A Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehtan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatankegiatan
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat
(Depkes RI 2007).
Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga atau keluarga, karena
rumah tangga yang sehat merupakan asset atau modal pembangunan di masa depan
yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Beberapa anggota
rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit menular dan penyakirt tidak
menular, oleh karena itu untuk mencegah penyakit tersebut anggota rumah tangga
perlu di berdayakan untuk melaksanakan PHBS (Depkes, 2013).
C Tujuan PHBS
Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan
masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk
swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang optimal
(Dinkes,2006)
D Manfaat PHBS
1 Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit
2 Rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga
3 Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang
tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi
seperti biaya pendidikan Badan usaha lain yang dapat meningkatkan
kesejahteraananggota rumah tangga
4 Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten
/Kota dibidang kesehatan
5 Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan
6 Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu , hal ini bertujuan untuk
memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu
tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan
tempat yang sama (Depkes RI, 1996).
Petugas pada meja 1 s/d 4 dilaksanakan oleh kader Posyandu sedangkan meja 5
merupakan meja pelayanan (kader, jurim, bindes, perawat dan petugas KB).
5. PELAYANAN DI POSYANDU
Kesehatan ibu dan anak :1. Pemberian pil tambah darah (ibu hamil),2.
Pemberian vitamin a dosis tinggi ( bulan vitamin a pada bulan februarii dan
agustus), 3. PMT, 4. Imunisasi, 5. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai
pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan.
keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu kms setiap bulan.
1. Keluarga berencana, pembagian pil KB dan kondom.
2. Pemberian oralit dan pengobatan.
3. Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai
permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja 4 dengan materi
dasar dari kms baita dan ibu hamil. keberhasilan posyandu tergambar
melalui cakupan SKD
S : semua balita diwilayah kerja posyandu
K : semua balita yang memiliki KMS
D : balita yang ditimbang
N : balita yang naik berat badannya.
6. STRATA POSYANDU
Strata posyandu dikelompokkan menjadi 4 :
a. Posyandu Pratama (warna merah)
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap,
kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.
Keadaan dinilai gawat, sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang.
Artinnya kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.
b. Posyandu Madya (warna kuning)
Posyandu pada tingkat madtya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali pertahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih.
Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi)
masih rendah, yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian kegiatan
posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya.
2. Tujuan
Mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan.
Mencegah infeksi silang (cross infection).
Menjaga kondidi steril.
Melindungi diri dan pasien dari infeksi.
Memberikan perasaan segar dan bersih
3. Cuci tangan ini dilakukan pada saat 5 (lima) momen atau yang sering
disebut 5 (Five) Moments for Hand Hygiene. 5 (lima) momen Hand Hygiene
adalah sebagai berikut ini urutannya :
Sebelum kontak dengan pasien,
Sebelum tindakan aseptik,
Setelah terkena cairan tubuh pasien,
Setelah kontak dengan pasien,
Setelah kontak dengan linkungan di sekitar pasien.
Departemen Kesehatan RI, 2006. Laporan Tahunan Promkes Tahun 2006. Jakarta: Depkes
RI.
Notoadmodjo S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.