Anda di halaman 1dari 4

3.

Takzir

a.Pengertian Takzir dan Pemberlakuannya

Secara etimologi takzir berarti menolak dan mencegah.Tim penyusun kamus Al-
mu’jam Al-wasith,medetinifikasikan takzir sebagai pengajaran yang tidak sampai pada
ketentuan had syar’i seperti pengajaran terhadap seseorang yang mencaci maki pihak
lain,tetapi bukan tuduhan berzina.

Berbeda dengan qisas dan hudud,bentuk sanksi takir tidak disebutkan secara tegas di
dalam Al-Qur’an dan Hadis.Untuk menentukan jenis dan ukurunnya menjadi wewenang
hakim atau penguasa setempat.Tentu dalam memutuskan suatu jenis dan ukuran sanksi
takzir ini harus tetap memperhatikan nash keagamaan secara teliti,baik,dan mendalam
sebab hal ini menyangkut kemaslahatan umum.

b.Tujuan Sanksi Takzir

Takzir berlaku atas semua orang.Setiap orang yang sehat akalnya,apabila melakukan
kejahatan,baik laki-laki maupun perempuan,dewasa maupun anak-anak,kafir maupun
muslim,dihukum takzir sebagai pendidikan bagi nya.

Setiap muslim atau kafir yang mengganggu pihak lain dengan alsan yang
tidakdibenarkan,baik dengan perbuatan maupun ucpan,maupun isyarat,perlukan
dikenakansanksi takzir agar tidak mengulangi perbuatannya.Berikut ini beberapa tujuan
pemberlakuan hukum takzir:

1.preventif;mencegah orang lain agar tidak melakukan jarimah

2.represif;membuat pelaku jera sehingga tidak mengulangi

3kuratif;membawa perbaikan sikap bagi pelaku

4.edukatif;memberikan pengajaran dan pendidikan sehingga diharapkan dapat


memperbaiki pola hidup pelaku

c.Macam-Macam Takzir

Berdasarkan hak yang dilanggar,ada dua macam jarimah takzir.Berikut ini


penjelsannya.

1.Jarimah takzir yang menyinggung hak Allah.

Artinya,semua perbuatan yang berkaitan dengankepentingan dan kemaslahatn


umum.Mislanya,membuat kerusakan dimuka bumi ini,penimbunan bahan bahan pokok,dan
penyelundupan.

2.Jarimah takzir yang menyinggung hak individu


Artinya,setiap perbuatan yang mengakibatkan kerugian kepada orang tertentu,bukan orang
banyak.Misalnya pencemaran nama baik,pemfitnahan,penghinaan,pemukulan,danpenipuan

d.Kompetensi Pemerlakuan Takzir

Pihak yang berhak memberikan hukuman takzir kepada pelanggar hukum takzir
kepada pelanggar hukum syar’i,selain penguasa ata hakim adalah orang tua untuk mendidik
anak nya,suami untuk mendidik istrinya,atau guru untuk mendidik murid nya.Namun,selain
penguasa atau hakim,terikat jaminan keselamatan terhukum.Artinya,mereka tidak boleh
mengaaikan keselamatan jiwa dalam menetapkan sanksi takzir.

Maksud pemberlakuan takzir adalah agar pelaku mau menghentian perbuatan


kejahatannya dan agar hukum Allah tidak dilanggar.Pelaksanaan takzir bagi penguasa atau
hakim sama dengan pelaksanaan hukum hudud.Adapun orang tua terhadap anak nya,suami
terhadap istri nya,guru terhadap muridnya,hanya sebatas hukum takzir,tidak sampai kepada
hukum hudud.

e.Macam-Macam Sanksi Takzir

1.Sanksi takzi yang berkaitan dengan badan

Dalam sanksi ini ada dua jenis hukuman,hukuman mati dan hukuman
cambuk.berikut uraiannya.

a).hukuman mati

Mazhab hanafi membolehkan sanksi takzir hukuman mati dengan syarat perbuatan
itu dilakukan ber ulang kali dan membawa kemaslahatan bagi masyarakat.Contoh nya
pencurian yang berulang-ulang

Mazhab maliki dan sebagian besar ulama hanabilah juga membolehkan hukuman
mati sebagai sanksi takzir tertinggi.Contoh ya bagi orang yang melakukan kerusakan dimuka
bumi ini.

Ulama yang membolehkan hukuman mati sebagaiisanksi takzir mengemukakan alsan


sebagai berikut

1.Hukuman mati dapat dijatuhkan kepada pembuat kekacauan sebagai takzir,seperti


pemabuk tapi bukan sebagai hudud.Hal ini karena dalam perspektif hudud,hukuman
pemabuk hanya dicambuk sebanyak 40 kali atau 80 kali.

2.Orang yang melakukan kerusakan bumi,apabila tidak ada jalan lain kecuali hukuman
mati,ya harus di hukum mati
3.Ada hadis yang menunjukkan adanya hukuman mati,yaiu

Artinya:”Barangsiapa keluar ingin memecah persatuan dari kekuasaan seseorang berilah ia


hukuman mati”(HR.Muslim dan Buraidah)

Dari kedua pendapat diatas yang lebih kuat adalah pendapat yang membolehkan
hukuman mati sebagai hukuman takzir tertinggi,meskipun dalam pelaksanaannya da
persyaratan yg benar.Syarat-syarat nya adalah:

1.apabila pelaku adalah residivis yang hukuman hukuman sebelum nyatidak memberi
dampak apa-apa baginya

2.harus betul-betul dipertimbangkan dampak kemaslahata masyarakat serta pencegahan


kerusakan yang menyebar di muka bumi

b).Hukuman Cambuk

Hukuman ini juga efektf dalam memberikan efek jera bagi pelakju jarimah
takzir.Jumlah cambukan dalam jarimah hudud zina dan penuduhan zina telah di jelaskan
dalam nash agam.Namun dalam jarimah takzir,penguasa atau hakim di berikan wewenang
untukmenetapkan jumlah cambukan yang disesuaikan dengan bentuk jarimah,kondisi
pelaku,dan efek bagi masyarakat.

Hukuman cambuk dikatakan efektif karena memiliki bebrapa keistimewaan sebagai berikut.

1.hukuman cambuk memberikan efek jera dan memiliki daya represif karena dapat diraskan
langsung oleh fisik

2.penerapan ukuman cambuk sangat praktis dan tidak membutuhkan dana yang besar

3.hukuman cambuk bersifat pribadi sehingga tidak sampai menelantarkan keluarga


terhukum

Adapun mengenai jumlah cambukan maksimal dalam jarimah takzir.ulama berpendapat

1.meneurutmazhab hanafi,tidak boleh melampaui batas hkuman had

2.abu hanifah berpendapat bahwa jumlah cambukan dalam jarimah takzir tdak boleh lebih
dari 39 kali

3.bu yusuf berpendapat jumlah cambukan dalam jarimah takzir tidak boleh lebih dari 79
kali.

4ulama malikiyah berpendapatbahwa sanksi takzir boleh melebihi had selama mengandung
maslahat
Mengenai pelaksanaan hukuman cambuk,ulama menyebutkan bahwa cambuk yang
digunakan berukuran sedang tidak kering dan tidak basah.

Adapun sifat hukuman cambuk dalam jarimah takzir adalah untuk memberikan
pelaaran dan tidak boleh menimbulkan cacat.Apabila terhukum adalah laki-laki,maka
bajunya dibuka,sedangkan terhukum adalah perempuan,bajunya tidak boleh dibuka
baju

Rasulullah melarang mencambuk wajah,kepala,dan kemaluan.Karena takzir bertujuan untuk


memberikan pelajaran bukan untuk membuat cacat

Anda mungkin juga menyukai