Oleh :
Kelompok 2
A.A Gede Alit Pramana Putra (1707532052)
Ni Luh Putu Diah Kesumawati (1707532060)
Ni Putu Ayu Utariyani (1707532063)
Ni Luh Putri Berlianawati (1707532066)
Ni Komang Delayanti (1707532060)
Dosen Pembimbing :
Dr. Drs. Nengah Punia, Msi
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas berkat dam
rahmat-Nya lah kami diberi kesehatan dan kesempatan dalam menyelesaikan paper sosiologi
politik ini.
Paper ini penting karena dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang Sosiologi
dan Politik khususnya tentang Pengaruh Faktor Demografi dan Geografi dalam Politik. Oleh
karena itu di harapkan agar orang yang membacanya dapat memahami dan menjadi bahan untuk
dipelajari. Kemudian tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing mata
kuliah Sosiologi Politik yaitu Dr. Drs. Nengah Punia, Msi karena bimbingan dari beliaulah kami
dapat menyelesaikan paper ini dengan sedemikian rupa. Akhir kata kami berharap agar makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
ii
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 31
LAMPIRAN
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
4
(perilaku) terhadap pemilihan umum. Serta dikaji pula Geographic Electoral dan
pengorganisasian spasial dalam suatu daerah pemilihan serta penyimpangan Pemilu,
akibat kesalahan sistem organisasi ruang, sehingga penduduk di suatu wilayah tidak
memiliki wakil di parlemen (Jai Singh Yadav, 1996: 9).
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Demografi sebagai salah satu disiplin ilmu telah berkembang sejak 3 abad yang lalu. John
Graunt, seorang pedagang pakaian yang hidup pada abad ke 17 di London, dianggap sebagai
Bapak Demografi. Ia melakukan analisis data kelahiran dan kematian, dan dari hasil analisisnya
dikemukakannya batasan-batasan umum tentang kematian (mortality), kelahiran (fertility),
migrasi, dan perkawinan dalam hubungannya dengan proses penduduk.
Dalam sejarah perkembangan demografi timbul masalah mengenai pembagian cabang ilmu
ini. Methorst dan Sirks membedakan masalah penduduk menjadi dua, yaitu yang bersifat
kuantitatif (demografi) dan kualitatif yang membahas masalah penduduk dari segi genetis dan
biologis.
Pure Demography (Demografi Murni) atau juga disebut demografi formal menghasilkan
teknik-teknik untuk menghitung data kependudukan. Dengan teknik-teknik tersebut dapat
diperoleh perkiraan keadaan penduduk di masa depan atau di masa lampau.
Data demografi, pengukuran, teknik-teknik, dan model-model adalah alat yang penting,
tetapi mereka hanya sebagian dari gambaran analitik. Jadi determinan-determinan dan
konsekuensi-konsekuansi pertambahan penduduk harus dianalisis pula. Dengan mengenal proses
sosial di mana terjadi perubahan penduduk diharapkan para ahli demografi lebih mengerti
dinamikanya penduduk.
6
2.2 Faktor – Faktor Demografi
Variabel utama demografi adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap perubahan komposisi
penduduk seperti umur, jumlah, sebaran dan jenis kelamin.
7
keguguran tidak termasuk dalam pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian (naik
turunnya) di tiap daerah tidaklah sama, tergantung pada berbagai macam faktor keadaan.
Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat
kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu wilayah.Pengaruh Mortalitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian dibagi menjadi dua yaitu:
a. Faktor langsung (faktor dari dalam)
1) Umur
2) Jenis kelamin
3) Penyakit
4) Kecelakaan, kekerasan, bunuh diri
b. Faktor tidak langsung (faktor dari luar)
1) Tekanan, baik psikis maupun fisik,
2) Kedudukan dalam perkawinan
3) Kedudukan sosial-ekonomi,
4) Tingkat pendidikan,
5) Pekerjaan,
6) Beban anak yang dilahirkan,
7) Tempat tinggal dan lingkungan,
8) Tingkat pencemaran lingkungan,
9) Fasilitas kesehatan dan kemampuan mencegah penyakit,Politik dan bencana
alam.
2.2.3 Migrasi (perpindahan)
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat
yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan
perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi
internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu
negara saja. Adapun pengertian lain Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu
tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan
tujuan untuk menetap.
Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antar negara. Berdasarkan
hal tersebut, migrasi dapat dibagi atas dua golongan yaitu :
8
a. Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara
lainnya. Migrasi internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :
1) Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan
tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran.
2) Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang
yang melakukan emigrasi disebut emigran.
3) Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya.
b. Migrasi Nasional, yaitu perpindahan penduduk dari daerah ke daerah lain pada
Negara tersebut. dibagi menjadi empat , yaitu :
1) Urbanisasi => Dari Desa ke Kota
2) Transmigrasi => Dari Pulau ke Pulau
3) Ruralisasi => Dari Kota ke Desa
4) Evakuasi => Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman
Geopolitik berasal dari kata geo (kata Yunani, geo = bumi) dan politik (esensi politik
kekuatan), geopolitik berarti kekuatan yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
letak bumi sebagai wilayah hidup dalam menentukan alternatif kebijaksanaan untuk
mewujudkan suatu tujuan.
Geopolitik adalah politik yang tidak lepas dari pengaruh letak dan kondisi geografis bumi
yang menjadi wilayah hidup. Politik dalam ketatanegaraan berdasarkan tiga hal, yaitu
bagaimana menyatukan bangsa dan nusanya, bagaimana cara berpemerintahan dengan
bangsa yang majemuk, dan bagaimana menyejahterakan bangsa dan rakyatnya. Tiga hal ini
atas dasar tiga hal pokok pikiran dalam Pembukan UUD 1945, sebagai fundamen politik
negara.
Politik ketatanegaraan yang mendasarkan pengaruh geografis bumi maka yang penting
adalah manusia yang hidup di atas bumi itulah berperan sebagai penentu terhadap bumi
tempatnya berada, sehingga geopolitik adalah ilmu tentang pengaruh faktor-faktor geografis
terhadap ketatanegaraan.
Frederich Ratzel (1844-1904). Perintis aliran geopolitik ialah Frederich Ratzel, yang
menyatakan dalam bukunya “Political Geography” (1897) bahwa negara merupakan
9
organism yang hidup dan supaya dapat hidup subur dan kuat maka memerlukan ruangan
untuk hidup, dalam bahasa Jerman disebut Lebensraum. Negara-negara besar, kata Ratzel
mempunyai semangat ekspansi, militerisme, dan optimisme.
Rudolp Kjellen (1864-1922). Geopolitik sebagai suatu istilah adalah singkatan dari
Geographical Politic, yang dicetuskan oleh seorang sarjana ilmu politik Swedia bernama
Rudolp Kjellen pada 1900, dalam rangka mengemukakan suatu system politik yang
menyeluruh, meliputi demopolitik, ekonomopolitik, sosiopolitik, kratopolitik, termasuk juga
geopolitik. Kjellen melanjutkan ajaran Ratzel tentang teori organisme. Kjellen menegaskan
bahwa negara adalah suatu organism yang dianggap sebagai “prinsip dasar”.
Karl Haushofer (1869-1946). Geopolitik kemudian berubah artinya setelah dipopulerkan
oleh Karl Haushofer seorang perwira tentara di kota Munchen, dengan mengarah ke
ekspansionisme dan resialisme. Hal ini dapat dilihat dari rumusan Karl Haushofer :
“Geopolitik adalah landasan ilmiah bagi tindakan politik dalam perjuangan demi
kelangsungan hidup suatu organisasi negara untuk memperoleh ruang hidupnya
(lebensraum)”. Konsep geopolitik yang dikembangkan oleh Karl Haushofer mencakup
seluruh system politik pandangan Kjellen.
Ajaran Pancasila. Konsep Karl Haushofer tidak dapat diterima oleh bangsa Indonesia,
karena sangat bertentangan dengan filsafat hidup bangsa Indonesia. Sesuai dengan ajaran
Pancasila, bangsa Indonesia merumuskan geopolitik sebagai berikut : Geopolitik adalah
pengetahuan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan konstelasi geografis suatu
negara dengan memanfaatkan keuntungan letak geografis tersebut untuk kepentingan
penyelenggaraan pemerintahan nasional dan penentuan-penentuan kebijaksanaan secara
ilmiah berdasrkan realita yang ada dengan cita-cita bangsa.
10
variabel penting demografi politik. Pertama, jumlah penduduk. Setiap wilayah dengan
jumlah penduduk besar tentu memiliki jumlah pemilih yang besar pula. Kedua, struktur atau
komposisi penduduk. . Komposisi penduduk bisa diamati dari segi jender, golongan umur,
ekonomi, dan pendidikan. Kementerian Dalam Negeri (2012) melaporkan, 49,13 persen
penduduk Indonesia adalah perempuan. Artinya, perempuan adalah konsumen politik
potensial. Dari segi golongan umur yang paling potensial adalah pemilih muda dan pemula.
Penduduk berusia 45 tahun ke bawah mencapai 60 persen dari populasi. Penduduk dari segi
ekonomi terpilah jadi golongan atas dan menengah ke bawah. Penduduk miskin, hingga
Maret 2013, tercatat 28,07 juta jiwa atau 11,37 persen. Penduduk kelas menengah
diperkirakan mencapai 55 persen (Bank Dunia, 2012). Selanjutnya dari aspek pendidikan,
BPS (2012) melaporkan rata-rata pendidikan penduduk Indonesia adalah lulusan SMP atau
sederajat. Ketiga, distribusi penduduk. Distribusi wilayah dapat dipahami dalam desa-kota.
Jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan mencapai 54 persen (LGFE-UI, 2012).
Distribusi sosial dapat diamati melalui keberadaan komunitas, baik komunitas sosial,
ekonomi, budaya, maupun ideologi dan agama.
Jumlah penduduk di suatu negara juga menentukan stabilisasi politik pemerintahan.
Pengaruh politik terhadap gerakan manusia dan kebijakan publik yang berdampak pada,
ukuran, komposisi,dan distribusi. sebaliknya Pemahaman dan sikap orang dari pemerintah
juga berpengaruh terhadap isu penduduk. Dalam kaitan ini demografi juga mempelajari
tentang isu-isu penduduk, masyarakat dan pemerintah.
Misalkan pada Hal kuota Kursi DPR-RI di Pusat Jakarta. Penetuan juga di atas dasarkan
pada jumlah penduduk yang dimiliki di setiap Provinsi. Dapil untuk pemilihan DPR-RI
mendapatkan alokasi antara 3-12 kursi (UU Nomor 12/2003 Bab V pasal 46 ayat2) semakin
bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya dinamika masyarakat maka muncul
suatu tuntutan perubahan Undang-Undang tentang Pemilu agarsesuai dengan semangat
jaman dan demokrasi. Adanya perubahan penyelenggaraan Pemilu ke arah yang lebih baik
harus menjamin keberlangsungan sistem politik agarsesuai dengan prinsip-prinsip
demokrasi. Perubahan jumlah penduduk pada peristiwa ini juga akan merubah regulasi
tentang Undang-Undang Pemilu tentang jatah Kursi DPR-RI.
Geopolitik adalah politik yang tidak lepas dari pengaruh letak dan kondisi geografis bumi
yang menjadi wilayah hidup. Politik dalam ketatanegaraan berdasarkan tiga hal, yaitu
11
bagaimana menyatukan bangsa dan nusanya, bagaimana cara berpemerintahan dengan
bangsa yang majemuk, dan bagaimana menyejahterakan bangsa dan rakyatnya. Politik
ketatanegaraan yang mendasarkan pengaruh geografis bumi maka yang penting adalah
manusia yang hidup di atas bumi itulah berperan sebagai penentu terhadap bumi tempatnya
berada, sehingga geopolitik adalah ilmu tentang pengaruh faktor-faktor geografis terhadap
ketatanegaraan.
12
BAB 3
PENUTUP
3.1
13
http://fekool.blogspot.com/2016/02/pengertian-dan-definisi-demografi.html
https://www.academia.edu/7482731/ARTI_DAN_TUJUAN_DEMOGRAFI
https://www.academia.edu/31466461/MAKALAH_DEMOGRAFI
http://politikdemokrasi.blogspot.com/2011/04/demografi_14.html
http://www.politik.lipi.go.id/kolom/kolom-2/politik-nasional/798-sekilas-tentang-politik-
demografi
http://mayamaranatha.blogspot.com/2013/04/demografi-kependudukan-dan-
kajiannya.html
14