Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

“TAHAN NAPAS dan TEKANAN PERNAPASAN”


BLOK RESPIRASI

Disusun oleh:
B-4
Anggota:
Muhammad Siswo Prabowo 1102016140
Nabilla Sindi Aulia 1102016148
Redita Kurnia Vidyasari 1102016183
Rivan Trisatrio 1102014230
Salsabila Nur Amira 1102016198
Sharfina Anisa Eka Putri 1102016204
Tifany Lazuardian Amiga 1102016216
Tuti Ulfah Zakkiyah 1102015242
Vania Rahmalia 1102016219

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2018/2019

1
DAFTAR ISI
TAHAN NAPAS ......................................................................................................................................... 3
DASAR TEORI ....................................................................................................................................... 3
TUJUAN ............................................................................................................................................... 4
ALAT .................................................................................................................................................... 4
TATA KERJA ......................................................................................................................................... 4
HASIL PRAKTIKUM............................................................................................................................... 6
KESIMPULAN ....................................................................................................................................... 6
TEKANAN PERNAPASAN.......................................................................................................................... 7
DASAR TEORI ....................................................................................................................................... 7
TATA KERJA ......................................................................................................................................... 8
HASIL PRAKTIKUM............................................................................................................................... 9
KESIMPULAN ....................................................................................................................................... 9

2
1. TAHAN NAPAS
DASAR TEORI

Fungsi utama respirasi adalah memperoleh O2 untuk digunakan oleh sel tubuh
dan untuk mengeluarkan CO2 yang diproduksi oleh sel. Sebagian besar orang
berpikir bahwa respirasi sebagai proses menghirup dan mengeluarkan udara.
Namun dalam fisiologi respirasi memilik arti yang jauh lebih luas. Respirasi
mencakup dua proses yang terpisah :
 Respirasi internal
 Respirasi eksternal
Respirasi internal atau respirasi sel adalah merujuk kepada proses-proses
metabolic intrasel yang dilakukan di dalam mitokondria, yang menggunakan O2
dan menghasilkan CO2 selagi mengambil energi dari nutrien. Respirasi eksternal
merujuk kepada seluruh rangkaian kejadian dalam pertukaran O2 dan CO2 antara
lingkungan eksternal dan sel tubuh.
(Sherwood,2013)
Proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner :
1. Ventilasi pulmoner, gerakan pernapasan yang menukar udara dalam
alveoli dengan
udara luar.
2. Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung O2 masuk ke seluruh
tubuh, CO2
dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru.
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian rupa dengan jumlah yang
tepat yang
bisa dicapai untuk semua bagian.
4. Difusi gas yang menembus membrane alveoli berdifusi daripada O2.
Proses pertukaran O2 dan CO2, konsentrasi dalam darah mempengaruhi
dan merangsang pusat pernapasan terdapat dalam otak untuk memperbesar
kecepatan dalam pernapasan sehingga terjadi pengambilan O2 dan
pengeluaran CO2 lebih banyak.
(Sherwood,2016)

Pengaturan Tahan Napas

Pernafasan dapat sengaja dihambat untuk beberapa saat, titik saat pernafasan
tidak dapat dihambat lagi secara volunteer disebut titik lepas. Lepasnya kendali
volunteer ini disebabkan oleh peningkatan Pco2 dan penurunan Po2 darah arteri.
Setelah glomus karotikus seseorang
diangkat maka kemampuan menahan napas akan lebih lama.bernafas dengan
100% oksigensebelum menahan napas akan menaikkan Po2 alveolus awal

3
sehingga titik lepas dapat ditunda.Hal yang serupa timbul bila kita melakukan
hiperventilasi dengan udara biasa karena
CO 2 dihembuskan keluar dan Pco2 darah arteri pada awalnya akan diturunkan.
Reflex atau factor mekanik agak mempengaruhi titik lepas karena pada subjek
yang menahan napas selama mungkin kemudian bernapas dengan campuran
udara berkadar O2 rendah dan CO2 tinggi, masih dapat menahan nafas kembali
selama 20 detik atau lebih.

TUJUAN
Pada akhir latihan ini mahasisiwa harus dapat :
1. Menetapkan tercapainya breaking point seseorang pada waktu menahan
napas pada berbagai kondisi pernapasan.
2. Menerangkan perbedan lamanya menahan napas pada kondisi pernapasan
yang
berbeda-beda.
3. Mengukur tekanan pernapsan dengan manometer air raksa dan
manometer air.

ALAT
1. Stopwatch
2. Beberapa kantong plastik :
 yang kosong
 yang berisi O2
 yang berisi CO2
3. Sfigmomanometer dan stetoskop
4. Alat analisis gas Fyrite : untuk CO2
5. Manometer air raksa + botol perangkap
6. Manometer air

TATA KERJA
1. TAHAN NAPAS
Tetapkanlah lamanya op dapat menehan napas (dalam detik) dengan cara
menghentikan pernapasan dan menutup mulut dan hidungnya sendiri sehingga
tercapai breaking point pada
berbagai kondisi pernapasan seperti tercantum dalam daftar dibawah ini.
(berilah istirahat 5 menit antara 2 percobaan).

1.Pada akhir inspirasi biasa


P-IV.1.1 Apa yang dimaksud dengan breaking point ?

4
Jawaban: Breaking point adalah kemampuan seseorang untuk menahan napas
sampai ia tidak kuat lagi untuk menahannya. Saat breaking point
tekanan CO2 meningkat sedangkan tekanan O2 menurun.

P-IV.1.2 Faktor-faktor apa yang menyebabakan terjadinya breaking point ?


Jawaban: Faktor tekanan O2 dan tekanan dari CO2, aktivitas fisik, inspirasi
dan ekspirasi, umur, dan gender.
2. Pada akhir ekspirasi biasa.
3. Pada akhir inspirasi tunggal kuat.
4. Pada akhir ekspirasi tunggal kuat.
5. Pada akhir inspirasi tunggal kuat setelah o.p. bernapas cepat dan dalam selama
1 menit.
6. Pada akhir inspirasi tunggal kuat dari kantong plastik yang berisi O2.
7. Pada akhir inspirasi tunggal kuat setelah o.p. bernapas cepat dan dalam selama
3 menit dengan 3 kali pernapasan yang terakhir dari kantong plastic berisi O2.
8. Pada akhir inspirasi yang kuat dari kanton plastic berisi CO2 10%.
9. Pada akhir inspirasi tunggal kuat segera sesudah berlari ditempat selama 2
menit.
10.Setelah breaking point pada percobaan no.9 tercapai, biarkanlah op bernapas
lagi
selama 40 detik, kemudian tentukanlah berkali-kali menahan napas sesudah
inspirasi
tunggal kuat dengan diselingi bernapas selama 40 detik sampai op bernapas lagi
dengan tenang seperti sebelum berlari.

P-IV.1.3 Bagaimana perubahan perubahan PO2 dan PCO2 dalam udara


alveoli dan darah pada waktu kerja otot dan dalam keadaan
hiperventilasi?
Jawaban: Pada keadaan normal pO2 dalam keadaan tinggi dan pCO2 dalam
keadaan rendah. Saat terjadi aktivitas atau kerja otot menyebabkan
pO2 tetap namun pCO2 meningkat karena O2 digunakan untuk
menghasilkan ATP atau energi. Sebagai kompensasi dalam tubuh,
maka tubuh mengalami hiperventilasi untuk menyeimbangkan
kedua tekanan tersebut.

5
HASIL PRAKTIKUM

Nama o.p. : Salsabila Nur Amira


Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 19 tahun
Berat Badan : 46 kg
Tinggi Badan : 161 cm

𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
Rumus IMT :
𝑇𝐵 (𝑚)2

46
IMT : (1,6)2 = 17,9
NO PERLAKUAN WAKTU
1. Pada akhir inspirasi biasa. 44 detik
2. Pada akhir ekspirasi biasa. 33 detik
3. Pada akhir inspirasi tunggal kuat. 24 detik
4. Pada akhir ekspirasi tunggal kuat. 30 detik
5. Pada akhir inspirasi tunggal kuat setelah o.p. 1 menit 2 detik
bernapas cepat dan dalam selama 1 menit.
6. Pada akhir inspirasi tunggal kuat dari kantong 1 menit
plastik yang berisi O2.
7. Pada akhir inspirasi tunggal kuat setelah o.p. 1 menit 14 detik
bernapas cepat dan dalam selama 3 menit
dengan 3 kali pernapasan yang terakhir dari
kantong plastic berisi O2.
8. Pada akhir inspirasi yang kuat dari kanton 38 detik
plastic berisi CO2 10%.
9. Pada akhir inspirasi tunggal kuat segera 21 detik
sesudah berlari ditempat selama 2 menit.
10. Setelah breaking point pada percobaan no.9 -40 detik pertama : 33
tercapai, biarkanlah op bernapas lagi selama 40 detik
detik, kemudian tentukanlah berkali-kali -40 detik kedua : 32
menahan napas sesudah inspirasitunggal kuat detik
dengan diselingi bernapas selama 40 detik -40 detik ketiga : 34
sampai op bernapas lagi dengan tenang seperti detik
sebelum berlari. -40 detik keempat: 46
detik
KESIMPULAN
Breaking point terjadi saat kondisi pCO2 meningkat dan pO2 menurun. Hal ini
terjadi karena penekanan pada pusat respirasi. Pada saat melakukan aktivitas
fisik, O2 dibutuhkan untuk menghasilkan energi sehingga pCO2 meningkat pada

6
paru-paru lalu tubuh mengompensasi dengan melakukan hiperventilasi. Sama
halnya saat o.p menghirup O2 waktu breaking point memanjang karena pO2
meningkat tetapi saat menghirup CO2 10% waktu memendek akibat peningkatan
dari pCO2.

2. TEKANAN PERNAPASAN
DASAR TEORI

Respirasi dalam pengertian sebenarnya adalah pertukaran gas, dimana O2 yang


dibutuhkan untuk metabolisme sel masuk ke dalam tubuh dan CO 2 yang
dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru. Agar
terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha kerja
pernapasan.

Pengendalian dan pengaturan pernapasan dilakukan oleh sistem persyarafan,


mekanisme kimia, dan mekanisme non kimia. Sistem syaraf secara normal
mengatur kecepatan ventilasi alveolus hampir sama dengan permintaan tubuh,
sehingga tekanan O2 darah arteri (PO2) dan tekanan CO2 (PCO2) hampir tidak
berubah bahkan selama latihan sedang sampai berat dan kebanyakan stress
pernapasan lainnya

Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan
oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh.
Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbondioksida ke lingkungan.

Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :


1. Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah
dan udara.
2. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke
sel-sel tubuh.

Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara


dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada
- Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
- Tulang rusuk terangkat ke atas
- Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil
sehingga udara masukke dalam badan.

7
2. Respirasi / Pernapasan Perut
- Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
- Diafragma datar
- Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada
dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.

Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan
tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-
lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput
alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan
dengan besar kecil tekanan udara.

Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan
19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40
milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam
tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan
4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan
menuju paru-paru dengan bantuan darah.

Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :


1. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2
2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
3. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
4. Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2

TATA KERJA
A. Pengukuran tekanan pernafasan normal
1. Suruh OP bernafas biasa selama 1-2 menit
2. Dengan tetap bernafas melalui hidung, hubungkan pipa
kacamanometer air dengan mulut OP sehingga permukaan air dalam
manometer naik turun mengikuti ekspirasi dan inspirasi
3. Catatlah besar tekanan inspirasi dan ekspirasi normal OP
B. Tekanan pernafasan maksimal
1. Hubungkan pipa kaca manometer air raksa dengan mulut OP melalui
botol perangkap.
2. Suruhlah OP melakukan inspirasi dan ekspirasi sekuat-kuatnya
beberapa kali sambil menutup hidung. Permukaan air raksa dalam

8
manometer akan naik turun mengikuti inspirasi dan ekspirasi.
Catatlah besar tekanan inspirasi dan ekspirasi maksimal OP.
P IV.1.4. Apakah fungsi botol perangkap pada percobaan ini?
Untuk menjaga OP agar air raksa tidak tertelan pada saat inspirasi
kuat.

HASIL PRAKTIKUM

OP: Sharfina
IMT: 27,68
Perlakuan Inspirasi Ekspirasi
Bernapas Biasa / 200 mmH2O 400 mmH2O
normal (manometer
air)
Bernapas Maksimal 10 mmHg 20 mmHg
(manometer air raksa)

OP: Siswo
IMT: 22,83
Perlakuan Inspirasi Ekspirasi
Bernapas Biasa / 600 mmH2O 1000 mmH2O
normal (manometer
air)
Bernapas Maksimal 20 mmHg 35 mmHg
(manometer air raksa)

OP: Rivan
IMT: 30,14
Perlakuan Inspirasi Ekspirasi
Bernapas Biasa / 900 mmH2O 500 mmH2O
normal (manometer
air)
Bernapas Maksimal 50 mmHg 50 mmHg
(manometer air raksa)

KESIMPULAN
Tekanan pada orang percobaan rata-rata lebih besar saat ekspirasi. Namun pada
teorinya tekanan saat inspirasi lebih besar

Anda mungkin juga menyukai