Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Metode : Metode yang digunakan yaitu pendekatan studi kasus pada klien dengan
Meningioma yang sudah dilakukan Craniotomy.
Hasil : Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam pada pasien post op
dengan melakukan pendekatan dan di setiap pemberian asuhan adalah teratasi
sebagian.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Web of Causation ............................................................................... 2
BAB 2 LAPORAN KASUS KELOLAAN .................................................... 3
A. Pengkajian .......................................................................................... 3
B. Diagnose Keperawatan..................................................................... 12
C. Intervensi Keperawatan .................................................................... 14
D. Implementasi .................................................................................... 16
E. Evaluasi ............................................................................................ 19
BAB 3 PEMBAHASAN .............................................................................. 21
A. Analisa Kasus ................................................................................... 21
B. Analisa Intervensi Keperawatan ...................................................... 22
BAB 4 PENUTUP ....................................................................................... 23
A. Kesimpulan ...................................................................................... 23
B. Saran ................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ovarium mempunyai fungsi dan peranan yang penting sebagai
organ reproduksi khususnya bagi wanita , namun dalam fungsi dan
peranannya terdapat masalah yang patut untuk diperhatikan. Masalah
tersebut adalah kista ovarium, potensinya dapat menyerang kaum wanita
pada umumnya. Namun pada hegemoni sekarang ini kaum wanita kurang
atau bahkan tidak memperhatikan hal-hal yang berkaitan sehingga resiko
timbul kista ovarium menjadi tinggi. Demikian juga etiologi dari kista
ovarium juga sangat erat dengan aktifitas sehari-hari menjadi faktor
pendukung kerentanan individu terkena kista ovarium. (zakiah-
fkp11.web.unair.ac.id/artikel_detail-115145-Kep. Reproduksi-Asuhan
Keperawatan Kista Ovarium.html), diakses tanggal 1desember 2015.
Resiko yang paling ditakuti dari Kista Ovarium yaitu mengalami
degenerasi keganasan, disamping itu bisa mengalami torsi atau terpuntir
sehingga menimbulkan nyeri akut, perdarahan atau infeksi. Sehingga Kista
Ovarium memerlukan penanganan yang profesional dan multi disiplin.
(http://www.republika. co.id/cetak_detail.online), diakses tanggal 1
Desember 2015)
Angka kejadian tertinggi ditemukan pada negara maju, dengan
rata-rata 10 per 100.000, kecuali di Jepang (6,4 per 100.000). Insiden di
Amerika Selatan (7,7 per 100.000) relatif tinggi bila dibandingkan dengan
angka kejadian di Asia dan Afrika (WHO, 2010). Asia angka kejadian
Kista Ovarium semakin tinggi pada tahun 2010 sebanyak 60.113 penderita
yang meninggal 21.004 orang dan masih menderita sebanyak 39.109
(http://juwitamrm. blogspot.com/2012/12/kti_27.html), diakses tanggal 30
Agustus 2015). Di indonesia 25-50% kematian wanita usia subur
disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan
1
2
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah:
bagaimana asuhan keperawatan pada pasien kista ovarium ?
D. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien kista
ovarium
2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu :
a. Menyusun pengkajian asuhan keperawatan pada pasien kista
ovarium
b. Merumuskan diagnosa asuhan keperawatan pada pasien kista
ovarium
4
A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian: 9 September 2019
Waktu : 19.30 WIB
Ruang : Rajawali 4A
Tanggal masuk : 2 September 2019
Jam : 11.00
a. Biodata
1. Identitas klien
Nama Klien : Ny. S
Umur : 58 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Serabutan
Alamat : Grobogan
No. Rekam Medis : C770069
Diagnosa Medis : Neoplasma Ovarium Solid (NOS)
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 67 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Nyurungan
Hubungan dengan klien : Kakak Kandung ke 3
5
6
b. Keluhan Utama
Ny.S mengeluh merasa perutnya membesar seperti kembung dan nyeri.
c. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Keperawatan Sekarang
Sejak awal bulan Juli 2019 lalu Ny.S mengeluhkan perutnya terasa
kembung, mengeras dan sakit untuk mengatasi keluhan klien tersebut
klien memeriksakan dirinya ke RSUD Purwodadi. Disini klien dirawat
selama 13 hari dan pada tanggal 12 Agustus 2019 klien dirujuk ke RSI
Sultan Agung Semarang. Dari RSI Sultan Agung klien dirujuk ke
RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tanggal 26 Agustus 2019, melalui
daftar online di poli kandungan dan kebidanan. Klien ke RSDK pada
tanggal 2 September 2019 dan langsung di rawat inap karena Hb Klien
rendah yaitu 4. Selama di RSDK klien melakukan pemeriksaan rontgent
thoraks dan melakukan tes hematologi yang menunjukkan adanya
massa di uterus klien. Saat pengkajian klien sudah melakukan
pemeriksaan USG dan menunggu hasil dan tindakan yang akan datang,
tidak terpasang selang infus. TD : 130/90 mmHg; HR 86x/m; T 36,5oC;
RR 20 x/m. P : nyeri karena ada massa; Q : nyeri dirasakan seperti
ditekan; R : perut regio bawah; S : skala 5; T : hilang timbul.
b. Riwayat Keperawatan Dahulu
Ny.S mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit serupa, memiliki
riwayat penyakit Diabetes Melitus, tidak memiliki penyakit kelainan
jantung maupun Hipertensi.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari orang tua Ny.S mempunyai penyakit genetik Diabetes Melitus.
Klien tidak memiliki penyakit keturunan .lain seperti hipertensi dan
jantung.
7
d. Genogram :
Keterangan :
:Pasien
e. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
- Kesadaran : Composmentis
- GCS : E4V5M6 (total : 15)
- TTV :
TD : 130/90 mmHg
HR : 86x/m
T : 36,5oC
RR : 20 x/m
b. Rambut : rambut Ny. S tampak sedikit beruban dan lembab.
c. Kepala : pada kepala Ny.S tidak terdapat luka maupun
massa.
8
d. Telinga
- Daun telinga : simetris antara kanan dan kiri.
- Fungsi pendengaran : tidak ada gangguan pendengaran
yang dialami klien.
- Lubang Telinga : lubang telinga tengah bersih tidak
ada penumpukan serumen yang terlalu banyak, tidak ada
radang telinga.
e. Mata
Mata simetris kanan kiri, terjadi penurunan fungsi
penglihatan (mata tua), tidak juling, kelopak mata tidak ada
lingkaran hitam.
- Konjungtiva : anemis.
- Sclera : tidak icteric.
- Pupil : normal berbentuk bulat.
f. Hidung
Hidung simetris, tidak ada massa (tonjolan) dalam hidung,
tidak ada penumpukan kotoran atau sekret yang bersarang dalam
lubang hidung klien dan tidak ada pernafasan cuping hidung.
g. Mulut
- Gigi : bersih, tidak ada karies gigi, gigi belum ada yang
tanggal.
- Mulut : bersih, berwana sedikit pucat, tidak berbau, bibir
berwarna sedikit pucat dan lembab.
h. Paru-paru
- Inspeksi : pergerakan dada sewaktu inspirasi dan
ekspirasi sama, iramanya sama, tidak ada cuping hidung,
tidak terjadi cyanosis di perifer, kadang-kadang klien batuk
produktif dengan sedikit sputum.
9
l. Ekstremitas
A. Ekstermitas Atas
1. Inspeksi : tidak terdapat luka pada tangan klien, tidak
terpasang infus.
2. Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
3. Motorik : tangan kanan dan kiri klien normal dapat
digerakkan, kekuatan otot 5
4. Sensorik : Klien dapat merasakan nyeri sentuhan,
temperatur
B. Ekstermitas Bawah
1. Inspeksi : kaki kanan dan kiri klien tidak terdapat
luka
2. Palpasi : tidak ada nyeri, akral hangat, turgor
kembali kurang dari 2 detik
3. Motorik : kaki kanan dan kiri klien dapat digerakkan
dengan kekuatan otot 5.
4. Sensorik : klien dapat merasakan nyeri sentuhan,
temperature.
5 5
5 5
Klien mampu menggerakan seluruh ekstremitasnya dengan
kekuatan otot penuh.
f. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL GORDON
a. Pola Persepsi Kesehatan
Klien tidak tahu tentang kondisinya klien terkini karena klien
mengatakan tidak pernah sakit sampai mondok di RS. Klien
mengatakan pasrah kepada Tuhan atas kondisinya saat ini. Klien dapat
menceritakan dengan runtut perjalanan penyakitnya.
11
Clinical Sign
Kesadaran klien composmentis, sedikit lemah dan lemas,
conjungtiva palpebral anemis.
Dietary History
Selama di rawat, klien diberikan menu diit lunak dan diberi
minuman tambahan seperti teh, susu, dan jus. Klien mengalami
gangguan pada saat makan yaitu mual.
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
BAB BAK
Warna Kuning kecoklatan Kuning khas
Konsistensi Lembek -
Bau Khas Khas
Frekuensi 1x/3 hari 5-6 x/hari
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Selama sakit :
BAB BAK
Warna Kuning kecoklatan Kuning khas
Konsistensi Sedikit keras -
Bau Khas Khas
Frekuensi 2x/minggu 8 x/minggu
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Toileting 10 Ambulasi 5
Menaiki tangga 10 Transfer kursi-tempat 15
tidur
Skor total 100 (MANDIRI)
Criteria skor :
Ketergantungan total (0-24)
Ketergantungan berat (25-49)
Ketergantungan sedang (50-74)
Ketergantungan ringan (75-90)
Ketergantungan mandiri (91-100)
B. DIAGNOSE KEPERAWATAN
TGL/ TANGGAL
NO DATA FOKUS MASALAH TTD
JAM TERATASI
1. 9-9-19 DS : Nyeri b.d agen
20.30 Klien mengatakan sakit cidera biologis
pada perutnya dan merasa
kembung
P : nyeri karena ada massa
Q : nyeri dirasakan seperti
ditekan
R : perut regio bawah
S : skala 5
T : hilang timbul
DO:
TD : 130/90 mmHg
HR : 86x/m
RR : 20 x/m
2. 9-9-19 DS: Ketidakseimbangan
20.30 Klien mengatakan sering nutrisi : kurang dari
mual dan kadang muntah kebutuhan b.d
saat makan. faktor biologis
DO:
- TD : 130/90 mmHg
HR 86 x/m.
- IMT : 17 (Kurus)
- Hb : 10,7 g/dL
- Ht : 31.5 %
- Trombosit : 522 103/
uL
16
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tanggal Tujuan Intervensi Ttd
keperawatan
1 9-9-19 Nyeri b.d Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian
tindakan selama 3x24 nyeri secara
21.00 agen cidera
jam pasien dapat komprehensif termasuk
biologis lokasi, karakteristik,
memenuhi kebutuhan
durasi, frekuensi,
perawatan diri dengan kualitas dan faktor
kriteria hasil : presipitasi
Pain Level, 2. Observasi reaksi
Pain control, nonverbal dari
Comfort level ketidaknyamanan
Kriteria Hasil : 3. Gunakan teknik
- Mampu mengontrol komunikasi terapeutik
nyeri (tahu penyebab untuk mengetahui
nyeri, mampu pengalaman nyeri pasien
menggunakan teknik 4. Kaji kultur yang
nonfarmakologi untuk mempengaruhi respon
mengurangi nyeri, nyeri
mencari bantuan) 5. Evaluasi pengalaman
- Melaporkan bahwa nyeri masa lampau
nyeri berkurang dengan 6. Evaluasi bersama pasien
menggunakan dan tim kesehatan lain
manajemen nyeri tentang ketidakefektifan
- Mampu mengenali kontrol nyeri masa
nyeri (skala, intensitas, lampau
frekuensi dan tanda 7. Bantu pasien dan
nyeri) keluarga untuk mencari
- Menyatakan rasa dan menemukan
nyaman setelah nyeri dukungan
berkurang 8. Pilih dan lakukan
- Tanda vital dalam penanganan nyeri
rentang normal (farmakologi, non
(dewasa tua/lansia farmakologi dan inter
muda) : personal)
TD : 150/80-90 mmHg 9. Ajarkan tentang teknik
T : 36oC - 36,9 oC non farmakologi
17
D. IMPLEMENTASI
Kode TINDAKAN
NO. TGL/JAM RESPON PASIEN TTD
Diagnosa KEPERAWATAN
1. Mengkaji nyeri DS :
2. Mengobservasi reaksi
- P : massa NOS (agen
nonverbal dari
ketidaknyamanan biologis); Q : nyeri
3. Mengkaji kultur yang
dirasakan seperti
mempengaruhi respon nyeri
4. Mengevaluasi pengalaman ditekan; R : perut
nyeri masa lampau
regio bawah; S : skala
5; T : hilang timbul.
- Klien mengatakan
11-9-19
1. 1 sebelumnya belum
21.00
pernah merasakan
sakit seperti ini.
DO :
- Klien tampak sesekali
meringis menahan
sakitnya.
- TD : 130/70 mmHg
- HR : 86 x/m
19
A. ANALISA KASUS
Ny.S usia 48 tahun status sudah menikah didiagnosis Meningioma
sejak Juli 2018. Awalnya sejak 1 tahun yang lalu Ny.S mengeluhkan sakit
kepala, untuk mengatasi sakit kepala tersebut klien hanya membeli obat di
warung (Bodrex dan Paramex). Namun hanya hilang sementara waktu
hingga sakitnya kambuh dengan tidak tertahankan. Keluarga membawa
klien ke praktek klinik dokter di dekat rumahnya dan mendapatkan obat
pereda nyeri serta suplemen vitamin. Setelah itu sakit kepala klien kambuh
lagi dan sejak bulan Mei 2019 klien mengeluhkan sakit gigi, namun tidak
diperiksakan. Sejak bulan Mei tersebut klien mulai mengeluh ekstremitas
lemah dan pandangan menjadi kabur. Sehingga klien mendapatkan rujukan
dari Klinik Dokter tersebut untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut di
RSUP Dr. Kariadi Semarang. Klien melakukan pemeriksaan CT-Scan,
rontgent thoraks dan melakukan tes hematologi yang menunjukkan adanya
massa di dalam selaput meningen klien. Saat pengakajian klien sudah
melakukan operasi Craniotomy H+4, terpasang selang drain di kepalanya
dan terpasang DC.
Pengkajian dilakukan pada tanggal 19 Agustus 2019 dengan hasil
TD : 119/71 mmHg; HR 71x/m; T 36,7oC; RR 21 x/m. Saat ditanya
keluhan pasien, klien mengatakan rasanya berat di kepalanya dan bertanya
ada apa di kepalanya.
Tumor meninges (Meningioma) merupakan tumor yang berasal
dari meningen, sel-sel mesotel, dan sel-sel jaringan penyambung araknoid
dan dura. Sebagian besar tumor bersifat jinak dan tidak menginfiltrasi
jaringan sekitarnya, tetapi agak menekan struktur yang berada
dibawahnya. Pertumbuhan tumor ini lambat sehingga gejala kurang
diperhatikan dan dapat menyebabkan diagnosis yang salah (Price &
27
28
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang sudah dipaparkan penulis
mengenai diagnose cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang penyakit. Implementasi yang dilakukan yaitu menggunakan
komunikasi terapeutik dalam proses pemberian asuhan, dan penjelasan dalam
pemberian informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis dalam
proses pemberian asuhan keperawatan. Manajemen kecemasan secara
farmakologis yaitu dengan memberikan obat psikoterapi. Obat yang
digunakan dalam kasus ini yaitu obat Chlorpromazine p.o 25 mg/8 jam.
B. SARAN
Diharapkan tindakan pemberian obat psikoterapi diberikan dengan
memperhatikan prinsip 6 benar dan dalam pemberian penjelasan tentang
informasi pastikan klien dan keluarga sudah paham.
29