BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh:
TAUFIQUR RAHMAN KETUA 716221093 2016
FAISOL GUNAWAN ANGGOTA 716221086 2016
INNAYATUL ESZA UTAMI ANGGOTA 718212491 2018
UNIVERSITAS WIRARAJA
SUMENEP
2018
i
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN
1. Judul Kegiatan : Melestarikan Buadaya Ojung
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................12
LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................13
iii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian kearifan lokal
Hal senada juga diungkapkan oleh Alfian (2013: 428) Kearifan lokal
diartikan sebagai pandangan hidup dan pengetahuan serta sebagai strategi
kehidupan yang berwujud aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam
memenuhi kebutuhan mereka.Berdasarkan pendapat Alfian itu dapat diartikan
bahwa kearifan lokal merupakan adat dan kebiasan yang telah mentradisi
dilakukan oleh sekelompok masyarakat secara turun temurun yang hingga saat
ini masih dipertahankan keberadaannya oleh masyarakat hukum adat tertentu di
daerah tertentu. Berdasarkan pengertian di atas dapat diartikan bahwa
localwisdom (kearifan lokal) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat
local yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan
diikuti oleh anggota masyarakatnya.
membuktikan dengan jelas bahwa belum adanya kekuatan hukum yang kuat yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia tentang kebudayaannya. Sehingga akan
menyebabkan kemudahan bagi bangsa lain untuk mengambil dan mengakuinya.
Bukan hanya itu saja, kemajuan teknologi informasi pada masa sekarang
ini telah cepatnya merubah kebudayaan Indonesia menjadi kian merosot. Sehingga
menimbulkan berbagai opini yang tidak jelas, yang nantinya akan melahirkan
sebuah kebingungan di tengah-tengah berbagai perubahan yang berlangsung
begitu rumitnya dan membuat pusing bagi masyarakatnya sendiri.
Dan yang lebih memprihatinkan lagi, banyak kesenian dan bahasa
Nusantara yang dianggap sebagai ekspresi dari bangsa Indonesia akan terancam
mati. Sejumlah warisan budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang sendiri
telah hilang entah kemana. Padahal warisan budaya tersebut memiliki nilai tinggi
dalam membantu keterpurukan bangsa Indonesia pada jaman sekarang.
Sungguh ironis memang apabila ditelaah lebih jauh lagi. Akan tetapi, kita
tidak hanya mengeluh dan menonton saja. Sebagai warga negara yang baik, mesti
mampu menerapkan dan memberikan contoh kepada anak cucu nantinya, agar
kebudayaan yang telah diwariskan secara turun temurun akan tetap ada dan
senantiasa menjadi salah satu harta berharga milik bangsa Indonesia yang tidak
akan pernah punah.
Globalisasi juga memberikan dampak bagi kebudayaan Indonesia, Arus
globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya
bangsa Indonesia.Derasnya arusinformasi dan telekomunikasi ternyata
menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-
nilaipelestarian budaya. Perkembangan 3T
(Transportasi,Telekomunikasi,danTeknologi) mengakibatkan berkurangnya
keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri.
Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan
berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Bahkan bila kita tinjau
Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, dua puluh tahun yang lalu, anak-anak
remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading
(alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan,
remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya yang meriah.
Namun saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-
kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat
disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII). Padahal
kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut,bila dikelola dengan baik selain dapat
menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik
pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi
masyarakat sekitarnya.
Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian
bahasa Indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa).
Sudah lazim di Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak,
Ibu, Pak, Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai
pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada kecenderungan di kalangan anak muda
yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan
kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering dengar anak muda
menggunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa inggris seperti
OK, No problem dan Yes’, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun yang
6
sering kita dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan
sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan fashion. Gaya
berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan
telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja
putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan
bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan
majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan ke dalam sinetron-sinetron
Indonesia.
Derasnya arus informasi yang juga ditandai dengan hadirnya internet turut
serta menyumbang bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah
menjadi trend di lingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran
kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang
berkembang di Barat merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat
(dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan baik. Pada sisi inilah
globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur
(termasuk Indonesia) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan
nilai-nilai ketimuran.
Perkembangan keubudayaan Indonesia yang dari masa kerajaan sampai
era globalisasi ini memberikan beberapa dampak bagi masyarakat. Kebudayaan
Indonesia adalah serangkaian gagasan dan pengetahuan yang telah diterima oleh
masyarakat-masyarakat Indonesia (yang multietnis) itu sebagai pedoman
bertingkah laku dan menghasilkan produk-produk kebudayaan itu sendiri. Hanya
persoalannya, ide-ide dan pengetahuan masyarakat-masyarakat Indonesia juga
mengalami perubahan-perubahan, baik karena faktor internal maupun eksternal.
Berikut dampak kebudayaan Indonesia bagi masyarakat, antara lain:
a) Pengaruh Positif dapat berupa :
1. Peningkatan dalam bidang sistem teknologi, Ilmu Pengetahuan, dan
ekonomi.
2. Terjadinya pergeseran struktur kekuasaan dari otokrasi menjadi oligarki.
3. Mempercepat terwujudnya pemerintahan yang demokratis dan
masyarakat madani dalam skala global.
4. Tidak mengurangi ruang gerak pemerintah dalam kebijakan ekonomi
guna mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
5. Tidak berseberangan dengan desentralisasi.
6. Bukan penyebab krisis ekonomi.
b) Pengaruh Negatif
1. Menimbulkan perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada
masyarakat yang konsumtif komersial. Masyarakat akan minder apabila
tidak menggunakan pakaian yang bermerk (merk terkenal).
2. Terjadinya kesenjangan budaya. Dengan munculnya dua kecenderungan
yang kontradiktif. Kelompok yang mempertahankan tradisi dan sejarah
sebagai sesuatu yang sakral dan penting (romantisme tradisi). Dan
kelompok ke dua, yang melihat tradisi sebagai produk masa lalu yang
hanya layak disimpan dalam etalase sejarah untuk dikenang
(dekonstruksi tradisi/disconecting of culture).
7
hilang.Akan tetapi disatu sisi, globalisasi mampu memberikan ruang baru bagi
kebudayaan lokal itu untuk hidup kembali.
Kesempatan untuk hidup kembali ini berkaitan dengan keterbukaan budaya
lokal itu terhadap globalisasi sendiri. Berkaitan dengan itu, teori- teori globalisasi
yang melingkupi budaya seperti hibridisasi budaya, yaitu saat yang global dan
yang lokal saling menerobos untuk menciptakan realitas-realitas pribumi yang
unik dan dilihat sebagai “glokalisasi” (Ritzer, 2012:392), mungkin merupakan
faktor yang menguatkan budaya lokal tersebut.
Pernyataan itu sejalan dengan pendapat Wikantiyoso (2009:66-67), yang
menyatakan bahwa potensi kearifan lokal harus dipertahankan dan dikembangkan
dalam konteks kekinian (modern).Dari hal ini dilihat, bahwa budaya lokal ini
mestilah menerima globalisasi dan modernisasi sebagai peluang positif untuk
perkembangan mereka.
Penelitian Rosana (dalam jurnal TAPIs Vol.7 2011) mengenai
“Moderenisasi dan Perubahan Sosial” mengatakan bahwa masyarakat harus siap
terhadap perubahan yang terjadi sebagai akibat dari modernisasi, karena
dikehendaki atau tidak dikehendaki setiap masyarakat pasti akan mengalami
perubahan, terutama sebagai dampak dari modernisasi. Walaupun terkadang
perubahan didalamnya tidak selamanya mencolok.Perubahan-perubahan ini juga
meliputi banyak bidang, termasuk juga sosial.Maka, tidak mengherankan ancaman
penghilangan suatu budaya itu dilakukan sendiri oleh pendukung budayanya.
Kearifan lokal itu sendiri termasuk dalam sistem budaya
masyarakat.Usaha-usaha mereka untuk mengatasi permasalahan hidup mereka
melalui nilai-nilai yang tercerminkan dari agama ataupun adat.Maka, semestinya
pendukung kebudayaan itu berusaha melestarikan nilai lebih mereka ini di tengah
arus globalisasi dan moderenisasi.
9
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian tentang strategi melestarikan budaya ojung ditengah terpaan dan
kuatnya budaya luar yang akan dilakukan oleh penulis menggunakan metode
kualitatif. Dalam penelitian ini penulis akan mengumpulkan data dan
menggambarkan dampak globalisasi terhadap budaya yang ada di Kabupaten
Sumenep serta membuat kesimpulan guna dijadikan acuan bagi pembaca
khususnya masyarakat dalam mengadopsi budaya modern.
Penelitian ini menggunakan penjabaran metode dan langkah-langkah yang
dilakukan dengan menguraikan secara eksplorasif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Peneliti memilih menggunakan metode in dengan
pertimbangan bahwa kasus yang diteliti merupakan kasus yeng memerlukan
penggunaan pengamatan, kedua dengan penelitian kualitatif lebih mudah apabila
berhadapan dengan kenyataan, ketiga adalah adanya hubungan kedekatan
emosional antara peneliti dan responden sehingga akan menghasilkan suatu data
yang mendalam.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi. Penggunaan metode ini dengan alasan bahwa focus
dalam penelitian ini adalah bentuk perilaku atau hobi maysarakat Desa Bunbarat.
Sementara pendekatan fenomenologi bertujuan untuk menggambarkan makna dari
pengalaman hidup yang dialami oleh beberapa individu, tentang konsep atau
fenomena tertentu, dengan mengeksplorasi struktur kesadaran manusia.Jadi disini
peneliti ingin mengetahui makna dari pengalaman yeng dialami oleh para pelaku
ojung di Desa Bunbarat.
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
Bulan
No Jenis Kegiatan 1 2 3 4 5
1 23 4 1 2 3 41 23 4 1 2 34 1 2 3 4
1. Pembuatan Proposal
2 Persiapan Perijinan
3. Persiapan Penelitian
4. Proses Penelitian
5. Penyusunan Laporan
6. Revisi Laporan
7. Pelaporan dokumen
hasil penelitian
Seminar
8. hasil
penelitian
9. Penyusunan artikel
ilmiah
10. Pengumpulan Laporan
12
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, Magdalia. 2013. Potensi Kerifan Lokal Dalam Pembentukan Jati Diri Dan
th
Karakter Bangsa. Prosiding The 5 International Comfereence on
Indonesian Studies: “Ethnicity and Globalization”. Jakarta: Rineka
Cipta
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Peranan Karya Sastra, Seni, Dan Budaya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P
Pengusul/Pendamping,
Taufiqur Rahman
14
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P
Pengusul/Pendamping,
Faisol Gunawan
15
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P
Pengusul/Pendamping,
S1 S2
Nama Perguruan Universitas Wiraraja Universitas Pembangunan
Tinggi Sumenep Veteran Jawa Timur
Bidang Ilmu Akuntansi Akuntansi
Tahun Masuk-Lulus 2005-2009 2012-2014
3. PENGALAMAN PENELITIAN
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian Sumber Jumlah
(Juta Rp)
2 2012 Pengaruh Budaya Paternalistik Universitas 3
dan Regulasi Pemerintah
Terhadap Corporate Sosial
Responsibilty (CSR) dan
Akuntansi Sosial Perusahaan
3 2013 Pengaruh Budaya Organisasi, Universitas 3
Komitmen Organisasi, dan
Akuntabilitas Publik terhadap
Kinerja Rumah Sakit di
Kabupaten Sumenep
4 2013 Pengaruh Intellectual Capital Universitas 3
Terhadap Kinerja Perusahaan
(Studi Kasus pada Perbankan
yang Listing di Bursa Efek
17
Indonesia)
5 2014 Pengaruh Cash Conversion Universitas 3
CycledanWorking Capital
Turnover terhadap Return on
Asset Pada Industri Barang
Konsumsi yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
6 2015 Penggunaan Model Kooperatif Universitas 3
Tipe Jigsaw Dalam
Peningkatan Pembelajaran
Akuntansi Biaya II (Studi
Kasus Pada Mahasiswa Jurusan
Akuntansi Universitas
Wiraraja)
6 2015 Penerapan Pelaporan Keuangan Mandiri 2
Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) Berdasarkan PP No.
71 Tahun 2010 Tentang
Standar Akuntansi
Pemerintahan di Rumah Sakit
dr. H. Moh. Anwar Sumenep
7 2017 Pengaruh Modal Intelektual Kemenristek 17
terdahap Nilai Perusahaan Dikti
dengan Profitabilitas sebagai
Variabel Moderasi
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya
1. Peralatan Penunjang
Justifikasi Harga
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
Pembelian buku Sumber 5 buah 100.000 500.000
penelitian Penelitian
Laptop Asus
(Second) Pengolahan Data 1 unit 1.500.000 1.500.000
Flashdisk 64 Pengarsipan 2 buah 250.000 500.000
GB Data
Sewa
handycam Dokumentasi 1 unit 350.000 350.000
SUB TOTAL (Rp) 6.050.000
2. Bahan Habis Pakai
Justifikasi Harga
Material Pemakaian Kuantitas Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
3. Perjalanan
Justifikasi Harga
Material Pemakaian Kuantitas Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
4. Lain-lain
Justifikasi Harga
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
TOTAL 11.665.000