Anda di halaman 1dari 3

Pengalaman Bergaul dan Berinteraksi Selama KKN- PPM dengan Rekan-Rekan

Mahasiswa di Nagari Silago, Kecamatan IX Koto, Dharmasraya.

Kuliah Kerja Nyata yang kerap kali disingkat dengan istilah KKN. KKN adalah salah
satu mata kuliah wajib yang dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa yang bertujuan untuk
mengembangkan potensi ilmu pengetahuannya yang kurang lebih 3 tahun telah didapatkannya di
bangku kuliah sesuai dengan jurusan masing-masing. KKN adalah sebuah program pengabdian
bersama yang dilakukan dosen dan mahasiswa tingkat akhir sesuai dengan Tri Dharma
perguruan tinggi ketiga, yaitu pengabdian masyarakat. Secara hukum, aturan tentang pengabdian
kepada masyarakat oleh perguruan tinggi memiliki dasar kuat karena telah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi dan PP Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.

Ada banyak cerita yang dialami oleh mahasiswa - mahasiswi kala menjalani masa Kuliah
Kerja Nyata (KKN). Inilah momen untuk berbagi cerita, pengalaman, kelucuan, bahkan pesan
untuk pemerintah setempat. Selamat menikmati kisah-kisah kami, mahasiswa – mahasiswi KKN-
PPM Tematik Revolusi Mental Universitas Andalas di nagari yang tak akan pernah kami
lupakan, yaitu Nagari Silago yang terletak di Kecamatan IX Koto, Kabupaten Dharmasraya,
Sumatera Barat.

Ketika melihat pengumuman mengenai penempatan KKN Mahasiswa – mahasiswi


Universitas Andalas seketika langsung membayangkan jauh kedepan kira-kira seperti apa masa-
masa KKN yang akan Aku lewati nantinya. Melihat kata “Nagari Silago” di pengumuman
tersebut secara langsung terlintas di benak untuk mengetahui dimanakah lokasi Nagari Silago
tersebut. Melihat Aplikasi Map menunjukkan waktu yang ditempuh adalah 7 jam, ternyata
tempat KKN yang Aku dapatkan sangatlah jauh sekali. Sebelum menuju tempat lokasi KKN,
Aku selalu membayangkan masa-masa KKN ku, apakah akan sama seperti cerita-cerita kakak-
kakak yang pernah Aku tanyakan pengalamannya tahun lalu. Aku membayangkan bahwa selama
40 hari akan berada di tempat yang susah sinyal dan sangat terpencil, dan ternyata pemikiran ku
selama ini sangatlah salah besar. Aku bersyukur karena ditempatkan di Nagari Silago. Nagari
yang memiliki Penduduk yang sangat ramah dan tempat yang Asri. Nagari ini sedikit Terpencil
karena medan yang ditempuh untuk menuju Nagari ini sedikit sulit, tetapi Nagari ini tidaklah
Nagari yang terisolir. Ada pepatah yang mengatakan “Semakin jauh tempat KKN Mu, maka
akan semakin terasa KKN mu”, dan itu yang Aku rasakan selama ber-KKN di Nagari Silago.

Silagoers, itu adalah panggilan untuk kami yang ber-KKN di nagari Silago. Kelompok
KKN kami terdiri dari 28orang anggota, diantaranya 11 orang anggota Laki-Laki dan 17 orang
anggota Perempuan dan tentunya dari berbagai macam Fakultas dan Prodi Jurusan yang berbeda.
Mulanya bagi saya dan yang lainnya tidak mudah rasanya untuk menyatukan pemikiran dengan
keadaan 28 kepala yang berbeda disatukan dalam satu wadah yaitu Kuliah Kerja Nyata dan sama
sekali belum pernah saling mengenal satu sama lain.

Selama melaksanakan KKN dengan waktu kurang lebih 39 Hari di Nagari Silago, begitu
banyak hal baru yang saya pelajari dan saya dapati, mulai dari pengalaman mengajar,
keterbukaan kepada setiap anggota KKN, serta kebersaaan antar anggota KKN. Penduduk
Nagari Silago yang begitu hangat menerima kami dengan senyum ramahnya menganggap kami
anak-anaknya sendiri, antusiasnya anak-anak ketika bertemu kami dan selalu menemani kami
setiap hari yang membuat kami begitu berat untuk meninggalkan mereka. Kepolosan anak-anak
yang begitu antusias ketika kami berkunjung ke sekolah mereka untuk menjalankan proker kami
masing-masing, menjadikan hal tersebut sebagai suntikan semangat ketika kami mulai merasa
lelah dengan banyaknya program kegiatan yang harus kami laksanakan.

“KKN itu tentang menyatukan hati. Menyatukan hati yang hanya terfokus kepada diri
sendiri bertemu dengan hati lain yang belum pernah berkenalan sebelumnya, kemudian
berkenalan sampai akhirnya saling menyayangi. Menyatukan kepribadian yang saling bertolak
belakang sehingga melebur menjadi satu kepribadian saling memahami. Menyatukan berbagai isi
kepala yang berbeda menjadi satu hasil pemikiran bersama dalam satu tujuan. Menyatukan Aku,
Kamu dan Mereka menjadi Kita dan melukis kenangan indah bersama yang penuh perjuangan,
emosi, canda tawa, dan tangisan dalam singkatnya waktu 39 hari yang kita lalui bersama.”
(Monica Uli Natasia N., Fakultas Hukum Universitas Andalas 2016).

Anda mungkin juga menyukai