Anda di halaman 1dari 4

1.

Belanja Operasi Terhadap Total Belanja

Menurut Mahmudi (2007: 150) analisis belanja operasi tarhadap total belanja

merupakan perbandingan antara total belanja operasi dengan total belanja daerah.

Rasio ini menginformasikan kepada pembaca laporan mengenai porsi belanja daerah

yang dialokasikan untuk belanja operasi. Belanja operasi merupakan belanja yang

manfaatnya habis dikonsumsi dalam satu tahun anggaran, sehingga belanja operasi ini

sifatnya jangka pendek dan dalam hal tertentu sifatnya rutin atau berulang

(recurrent). Pada umumnya proporsi belanja operasi mendominasi total belanja

daerah, yaitu anatara 60% - 90%. Pemerintah daerah dengan tingkat pendapatan

tinggi cenderung memiliki porsi belanja operasi yang lebih tinggi dibandingkan

pemerintah daerah yang tingkat pendapatannya rendah. Rasio belanja operasi

terhadap total belanja dirumuskan sebagai berikut:

Realisasi Belanja Operasi


Rasio Belanja Operasi Terhadap Total Belanja =
Total Belanja Daerah

2. Belanja Modal Terhadap Total Belanja

Menurut Mahmudi (2007: 150-151) analisis belanja modal terhadap total belanja

merupakan perbandingan antara total realisasi belanja modal dengan total belanja

daerah. Berdasarkan rasio ini, pembaca laporan dapat mengetahui porsi belanja modal

pada tahun anggaran bersangkutan. Berbeda dengan belanja operasi yang bersifat

jangka pendek dan rutin, pengeluaran belanja modal yang dilakukan saat ini akan

memberikan manfaat jangka menengah dan panjang. Pada umumnya proporsi belanja
modal terhadap total belanja daerah adalah antara 5% - 20%. Rasio belanja ini

dirumuskan sebagai berikut:

Realisasi Belanja Modal


Rasio Belanja Modal Terhadap Total Belanja =
Total Belanja Daerah

3. DSCR (Debt Service Coverage Ratio)

Menurut Halim (2007: 238) DSCR merupakan perbandingan antara penjumlahan

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Bagian Daerah dari Pajak Bumi dan Bangunan, Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), penerimaan sumber daya alam

dan bagian daerah lainnya serta Dana Alokasi Umum setalah dikurangi Belanja Wajib

(BW), dengan penjumlahan angsuran pokok, bunga dan biaya pinjaman lainnya yang

jatuh tempo. DSCR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

(PAD + BD + DAU) − BW
DSCR =
Total (pokok angsuran + bunga + biaya pinjaman)

Keterangan:

PAD = Pendapatan Asli Daerah

BD = Bagian Daerah

DAU = Dana Alokasi Umum


BW = Belanja Wajib

Jika DSCR lebih dari atau sama dengan 2,5 berarti pemerintah daerah dapat

melakukan pinjaman. Sebaliknya, jika DSCR kurang dari 2,5 maka pemerintah

daerah tidak dapat melakukan pinjaman lagi.

A. ALAT ANALISIS DATA

Menurut Nazir (1988: 63) metode deskriptif merupakan suatu metode dalam

meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem

pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian

deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

antarfenomena yang diselidiki.


DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta

Halim, Abdul. 2001. Akuntansi Sektor Publik-Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta:

Salemba Empat.

Nadeak, Rusliana. 2003. Analisis Rasio Keuangan Pada APBD untuk Menilai

Kinerja Pemerintah Daerah. Skripsi. Jurusan akuntansi, FE, Universitas Sanata

Dharma

ejournal.unp.ac.id analisis kemandirian dan efektivitas keuangan daerah

Nazir 1988. contoh metode penelitian

www.dppkad.bantulkab.go.id Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Bantul 2014

Mahmudi. 2007. Analisis Laporan Keuangan Daerah, Yogyakarta: UPP STIM

YKPN.

Anda mungkin juga menyukai