Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Buku modul tutorial Sistem kardiovaskuler ini dibuat untuk memudahkan

mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter dalam cara berpikir ilmiah, sistematis,

dan juga dalam keterampilan klinis.

Di dalamnya terdapat tiga modul tutorial dengan judul “Jantung Berdebar”,

“Sesak Napas”, dan “Nyeri Dada”

Terima kasih kepada Tim Sistem kardiovaskuler yang memberi ijin untuk

menggunakan buku ini, semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Oktober 2017

Tim Pelaksana Sistem Kardiovaskuler UMJ

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………..…………………………………………….... 1


Daftar Isi ................................................................................................... 2
Tata Tertib………...……..…………………………………………………...... 3
Modul Tutorial
 Sesak Napas ......……………………………………………… 6
 Nyeri Dada .........……………………………………………… 14

2
TATA TERTIB

I. Tata Tertib Umum

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ harus mematuhi


tata tertib seperti di bawah ini :
1. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan layaknya
seorang dokter. Tidak diperkenankan memakai pakaian ketat, berbahan jeans,
baju kaos (dengan/tanpa kerah), dan sandal.
2. Mahasiswa laki-laki wajib berambut pendek dan rapih.
3. Mahasiswi diwajibkan memakai jilbab dan busana muslimah di setiap kegiatan
berlangsung.
4. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan PSPD FKK UMJ.
5. Menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan PSPD FKK UMJ.
6. Melaksanakan registrasi administrasi dan akademik semester yang akan
berjalan.
7. Memakai papan nama resmi yang dikeluarkan dari PSPD FKK UMJ di setiap
kegiatan akademik kecuali perkuliahan. Jika papan nama rusak atau dalam
proses pembuatan, maka mahasiswa wajib membawa surat keterangan dari
bagian pendidikan.
8. Bila mahasiswa sakit :
a. Memberikan surat keterangan sakit ke bagian pendidikan, atau surat
keterangan dirawat bila dirawat.
b. Mencantumkan diagnosis klinis/ diagnosis kerja.
c. Di tanda tangani dokter yang memiliki SIP (Surat Ijin Praktek).
d. Alamat klinik/ rumah sakit/ Puskesmas jelas.
e. Diterima selambat-lambatnya 3 hari kemudian.
f. Bila tidak memenuhi ketentuan tersebut diatas, dianggap alpa (absen).

3
II. Tata Tertib Diskusi Tutorial

1. Kelompok diskusi terdiri dari 10-15 mahasiswa yang diatur oleh Bagian
Pendidikan PSPD FKK UMJ.
2. Kelompok diskusi ini difasilitasi oleh satu orang atau lebih tutor. Tutor juga
merupakan bagian dari diskusi kelompok.
3. Anggota kelompok diskusi memilih ketua dan sekretaris kelompok.
4. Ketua bertugas untuk mengarahkan diskusi dan membagi tugas pada anggota
kelompok.
5. Sekretaris bertugas menuliskan semua hasil diskusi pada satu kertas lembar
balik.
6. Wajib mengikuti seluruh kegiatan tutorial.
7. Datang 10 menit sebelum tutorial dimulai.
8. Mahasiswa akan mendapatkan pre test sebelum tutorial dimulai dan post test
pada akhir tutorial ke-2.
9. Seluruh mahasiswa diwajibkan mengerjakan tugas individu berupa jawaban
pertanyaan diskusi tutorial pertama dalam lembar kerja di modul mahasiswa.
Tugas ini diperlihatkan sebelum diskusi tutorial kedua dimulai.
10. Laporan hasil diskusi tutorial dalam bentuk paper dikumpulkan ke bagian
pendidikan maksimal 1 hari sebelum rapat pleno dilaksanakan. Perbaikan
laporan diskusi tutorial paling lambat 7 (tujuh) hari setelah rapat pleno.
11. Setiap kelompok wajib menyerahkan paper kelompoknya kepada kelompok lain
maksimal 1 hari sebelum rapat pleno dilaksanakan.

III. Tata Tertib Diskusi Pleno

1. Hadir 15 menit sebelum pleno dimulai.


2. Seluruh kelompok mahasiswa wajib menyerahkan slide presentasi kepada
bagian pendidikan maksimal 1 (satu) hari sebelum pleno dimulai. Bila tidak, akan
mempengaruhi nilai diskusi dan laporan tutorial.

4
3. Berperan aktif dalam rapat pleno.
4. Mahasiswa tidak diperkenankan meninggalkan ruang pleno kecuali pada waktu
yang ditentukan (saat break atau waktu jeda yang telah disepakati).

IV. Sanksi Pelanggaran Tata Tertib Umum

1. Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib umum tidak dapat mengikuti
setiap kegiatan akademik.
2. Bagi mahasiswa yang terlambat melakukan registrasi tidak berhak memperoleh
pelayanan akademik.
3. Bagi mahasiswa yang tidak mengajukan/merencanakan program studinya
(mengisi KRS) pada waktu yang telah ditentukan sesuai kalender akademik tidak
boleh mengikuti segala aktifitas perkuliahan.
4. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir, tidak dapat mengikuti setiap kegiatan.
5. Bila tidak memakai nametag tidak dapat mengikuti kegiatan akademik.
6. Bila nametag hilang, mahasiswa akan mendapat denda sesuai ketentuan yang
berlaku dan wajib membuat surat keterangan dari bagian umum.

V. Sanksi Pelanggaran Tata Tertib Diskusi Tutorial

1. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan tutorial pertemuan pertama dan
atau kedua, tidak mendapat penilaian diskusi tutorial saat itu.
2. Bagi mahasiswa yang belum mengumpulkan laporan hasil diskusi tutorial dalam
bentuk paper tidak dapat mengikuti ujian teori sistem.

VI. Sanksi Pelanggaran Tata Tertib Diskusi Pleno

1. Bagi mahasiswa yang tidak hadir pleno akan mendapatkan sanksi tegas yang
diatur kemudian.

5
Buku Pegangan Mahasiswa

MODUL 1

SISTEM KARDIOVASKULER

Diberikan Kepada;

Mahasiswa semester 3
Tahun Akademik 2017-2018

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017

6
PENDAHULUAN

Pengelolaan medis terbaik penderita dengan penyakit kardiovaskuler utamanya


tergantung pada suatu penegakan dasar diagnostik yang baik yang diperoleh baik dari anamnesis
maupun dari pemeriksaan fisik. Pada umumnya para dokter akrab dengan istilah yang dikenal
sebagai “five fingers approach” untuk mendiagnosis penyakit kardiovaskuler yang dipopulerkan
oleh Harvey, yang terdiri dari :
1. Anamnesis/ Riwayat penyakit
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan elektrokardiogram
4. Pemeriksaan Rontgen dada
5. Berbagai pemeriksaan laboratorium.

Meskipun berbagai penyakit kardiovaskuler dapat didiagnosis dengan satu alat pemeriksaan,
namun untuk memahami secara paripurna masalah yang diderita oleh seorang penderita biasanya
diperlukan berbagai informasi dari berbagai perangkat pemeriksaan lainnya. Dalam hal ini
berbagai pemeriksaan-pemeriksaan khusus mungkin diperlukan untuk mempertajam diagnosis
dan berguna untuk menetapkan tindakan yang tepat seperti pemeriksaan kateterisasi jantung,
ekokardiografi, skenning radionuklid, uji latih jantung dengan beban, monitor Holter.
Modul Sesak Napas ini terdiri dari tiga unit pembelajaran yang secara umum dilengkapi
dengan skenario, strategi pembelajaran, penugasan mahasiswa, panduan untuk tutor, beberapa
alternative pertanyaan dan jawaban serta beberapa rujukan utama.
Skenario berfungsi sebagai perangsang untuk belajar dalam suatu kelompok diskusi baik
dengan maupun tanpa tutor. Mahasiswa diharapkan untuk mengemukakan berbagai pertanyaan-
pertanyaan prinsip sebanyak mungkin dan mencari jawabannya pada berbagai acuan sewaktu
berdiskusi pada pertemuan tutorial pertama. Masalah yang belum terpecahkan menjadi tujuan
pembelajaran pada saat itu dan dijadikan sebagai pekerjaan rumah dengan cara belajar mandiri,
yang hasilnya akan didiskusikan kembali pada pertemuan kedua. Kalaupun masih ada masalah
yang belum terpecahkan maka kelompok diskusi yang difasilitasi oleh tutor membuat kesepakan
dengan pakar untuk pemecahan masalah baik dalam bentuk diskusi maupun dalam bentuk kuliah
pakar pada waktu yang disepakati.
Sebelum menggunakan buku ini, mahasiswa dan tutor harus membaca strategi
pembelajaran, metode tujuh langkah, Tujuan Instruksional Umum dan Tujuan Instruksional
Khusus (TIU & TIK), sehingga pelaksanaan diskusi nantinya akan lebuih efisien dan efektif.
Selama pelaksanaan tutorial, peranan seorang tutor untuk mengarahkan proses pembelajaran
dalam diskusi sangat diperlukan.

Jakarta, Oktober 2017

Tim Penyusun Modul


Sistem Kardiovaskuler

7
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Intruksional Umum (TIU) and


Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

TIU :
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa mampu memahami konsep-konsep dasar yang
berhubungan dengan gejala sesak napas dan mampu menegakkan diagnosis beberapa penyakit
kardiovaskuler dengan sesak napas sebagai keluhan utama.

TIK :
1. Memahami perbedaan keluhan sesak napas yang dijumpai pada penyakit
kardiovaskuler dan penyakit non-kardiovaskuler.
2. Memahami mekanisme timbulnya sesak napas pada berbagai penyakit
kardiovaskuler.
3. Memahami faktor-faktor yang berperan dalam proses patologis yang terjadi di-paru-
paru yang menimbulkan gejala sesak napas.
4. Memahami hal-hal yang berhubungan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada
penderita kardiovaskuler dengan keluhan sesak napas.
5. Memahami hubungan antara gejala sesak napas dan gejala lainnya yang relevan
dengan diagnosis penyakit kardiovaskuler tertentu.
6. Menentukan jenis pemeriksaan dan prosedur diagnostik tertentu yang menunjang
diagnosis penyakit kardiovaskuler dengan gejala sesak napas.
7. Memahami prosedur tindakan dan terapi pada penderita dengan sesak napas diruang
gawat darurat akibat penyakit kardiovaskuler tertentu
8. Memahami diagnosis banding yang terjadi pada pasien yang mengalami gejala sesak
nafas akibat penyakit kardiovaskuler
9. Memahami kemungkinan komplikasi yang timbul dari penyakit kardiovaskuler
tertentu dengan keluhan sesak napas.
10. Memahami prognosis penyakit-penyakit kardiovaskuler tertentu dengan keluhan
sesak napas.

8
Proses “Problem-Based Learning” (PBL)
dan “Active Learning” (AL)

MASALAH/PERTANYAAN KELOMPOK KECIL

- Deskripsi fenomena - Hal-hal apa yang sudah


diketahui dari masalah.
- Disiapkan oleh tim/ - Hal-hal apa yang masih
staf pengajar harus diketahui.
- Mengarahkan kegiatan - Gunakan metode 7 langkah
belajar

PERTUKARAN INFO BELAJAR SENDIRI

- Apakah dibutuhkan - Sarana belajar


pemahaman yang lebih
baik mengenai proses - Integrasi pengetahuan dari
dari masalah tersebut. berbagai disiplin ilmu

Metode 7 langkah
1. Mengklarifikasi hal-hal yang belum diketahui dalam skenario.
Dalam hal ini kelompok akan mendefinisikan istilah-istilah dan konsep yang tidak jelas agar
interpretasi terhadap informasi yang tersedia tidak perlu dipertanyakan lagi.
2. Mendefinisikan masalah.
Kelompok harus dapat mencapai kesepakatan agar setiap fenomena yang saling berhubungan
dapat dijelaskan. Masalah yang ada dapat dibagi menjadi beberapa sub-masalah agar dapat
didiskusikan menurut aturan tertentu. Fungsi langkah ini adalah menuntun proses
brainstorming (langkah 3) dan juga diskusi selanjutnya.
3. Menganalisa masalah.
Kelompok mencoba menentukan hal-hal yang dipikirkan oleh anggotanya, apa yang mereka
ketahui atau apa yang mereka anggap mereka ketahui tentang proses dan mekanisme yanmg
mendasari masalah tersebut. Melalui tehnik brainstorming ini, pengetahuan yang ada
sebelumnya diaktivasi agar dasar diskusi tersedia.
4. Membuat daftar penjelasan-penjelasan yang dapat diterima.
Ide-ide dari langkah ke-3 disusun dan diperhatikan secara kritis. Pandangan-pandangan yang
nampaknya seragam dikelompokkan bersama sebagai suatu kesatuan, sementara pendapat
yang berbeda disortir, sehingga akan lebih jelas lagi apa yang masih harus dipelajari.
5. Merumuskan tujuan pembelajaran.
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama atau sebagai hasil analisa masalah harus dijawab
agar tercapai pemahaman yang lebih baik. Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan

9
tersebut merupakan dasar dari kegiatan belajar yang harus dilaksanakan pada tahap
berikutnya. Fungsi langkah ini adalah menuntun proses belajar mandiri (active learning).
6. Mencari informasi tambahan di luar kelompok (Active learning).
Berdasarkan langkah ke-5, siswa diwajibkan mencari dan mengumpulkan informasi pada
berbagai sumber acuan (kuliah, perpustakaan, internet,dll). Pada langkah ini, mahasiswa
belajar untuk mengumpulkan informasi yang relevan guna menguasai masalah.
7. Membuat laporan pada kelompok tentang apa yang diperoleh sewaktu belajar mandiri.
Sesuai tujuan belajar, mahasiswa akan mendiskusikan hasil kegiatan belajar mandiri.
Langkah ini memiliki 3 fungsi yaitu :
a. Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber hingga tiap kesalahan dapat
dikoreksi.
b. Menunjukkan dan mendiskusikan hal-hal yang tidak jelas dari bahan yang
dipelajari.
c. Memperdalam pengetahuan para siswa dengan cara pertukaran informasi secara
aktif.

TUGAS UNTUK MAHASIWA


1. Setelah membaca dengan teliti skenario di atas anda harus mendiskusikan kasus tersebut
pada satu kelompok diskusi terdiri dari 12 – 15 orang, dipimpin oleh seorang ketua dan
seorang penulis yang dipilih oleh anda sendiri. Ketua dan sekretaris ini sebaiknya berganti-
ganti pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh seorang tutor atau
dilakukan secara mandiri oleh kelompok.
2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku
ajar, majalah, slide, tape atau video, dan internet, untuk mencari informasi tambahan.
3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor) , melakukan curah pendapat bebas antar
anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi dalam menyelesaikan
masalah.
4. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh
pengertian yang lebih mendalam (tanpa pakar).
5. Mengikut kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas atau
tidak ditemukan jawabannya.
6. Melakukan latihan di laboratorium keterampilan klinik dan praktikum di laboratorium
Patologi Anatomi.

PROSES PEMECAHAN MASALAH


Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat, anda diharapkan
memecahkan problem yang terdapat dalam scenario ini, yaitu dengan mengikuti 7 langkah
penyelesaian masalah di bawah ini :
1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario di atas, dan tentukan kata/ kalimat kunci
skenario di atas.
2. Identifikasi problem dasar skenario di atas, dengan membuat beberapa pertanyaan penting.
3. Analisa problem-problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.
4. Klasifikasikan jawaban atas pernyataan-pertanyaan tersebut di atas.
5. Tentukan tujuan pembelajaran selanjutnya yang ingin dicapai oleh anda .
Langkah 1 s/d 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor.

10
6. Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok tatap muka.
Langkah 6 dilakukan dengan belajar mandiri.
7. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang baru ditemukan.
Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor.

Penjelasan :
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan
untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulangi, dan selanjutnya dilakukan lagi
langkah 7.
Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dirasa
cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam bentuk
diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal
yang masih belum jelas
.

JADWAL KEGIATAN
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan tanya jawab. Tujuan
: menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan membagi kelompok
diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.
2. Pertemuan kedua : diskusi mandiri. Tujuan :
* Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
* Brain-storming untuk proses 1 – 3,
* Membagi tugas
3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan
penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi mandiri
dan menyelesaikan proses sampai langkah 5.
4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru yang
diperlukan,
5. Pertemuan keempat: adalah diskusi tutorial. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi lalu dan
mensintese informasi yang baru ditemukan. Bila masih diperlukan informasi baru dilanjutkan
lagi seperti No. 2 dan 3.
6. Pertemuan terakhir: dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel untuk
melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang belum
terjawab pada ahlinya (temu pakar).

STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Diskusi kelompok tanpa tutor, brainstorming bebas diantara mahasiswa.
2. Kelompok diskusi dipandu oleh tutor untuk menentukan berbagai alternatif pertanyaan dari
masalah yang dikemukakan.
3. Konsultasi dengan pakar untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam terhadap suatu
masalah.
4. Kuliah khusus untuk materi yang baru.
5. Belajar mandiri di perpustakaan atau media elektronik.

11
6. Melakukan kegiatan di “skill-lab”(CSL)
 Anamnesis (History taking)
 Pemeriksaan fisik (manekin/mahasiswa)
 Perekaman /pembacaan dasar-dasar EKG
 Pembacaan foto thoraks
7. Melakukan kegiatan praktikum.
 Anatomi
 Fisiologi
 Histologi
 Patologi Anatomi
 Mikrobiologi
 Gizi
 Biokimia

BAHAN BACAAN & SUMBER INFORMASI LAIN


A. Kuliah sistim kardiovaskuler dari berbagai disiplin ilmu.
B. Textbooks/Journals yang berhubungan dengan masalah kardiovaskuler.
1. Levick JR. (2003). An Introduction to Cardiovascular Physiology. 4th edit.Arnold
London.
2. Bickley LS (2003). Bate’s Guide to Physical Examination and History Taking. 8th
edit. Lippicott Williams & Wilkins, Philadelphia.
3. Braunwald E, Zipes DP, Libby P. (2001). Heart Disease A Textbook of
Cardiovascular Medicine. 6th edit. W.B. Saunders Coy, Philadelphia.
4. Fuster V, Alexander RW, O’Rourke RA. (2001). Hurst’s The Heart 10th edit.
International Edit. Mc Graw-Hill, New York
5. Chung EK. (1983). Quick Reference to Cardiovascular Diseases. 2nd
edit.J.B.Lippincot Coy, Philadelphia.
6. Crawford MH (2003). Current Diagnosis &Treatment in Cardiology. 2nd edit Lange
Med Books/McGraw-Hill, New York.
7. Coats A, Cleland JGF. (1997). Controversies in the Management of Heart Failure. 1st
edit. Churchill Livingstone, Edinburg.
8. Branch WT Jr, Alexander RW, Schlant RC, Hurst JW.(2000). Cardiology in Primary
Care. Intern. Edit. McGraw-Hill, New York.
9. Braunwald E, GoldmanL. (2003). Primary Cardiology 2nd Edit. Saunders,
Philadelphia.
10. Hardjoeno H. dkk (2003) : Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik.LEPHAS.
Makassar.
11. Khan MG. (2003). Cardiac Drug Therapy. 6th edit.Saunders, Philadelphia.

12
Modul 1 : Sesak Napas

SKENARIO 1
Seorang wanita umur 63 tahun mengeluh cepat lelah dan sering sesak napas sewaktu
beraktifitas. Dia tidak dapat melakukan kegiatan dirumah lebih lama tanpa sering beristrahat
dengan kesukaran bernapas. Pergelangan kaki membengkak pada siang hari dan berkurang pada
malam hari. Pada pemeriksaan, ditemukan adanya pernapasan cepat, pada pemeriksaan
auskultasi didengar adanya bunyi krepitasi. Nadi reguler dan tekanan darah 130/90 mmHg, tetapi
terdapat bendungan vena leher R+4cmH2O. Ictus cordis teraba dilinea axillaris anterior kiri di
SIC V. Gambaran Rontgen dada menunjukkan CTR 0,75, dan terlihat adanya bendungan
pembuluh darah paru. Penderita diobati dengan digoxin dan diuretik sehingga keluhan penderita
berkurang.

SKENARIO 2
Seorang perempuan berumur 45 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan sesak napas
bila melakukan kegiatan fisik disertai denyut jantung yang cepat. Pada umur 12 tahun dia
menderita penyakit demam reumatic dan terdengar bising jantung sejak menderita penyakit
tersebut. Irama jantungnya berupa fibrilasi atrium telah ada sejak 2 tahun lalu yang dapat
dikontrol dengan terapi digoxin 4 kali 0,25 mg. Tanda vital : denyut nadi 80 kali permenit,
tekanan darah 130/80, frekuensi nafas 16 kali permenit Terdengar adanya bunyi ronchi basah
halus pada kedua paru dan bunyi jantung pertama (S1) keras, bunyi jantung kedua (S2) tunggal
disertai opening snap (OS).

SKENARIO 3
Seorang laki-laki berusia 62 tahun datang ke Unit Gawat Darurat dengan keluhan sesak
yang semakin memberat sejak 1 minggu yang lalu. Sesak bertambah jika pasien beraktivitas.
Pasien juga mengeluh sering terbangun di malam hari karena sesak, pada kedua kaki terlihat
semakin membengkak. Pasien merokok 1-2 bungkus/ hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
frekuensi nafas 28x/ menit, tekanan vena jugularis R+3 cm.H2O, dan edema pada ekstremitas
bawah. Pada pemeriksaan radiologi thoraks didapatkan adanya elongasi aorta dan CTR 60%.
Keluhan pasien berkurang setelah diberikan terapi diuretik.

13
Buku Pegangan Mahasiswa

MODUL 2

SISTEM KARDIOVASKULER

Diberikan Kepada;

Mahasiswa semester 3
Tahun Akademik 2017-2018

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017

14
PENDAHULUAN

Pengelolaan medis terbaik penderita dengan penyakit kardiovaskuler utamanya


tergantung pada suatu penegakan dasar diagnostik yang baik yang diperoleh baik dari anamnesis
maupun dari pemeriksaan fisik. Pada umumnya para dokter akrab dengan istilah yang dikenal
sebagai “five fingers approach” untuk mendiagnosis penyakit kardiovaskuler yang dipopulerkan
oleh Harvey, yang terdiri dari :
1. Anamnesis/ Riwayat penyakit
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan elektrokardiogram
4. Pemeriksaan Rontgen dada
5. Berbagai pemeriksaan laboratorium.

Meskipun berbagai penyakit kardiovaskuler dapat didiagnosis dengan satu alat pemeriksaan,
namun untuk memahami secara paripurna masalah yang diderita oleh seorang penderita biasanya
diperlukan berbagai informasi dari berbagai perangkat pemeriksaan lainnya. Dalam hal ini
berbagai pemeriksaan-pemeriksaan khusus mungkin diperlukan untuk mempertajam diagnosis
dan berguna untuk menetapkan tindakan yang tepat seperti pemeriksaan kateterisasi jantung,
ekokardiografi, skenning radionuklid, uji latih jantung dengan beban, monitor Holter.
Modul Nyeri Dada ini terdiri dari tiga unit pembelajaran yang secara umum dilengkapi
dengan skenario, strategi pembelajaran, penugasan mahasiswa, panduan untuk tutor, beberapa
alternative pertanyaan dan jawaban serta beberapa rujukan utama.
Skenario berfungsi sebagai perangsang untuk belajar dalam suatu kelompok diskusi baik
dengan maupun tanpa tutor. Mahasiswa diharapkan untuk mengemukakan berbagai pertanyaan-
pertanyaan prinsip sebanyak mungkin dan mencari jawabannya pada berbagai acuan sewaktu
berdiskusi pada pertemuan tutorial pertama. Masalah yang belum terpecahkan menjadi tujuan
pembelajaran pada saat itu dan dijadikan sebagai pekerjaan rumah dengan cara belajar mandiri,
yang hasilnya akan didiskusikan kembali pada pertemuan kedua. Kalaupun masih ada masalah
yang belum terpecahkan maka kelompok diskusi yang difasilitasi oleh tutor membuat kesepakan
dengan pakar untuk pemecahan masalah baik dalam bentuk diskusi maupun dalam bentuk kuliah
pakar pada waktu yang disepakati.
Sebelum menggunakan buku ini, mahasiswa dan tutor harus membaca strategi
pembelajaran, metode tujuh langkah, Tujuan Instruksional Umum dan Tujuan Instruksional
Khusus (TIU & TIK), sehingga pelaksanaan diskusi nantinya akan lebuih efisien dan efektif.
Selama pelaksanaan tutorial, peranan seorang tutor untuk mengarahkan proses pembelajaran
dalam diskusi sangat diperlukan.
Kuliah pakar akan diberikan jika diperlukan, dan konsultasi secara langsung dengan
pakar dapat dilakukan di luar pertemuan yang dijadwalkan.

Jakarta, Oktober 2017

Tim Penyusun Modul


Sistem Kardiovaskuler

15
Tujuan Pembelajaran :
Tujuan Intruksional Umum (TIU) and
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

TIU :
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa mampu memahami konsep-konsep dasar yang
berhubungan dengan gejala nyeri dada dan mampu menegakkan diagnosis beberapa penyakit
kardiovaskuler yang berhubungan dengan nyeri dada sebagai keluhan utama.

TIK :
1. Memahami perbedaan keluhan nyeri dada yang dijumpai pada penyakit
kardiovaskuler dan penyakit non-kardiovaskuler.
2. Menentukan karakteristik nyeri dada yang tipikal dan atipikal.
3. Memahami hubungan antara nyeri dada dan struktur anatomi, histopatologi dan
patofisiologi dari penyakit kardiovaskuler.
4. Memahami hal-hal yang berhubungan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik
pada penderita kardiovaskuler dengan keluhan nyeri dada.
5. Memahami hubungan antara faktor resiko kardiovaskuler dan penyakit
kardiovaskuler khususnya penyakit arteri koroner.
6. Menentukan jenis pemeriksaan dan prosedur diagnostik tertentu yang menunjang
diagnosis penyakit kardiovaskuler dengan gejala nyeri dada.
7. Mendeskripsikan prosedur terapi pada kelainan kardiovaskuler dengan nyeri dada
sebagai keluhan utama.
8. Menentukan kemungkinan komplikasi yang timbul dari diagnosis.
9. Memahami tahapan resiko penyakit-penyakit kardiovaskuler khususnya sindrom
akut koroner.
10. Memahami prognosis dan metode pencegahan dari penyakit tersebut

16
Proses “Problem-Based Learning” (PBL)
dan “Active Learning” (AL)

MASALAH/PERTANYAAN KELOMPOK KECIL

- Deskripsi fenomena - Hal-hal apa yang sudah


diketahui dari masalah.
- Disiapkan oleh tim/ - Hal-hal apa yang masih
staf pengajar harus diketahui.
- Mengarahkan kegiatan - Gunakan metode 7 langkah
belajar

PERTUKARAN INFO BELAJAR SENDIRI

- Apakah dibutuhkan - Sarana belajar


pemahaman yang lebih
baik mengenai proses - Integrasi pengetahuan dari
dari masalah tersebut. berbagai disiplin ilmu

Metode 7 langkah
1. Mengklarifikasi hal-hal yang belum diketahui dalam skenario.
Dalam hal ini kelompok akan mendefinisikan istilah-istilah dan konsep yang tidak jelas agar
interpretasi terhadap informasi yang tersedia tidak perlu dipertanyakan lagi.
2. Mendefinisikan masalah.
Kelompok harus dapat mencapai kesepakatan agar setiap fenomena yang saling berhubungan
dapat dijelaskan. Masalah yang ada dapat dibagi menjadi beberapa sub-masalah agar dapat
didiskusikan menurut aturan tertentu. Fungsi langkah ini adalah menuntun proses
brainstorming (langkah 3) dan juga diskusi selanjutnya.
3. Menganalisa masalah.
Kelompok mencoba menentukan hal-hal yang dipikirkan oleh anggotanya, apa yang mereka
ketahui atau apa yang mereka anggap mereka ketahui tentang proses dan mekanisme yanmg
mendasari masalah tersebut. Melalui tehnik brainstorming ini, pengetahuan yang ada
sebelumnya diaktivasi agar dasar diskusi tersedia.
4. Membuat daftar penjelasan-penjelasan yang dapat diterima.
Ide-ide dari langkah ke-3 disusun dan diperhatikan secara kritis. Pandangan-pandangan yang
nampaknya seragam dikelompokkan bersama sebagai suatu kesatuan, sementara pendapat
yang berbeda disortir, sehingga akan lebih jelas lagi apa yang masih harus dipelajari.
5. Merumuskan tujuan pembelajaran.

17
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama atau sebagai hasil analisa masalah harus dijawab
agar tercapai pemahaman yang lebih baik. Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
tersebut merupakan dasar dari kegiatan belajar yang harus dilaksanakan pada tahap
berikutnya. Fungsi langkah ini adalah menuntun proses belajar mandiri (active learning).
6. Mencari informasi tambahan di luar kelompok (Active learning).
Berdasarkan langkah ke-5, siswa diwajibkan mencari dan mengumpulkan informasi pada
berbagai sumber acuan (kuliah, perpustakaan, internet,dll). Pada langkah ini, mahasiswa
belajar untuk mengumpulkan informasi yang relevan guna menguasai masalah.
7. Membuat laporan pada kelompok tentang apa yang diperoleh sewaktu belajar mandiri.
Sesuai tujuan belajar, mahasiswa akan mendiskusikan hasil kegiatan belajar mandiri.
Langkah ini memiliki 3 fungsi yaitu :
a. Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber hingga tiap kesalahan dapat
dikoreksi.
b. Menunjukkan dan mendiskusikan hal-hal yang tidak jelas dari bahan yang dipelajari.
c. Memperdalam pengetahuan para siswa dengan cara pertukaran informasi secara aktif.

TUGAS UNTUK MAHASIWA


1. Setelah membaca dengan teliti skenario di atas anda harus mendiskusikan kasus tersebut
pada satu kelompok diskusi terdiri dari 12 – 15 orang, dipimpin oleh seorang ketua dan
seorang penulis yang dipilih oleh anda sendiri. Ketua dan sekretaris ini sebaiknya berganti-
ganti pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh seorang tutor atau
dilakukan secara mandiri oleh kelompok.
2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku
ajar, majalah, slide, tape atau video, dan internet, untuk mencari informasi tambahan.
3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor) , melakukan curah pendapat bebas antar
anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi dalam menyelesaikan
masalah.
4. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh
pengertian yang lebih mendalam (tanpa pakar).
5. Mengikut kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas atau
tidak ditemukan jawabannya.
6. Melakukan latihan dilaboratorium keterampilan klinik dan praktikum di laboratorium
Patologi Anatomi.

PROSES PEMECAHAN MASALAH


Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat, anda diharapkan
memecahkan problem yang terdapat dalam scenario ini, yaitu dengan mengikuti 7 langkah
penyelesaian masalah di bawah ini :
1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario di atas, dan tentukan kata/ kalimat kunci
skenario di atas.
2. Identifikasi problem dasar skenario di atas, dengan membuat beberapa pertanyaan penting.
3. Analisa problem-problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.
4. Klasifikasikan jawaban atas pernyataan-pertanyaan tersebut di atas.
5. Tentukan tujuan pembelajaran selanjutnya yang ingin dicapai oleh anda .

18
Langkah 1 s/d 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor.
6. Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok tatap muka.
Langkah 6 dilakukan dengan belajar mandiri.
7. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang baru ditemukan.
Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor.

Penjelasan :
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan
untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulangi, dan selanjutnya dilakukan lagi
langkah 7.
Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dirasa
cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam bentuk
diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal
yang masih belum jelas.

JADWAL KEGIATAN
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan tanya jawab. Tujuan
: menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan membagi kelompok
diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.
2. Pertemuan kedua : diskusi mandiri. Tujuan :
* Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
* Brain-storming untuk proses 1 – 3,
* Membagi tugas
3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan
penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi mandiri
dan menyelesaikan proses sampai langkah 5.
4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru yang
diperlukan,
5. Pertemuan keempat: adalah diskusi tutorial. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi lalu dan
mensintese informasi yang baru ditemukan. Bila masih diperlukan informasi baru dilanjutkan
lagi seperti No. 2 dan 3.
6. Pertemuan terakhir: dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel untuk
melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang belum
terjawab pada ahlinya (temu pakar).

STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Diskusi kelompok tanpa tutor, brainstorming bebas diantara mahasiswa.
2. Kelompok diskusi dipandu oleh tutor untuk menentukan berbagai alternatif pertanyaan dari
masalah yang dikemukakan.
3. Konsultasi dengan pakar untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam terhadap suatu
masalah.
4. Kuliah khusus untuk materi yang baru.
5. Belajar mandiri di perpustakaan atau media elektronik.
19
6. Melakukan kegiatan di “skill-lab”(CSL)
 Anamnesis (History taking)
 Pemeriksaan fisik (manekin/mahasiswa)
 Perekaman /pembacaan dasar-dasar EKG
 Pembacaan foto thoraks
7. Melakukan kegiatan praktikum.
 Anatomi
 Fisiologi
 Histologi
 Patologi Anatomi
 Mikrobiologi
 Gizi
 Biokimia

BAHAN BACAAN & SUMBER INFORMASI LAIN


A. Kuliah sistim kardiovaskuler dari berbagai disiplin ilmu.
B. Textbooks/Journals yang berhubungan dengan masalah kardiovaskuler.
1. Levick JR. (2003). An Introduction to Cardiovascular Physiology. 4th edit.Arnold
London.
2. Bickley LS (2003). Bate’s Guide to Physical Examination and History Taking. 8 th edit.
Lippicott Williams & Wilkins, Philadelphia.
3. Braunwald E, Zipes DP, Libby P. (2001). Heart Disease A Textbook of Cardiovascular
Medicine. 6th edit. W.B. Saunders Coy, Philadelphia.
4. Fuster V, Alexander RW, O’Rourke RA. (2001). Hurst’s The Heart 10th edit.
International Edit. Mc Graw-Hill, New York
5. Chung EK. (1983). Quick Reference to Cardiovascular Diseases. 2nd edit.J.B.Lippincot
Coy, Philadelphia.
6. Crawford MH (2003). Current Diagnosis &Treatment in Cardiology. 2nd edit Lange Med
Books/McGraw-Hill, New York.
7. Coats A, Cleland JGF. (1997). Controversies in the Management of Heart Failure. 1st
edit. Churchill Livingstone, Edinburg.
8. Branch WT Jr, Alexander RW, Schlant RC, Hurst JW.(2000). Cardiology in Primary
Care. Intern. Edit. McGraw-Hill, New York.
9. Braunwald E, GoldmanL. (2003). Primary Cardiology 2nd Edit. Saunders, Philadelphia.
10. Hardjoeno H. dkk (2003) : Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik.LEPHAS.
Makassar.
11. Khan MG. (2003). Cardiac Drug Therapy. 6th edit.Saunders, Philadelphia.

20
Modul 2 : Nyeri Dada

SKENARIO 1
Seorang laki-laki umur 55 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri dada. Dia
mengeluh 6 bulan terakhir mengalami nyeri dada substernal bersifat intermittent dan menjalar ke
lengan kiri. Nyeri pertama kali terjadi ketika melakukan kegiatan dan menurun ketika istirahat.
Dia menyangkal mengalami napas yang pendek, mual, muntah atau diaforesis. Dia memiliki
riwayat penyakit hipertensi dan dislipidemia. Pada riwayat keluarga diperoleh keterangan bahwa
bapaknya meninggal karena infark miokard pada usia 56 tahun. Dia menghabiskan 360-400
bungkus rokok per tahun. Pada pemeriksaan fisis diperoleh tekanan darah 145/95 mmHg, nadi
75 kali permenit dan lainnya dalam batas normal .

SKENARIO 2
Seorang laki-laki berumur 35 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada. Nyeri
dirasakan dibelakang dinding dada dan terasa menusuk. Nyeri ini menyebar ke punggung dan
dirasakan memburuk jika bernapas dalam dan membaik jika bersandar ke depan. Disamping itu
dia mengalami flu-like illness beberapa hari terakhir yang diikuti dengan demam, hidung
beringus dan batuk. Dia tidak memilki riwayat penyakit sebelumnya dan tidak ada riwayat
minum obat. Dia menyangkal bahwa dia merokok, minum alkohol dan menggunakan obat
terlarang. Pada pemeriksaan fisis dia terlihat mengalami nyeri yang sedang dengan tekanan
darah 125/85 mmHg, denyut nadi 105 kali permenit, respirasi 18 kali permenit, saturasi oksigen
98%. Sekarang ini dia tidak mengalami demam. Pada pemeriksaan kepala dan leher diperoleh
mukus jernih pada rongga hidung dan eritema ringan pada orofaring. Lehernya lemas dengan
ada limfadenopati anterior. Pada auskultasi dada, dalam batas normal. Vena jugular tidak R+2
cm H2O. Pemeriksaan jantung diperoleh takikardi dengan tiga komponen suara dengan intensitas
tinggi. Pemeriksaan abdomen dan ekstremitas normal.

SKENARIO 3
Seorang laki-laki berusia 53 tahun datang ke Unit Gawat Darurat dengan keluhan nyeri
dada sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri lebih dirasakan di bagian kiri dada, seperti
tertimpa beban berat, berlangsung terus-menerus, disertai keringat berlebih. Pasien adalah
seorang direktur di sebuah perusahaan yang memiliki kebiasaan merokok 1-2 bungkus per hari.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan penderita tampak pucat, berkeringat di wajah, tekanan darah
200/ 110 mmHg, BB 100 kg, TB 170 cm.

21

Anda mungkin juga menyukai