
klor.
a. Tembaga (Cu)
b. Besi (Fe)
Besi (Fe) merupakan mineral makrodalam kerak bumi, tetapi dalam system biologi tubuh
merupakan mineral mikro.Pada hewan, manusia, dan tanaman, Fetermasuk logam esensial,
bersifat kurangstabil, dan secara perlahan berubahmenjadi ferro (Fe II) atau ferri (Fe
III).Kandungan Fe dalam tubuh hewan bervariasi,bergantung pada status kesehatan,nutrisi, umur,
jenis kelamin, dan spesies.Besi dalam tubuh berasal daritiga sumber, yaitu hasil perusakan sel-
seldarah merah (hemolisis), dari penyimpanandi dalam tubuh, dan hasil penyerapan pada saluran
pencernaan.Dari ketiga sumber tersebut,Fe hasil hemolisis merupakan sumberutama.Bentuk-
bentuk senyawa yang adaialah senyawa heme (hemoglobin, mioglobin,enzim heme) dan
poliporfirin(tranfirin, ferritin, dan hemosiderin).Sebagianbesar Fe disimpan dalam hati, limpa,
dan sumsum tulang.
Absorpsi Besi (Fe)
Tubuh sangat efisien dalam penggunaan besi.Sebelum diabsorpsi di lambung besi
dibebaskan dari ikatan organik, seperti protein.Sebagian besar besi dalam bentuk feri
direduksi mejadi bentuk fero. Hal ini terjadi dalam suasana asalam di lambugn dengan
adanya HCl dan vitamin C yang terdapar di dalam makanan. Absorpsi terutama terjadi di
bagian atas usus halus (duodenum) dengan bantuan alat angkut-protein khusus.
Fungsi Besi (Fe)
Besi berperan dalam proses respirasi sel,yaitu sebagai kofaktor bagi enzim –
enzim yang terlibat didalam reaksi oksidasi reduksi. Metabolisme energy ,didalam tiap
sel ,besi bekerja sama dengan rantai protein –pengangkut- electron ,yang berperan dalam
langkah – langkah akhir metabolism energy.Sebanyak lebih dari 80 % besi yang ada
dalam tubuh berada dalam hemoglobin.
c. Kobalt (Co)
Kobalt (Co) merupakan unsur mineralesensial untuk pertumbuhan hewan, danmerupakan
bagian dari molekul vitaminB12.Konversi Co dari dalam tanah menjadivitamin B12 pada
makanan hingga dicerna hewan ruminansia kadang-kadangdisebut sebagai siklus kobalt.Ternak
ruminansia(sapi, domba, dan kambing) memakanhijauan pakan, di mana tanamanmenyerap
kobalt dari dalam tanah danbakteri-bakteri yang ada di dalam lambung(rumen) menggunakan
kobalt dalam penyusunanvitamin B12.Hewan menyerapvitamin B12 dan mendistribusikannya
keseluruh jaringan tubuh (Davis dan MertzdalamDarmono 1995).Semuabangsa hewan
membutuhkan vitaminsehingga secara tidak langsung memerlukan kobalt.
d. Iodium (I)
Iodium (I) diperlukan tubuh untukmembentuk tiroksin, suatu hormon dalamkelenjar
tiroid.Tiroksin merupakan hormone utama yang dikeluarkan oleh kelenjartiroid.Setiap molekul
tiroksin mengandungempat atom iodin (Darmono 1995).Sebagian besar iodin diserap melalui
usushalus, dan sebagian kecil langsung masukke dalam saluran darah melalui
dindinglambung.Sebagian iodin masuk ke dalamkelenjar tiroid, yang kadarnya 25 kali
lebihtinggi dibanding yang ada dalam darah.Namun bila jumlah yangsedikit ini tidak terdapat
dalam bahanpakan maka ternak akan kekurangan iodin.Lebih dari setengah iodin dalam tubuh
terdapatpada kelenjar perisai (tiroid). Meskipunsebagian besar iodin tubuh terdapatdalam
kelenjar tiroid, iodin juga ditemukandalam kelenjar ludah, lambung, usus halus,kulit, rambut,
kelenjar susu, plasenta, dan ovarium.
Absorpsi Iodium (I)
Iodium dengan mudah diabsorpsi dalam bentuk iodida.Ekskresi dilakukan melalui
ginjal, jumlahnya berkaitan dengan konsumsi.Di dalam darah, iodium terdapat dalam
bentuk bebas dan terikat protein.Manusia dewasa sehat mengandung 15-20 mg iodium,
70-80% di antaranya berada dalam kelenjar tiroid.Penangkapan iodida oleh kelenjar
tiroid dilakukan untuk memelihara transpor aktif yang dinamakan pompa iodium.
Mekanisme ini diatur oleh hormon yang merangsang tiroid dan hormon Tirotrofin yang
dikeluarkan oleh hipotalamus .
Fungsi Iodium (I)
Iodium merupakan bagian integral dari kedua macam hormon tiroksin
triiodotironin (T3) dan tertaiodotironin (T4).Fungsi utama hormon-hormon ini adalah
mengatur pertumbuhan dan perkembangan.
d. Seng (Zn)
Seng (Zn) ditemukan hampir dalamseluruh jaringan hewan.Seng lebihbanyak
terakumulasi dalam tulangdibanding dalam hati yang merupakanorgan utama penyimpan mineral
mikro.Jumlah terbanyak terdapat dalam jaringanepidermal (kulit, rambut, dan bulu), dansedikit
dalam tulang, otot, darah, dan enzim(Richards 1989dalam Brown et al.2004).Seng merupakan
komponen pentingdalam enzim, seperti karbonik-anhidrasedalam sel darah merah serta
karboksipeptidase dan dehidrogenase dalam hati.
Absorpsi & Metabolisme Seng
Absorpsi dan metabolisme seng menyerupai dan metabolisme besi.Absorpsi
memebutuhkan alat angkut dan terjadi di bagian atas usus halus (duodenum).Seng
diangkut oleh albumin dan transferin masuk ke aliran darah dan dibawa ke hati.Kelebihan
seng disimpan di dalam hati dalam bentuk metalotionein. Lainnya dibawa ke pankreas
dan jaringan tubuh lain. Di dalam pankreas seng digunakan untuk membuat enzim
pencernaan, yang pada waktu makan dikeluarkan ke dalam saluran cerna.
Fungsi Seng
Seng memegang peranan penting yaitu sebagai bagian integral enzim DNA
polimerase dan RNA polimerase yang diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA.Sebagai
bagian dari enzim kolagenase, seng berperan pula dalam sintesis dan degradasi
kolagen.Dengan demikian, seng berperan dalam pembentukan kulit, metabolisme jaringan
ikat dan penyembuhan luka.
Seng juga berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan
pembentukan sperma. Seng juga berperan dalam fungsi kekebalan, yaitu adalam fungsi sel T
dan dalam pembentukan antibodi oleh sel
2.3 Interaksi Mineral
Mineral yang mempunyai berat molekul dan jumlah muatan (valensi) yang sama
bersaing satu sama lain untuk diabsorpsi, dengan demikian dalam ketersediaan
biologinya. Contohnya magnesium, kalsium, besi, dan tembaga yang mempunyai
valensi +2. Kalsium yang dimakan terlalu banyak akan menghambat absorpsi besi.
Demikian pula kebanyakan makan seng akan menghambat absorpsi tembaga.
b) Interaksi Vitamin dengan Mineral
Vitamin C meningkatkan absorpsi besi bila dimakan pada waktu.Vitamin D
kalsiterol meningkatkan absorpsi kalsium.Banyak vitamin membutuhkan mineral untuk
melakukan peranannya dalam metabolisme.Misalnya, koenzim tiamin membutuhkan
magnesium untuk berfungsi secara efisien.
c) Interaksi Serat dengan Mineral
Ketersediaan biologi mineral banyak dipengaruhi oleh bahan-bahan nonmineral di
dalam makanan.Asam fitat dalam serat kacang-kacangan dan serelia serta asam oksalat
dalam bayam mengikat mineral-mineral tertentu sehingga tidak dapat
diabsorpsi.Makanan tinggi serat (lebih dari 35 gram sehari) menghambat absorpsi
kalsium, zat besi, seng, dan magnesium.
Mineral merupakan salah satu kebutuhan yang sangat dipbutuhan yang sangat diperlukan
bagi tubuh. Namun adakalanya mineral dapat rusak dikarenakan beberapa hal. Adapun faktor
yang mempengaruhi adalah:
a) Suhu
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh
makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai
zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar, semua
senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida
(CO2 ), hidrogen menjadi uap air, dan nitrogen menjadi uap nitrogen (N2 ). Sebagian
besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik
sederhana, serta akan terjadi penggabungan antarindividu atau dengan oksigen sehingga
terbentuk garam anorganik (Davis dan Mertz 1987).
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak
atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan
nonesensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses
fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-
unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan
mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam
tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan
umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral nonesensial
adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan
kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak
organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan. Di samping mengakibatkan keracunan,
logam juga dapat menyebabkan penyakit defisiensi (McDonald et al. 1988; Spears
1999; Inoue et al. 2002).
.
III. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2008. Beberapa unsur mineral esensial mikro dalam system biologi dan metode
analisisnya. Jurnal litbang pertanian.27 (3).99-106.
Brown, J.X., P.D. Buckest, and M.W. Resnick. 2004. Identification of small molecule inhibitors
that distinguish between nontransferrin bound iron uptake and tranferrinmediated iron
transport. Chem. Biol. 11: 407-416.
Clark, T.W., Z. Xin, R.W. Hemken, and R.J. Harmon. 1993. A comparing copper sulphate and
copper oxide as copper sources for the mature ruminant J. Dairy Sci. 76 (Suppl. 1): 318
(Abstr.).
Indrasari, S. D. 2006. Kandungan Mineral Padi Varietas Unggul dan Kaitannya dengan
Kesehatan. Iptek Tanaman. (1) : 88-102.
McDonald, P., R.A. Edwards, and J.F.D. Greenhalgh.1988. Animal Nutrition. John Willey and
Sons Inc., New York. p. 96-105.
Surbakti, Sabar. 2010. Asupan bahan makanan dan gizi bagi atlet renang. Jurnal Ilmu Keolahragaan.
8 (2) : 108-123.