Anda di halaman 1dari 2

Pada siklus manajemen bencana terdapat 4 tahapan yang ada agar kejadian bencana besar ini

tidak perlu terulang lagi serta apabila kejadian inipun terulang tidak akan memberikan
dampak yang terlalu besar.

Kesiapsiagaan

1. Menyiapakan Posko siaga kebakaran hutan di sekitaran daerah lahan gambut yang ada
di Kalimantan
2. Bersiaga dan mengintesifkan koordinasi ke instansi terkait tentang keadaan terkini
yang di sekitaran daerah lahan gambut;
3. Meningkatkan sistem peringatan dini ke seluruh kabupaten yang ada di Kalimantan;
4. Patroli pencegahan kebakaran hutan dan lahan gambut di daerah rawan kebakaran
hutan atau yang terpantau di satelit;
5. Groundcheck untuk mencari sumber hotspot yang terpantau di lokasi;
6. Sosialisasi pencegahan kebakaran hutan di desa-desa sekitar kawasan rawan
kebakaran hutan dan lahan gambut;
7. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait melalui Rapat Koordinasi
Pengendalian Kebakaran Hutan;
8. Peningkatan sumberdaya manusia melalui Penyegaran Pelatihan Brigade
Pengendalian Kebakaran Hutan se-Provinsi Kalimantan;
9. Pemberdayaan masyarakat sekitar melalui Pembentukan Masyarakat Peduli Api
(MPA) di sekitar kawasan lahan gambut;
10. Penegakan hukum bagi pelaku pembakaran perlu ditingkatkan agar timbul efek jera.

Pencegahan dan Mitigasi

1. Kampanye dan sosialisasi kebijakan pengendalian kebakaran lahan gambut.


2. Peningkatan masyarakat peduli api
3. Peningkatan penegakan hukum.
4. Pembentukan pasukan pemadaman kebakaran khususnya untuk penanganan
kebakaran secara dini.
5. Pembuatan waduk di daerahnya untuk pemadaman api
6. Pembuatan skat bakar, terutama antara lahan, perkebunan, pertanian dengan hutan.
7. Hindarkan pembukaan lahan dengan cara pembakaran.
8. Hindarkan penanaman tanaman sejenis untuk daerah yang luas.
9. Melakukan penanaman kembali daerah yang telah terbakar dengan tanaman yang
heterogen.
10. Partisipasi aktif dalam pemadaman awal kebakaran di daerahnya.
11. Pengembangan teknologi pembukaan lahan tanpa membakar (pembuatan kompos,
briket arang dll).
12. Kesatuan persepsi dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
13. Penyediaan dana tanggap darurat untuk penanggulangan kebakaran lahan dan hutan.
14. Pengelolaan bahan bakar secara intensif untuk menghindari kebakaran yang lebih luas

Tanggap Darurat

a. Membuat prosedur evakuasi pada saat bencana


b. Pembentukan tim pemadam kebakaran
c. Menyediakan kendaraan transportasi menuju tempat evakuasi
d. Melakukan pertolongan bencana jika ada korban
e. Menyediakan layanan medis dilokasi evakuasi

Rehabilitasi

a. Melakukan rencana tata ruang dan wilayah berdasarkan analisis resiko bencana
b. Memperbaiki lingkingan daerah bencana, prasarana fisik untuk meminimalkan resiko
bencana.
c. Selain itu adapun hal-hal yang bisa dilakukan saat terjadi bencana kebakaran hutan
d. Pastikan semua anak, anggota keluarga atau staf pekerja tidak berada di hutan atau
lahan yang terbakar
e. Upayakan agar api dari hutan atau lahan terbakar tidak menjalar ke rumah dan
wilayah lain. untuk ini perlu menebang sisi luar hutan atau lahan untuk menyekat
pejalaraj api. turut memadankan api di hutan dan lahan terbakar
f. Memakai masker penutup mulut dan hidung saat sedang berada diluar rumah
g. Ketika keluar rumah dan naik sepeda motor, hendaknya memakai kacamata untuk
melindungi mata dari serangan asap. Asap bisa membuat mata perih dan
menimbulkan kecelakaan

Pasca bencana

a. Pastikan kebakaran telah usai dan api telah dipadamkan serta dinyatakan aman
b. Jangan masuk hutan dan lahan terbakar bila masih ada api atau kepulan asap
c. Gunakan sepatu, pakaian dan penutup kepala yang aman ketika memasuki wilayah
hutan dan lahan terbakar.

Dengan adanya kegiatan diatas besar harapannya kejadian kebakaran lahan gambut tidak
terjadi lagi dan meskipun terjadi mampu diatasi sehingga kejadian tidak separah tahun 1997-
1998.

Anda mungkin juga menyukai