Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas
tentang Biokimia mengenai materi Mineral.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapati kesulitan dan hambatan akan tetapi
dengan berbagai bantuan kami bisa mengatasi permasalahan dan kesulitan dengan baik. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam penyusunan makalah ini. Semoga bantuan yang sudah diberikan dibalas oleh Tuhan Yang
Maha Esa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna baik dari bentuk penyusunan
maupun dari materi yang kami sampaikan. Maka dari itu, kritik dan saran pembaca kami
butuhkan untuk memperbaiki makalah kami selanjutnya. Semoga makalah yang kami buat bisa
bermanfaat bagi kita dan pembaca.

Malang, 20 November 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
II. PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
2.1 Definisi dan Klasifikasi......................................................................................................... 2
2.2 Jenis dan Macam Mineral Beserta Mekanisme Kerja........................................................... 3
2.2.1 Mineral Makro ............................................................................................................... 3
2.2.2 Mineral Mikro ................................................................................................................ 8
2.3 Interaksi Mineral ................................................................................................................. 13
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mineral sebagai zat gizi belum banyak disadari manfaatnya oleh sebagian besar
masyarakat. Kecukupan akan mineral dalam komposisi pangan belumdipahami sebaik
kecukupan akan kalori, protein atau vitamin. Bahkan sebagian masyarakat awam ada yang
menganggap bahwa mineral telah terdapat dalam protein atau vitamin. Makanan pokok berupa
beras untungnyamengandung berbagaimineral yang bermanfaat bagi tubuh sehingga kekurang
pahamanmasyarakat akanmineral telah terpenuhi sebagian dari konsumsi beras sehari-hari
(Indrasari, 2006).

Unsur mineral merupakan salah satukomponen yang sangat diperlukanoleh makhluk


hidup di samping karbohidrat,lemak, protein, dan vitamin, jugadikenal sebagai zat anorganik
atau kadarabu. Sebagai contoh, bila bahan biologisdibakar, semua senyawa organik akanrusak;
sebagian besar karbon berubahmenjadi gas karbon dioksida (CO2),hidrogen menjadi uap air, dan
nitrogenmenjadi uap nitrogen (N2) (Arifin, 2088).
II. PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Klasifikasi

a. Definisi

Mineral merupakan suatu senyawa yang terdapat di alam dengan kandungan kimia
homogen, dan bentuk yang teratur (sistem kristal) yang terbentuk secara alamiah atau melalui
proses anorganik. Mineral memiliki struktur kristal karna mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika
yang penempatan atom-atom beraturan di bagian dalamnya. Mineral adalah zat organik yang
diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil untuk membantu reaksi fungsional tubuh, misalnya
untuk memelihara keteraturan metabolisme.Kurang lebih 4% berat tubuh manusia terdiri atas
mineral.

b. Klasifikasi
Dalam kegunaannya, mineral dibagi menjadi dua sifat.Yakni mineral esensial dan non-
esensial.Mineral esensial merupakan mineral yang mempunyai peran atau kegunaan dalam
aktivitas fisiologis pada makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan
organ.Sedangkan mineral non-esensial adalah mineral yang belum diketahui peranannya serta
jumlahnya sangat kecil di jaringan.
Keberadaan Mineral esensial dibutuhan oleh tubuh manusia karena mempunyai peranan
penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi
tubuh secara keseluruhan.Mineral esensial lagi menjadi dua kelompok, yaitu mineral makro dan
mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari
100 mg sehari, misalnya natrium, klor, kalsium, kalium, magnesium, sulfur dan fosfor,
sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari, misalnya besi, iodium,
mangan,tembaga, zink, kobalt dan fluor.

1. Mayor mineral (makro mineral atau makro nutrition element)


Jumlah mineral jenis ini yang diperlukan oleh tubuh adalah lebih dari 100
mg/hari. Mineral jenis ini adalah : kalsium (Ca), Fosfor (P), Kalium (K), Magnesium
(Mg), Sulfur (S), Sodium/Natrium (Na), Chlorida (Cl). Kalsium merupakan mineral yang
paling banyak dalam tubuh, lebih dari 99% kalsium terdapat pada tulang, sedangkan
fosfor yang kedua, sekitar 85% terdapat dalam tulang. Mineral jenis ini biasanya
dikumsumsi dalam bentuk garam mineral, seperti NaCl (garam meja), yang bila
dilarutkan dalam air akan terurai menjadi beberapa komponen yaitu Na+ dan Sl- yang
disebut elektrolit.
2. Trace mineral (mikromineral atau mikronutrition element)
Jumlah yang dibutuhkan tubuh kurang dari 100mg/hari. Mineral jenis ini adalah : zat besi
(Fe), Tembaga (Zu), Seng (Zn), Mangan (Mn), Iodium (I), dan Fluoride (F). Zat -zat
tersebut merupakan komponen penting dari struktur tulang, jaringan ikat, hemoglobin,
hormone dan enzim.

2.2 Jenis dan Macam Mineral Beserta Mekanisme Kerja

2.2.1 Mineral Makro

a. Natrium (Na)

Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler .35-40 % terdapat dalam
kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu dan pancreas mengandung
banyak natrium.Sumber utama Natrium adalah garam dapur (NaCl). Sumber natrium yang lain
berupa monosodium glutamate (MSG), kecap dan makanan yang diawetkan dengan garam
dapur. Makanan yang belum diolah, sayur dan buah mengandung sedikit natrium. Sumber
lainnya seperti susu, daging, telur, ikan, mentega dan makanan laut lainnya.

 Absorpsi dan Metabolisme Natrium


Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3 hingga 7 gram sehari) diabsorpsi,
terutama di dalam usus halus.Natrium yang diabsorpsi secara aktif (membutuhkan
energi).Natrium yang diabsorpsi dibawa oleh aliran darah ke ginjal.Di sini natrium
disaring dan dikembalikan ke lairan darah dalam jumlah yang cukup sesuai taraf natrium
dalam darah.Kelebihan natrium yang jumlahnya mencapai 90-99% dari yang dikonsumsi,
dikeluarkan melalui urine.Dalam keadaan normal, natrium yang dikeluarkan melalui
urine sejajar dengan jumlah natrium yang dikonsumsi.Jumlah natrium dalam urine tinggi
bila konsumsi tinggi dan rendah bila konsumsi rendah.
Hampir semua natrium yang terdapat di dalam tubuh akan tersimpan di dalam soft
body tissue dan cairan tubuh. Ion natrium (Na+) merupakan kation utama di dalam cairan
ekstrasellular (ECF) dengan konsentrasi berkisar antara 135-145 mmol/L. Ion natrium
juga akan berada pada cairan intrasellular (ICF) namun dengan konsentrasi yang lebih
kecil yaitu ± 3 mmol/L.
 Fungsi Natrium
Sebagai kation utama dalam cairan ekstrasellular, natrium akan berfungsi untuk
menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh, menjaga aktivitas saraf , kontraksi otot dan
juga akan berperan dalam proses absorpsi glukosa. Pada keadaan normal, natrium (Na+ )
bersama dengan pasangan (terutama klorida, Cl- ) akan memberikan kontribusi lebih dari
90% terhadap efektif osmolalitas di dalam cairan ekstrasellular.
Natrium menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh dengan mengimbangi
zat-zat yang membentuk asam.Natrium berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.
Natrium berperan pula dalam absorpsi glukosa dan sebagai alat angkut zat-zat gizi lain
melalui membran, terutama melalui dinding usus sebagai pompa natrium.

b. Klorida (Cl)
Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular.Konsentrasi klor tertinggi adalah dalam
cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang), lambung dan pancreas.Klor terdapat
bersamaan dengan natrium dalam garam dapur.Beberapa sayuran dan buah juga mengandung
klor.

 Absorpsi & Ekskresi Klor


Klor hampir seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan diekskresi melalui
urine dan keringat.Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium.Kebanyakan keringat
dihalani oleh aldosteron yang secara langsung berpengaruh terhadap kelenjar keringat.
 Fungsi Klor
Sebagai anion Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselullar, ion klorida juga
akan berperan dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit. Selain itu, ion klorida juga
mempunyai fungsi fisiologis penting yaitu sebagai pengatur derajat keasaman lambung
dan ikut berperan dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Bersama dengan ion
natrium (Na +), ion klorida juga merupakan ion dengan konsentrasi terbesar yang keluar
melalui keringat.
c. Kalium (K)
Kalium merupakan ion yang bermuatan positif dan terdapat di dalam sel dan cairan
intraseluler.Kalium berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sumber utama adalah makanan
segar/ mentah, terutama buah, sayuran dan kacang-kacangan.

 Absorpsi & Ekskresi Kalium (K)


Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus.Sebanyak 80-90% kalium
yang dimakan diekskresi melalui urin, selebihnya dikeluarkan melalui feses dan sedikit
melalui keringat dan cairan lambung.Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal
melalui kemampuannya menyaring, mengabsorpsi kembali, dan mengeluarkan kalium di
bawah pengaruh aldosteron.Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan
ion natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam tubuh ginjal.
 Fungsi Kalium (K)
Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga keseimbangan
cairan-elektrolit dan keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca )
dan natrium (Na ), kalium akan berperan dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan
kontraksi otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga merupakan garam yang dapat
secara cepat diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium yang terdapat di dalam tubuh
akan dikeluarkan melalui urin serta keringat.
d. Kalsium (Ca)
Kalisum merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh yang berada dalam
jaringan keras yaitu tulang dan gigi.Di dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler, kalsium
berperan penting dalam mengatur fungsi sel, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot,
penggumpalan darah dan menjaga permebialitas membrane sel. Kalsium mengatur kerja
hormone dan factor pertumbuhan.Sumber kalsium terutama pada susu dan hasilnya, seperti keju.
Ikan dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik, udang,
kerang, kepiting, kacang-kacangan dan hasil olahanannya, daun singkong, daun lamtoro.

 Absorpsi Kalsium (Ca)


Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi
tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan dan menurun pada
prses menua. Kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan pada
semua golongan usia. Absorpsi kalsium terutama terjadi di bagian lebih tinggi atas usus
halus yaitu duodenum.Absorpsi pasif terjadi pada permukaan saluran cerna.Banyak
faktor mempengaruhi absorpsi kalsium. Kalsium hanya bisa diabsorpsi bila terdapat
dalam bentuk larut air dan tidak mengendap karena unsur lain, seperti oksalat. Kalsium
yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses.
 Fungsi Kalsium (Ca)
Kalsium mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh, yaitu :\
1. Pembentukan tulang dan gigi
2. Mengatur pembekuan darah
3. Katalisator reaksi-reaksi biologi
4. Kontraksi otot
e. Fosfor (P)
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh, sekitar 1 % dari berat
badan.Fosfor terdapat pada tulang dan gigi serta dalam sel yaitu otot dan cairan
ekstraseluler.Fosfor merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA.Sebagai fosfolipid,
fosfor merupakan komponen structural dinding sel. Sebagai fosfat organic, fosfor berperan
dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin
Trifosfat (ATP).
Fosfor terdapat pada semua sel mahluk hidup, terutama makanan kaya protein, seperti daging,
ayam, ikan, telur, susu dan hasilnya, kacang-kacangan serta serealia.

 Absorpsi Fosfor (P)


Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah
dihidrolisis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor yang berasal
dari air susu ibu sebanyak 65-70% fosfor berasal dari susu sapi dan 50-70% fosfor
berasal dari susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak-anak dan orang dewasa.
Fosfor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase di dalam mukosa
usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif.Absorpsi aktif dibantu oleh bentuk
aktif vitamin D. sebagian besar fosfor di dalam darah terutama terdapat sebagai fosfat
anorganik atau sebagai fosfolipida.Kdar fosfor di dalam darah diatur oleh hormon
paratiroid (PTH) yang dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan oleh hormon
kalsitonin.Kedua hormon tersebut berinteraksi dengan vitamin D untuk mengontrol
jumlah fosfor yang diserap, jumlah yang ditahan oleh ginjal, serta jumlah yang
dibebaskan dan disimpan di dalam tulang.
 Fungsi Fosfor (P)
Fosfor mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh yaitu:
1. Klasifikasi gigi dan tulang
2. Mengatur pengalihan energi
3. Absorpsi dan transportasi zat gizi
4. Bagian dari ikatan tubuh esensial
5. Pengaturan keseimbangan asam basa
f. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah kation terbanyak setelah natrium di dalam cairan
interselular.Magnesium merupakan bagian dari klorofil daun. Peranan magnesium dalam
tumbuh-tumbuhan sama dengan peranan zat besi dalam ikatan hemoglobin dalam darah manusia
yaitu untuk pernafasan. Magnesium terlibat dalam berbagai proses metabolisme.Magnesium
terdapat dalam tulang dan gigi, otot, jaringan lunak dan cairan tubuh lainnya.Sumber utama
magnesium adalah sayur hijau, serealia tumbuk, biji-bijian dn kacang-kacangan. Daging, susu
dan hasilnya serta cokelat merupakan sumber magnesium yang baik.

 Absorpsi Magnesium (Mg)


Magnesium terutama diabsorpsi di dalam usus halus, kemungkinan dengan
bantuan alat angkut aktif dan secara difusi aktif.Di dalam darah sebagian besar
magnesium terdapat dalam bentuk ion bebas, atau dalam bentuk molekul kompleks
hingga molekul kecil.Keseimbangan magnesium di dalam tubuh terjadi melalui
penyesuaian ekskresi magnesium melalui urin.
 Fungsi Magnesium (Mg)
Magnesium bertindak di dalam semua sel jaringan lunak sebagai katalisator dalam
reaksi-rekasi biologi termasuk reaksi-rekasi yang berkaitan dengan metabolisme energi,
karbohidrat, lipd, protein dan asam nukleat serta dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas
bahan gen DNA.Sebagian besar reaksi ini terjadi dalam mitokondria sel.
Di dalam cairan sel ekstraseluler magnesium berperan dalam transmisi saraf,
kontrak, atot, dan pembekuan darah.Dalam hal ini peranan magnesium berlawanan
dengan kalsium.Kalsium merangsang kontraksi otot, sedangkan magnesium
mancegah.Kalsium menyebabkan ketegangan saraf, sedangkan magnesium melemaskan
saraf.
g. Sulfur(S)
Sulfur merupakan bagian dari zat-zat gizi esensial, seperti vitamin tiamnin dan biotin
serta asam amino metionin dan sistein. Rantai samping molekul sistein yang mengandung sulfur
berkaitan satu sama lain sehingga membentuk jembatan disulfide yang berperan dalam
menstabilkan molekul protein. Sulfur terdapat dalam tulang rawan, kulit, rambut dan kuku yang
banyak mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku. Sumber sulfur adalah makanan yang
mengandung berprotein.
 Absorbsi Sulfur (S)
Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat anorganik.
Sulfur juga merupakan bagian dari enzim glutation serta berbagai koenzim dan vitamin,
termasuk koenzim A. Sebagian besar sulfur dieksresi melalui urin sebagai ion bebas.
Sulfur juga merupakan salah satu elektrolit intraseluler yang terdapat dalam plasma
berkonsentrasi rendah.
 Fungsi Sulfur (S)
Sulfur berasal dari makanan yang terikat pada asam amino yang mengandung
sulfur yang diperlukan untuk sintesis zat-zat penting. Berperan dalam reaksi oksidasi-
reduksi, bagian dari tiamin, biotin dan hormone insuline serta membantu detoksifikasi.
Sulfur juga berperan melarutkan sisa metabolisme sehingga bias dikeluarkan melalui
urin, dalam bentuk teroksidasi dan dihubungkan dengan mukopolisakarida.

2.2.2 Mineral Mikro

a. Tembaga (Cu)

Tembaga (Cu) merupakan mineral mikrokarena keberadaannya dalam tubuhsangat


sedikit namun diperlukan dalamproses fisiologis. Di alam, Cu ditemukandalam bentuk senyawa
sulfida (CuS).Walaupun dibutuhkan tubuh dalam jumlahsedikit, bila kelebihan dapat
mengganggukesehatan atau mengakibatkan keracunan.Namun bila terjadi kekurangan Cu
dalamdarah dapat menyebabkan anemia yangmerupakan gejala umum, pertumbuhanterhambat,
kerusakan tulang, depigmentasirambut dan bulu, pertumbuhan buluabnormal, dan gangguan
gastrointestinal(Davis dan Mertz 1987 dalam Clark et al. 1993).
 Absorbsi Tembaga (Cu)
Dalam plasma darah ,tembaga mula – mula diikat pada albumin dan suatu protein
baru dam dibawa kehati dimana kan mendapat proses :
1. Diinkorporasikan ke dalam seruloplasmin dan protein / enzim hati yang spesifik
2. Hilang melalui empedu ,seruloplasmin disekresi kedalam plasma disamping
kemungkinan fungsi enzimatiknya ,juga mengangkut tembaga kedalam sel seluruh tubuh
3. Sebagian kecil cu diangkut melalui transkuprein dan albumin ; rendahnya berat
molekul dari pool –cu dalam plsma mungkin tidak merupakan sumber Cu seluler yang
nyata.
 Fungsi Tembaga (Cu)
Enzim-enzim mengandung tembaga mempunyai berbagai macam peranan yang
berkaitan dengan reaksi yang menggunakan oksigen atau radikal oksigen.
1. Tembaga berpernan dalam mencegah anemia dengan cara membanu absorbs besi,
merangsang sisntesis hemoglobin , melepas simpanan besi dari feritin dalam hati dan
sebagai bagian dari enzim seruloplasmin.
2. Tembaga berperan dalam oksidasi besi bentk fero menjadi feri.
3. Tembaga berperan dalam perubahan asam amino tirosin menjadi melanin, yaitu
pigmen dan kulit.
4. Tembaga juga berperanan dalam pengikatan kolagen yang diperluka untuk menjaga
kekuatannya.

b. Besi (Fe)
Besi (Fe) merupakan mineral makrodalam kerak bumi, tetapi dalam system biologi tubuh
merupakan mineral mikro.Pada hewan, manusia, dan tanaman, Fetermasuk logam esensial,
bersifat kurangstabil, dan secara perlahan berubahmenjadi ferro (Fe II) atau ferri (Fe
III).Kandungan Fe dalam tubuh hewan bervariasi,bergantung pada status kesehatan,nutrisi, umur,
jenis kelamin, dan spesies.Besi dalam tubuh berasal daritiga sumber, yaitu hasil perusakan sel-
seldarah merah (hemolisis), dari penyimpanandi dalam tubuh, dan hasil penyerapan pada saluran
pencernaan.Dari ketiga sumber tersebut,Fe hasil hemolisis merupakan sumberutama.Bentuk-
bentuk senyawa yang adaialah senyawa heme (hemoglobin, mioglobin,enzim heme) dan
poliporfirin(tranfirin, ferritin, dan hemosiderin).Sebagianbesar Fe disimpan dalam hati, limpa,
dan sumsum tulang.
 Absorpsi Besi (Fe)
Tubuh sangat efisien dalam penggunaan besi.Sebelum diabsorpsi di lambung besi
dibebaskan dari ikatan organik, seperti protein.Sebagian besar besi dalam bentuk feri
direduksi mejadi bentuk fero. Hal ini terjadi dalam suasana asalam di lambugn dengan
adanya HCl dan vitamin C yang terdapar di dalam makanan. Absorpsi terutama terjadi di
bagian atas usus halus (duodenum) dengan bantuan alat angkut-protein khusus.
 Fungsi Besi (Fe)
Besi berperan dalam proses respirasi sel,yaitu sebagai kofaktor bagi enzim –
enzim yang terlibat didalam reaksi oksidasi reduksi. Metabolisme energy ,didalam tiap
sel ,besi bekerja sama dengan rantai protein –pengangkut- electron ,yang berperan dalam
langkah – langkah akhir metabolism energy.Sebanyak lebih dari 80 % besi yang ada
dalam tubuh berada dalam hemoglobin.

c. Kobalt (Co)
Kobalt (Co) merupakan unsur mineralesensial untuk pertumbuhan hewan, danmerupakan
bagian dari molekul vitaminB12.Konversi Co dari dalam tanah menjadivitamin B12 pada
makanan hingga dicerna hewan ruminansia kadang-kadangdisebut sebagai siklus kobalt.Ternak
ruminansia(sapi, domba, dan kambing) memakanhijauan pakan, di mana tanamanmenyerap
kobalt dari dalam tanah danbakteri-bakteri yang ada di dalam lambung(rumen) menggunakan
kobalt dalam penyusunanvitamin B12.Hewan menyerapvitamin B12 dan mendistribusikannya
keseluruh jaringan tubuh (Davis dan MertzdalamDarmono 1995).Semuabangsa hewan
membutuhkan vitaminsehingga secara tidak langsung memerlukan kobalt.
d. Iodium (I)
Iodium (I) diperlukan tubuh untukmembentuk tiroksin, suatu hormon dalamkelenjar
tiroid.Tiroksin merupakan hormone utama yang dikeluarkan oleh kelenjartiroid.Setiap molekul
tiroksin mengandungempat atom iodin (Darmono 1995).Sebagian besar iodin diserap melalui
usushalus, dan sebagian kecil langsung masukke dalam saluran darah melalui
dindinglambung.Sebagian iodin masuk ke dalamkelenjar tiroid, yang kadarnya 25 kali
lebihtinggi dibanding yang ada dalam darah.Namun bila jumlah yangsedikit ini tidak terdapat
dalam bahanpakan maka ternak akan kekurangan iodin.Lebih dari setengah iodin dalam tubuh
terdapatpada kelenjar perisai (tiroid). Meskipunsebagian besar iodin tubuh terdapatdalam
kelenjar tiroid, iodin juga ditemukandalam kelenjar ludah, lambung, usus halus,kulit, rambut,
kelenjar susu, plasenta, dan ovarium.
 Absorpsi Iodium (I)
Iodium dengan mudah diabsorpsi dalam bentuk iodida.Ekskresi dilakukan melalui
ginjal, jumlahnya berkaitan dengan konsumsi.Di dalam darah, iodium terdapat dalam
bentuk bebas dan terikat protein.Manusia dewasa sehat mengandung 15-20 mg iodium,
70-80% di antaranya berada dalam kelenjar tiroid.Penangkapan iodida oleh kelenjar
tiroid dilakukan untuk memelihara transpor aktif yang dinamakan pompa iodium.
Mekanisme ini diatur oleh hormon yang merangsang tiroid dan hormon Tirotrofin yang
dikeluarkan oleh hipotalamus .
 Fungsi Iodium (I)
Iodium merupakan bagian integral dari kedua macam hormon tiroksin
triiodotironin (T3) dan tertaiodotironin (T4).Fungsi utama hormon-hormon ini adalah
mengatur pertumbuhan dan perkembangan.

d. Seng (Zn)
Seng (Zn) ditemukan hampir dalamseluruh jaringan hewan.Seng lebihbanyak
terakumulasi dalam tulangdibanding dalam hati yang merupakanorgan utama penyimpan mineral
mikro.Jumlah terbanyak terdapat dalam jaringanepidermal (kulit, rambut, dan bulu), dansedikit
dalam tulang, otot, darah, dan enzim(Richards 1989dalam Brown et al.2004).Seng merupakan
komponen pentingdalam enzim, seperti karbonik-anhidrasedalam sel darah merah serta
karboksipeptidase dan dehidrogenase dalam hati.
 Absorpsi & Metabolisme Seng
Absorpsi dan metabolisme seng menyerupai dan metabolisme besi.Absorpsi
memebutuhkan alat angkut dan terjadi di bagian atas usus halus (duodenum).Seng
diangkut oleh albumin dan transferin masuk ke aliran darah dan dibawa ke hati.Kelebihan
seng disimpan di dalam hati dalam bentuk metalotionein. Lainnya dibawa ke pankreas
dan jaringan tubuh lain. Di dalam pankreas seng digunakan untuk membuat enzim
pencernaan, yang pada waktu makan dikeluarkan ke dalam saluran cerna.
 Fungsi Seng
Seng memegang peranan penting yaitu sebagai bagian integral enzim DNA
polimerase dan RNA polimerase yang diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA.Sebagai
bagian dari enzim kolagenase, seng berperan pula dalam sintesis dan degradasi
kolagen.Dengan demikian, seng berperan dalam pembentukan kulit, metabolisme jaringan
ikat dan penyembuhan luka.
Seng juga berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan
pembentukan sperma. Seng juga berperan dalam fungsi kekebalan, yaitu adalam fungsi sel T
dan dalam pembentukan antibodi oleh sel
2.3 Interaksi Mineral

a) Interaksi Mineral dengan Mineral

Mineral yang mempunyai berat molekul dan jumlah muatan (valensi) yang sama
bersaing satu sama lain untuk diabsorpsi, dengan demikian dalam ketersediaan
biologinya. Contohnya magnesium, kalsium, besi, dan tembaga yang mempunyai
valensi +2. Kalsium yang dimakan terlalu banyak akan menghambat absorpsi besi.
Demikian pula kebanyakan makan seng akan menghambat absorpsi tembaga.
b) Interaksi Vitamin dengan Mineral
Vitamin C meningkatkan absorpsi besi bila dimakan pada waktu.Vitamin D
kalsiterol meningkatkan absorpsi kalsium.Banyak vitamin membutuhkan mineral untuk
melakukan peranannya dalam metabolisme.Misalnya, koenzim tiamin membutuhkan
magnesium untuk berfungsi secara efisien.
c) Interaksi Serat dengan Mineral
Ketersediaan biologi mineral banyak dipengaruhi oleh bahan-bahan nonmineral di
dalam makanan.Asam fitat dalam serat kacang-kacangan dan serelia serta asam oksalat
dalam bayam mengikat mineral-mineral tertentu sehingga tidak dapat
diabsorpsi.Makanan tinggi serat (lebih dari 35 gram sehari) menghambat absorpsi
kalsium, zat besi, seng, dan magnesium.

2.4 Faktor Mineral

Mineral merupakan salah satu kebutuhan yang sangat dipbutuhan yang sangat diperlukan
bagi tubuh. Namun adakalanya mineral dapat rusak dikarenakan beberapa hal. Adapun faktor
yang mempengaruhi adalah:

a) Suhu
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh
makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai
zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar, semua
senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida
(CO2 ), hidrogen menjadi uap air, dan nitrogen menjadi uap nitrogen (N2 ). Sebagian
besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik
sederhana, serta akan terjadi penggabungan antarindividu atau dengan oksigen sehingga
terbentuk garam anorganik (Davis dan Mertz 1987).

b) Kadar pada Tubuh

Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak
atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan
nonesensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses
fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-
unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan
mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam
tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan
umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral nonesensial
adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan
kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak
organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan. Di samping mengakibatkan keracunan,
logam juga dapat menyebabkan penyakit defisiensi (McDonald et al. 1988; Spears
1999; Inoue et al. 2002).

.
III. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2008. Beberapa unsur mineral esensial mikro dalam system biologi dan metode
analisisnya. Jurnal litbang pertanian.27 (3).99-106.

Brown, J.X., P.D. Buckest, and M.W. Resnick. 2004. Identification of small molecule inhibitors
that distinguish between nontransferrin bound iron uptake and tranferrinmediated iron
transport. Chem. Biol. 11: 407-416.
Clark, T.W., Z. Xin, R.W. Hemken, and R.J. Harmon. 1993. A comparing copper sulphate and
copper oxide as copper sources for the mature ruminant J. Dairy Sci. 76 (Suppl. 1): 318
(Abstr.).
Indrasari, S. D. 2006. Kandungan Mineral Padi Varietas Unggul dan Kaitannya dengan
Kesehatan. Iptek Tanaman. (1) : 88-102.
McDonald, P., R.A. Edwards, and J.F.D. Greenhalgh.1988. Animal Nutrition. John Willey and
Sons Inc., New York. p. 96-105.
Surbakti, Sabar. 2010. Asupan bahan makanan dan gizi bagi atlet renang. Jurnal Ilmu Keolahragaan.
8 (2) : 108-123.

Anda mungkin juga menyukai