Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

MELESTARIKAN BUDAYA OJUNG DITENGAH TERPAAN DAN


KUATNYA BUDAYA LUAR

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh:
TAUFIQUR RAHMAN KETUA 716221093 2016
FAISOL GUNAWAN ANGGOTA 716221086 2016
INNAYATUL ESZA UTAMI ANGGOTA 718212491 2018

UNIVERSITAS WIRARAJA
SUMENEP
2018

i
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN
1. Judul Kegiatan : Melestarikan Buadaya Ojung

Ditengah Terpaan dan Kuatnya


budaya Luar
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Taufiqur Rahman
b. NPM : 716.2.2.1093
c. Jurusan : Akuntansi
d. Perguruan Tinggi : Universitas Wiraraja
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Bunbarat 04/01 Kec. Rubaru Kab.
Sumenep/082332944507
f. Email : taufiqalhabsyi7@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 (dua) orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap : Mohammad Herli SE, M.AK
b. NIDN : 0727088501
c. Alamat Rumah dan No Telp./HP : Jl. Pahlawan 10 D Pamolokan
Sumenep/085231334464
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : Rp11.665.000
b. Sumber Lain :-
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 (lima) Bulan
Sumenep, 25 Oktober 2018
Menyetujui,
Pembantu Dekan Ketua Pelaksana kegiatan

Astri Furqani SE., M.SM Taufiqur Rahman


NIDN. 0711098102 NPM.716221093
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping

Universitas Wiraraja Sumenep

Nordody Zakki SE., M.Ak Mohammad Herli SE.,M.Ak


NIDN. 0721038301 NIDN. 0727088501

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..........................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................3

2.1 Pengertian Kearifan Lokal........................................................................3

2.3 Kondisi Kebudayaan Bangsa Indonesia di Era Globalisasi............4

2.4 Budaya Ojung...............................................................................................7

BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................9

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian.............................................................9

3.2 Penentuan Lokas Penelitian.....................................................................9

3.3 Teknik Pengumpulan Data........................................................................9

3.4 Analisis Data.................................................................................................10

3.5 Penarikan Kesimpulan...............................................................................10

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN..................................................11

4.1 Anggaran Biaya............................................................................................11

4.2 Jadwal Kegiatan...........................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................12

LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................13

iii
1

BAB 1
PENDAHULUAN

Madura dikenal sebagai wilayah yang tandus namun kaya akan


kebudayaan. Kekayaan budaa yang terdapat di Madura dibangun dari berbagai
unsur budaya baik dari pengaruh animisme, Hinduisme dan Islam. Penggabungan
dari ketiga unsur tersebut sangat dominan mewarnai kebudayaan yang ada. Dalam
perkembangannya berbagai kesenian yang bemafaskan religius, terutama
bernuansa Islami ternyata lebih menonjol. Keanekaragaman dan berbagai bentuk
seni budaya tradisional yang ada di Madura menunjukkan betapa tinggi budaya
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Salah satu budaya yang ada di Kabupaten Sumenep adalah budaya Ojung.
Ojung memiliki sifat yang riligius-magis karena dalam Ruatan Ojung di dahului
dengan acara rokad atau selamatan desa yang secara otomatis para masyarakat
Desa Bunbarat akan berkumpul secara bersama-sama untuk memanjatkan doa
untuk memohon kepada Allah agar Desa mereka diberikan keselamatan dan hasil
panen yang melimpah. Doa bersama ini dilakukan satu tahun sekali, yakni pada
saat waktu hujan turun pertama kali dan mengambil waktu satu minggu setelah
hujan turun sesusai kesepakatan yang telah di tentukan dan pada waktu sore
harinya baru Ruatan permainan Ojung dilakukan di sebuah tempat.
Perkembangan budaya di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup
pesat, Tapi disayangkan kebudayaan yang dikembangkan bukan dari negeri
sendiri melainkan budaya luar yang baru-baru ini sangat diminati oleh kalangan
remaja pada umunya, seperti Korean kultur yang dipopulerkan oleh K-Popnya dan
evolusi mode yang melejit dan membenamkan produk Indonesia. Hingga tanpa
disadari budaya kita tergesr olehbu daya yang baru lahir dan baru melalang buana
dinegeri kita.
Kekayaan seni tradisional yang berisi nilai-nilai adiluhur yang
berlandaskan nilai religious Islami seharusnya dilestarikan dan diperkenalkan
kepada generasi muda sebagai penerus warisan bangsa. Kesenian tradisional
adalah asset kekayaan budaya local yang akan mampu melindungi generasi muda
dari pengaruh negatif era globalisasi. Pengaruh budaya global yang demikian
gencar melalui media elektronik dan media cetak menyebabkan generasi muda
kehilangan jati diri.
Penelitian tentang strategi melestarikan budaya ojung ditengah terpaan dan
kuatnya budaya luar yang akan dilakukan oleh penulis menggunakan metode
kualitatif. Dalam penelitian ini penulis akan mengumpulkan data dan
menggambarkan dampak globalisasi terhadap budaya yang ada di Kabupaten
Sumenep serta membuat kesimpulan guna dijadikan acuan bagi pembaca
khususnya masyarakat dalam mengadopsi budaya modern.
Budaya lokal merupakan aset Bangsa Indonesia yang harus memperoleh
perhatian terutama di era Globalisasi saat ini.Budaya lokal menjadi bagian penting
2

negara Indonesia yang dapat dikembangankan dan dikelola sebaik-baiknya.Itu


penting agar dapat berfungsi lebih luas tidak hanya sekadar warisan ataupun adat
istiadat masyarakat Indonesia yang dirayakan ataupun dilaksanakan pada saat
peringatan hari Sumpah Pemuda atau hari Pahlawan saja.Budaya nasional harus
menjadi bagian dari aset Bangsa Indonesia yang dapat mendatangkan pendapatan
bagi masyarakat dan negara.Tentunya perlu ada suatu kesadaran secara nasional
dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat Indonesia pada semua aspek kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Generasi muda bangsa Indonesia harus mempunyai rasa kebanggan
terhadap budaya lokal. Generasi muda harus bisa menampilkan budaya lokal pada
setiap moment, bukan sebaliknya menjadi generasi muda yang tidak jelas
identitasnya bahkan banyak yang mengikuti budaya-budaya asing supaya
dikatakan gaul, termasuk korban globalisasi. Era globalisasi yang didukung
dengan teknologi internet mestinya dimanfaatkan sebagai media pelestarian
budaya nasional dengan cara mempublikasikan atau bahkan
“mendokumentasikan” pada dunia tentang keanekaragaman budaya nasional
bangsa Indonesia. Sehingga, masyarakat dari bangsa lain dapat membaca,
mengetahui dan mengenal budaya-budaya nasional Indonesia. Jangan sebaliknya,
generasi muda Indonesia justru menjadi korban dari negara-negara maju akibat
publikasi budaya yang menyebar bahkan dapat “meracuni” generasi muda karena
ketidakmampuan melakukan “filterisasi” berbagai “budaya” negara maju tersebut.
Pada PKM bidang penelitian ini, bab 1 membahas tentang pendahuluan
yang berisi latar belakang masalah mengenai dasar dalam penulisan proposal
kami, bab 2 membahas tentang tinjauan pustaka mengenai teori yang melandasi
proposal kegiatan sebagai acuan yang up to date dan relevan, kemudian bab 3
terdapat metode penelitian yang menjelaskan secara utuh tahapan-tahapan
penelitian, dan bab 4 membahas mengenai anggaran biaya dan jadwal kegiatan.
3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian kearifan lokal

Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa


yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah
kebudayaan yang berasal dari luar/bangsa lai menjadi watak dan kemampuan
sendiri Wibowo (2015:17).Identitas dan Kepribadian tersebut tentunya
menyesuaikan dengan pandangan hidup masyarakat sekitar agar tidak terjadi
pergesaran nilai-nilai.Kearifan lokal adalah salah satu sarana dalam mengolah
kebudayaan dan mempertahankan diri dari kebudayaan asing yang tidak baik.

Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta


berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan
kebutuhan mereka.Dalam bahasa asing sering juga dikonsepsikan sebagai
kebijakan setempat local wisdom atau pengetahuan setempat “local
knowledge” atau kecerdasan setempat local genious Fajarini
(2014:123).Berbagai strategi dilakukan oleh masyarakat setempat untuk
menjaga kebudayaannya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Alfian (2013: 428) Kearifan lokal
diartikan sebagai pandangan hidup dan pengetahuan serta sebagai strategi
kehidupan yang berwujud aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam
memenuhi kebutuhan mereka.Berdasarkan pendapat Alfian itu dapat diartikan
bahwa kearifan lokal merupakan adat dan kebiasan yang telah mentradisi
dilakukan oleh sekelompok masyarakat secara turun temurun yang hingga saat
ini masih dipertahankan keberadaannya oleh masyarakat hukum adat tertentu di
daerah tertentu. Berdasarkan pengertian di atas dapat diartikan bahwa
localwisdom (kearifan lokal) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat
local yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan
diikuti oleh anggota masyarakatnya.

Selanjutnya Istiawati (2016:5) berpandangan bahwa kearifan lokal


merupakan cara orang bersikap dan bertindak dalam menanggapi perubahan
dalam lingkungan fisik dan budaya. Suatu gagasan konseptual yang hidup
dalam masyarakat, tumbuh dan berkembang secara terus-menerus dalam
kesadaran masyarakat dari yang sifatnya berkaitan dengan kehidupan yang
sakral sampai dengan yang profan (bagian keseharian dari hidup dan sifatnya
biasa-biasa saja).Kearifan lokal atau local wisdom dapat dipahami sebagai
gagasan-gagasan setempat local yang bersifat bijaksana, penuh kearifan,
bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
4

Kearifan lokal menurut (Ratna,2011:94) adalah semen pengikat dalam


bentuk kebudayaan yang sudah ada sehingga didasari keberadaan. Kearifan
lokal dapat didefinisikan sebagai suatu budaya yang diciptakan oleh aktor-aktor
lokal melalui proses yang berulang-ulang, melalui internalisasi dan interpretasi
ajaran agama dan budaya yang disosialisasikan dalam bentuk norma-norma dan
dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti dapat mengambil


benang merah bahwa kearifan lokal merupakan gagasan yang timbul dan
berkembang secara terus-menerus di dalam sebuah masyarakat berupa adat
istiadat, tata aturan/norma, budaya, bahasa, kepercayaan, dan kebiasaan sehari-
hari.

2.2 Kondisi Kebudayaan Bangsa Indonesia di Era Globalisasi

Kata globalisasi berasal dari “global” dalam Kamus Umum Bahasa


Indonesia, berarti secara keseluruhun. Globalisasi berarti suatu proses yang
mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak nampak
lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata.
Berbicara globalisasi dalam kebudayaan, yang terlintas adalah seberapa
cepat globalisasi itu dapat berkembang dimana hal ini yang tentunya dipengaruhi
oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan
informasi dalam segala aspek kehidupan. Namun, hal ini justru malah akan
menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah yang paling
membahayakan atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa
perkembangan ilmu pengetahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan
negara-negara berkembang seperti Indonesia. Mereka yang memiliki dan mampu
menggerakkan komunikasi internasional justru negara-negara maju. Akibatnya,
negara-negara berkembang seperti Indonesia selalu khawatir akan tertinggal
dalam arus globalisasi dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial,
budaya, termasuk kesenian kita. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses
ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan
transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa.
Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi
peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Simon
Kimoni, sosiolog asal Kenya mengatakan bahwa globalisasi dalam bentuk yang
alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Dalam proses
alami ini,setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan
perkembangan baru sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan dan
menghindari kehancuran.
Indonesia merupakan negara yang dapat dikatakan sebagai negara yang
kaya akan budayanya, dengan memiliki keragaman yang cukup bervariasi, dapat
digunakan sebagai penambah indahnya khasanah sebuah negara. Namun,
Indonesia harus tetap mampu mempertahankan eksistensi kebudayaannya.
Apabila diulang kembali berbagai peristiwa yang terjadi, banyak kebudayaan
Indonesia yang telah dirampas oleh negara-negara lain. Hal ini dapat
5

membuktikan dengan jelas bahwa belum adanya kekuatan hukum yang kuat yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia tentang kebudayaannya. Sehingga akan
menyebabkan kemudahan bagi bangsa lain untuk mengambil dan mengakuinya.
Bukan hanya itu saja, kemajuan teknologi informasi pada masa sekarang
ini telah cepatnya merubah kebudayaan Indonesia menjadi kian merosot. Sehingga
menimbulkan berbagai opini yang tidak jelas, yang nantinya akan melahirkan
sebuah kebingungan di tengah-tengah berbagai perubahan yang berlangsung
begitu rumitnya dan membuat pusing bagi masyarakatnya sendiri.
Dan yang lebih memprihatinkan lagi, banyak kesenian dan bahasa
Nusantara yang dianggap sebagai ekspresi dari bangsa Indonesia akan terancam
mati. Sejumlah warisan budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang sendiri
telah hilang entah kemana. Padahal warisan budaya tersebut memiliki nilai tinggi
dalam membantu keterpurukan bangsa Indonesia pada jaman sekarang.
Sungguh ironis memang apabila ditelaah lebih jauh lagi. Akan tetapi, kita
tidak hanya mengeluh dan menonton saja. Sebagai warga negara yang baik, mesti
mampu menerapkan dan memberikan contoh kepada anak cucu nantinya, agar
kebudayaan yang telah diwariskan secara turun temurun akan tetap ada dan
senantiasa menjadi salah satu harta berharga milik bangsa Indonesia yang tidak
akan pernah punah.
Globalisasi juga memberikan dampak bagi kebudayaan Indonesia, Arus
globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya
bangsa Indonesia.Derasnya arusinformasi dan telekomunikasi ternyata
menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-
nilaipelestarian budaya. Perkembangan 3T
(Transportasi,Telekomunikasi,danTeknologi) mengakibatkan berkurangnya
keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri.
Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan
berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Bahkan bila kita tinjau
Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, dua puluh tahun yang lalu, anak-anak
remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading
(alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan,
remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya yang meriah.
Namun saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-
kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat
disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII). Padahal
kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut,bila dikelola dengan baik selain dapat
menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik
pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi
masyarakat sekitarnya.
Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian
bahasa Indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa).
Sudah lazim di Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak,
Ibu, Pak, Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai
pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada kecenderungan di kalangan anak muda
yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan
kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering dengar anak muda
menggunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa inggris seperti
OK, No problem dan Yes’, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun yang
6

sering kita dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan
sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan fashion. Gaya
berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan
telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja
putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan
bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan
majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan ke dalam sinetron-sinetron
Indonesia.
Derasnya arus informasi yang juga ditandai dengan hadirnya internet turut
serta menyumbang bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah
menjadi trend di lingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran
kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang
berkembang di Barat merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat
(dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan baik. Pada sisi inilah
globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur
(termasuk Indonesia) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan
nilai-nilai ketimuran.
Perkembangan keubudayaan Indonesia yang dari masa kerajaan sampai
era globalisasi ini memberikan beberapa dampak bagi masyarakat. Kebudayaan
Indonesia adalah serangkaian gagasan dan pengetahuan yang telah diterima oleh
masyarakat-masyarakat Indonesia (yang multietnis) itu sebagai pedoman
bertingkah laku dan menghasilkan produk-produk kebudayaan itu sendiri. Hanya
persoalannya, ide-ide dan pengetahuan masyarakat-masyarakat Indonesia juga
mengalami perubahan-perubahan, baik karena faktor internal maupun eksternal.
Berikut dampak kebudayaan Indonesia bagi masyarakat, antara lain:
a) Pengaruh Positif dapat berupa :
1. Peningkatan dalam bidang sistem teknologi, Ilmu Pengetahuan, dan
ekonomi.
2. Terjadinya pergeseran struktur kekuasaan dari otokrasi menjadi oligarki.
3. Mempercepat terwujudnya pemerintahan yang demokratis dan
masyarakat madani dalam skala global.
4. Tidak mengurangi ruang gerak pemerintah dalam kebijakan ekonomi
guna mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
5. Tidak berseberangan dengan desentralisasi.
6. Bukan penyebab krisis ekonomi.
b) Pengaruh Negatif
1. Menimbulkan perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada
masyarakat yang konsumtif komersial. Masyarakat akan minder apabila
tidak menggunakan pakaian yang bermerk (merk terkenal).
2. Terjadinya kesenjangan budaya. Dengan munculnya dua kecenderungan
yang kontradiktif. Kelompok yang mempertahankan tradisi dan sejarah
sebagai sesuatu yang sakral dan penting (romantisme tradisi). Dan
kelompok ke dua, yang melihat tradisi sebagai produk masa lalu yang
hanya layak disimpan dalam etalase sejarah untuk dikenang
(dekonstruksi tradisi/disconecting of culture).
7

3. Sebagai sarana kompetisi yang menghancurkan. Proses globalisasi tidak


hanya memperlemah posisi negara melainka juga akan mengakibatkan
kompetisi yang saling menghancurkan.
4. Sebagai pembunuh pekerjaan. Sebagai akibat kemajuan teknologi dan
pengurangan biaya per unit produksi, maka output mengalami
peningkatan drastis sedangkan jumlah pekerjaan berkurang secara tajam.
5. Sebagai imperialisme budaya. Proses globalisasi membawa serta budaya
barat, serta kecenderungan melecehkan nilai-nilai budaya tradisional.
6. Globalisasi merupakan kompor bagi munculnya gerakan-gerakan neo-
nasionalis dan fundamentalis.. Proses globalisasi yang ganas telah
melahirkan sedikit pemenang dan banyak pecundang, baik pada level
individu, perusahaan maupun negara. Negara-negara yang harga dirinya
diinjak-injak oleh negara-negara adi kuasa maka proses globalisasi yang
merugikan ini merupakan atmosfer yang subur bagi tumbuhnya gerakan-
gerakan populisme, nasionalisme dan fundamentalisme.
7. Malu menggunakan budaya asli Indonesia karena telah maraknya budaya
asing yang berada di wilayah Indonesia.

2.3 Budaya Ojung


Ojung adalah salah satu kearifan local dan merupakan perilaku positif
manusia dalam berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitarnya, yang dapat
bersumber dari nilai agama, adat istiadat, petuah nenek moyang atau budaya
setempat, yang terbangun secara alamiah dalam suatu komunitas masyarakat
untuk beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. Kemajuan dunia secara global
telah memberi perubahan spesifik dalam kehidupan manusia.Termasuk mulai
ditanggalkannya nilai-nilai kearifan dan budaya mereka.Bahkan, masyarakat yang
benar-benar menjaga kebudayaannya sendiri pun harus bekerja keras melawan
arus kemajuan itu.
Permasalahan yang dihadapi masyarakat Desa Bunbarat ini menyangkut
kepada kajian sosiologi mengenai reaksi masyarakat terhadap globalisasi. Upaya-
upaya masyarakat melestarikan nilai-nilai budaya mereka dalam konteks ini
adalah kearifan lokal, merupakan suatu reaksi protektif dan preventif untuk
mempertahankan eksistensi identitas mereka. Dibawah bayang-bayang kemajuan
zaman dan ancaman pembangunan kota yang berpotensi melemahkan budaya
lokal.
Berangkat dari kesimpulan itu, peneliti mengacu pada Teori Anthony
Giddens tentang globalisasi sebagai dunia tidak terkendali.Giddens adalah seorang
pemikir yang memberikan penekanan pada peran Barat secara umum, dan
Amerika Serikat secara khusus, dalam globalisasi. Namun, dia juga menyadari
bahwa globalisasi adalah sebuah proses dua-arah. Giddens menyatakan bahwa
“globalisasi telah melemahkan budaya lokal dan membantu menghidupkannya
kembali” (Ritzer, 2012:980).Dari pernyataan Giddens itu dapat dilihat bahwa
globalisasi ini bisa menjadi suatu hal yang menggangu keberlangsungan budaya
lokal.Kebudayaan lokal yang terdesak itu sendiri perlahan memudar dan
8

hilang.Akan tetapi disatu sisi, globalisasi mampu memberikan ruang baru bagi
kebudayaan lokal itu untuk hidup kembali.
Kesempatan untuk hidup kembali ini berkaitan dengan keterbukaan budaya
lokal itu terhadap globalisasi sendiri. Berkaitan dengan itu, teori- teori globalisasi
yang melingkupi budaya seperti hibridisasi budaya, yaitu saat yang global dan
yang lokal saling menerobos untuk menciptakan realitas-realitas pribumi yang
unik dan dilihat sebagai “glokalisasi” (Ritzer, 2012:392), mungkin merupakan
faktor yang menguatkan budaya lokal tersebut.
Pernyataan itu sejalan dengan pendapat Wikantiyoso (2009:66-67), yang
menyatakan bahwa potensi kearifan lokal harus dipertahankan dan dikembangkan
dalam konteks kekinian (modern).Dari hal ini dilihat, bahwa budaya lokal ini
mestilah menerima globalisasi dan modernisasi sebagai peluang positif untuk
perkembangan mereka.
Penelitian Rosana (dalam jurnal TAPIs Vol.7 2011) mengenai
“Moderenisasi dan Perubahan Sosial” mengatakan bahwa masyarakat harus siap
terhadap perubahan yang terjadi sebagai akibat dari modernisasi, karena
dikehendaki atau tidak dikehendaki setiap masyarakat pasti akan mengalami
perubahan, terutama sebagai dampak dari modernisasi. Walaupun terkadang
perubahan didalamnya tidak selamanya mencolok.Perubahan-perubahan ini juga
meliputi banyak bidang, termasuk juga sosial.Maka, tidak mengherankan ancaman
penghilangan suatu budaya itu dilakukan sendiri oleh pendukung budayanya.
Kearifan lokal itu sendiri termasuk dalam sistem budaya
masyarakat.Usaha-usaha mereka untuk mengatasi permasalahan hidup mereka
melalui nilai-nilai yang tercerminkan dari agama ataupun adat.Maka, semestinya
pendukung kebudayaan itu berusaha melestarikan nilai lebih mereka ini di tengah
arus globalisasi dan moderenisasi.
9

BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian tentang strategi melestarikan budaya ojung ditengah terpaan dan
kuatnya budaya luar yang akan dilakukan oleh penulis menggunakan metode
kualitatif. Dalam penelitian ini penulis akan mengumpulkan data dan
menggambarkan dampak globalisasi terhadap budaya yang ada di Kabupaten
Sumenep serta membuat kesimpulan guna dijadikan acuan bagi pembaca
khususnya masyarakat dalam mengadopsi budaya modern.
Penelitian ini menggunakan penjabaran metode dan langkah-langkah yang
dilakukan dengan menguraikan secara eksplorasif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Peneliti memilih menggunakan metode in dengan
pertimbangan bahwa kasus yang diteliti merupakan kasus yeng memerlukan
penggunaan pengamatan, kedua dengan penelitian kualitatif lebih mudah apabila
berhadapan dengan kenyataan, ketiga adalah adanya hubungan kedekatan
emosional antara peneliti dan responden sehingga akan menghasilkan suatu data
yang mendalam.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi. Penggunaan metode ini dengan alasan bahwa focus
dalam penelitian ini adalah bentuk perilaku atau hobi maysarakat Desa Bunbarat.
Sementara pendekatan fenomenologi bertujuan untuk menggambarkan makna dari
pengalaman hidup yang dialami oleh beberapa individu, tentang konsep atau
fenomena tertentu, dengan mengeksplorasi struktur kesadaran manusia.Jadi disini
peneliti ingin mengetahui makna dari pengalaman yeng dialami oleh para pelaku
ojung di Desa Bunbarat.

3.2 Penentuan Lokasi Penelitian


Penentuan lokasi yang ditetapkan untuk merealisasikan penelitian ini
adalah Desa Bunbarat Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep. Latar penelitian
ditetapkan adalah Komunitas Masyarakat Desa Bunbarat dan beberapa penduduk
etnis lain yang berdomisili di Kampung Glugur, Silalas, Medan Barat.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Salah satu ciri dari penelitian kualitatif adalah manusia sebagai alat atau
instrumen (Moleong, 2010:9).Maka, tentu untuk mendapatkan data tersebut
dilakukan observasi (pengamatan), wawancara, dan studi dokumen sebagai
pendukung penelitian.Observasi dilakukan untuk mengamati tinjauan awal
penelitian. Peneliti akan mengadakan observasi partisipan dengan melihat dan ikut
terjun dalam aktivitas di masjid, madrasah, dan makam yang dibangun masyarakat
terdahulu pewaris kearifan. Kemudian, dilanjutkan wawancara dengan
masyarakat.Setelah terjalin hubungan dengan masyarakat, penelitian dilanjutkan
memasuki penggalian masalah.
10

3.4 Analisis Data


Data yang diperoleh melalui tahap-tahap tadi melalui observasi,
wawancara dan studi dokumen, akan dikumpulkan dan dianalisis secara kualitatif.
3.5 Penarikan Kesimpulan
Untuk penarikan kesimpulan dilakukan cross-check dan sekaligus
konfirmasi dari informan yang telah direkam sebelumnya oleh peneliti. Setelah
penarikan kesimpulan dilakukan, maka tahap terakhir adalah penulisan laporan
hasil penelitian meliputi: kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua tahap
pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan
konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing.
11

BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Peralatan yang diperlukan 6.050.000


2 Bahan Habis Pakai 540.000
3 Perjalanan 2.075.000
4 Lain-Lain 3,000,000
Jumlah 11.665.000
4.2 Jadwal Kegiatan

Bulan
No Jenis Kegiatan 1 2 3 4 5
1 23 4 1 2 3 41 23 4 1 2 34 1 2 3 4
1. Pembuatan Proposal
2 Persiapan Perijinan
3. Persiapan Penelitian
4. Proses Penelitian
5. Penyusunan Laporan
6. Revisi Laporan
7. Pelaporan dokumen
hasil penelitian
Seminar
8. hasil
penelitian
9. Penyusunan artikel
ilmiah
10. Pengumpulan Laporan
12

DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Magdalia. 2013. Potensi Kerifan Lokal Dalam Pembentukan Jati Diri Dan
th
Karakter Bangsa. Prosiding The 5 International Comfereence on
Indonesian Studies: “Ethnicity and Globalization”. Jakarta: Rineka
Cipta

Fajarini, Ulfah. “Peranan Kearifan Lokal Dalam Pendidkan Karakter”.


Sosio Didatika. Vol. 1, No. 2 Desember 2014

Istiawati, N.F ., 2016. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Kearifan Adat


Ammatoa Dalam Menumbuhkan Karakter Konservasi. CENDEKIA J.
Pendidik. Pembelajaran 10, 1-18.

Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kulitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Peranan Karya Sastra, Seni, Dan Budaya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ritzer, Geoge. 2012. Teori Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Wikantiyoso, Respati. 2009. Kearifan Lokal dalam Perencanaan dan


Perancangan Kota, Untuk mewujudkan Arsitektur kota yang
Berkelanjutan. Malang: GKAK, jurusan arsitektur Ubner
Malang ISBN: 978-979-9488-5.
13

Biodata Ketua Pelaksana


A. Identitas Diri
1 Nama Lenkap Taufiqur Rahman
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Akuntansi
4 NIM 716221093
Tempat dan Tangal
5 Lahir Sumenep, 18 Juli 1997
6 Alamat E-mail taufiqcollazo7@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 82332944507
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat


1
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun


1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P

Sumenep, 25 Oktober 2018

Pengusul/Pendamping,

Taufiqur Rahman
14

Biodata Anggota Pelaksana


A. Identitas Diri
1 Nama Lenkap Faisol Gunawan
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Akuntansi
4 NIM 716221087
Tempat dan Tangal
5 Lahir Sumenep, 15 Maret 1998
6 Alamat E-mail faisolgunawan@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 08232244109
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat


1
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun


1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P

Sumenep, 25 Oktober 2018

Pengusul/Pendamping,

Faisol Gunawan
15

Biodata Ketua Pelaksana


A. Identitas Diri
1 Nama Lenkap Innayatul Ezsa Utami
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Manajemen
4 NIM 718212491
Tempat dan Tangal
5 Lahir Sumenep, 15 Februari 1999
6 Alamat E-mail eszaesza274@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085211314509
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat


1
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun


1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P

Sumenep, 25 Oktober 2018

Pengusul/Pendamping,

Innayatul Ezsa Utami


16

BIODATA DOSEN PEMBIMBING


1. IDENTITAS

a. Nama Lengkap : Mohammad Herli,SE.,M.Ak.


b. NIDN : 0727088501
c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
d. Bidang ilmu : Akuntansi
e. Jenis kelamin : Laki-laki
f. Tempat, Tanggal Lahir : Sumenep, 27 Agustus 1985
g. Fakultas/Program Studi : Ekonomi dan Bisnis / Akuntansi
h. Alamat Kantor : Jl. Raya Sumenep-Pamekasan KM.05
Patean – Sumenep 69415
i. Telepon/HP : 085231334464
j. Alamat Rumah : Jl. Pahlawan 10 D Pamolokan Sumenep
k. Alamat Surel : mohammadherli@wiraraja.ac.id
2. RIWAYAT PENDIDIKAN

S1 S2
Nama Perguruan Universitas Wiraraja Universitas Pembangunan
Tinggi Sumenep Veteran Jawa Timur
Bidang Ilmu Akuntansi Akuntansi
Tahun Masuk-Lulus 2005-2009 2012-2014
3. PENGALAMAN PENELITIAN

Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian Sumber Jumlah
(Juta Rp)
2 2012 Pengaruh Budaya Paternalistik Universitas 3
dan Regulasi Pemerintah
Terhadap Corporate Sosial
Responsibilty (CSR) dan
Akuntansi Sosial Perusahaan
3 2013 Pengaruh Budaya Organisasi, Universitas 3
Komitmen Organisasi, dan
Akuntabilitas Publik terhadap
Kinerja Rumah Sakit di
Kabupaten Sumenep
4 2013 Pengaruh Intellectual Capital Universitas 3
Terhadap Kinerja Perusahaan
(Studi Kasus pada Perbankan
yang Listing di Bursa Efek
17

Indonesia)
5 2014 Pengaruh Cash Conversion Universitas 3
CycledanWorking Capital
Turnover terhadap Return on
Asset Pada Industri Barang
Konsumsi yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
6 2015 Penggunaan Model Kooperatif Universitas 3
Tipe Jigsaw Dalam
Peningkatan Pembelajaran
Akuntansi Biaya II (Studi
Kasus Pada Mahasiswa Jurusan
Akuntansi Universitas
Wiraraja)
6 2015 Penerapan Pelaporan Keuangan Mandiri 2
Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) Berdasarkan PP No.
71 Tahun 2010 Tentang
Standar Akuntansi
Pemerintahan di Rumah Sakit
dr. H. Moh. Anwar Sumenep
7 2017 Pengaruh Modal Intelektual Kemenristek 17
terdahap Nilai Perusahaan Dikti
dengan Profitabilitas sebagai
Variabel Moderasi

4. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL DI JURNAL

No Tahun Judul Nama Jurnal Volume


dan Nomor
1 2013 Pengaruh Budaya Paternalistik Performance Volume 3,
dan Regulasi Pemerintah (Jurnal Bisnis Nomor 1.
Terhadap Corporate Sosial dan
Responsibilty (CSR) dan Akuntansi)
Akuntansi Sosial Perusahaan
2 2014 Pengaruh Budaya Organisasi, Performance Volume 4,
Komitmen Organisasi, dan (Jurnal Bisnis Nomor 2.
Akuntabilitas Publik terhadap dan
Kinerja Rumah Sakit di Akuntansi)
Kabupaten Sumenep
3 2015 Pengaruh Cash Conversion Performance Volume 5,
18

CycledanWorking Capital (Jurnal Bisnis Nomor 2.


Turnover terhadap Return on dan
Asset Pada Industri Barang Akuntansi)
Konsumsi yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
4 2016 Implementation of Financial The Volume
Reporting Badan Layanan International XVI,
Umum Daerah (BLUD) Under Journal on Nomor 1.
PP No. 71 2010 about Governmenta
Government Accounting l Financial
Standards on dr . H. Moh. Management
Anwar Hospital Sumenep-
Indonesia

5 2017 Peran Pengawasan Masyarakat Performance Volume 7,


terhadap Pengelolaan (Jurnal Bisnis Nomor 1.
Keuangan Desa dalam dan
Mewujudkan Akuntabilitas Akuntansi)
Keuangan di Desa
6 2018 Intellectual Capital and International Jilid 1,
Profitability Towards Firm Proceeding Volume 1
Value: Analysis Using Quantile
Regression Approach

7 2018 Reaksi Pasar terhadap FIPA: Forum Jilid 6


Penerbitan Obligasi Syariah Ilmiah Volume 1
(Sukuk) di Indonesia Pendidikan
Akuntansi
PENGALAMAN MENDAPATKAN HKI

No Tahun Judul/Tema HKI Jenis HKI Status


19

5. PENGALAMAN MENDAPATKAN LUARAN PENELITIAN LAINNYA


No Judul Luaran Jenis Luaran Tahun Deskripsi
Perolehan Singkat

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya

Sumenep, 27 Oktober 2018


Pengusul,

Mohammad Herli, SE., M.Ak


NIDN. 0727088501
20

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang

Justifikasi Harga
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
Pembelian buku Sumber 5 buah 100.000 500.000
penelitian Penelitian

Laptop Asus
(Second) Pengolahan Data 1 unit 1.500.000 1.500.000
Flashdisk 64 Pengarsipan 2 buah 250.000 500.000
GB Data

Modem Konektivitas 2 unit 750.000 1.500.000


Telkomsel
Flash

Printer Printing 1 unit 1.500.000 1.500.000


Sewa Alat Perekam 1 unit 200.000 200.000
perekam audio

Sewa
handycam Dokumentasi 1 unit 350.000 350.000
SUB TOTAL (Rp) 6.050.000
2. Bahan Habis Pakai

Justifikasi Harga
Material Pemakaian Kuantitas Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

Kertas HVS Media Tulis 2 rim 70.000 140.000


Alat tulis
kantor Perlengkapan 2 paket 200.000 400.000
Penelitian

SUB TOTAL (Rp) 540.000


21

3. Perjalanan
Justifikasi Harga
Material Pemakaian Kuantitas Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

Transportasi ke Proses 10x (bensin 100.000 1.000.000


lokasi
penelitian perizinan 3 motor)
dan
penelitian

Konsumsi Konsumsi 10 40.000 400.000


narasumber narasumber,
2x makan

Konsumsi 5 orang, 3x 60.000 300.000


peneliti makan

Komunikasi Pembelian 5x 75.000 375.000


pulsa dan pembelian
ke semua
Paket internet anggota

SUB TOTAL (Rp) 2.075.000

4. Lain-lain

Justifikasi Harga
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)

Plakat untuk Kenang- 10 300.000 3.000.000


narasumber kenangan narasumber
narasumber

SUB TOTAL 3.000.000


22

TOTAL 11.665.000

Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Kerja

No Susunan Organisasi Pembagian Kerja

1 Taufiqur Rahman Mengkoordinir Penelitian di


(Ketua) Lapangan
2 Faisol Gunawan Penyusunan Artikel Ilmiah
(Anggota 1)
3 Innayatul Ezsa Utami Mencatat dan Mengumpulkan
(Anggota 2) Data
23

UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Kampus : Jl. Raya Sumenep - Pamekasan Km. 5 Patean


Sumenep 69451
Tlp. 0328-673399 Ext. 117, Fax. 0328-673088
laman : feb.wiraraja.ac.id surel : feb@wiraraja.ac.id

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA


Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Taufiqur Rahman
NPM : 716.2.2.1093
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan program usulan PKMM dengan judul
“Melestarikan Budaya Ojung Ditengah Terpaan dan Kuatnya Budaya Luar”yang
di usulkan pada tahun 2018-2019 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh
lembaga atau sumber dana manapun.
Bilamana dikemudian hari ditemukan ada ketidak sesuaian dengan
pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya yang diterima ke kas Negara.
Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya dan sesungguh-
sungguhnya.

` Sumenep, 25 Oktober 2018

Pembantu Rektor II Ketua Pelaksana


Universitas Wiraraja Sumenep

NIDN. Taufiqur Rahman


NPM. 716221093

Anda mungkin juga menyukai