Askeb KB Implant Jadi
Askeb KB Implant Jadi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia
(SDM) dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan
berencana (KB) yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga
mengembangkan sumber daya alam laksana deret hitung, sedangkan pertumbuhan dan
perkembangan laksana deret ukur, sehingga pada satu titik sumber daya alam tidak
peningkatan kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak. Oleh karenanya program KB telah
diakui secara internasional sebagai salah satu upaya pokok dalam program safe
1970) dan masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka kelahiran
Pengaturan jarak kelahiran (“spacing”) dan b) memenuhi keinginan suami-istri untuk tidak
ingin lagi menambah anak (“limiting”). Masyarakat Indonesia dapat menerima hampir
semua metode medis teknis KB yang dicanangkan oleh pemerintah. Salah satu metode KB
yaitu Metode Modern Kontrasepsi Hormonal. Metode modern kontrasepsi hormonal
terbagi menjadi tiga, yaitu kontrasepsi suntik, kontrasepsi oral, dan kontrasepsi implan.
Materi hand out yang akan dipelajari kali ini adalah kontrasepsi implan.
Kontrasepsi implan disebut juga alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK), karena insersinya
pada bagian subdermal. Kontrasepsi implan berisi hormon progestin dalam dosis rendah,
Tujuan akhir dari hand out ini adalah memberikan pemahaman kepada mahasiswa
mengenai pelayanan kontrasepsi implan. Kontrasepsi implan yang akan dibahas meliputi
pengertian dan cara kerja kontrasepsi implan, jenis-jenis kontrasepsi implan, keuntungan
dan kerugian kontrasepsi implan yang menggunakan metode ceramah, tanya jawab, brain
salah satu aktivitas yang menantang, namun juga sangat mengasyikkan, berguna dan
menyenangkan. Oleh karena itu, mari kita mulai petualangan penempaan kemampuan diri
ini.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus :
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Kontrasepsi
subdermal, yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis
yang terdiri dari enam skala kapsul dimethylsiloxane yang dibuat dari bahan sylastic,
meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi
d. Menekan ovulasi
hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk
ovulasi.
1. Indikasi
b. Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu
dekat;
2. Kontra Indikasi
g. Pasca keguguran;
j. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia
C. Jenis-jenis Impant
1. Norplant.
Dipakai sejak tahun 1987. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm , dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel
dan lama kerjanya 5 tahun. Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara 50 – 85
mcg pada tahun pertama penggunaan, kemudian menurun sampai 30 – 35 mcg per
hari untuk lima tahun berikunya. Saat ini norplant yang paling banyak dipakai.
2. Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi ketiga, yang
dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable, dengan panjang kira-
kira 40 mm, dan diameter 2 mm, terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl Acetate)
kecepatan pelepasan hormonnya adalah 60 mcg per hari, yang perlahan-lahan turun
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja
3 tahun.
4. Uniplant
Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang mengandung 38
mg nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100 μg per hari dan lama
kerja 1 tahun.
5. Capronor
jaringan tubuh. Bahan pembawanya sama sekali tidak perlu dikeluarkan lagi misal pada
norplant. Tetapi sekali bahan pembawa tersebut mulai larut, ia tidak mungkin
Mempunyai diameter 0,24 cm, terdiri dari dua ukuran dengan panjang 2,5 cm
perempuan.
b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
kerja paling pendek yaitu satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh :
setelah pengangkatan.
kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek pada jangka panjang
Tidak ada efek terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh
secara normal. Jika ibu yang baru menyusui tidak sempat nantinya (dalam tiga
serta amenorea.
Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi pada tahun pertama penggunaan,
kira-kira 80% pengguna. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada interval antar
perdarahan). Oligomenore dan amenore juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari
10% setelah tahun pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang biasanya
terjadi pada tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah tahun kedua,
a. Nyeri kepala
Sebagian besar efek samping yang dialami oleh pengguna adalah nyeri
apapun. Yang jelas, pemantauan lanjutan lima tahun pada 75 wanita yang
dalam indeks masa tubuh (juga tidak ada hubungan antara perdarahan yang
c. Jerawat
kulit yang baik dengan menggunakan sabun atau pembersih kulit, dan
pemberian antibiotik topikal (misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau
reitromisin topikal).
diberitahu bahwa insisi yang dibuat untuk prosedur tersebut kecil dan mudah
sembuh, meninggalkan jaringan parut kecil yang biasanya sukar dilihat karena
yang dapat dikurangi paling baik dengan cara pelatihan yang baik dan
menular seksual seperti herpes, human papiloma virus, HIV AIDS, gonore
Obat-obat ini sifanya menginduksi enzim mikrosom hati. Pada kasus ini,
E. Efek Samping
1. Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang terjadi
pada kira-kira 6 % akseptor terutama selama 3-6 bulan pertama dari pemakaian.
perdarahan lebih sering daripada biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak
berubah.
waktu.
5. Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering ditemui.
1999).
BAB III
STUDI KASUS
TAPUNGGAYA 2019 “
I. IDENTITAS
Alamat : Alamat :
II. SUBYEKTIF
1. Alasan datang
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat haid
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Warna : merah
Bau : amis
Dismenorhea :-
5. Kebutuhan sehari-hari
III. OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. KU : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. TD : 100/70 mmHg
d. N : 84x/menit
e. RR : 20x/menit
f. BB : 45 kg
2. Pemeriksaan Fisik
IV. ASSESMENT
a. Diagnosa Kebidanan
b. Masalah
-
V. PENATALAKSANAAN
a. KU : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. TD : 100/70 mmHg
d. N : 84x/menit
e. RR : 20x/menit
f. BB : 45 kg
PEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny”P” umur 24 tahun dengan akseptor
baru KB implant. Pengumpulan data yang telah dilakukan dalam mengkaji data dari pasien
tidak mengalami kesulitan. Data subyektif dan obyektif semua dapat dikaji sesuai dengan
konsep asuhan kebidanan. Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ditemukan
kesenjangan. Analisa ditentukan berdasarkan data subyektif dan obyektif yang diperoleh saat
pengkajian data. Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan
kasus.
Pada tahap penatalaksanaan pada tinjauan teori dapat dilakukan pada tinjauan kasus
tanpa ada hambatan. Sehingga dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan, karena sudah terjadi
interaksi saling percaya sehingga terjalin kerjasama yang baik antara nakes, klien dan
keluarga. Pelaksanaan intervensi terhadap klien dapat dilakukan semua pada tinjauan teori
dan tinjauan kasus. Dan didukung juga dengan adanya sarana dan prasarana ynag tersedia dan
Evaluasi dari asuhan kebidanan pada ibu yang melakukan pemasangan KB impalant,
tidak ditemukan adanya kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Jadi tidak ada
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. Terdapat enam jenis kontrasepsi implan yaitu norplant, implanon, jadena, indoplant,
4. Beberapa keuntungan kontrasepsi implan antara lain efektivitas implan sangat tinggi,
metode yang baik untuk wanita menyusui serta kembalinya kesuburan setelah
implan, diantaranya menyebabkan kekacauan dalam pola perdarahan haid hingga 80%
B. Saran
a. Untuk Pasien : Bila Anda ingin menghentikan pemakaian implan, segera kunjungi
pekerja kesehatan yang memasangnya atau yang terlatih. Jangan mencoba mencopot
sendiri di rumah.
c. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat melaksanakan dan memahami asuhan kebidanan pada ibu
dengan KB Implant.
DAFTAR PUSTAKA
Bari, Abdul, dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina
Affandi, Biran. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Penerbit
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
Departemen Kesehatan RI. 2001. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan , dan Keluarga Berencana untuk
Pendidik Bidan. Jakarta : ECG..
Varney, Helen. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta : ECG..