Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

REMBESAN

(PERMEABILITY)

1.1 PENDAHULUAN

Permeabilitas didefinisikan sebagai sifat bahan berpori yang memungkinkan aliran


rembesan dari cairan yang berupa air atau minyak mengalir lewat rongga porinya. Pori-pori
tanah saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga air dapat mengalir dari
titik yang mempunyai tinggi energi lebih tinggi ke titik yang mempunyai tinggi energi lebih
rendah. Untuk tanah, permeabilitas dilukiskan sebagai sifat tanah yang menyatakan atau
menggambarkan bagaimana air mengalir melalui tanah.

Di dalam tanah, aliran dapat bersifat laminer atau turbulen. Tahanan terhadap aliran
tergantung pada jenis tanah, ukuran butiran tanah, bentuk butiran tanah, rapat massa, serta
bentuk geometri rongga porinya. Selanjutnya temperarur juga sangat mempengaruhi tahanan
alirannya (kekentalan dan tegangan permukaan).

Walaupun secara teoritis, semua jenis tanah lebih atau kurang mempunyai rongga pori,
dalam praktekn ya istilah mudah meloloskan air (permeable) ditujukan untuk tanah yang
memang benar-benar mempunyai sifat meloloskan air. Sebaliknya, tanah disebut kedap air
(impermeable), bila tanah tersebut mempunyai kemampuan meloloskan air yang sangat kecil.

Menurut Darcy (1856), kecepatan air (v) yang mengalir dalam tanah jenuh adalah :
V = k . I (1)
Banyaknya air yang mengalir melalui penampang tanah dengan luasan (A) dalam
satuan waktu (debit) adalah :
Q= y.A (2)
Dimana :
V = kecepatan aliran
K = koofisien rembesan (permeabilitas)
I = gradient hidraulik
A = luas penampang tanah
Q = jumlah air yang mengalir dalam tanah (kuantitas) air per satuan waktu
Sehingga apabila dihubungkan dengan gradien hidrolik persamaan 2 akan menjadi:
q= k.i.A = k.∆h/L.A = k.h1- h2/L.L
q= k.i.A
Koefisien rembesan, k (coefficient of permeability) mempunyai satuan
yang sama seperti kecepatan (v). Istilah koefisien rembesan sebagian besar
digunakan oleh para ahli teknik tanah (geoteknik), para ahli geologi
menyebutnya sebagai konduktifitas hidrolik (hydraulic conductivity). Bilamana
satuan BS digunakan koefisien rembesan dinyatakan dalam (ft/menit) atau
(ft/hari) dan total volume dalam (ft3), sedangkan jika satuan SI, koefisien
rembesan dinyatakan dalam (cm/detik) dan total volume dalam (cm3).
Koefisien rembesan tanah adalah tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
kekentalan cairan, distribusi ukuran pori, distribusi ukuran butir, angka pori,
kekasaran permukaan butiran tanah dan derajat kejenuhan tanah. Pada tanah
berlempung, struktur tanah memegang peranan penting dalam menentukan
koefisien rembesan. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi sifat rembesan tanah
lempung adalah konsentrasi ion dan ketebalan lapisan air yang menempel pada
butiran lempung.
Harga koefisien rembesan (k) untuk tiap-tiap tanah adalah berbeda-beda,
beberapa harga koefisien rembesan diberikan dalam Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Harga-harga koefisien rembesan (k) pada umumnya.

k
Jenis tanah (cm/det) (ft/mnt)
Kerikil bersih 1,0 – 100 2,0 – 200
Pasir kasar 1,0 – 0,01 2,0 – 0,02
Pasir halus 0,01 – 0,001 0,02 – 0,002
Lanau 0,001 – 0,00001 0,002 – 0,00002
Lempung < 0,000001 < 0,000002
Sumber : Braja. M Das, Mekanika Tanah

1.2 Menentukan Koefisien Permeabilitas.

Koefisien permeabilitas dapat ditentukan dengan metode sebagai berikut :

a. Penentuan Koefisien Rembesan di Laboratorium.


i. Uji Permeabilitas Tinggi Konstan (constant head permeability test).
ii. Uji Permeabilitas Tinggi Jatuh (falling head permeability
a. Penentuan Koefisien Rembesan di Laboratorium.

Ada 2 (dua) macam uji standar di laboratorium yang digunakan untuk menentukan
harga koefisien rembesan suatu tanah, yaitu : uji tinggi konstan (constant head
permeability test) dan uji tinggi jatuh (falling head permeability test).

i. Uji Permeabilitas Tinggi Konstan (constant head permeability test).

Susunan alat untuk uji tinggi konstan ditunjukkan dalam Gambar 1.3. Pada tipe
percobaan ini, pemberian air dalam saluran pipa-masuk (inlet) dijaga sedemikian rupa
hingga perbedaan tinggi air di dalam pipa-masuk dan pipa-keluar (outlet) selalu
konstan selama percobaan. Setelah kecepatan aliran air yang melalui contoh tanah
menjadi konstan, air dikumpulkan dalam gelas ukur selama suatu waktu yang
diketahui. Volume total dari air yang dikumpulkan tersebut dapat dinyatakan sebagai
berikut :
Q= A.v.t =A.(ki).t (3)

dimana :

Q = volume air yang dikumpulkan

A = luas penampang melintang contoh tanah

t = waktu yang digunakan untuk mengumpulkan air

atau:

i= h/L (4)

dimana :

L= panjang contoh tanah

Masukkan persamaan 4 kedalam persamaan 3 :

Q= A.(k.h/L).t atau k= Q.l/A.h.t


Uji tinggi konstan (constant head permeability test) adalah lebih cocok untuk tanah
berbutir dengan koefisien rembesan yang cukup besar.

q
Meluap

L Luas A
Ditampung

Contoh G elas ukur


tanah

Gambar 1.3 Uji rembesan dengan cara tinggi konstan.

. Constant Head umumnya lebih sering digunakan pada tanah cohesionless daripada Variable
Head karena instrumen yang lebih sederhana.

PERALATAN :

Mould Permeability

Gelas ukur

Penggaris
Jangka sorong

Stopwatch

Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram

Alat Constant Head Test

Tamper

BAHAN BAHAN :

Air

PROSEDUR PENGUJIAN :

Percobaan yang dilakukan adalah Constant Head Test, pertama-tama mengalirkan air
melalui selang, naik ke reservoir di atas kemudian masuk ke mould permeability.

Mengeluarkan udara yang berada pada alat permeability hingga benar-benar tidak ada
lagi udara yang tersisa di dalam. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuka sedikit baut
untuk mengeluarkan gelembung udara.

Mengusahakan untuk menstabilkan tinggi air yang berada di reservoir dan jaga agar tidak
terjadi gelombang.

Mengukur tinggi muka air dan reservoir ke mould (h).

Memperhatikan air yang keluar dari mould hingga tidak terjadi perubahan (konstan).

Setelah konstan, menampung air limpahan tersebut ke dalam gelas ukur sambil mencatat
waktu menggunakan stopwatch.

Mengukur volume yang tertampung selama waktu yang ditentukan tersebut (V).

Mengulangi percobaan tersebut untuk sampel 2 dan 3, kemudian melakukan perhitungan


nilai permeabilitas rata-rata dari ketiga sampel tersebut.
PELAPORAN :

Q(cc) L(cm) h(cm) t1(detik) t2(detik) t3(detik)

250 15 25 17 16 16,8

LAMPIRAN:

Anda mungkin juga menyukai