Anda di halaman 1dari 16

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

A Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehtan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatankegiatan
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat
(Depkes RI 2007).

Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga atau keluarga, karena
rumah tangga yang sehat merupakan asset atau modal pembangunan di masa depan
yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Beberapa anggota
rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit menular dan penyakirt tidak
menular, oleh karena itu untuk mencegah penyakit tersebut anggota rumah tangga
perlu di berdayakan untuk melaksanakan PHBS (Depkes, 2013).

B Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Program PHBS merupakan upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat,
dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi,
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support ) dan pemberdayaan
masyarakat (Empowerment ). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, dan dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoadmodjo S, 2007)

C Tujuan PHBS
Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan
masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk
swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang optimal
(Dinkes,2006)

D Manfaat PHBS
1 Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit
2 Rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga
3 Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang
tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi
seperti biaya pendidikan Badan usaha lain yang dapat meningkatkan
kesejahteraananggota rumah tangga
4 Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten
/Kota dibidang kesehatan
5 Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan
6 Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.

E Klasifikasi Hidup Sehat


Menurut Backer, (1979) yang dikutip Notoatmodjo, (2007) membuat klasifikasi
tentang perilaku hidup sehat ini, yaitu sebagai berikut :
1 Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang disini
dalam arti kualitas (mengandung zat zat yang diperlukan tubuh) dan
kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh
(tidak kurang, tetapi juga tidak lebih).
2 Olah raga yang teratur mencakup kualitas (gerakan) dan kuantitas dalam arti
frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olah raga. Dengan sendirinya
kedua aspek ini akan tergantung dari usia, dan status kesehatan yang
bersangkutan.
3 Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan
berbagai macam penyakit. Namun kenyataannya, kebiasaan merokok ini
khususnya di indonesia seolah membudaya hampir 50% penduduk indonesia
usia dewasa merokok. Bahkan dari hasil penelitian, sekitar 15% remaja telah
merokok.
4 Tidak minum minuman keras dan narkoba. Kebiasaan minum miras dan
mengkonsumsi NARKOBA (Narkotik dan bahan bahan berbahaya lainnya),
juga cenderung meningkatkan sekitar 1% penduduk indonesia dewasa ini
diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan minum minuman keras.
5 Istirahat yang cukup. Dengan meingkatkan kebutuhan hidup akibat tuntutan
akibat penyesuaian dengan lingkungan modern mengharuskan orang untuk
bekerja keras dan berlebihan, sehingga waktu istirahat menjadi berkurang.
Hal ini juga membahayakan kesehatan.
6 Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa saja, lebih sebagai akibat
tuntutan hidup yang keras seperti diatas. Kecenderungan stres meningkat pada setiap
orang. Stres tidak dapat kita hindari, yang penting dijaga agar stres tidak
menyebabkan gangguan kesehatan. Kita harus dapat mengendalikan stres atau Kita harus
dapat mengendalikan stres atau mengelola stres dengan kegiatan kegiatan yang
positif.
7 Perilaku atau gaya hidup yang positif bagi kesehatan. Misalnya, tidak
berganti ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan lingkungan
dan sebagainya.

F Indikator PHBS di setiap Tatanan


Indikator tatanan sehat terdiri dari indikator perilaku dan indikator lingkungan di 5
(lima) tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat kerja, tatanan tempat
umum, tatanan Sekolah, tatanan sarana kesehatan.
1 Indikator tatanan rumah tangga :
a) Perilaku :
1) Tidak merokok
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam
rumah. Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang
rokok yang diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan
kimia berbahaya, di antaranya yang paling berbahaya adalah
Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO).
· Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusakjantung
dan aliran darah.
· Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker
· CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah
membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.

2) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan


Adalah pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga
para medis lainnya). Tenaga kesehatan merupakan orang
yang sudah ahli dalam membantu persalinan, sehingga
keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila terdapat
kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke
Puskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih,
dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya
kesehata lainnya. Adapun tanda-tanda persalinan berupa Ibu
mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan
semakin kuat, Rahim terasa kencang bila diraba terutama
pada saat mulas, Keluar lendir bercampur darah dari jalan
lahir, Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan
dari jalan lahir, Merasa seperti mau buang air besar
3) Imunisasi
4) Penimbangan balita
5) Gizi Keluarga/sarapan
6) Kepesertaan Askes/JPKM
7) Mencuci tangan pakai sabun
Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air
bersih dan sabun :
 Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan
bakteri penyebab penyakit Bila digunakan, kuman
berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan
cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan
penyakit.
 Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh
kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih
tertinggal di tangan.

Manfaat mencuci tangan :


 Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
 Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera
Disentri, Typhus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi
Saluran Pemapasan Akut (ISPA), flu burung atau
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
 Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
8) Menggosok gigi sebelum tidur
9) Olah Raga teratur
b) Lingkungan :
1) Ada jamban
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat
jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa
leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
Syarat jamban sehat :
 Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara
sumber air minum dengan lubang penampungan
minimal 10 meter).
 Tidak berbau.
 Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
 Tidak mencemari tanah disekitarnya.
 Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
 Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
 Penerangan dan ventilasi cukup
 Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
 Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

Cara memelihara jamban sehat :


 Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada
genangan air.
 Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang
jamban dalam keadaan bersih.
 Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
 Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang
berkeliaran,
 Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
 Bila ada kerusakan, segera diperbaiki

2) Ada air bersih


Menggunakan air bersih Air yang kita pergunakan sehari-hari
untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan
lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan
sebagainya haruslah bersih, agar kita tidak terkena penyakit
atau terhindar dari penyakit.

3) Ada tempat sampah


4) Ada SPAL (Saluran Pengaliran Air Limbah)
5) Ventilasi
6) Kepadatan
7) Lantai

2 Indikator tatanan tempat kerja :


a) Perilaku:
1) Menggunakan alat pelindung
2) Tidak merokok/ada kebijakan dilarang merokok
3) Olah raga yang teratur
4) Bebas NAPZA
5) Kebersihan lingkungan kerja
6) Ada Asuransi Kesehatan
b) Lingkungan :
1) Ada jamban
2) Ada air bersih
3) Ada tempat sampah
4) Ada SPAL (Saluran Pengaliran Air Limbah)
5) Ventilasi
6) Pencahavaan
7) Ada K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)
8) Ada kantin
9) Terbebas dari bahan berbahaya
10) Ada klinik

3 Indikator tatanan tempat umum


a) Perilaku :
1) Kebersihan jamban
2) Kebersihan lingkungan
b) Lingkungan :
1) Ada jamban
2) Ada air bersih
3) Ada tempat sampah
4) Ada SPAL(Saluran Pengaliran Air Limbah)
5) Ada K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)

4 Indikator tatanan sekolah :


a) Perilaku :
1) Kebersihan pribadi
2) Tidak merokok
3) Olah raga teratur
4) Tidak menggunakan NAPZA
b) Lingkungan :
1) Ada jamban
2) Ada air bersih
3) Ada tempat sampah
4) Ada SPAL(Saluran Pengaliran Air Limbah)
5) Ventilasi
6) Kepadatan
7) Ada warung sehat
8) Ada UKS (Unit Kesehatan Sekolah)
9) Ada taman sekolah

5 Indikator tatanan sarana kesehatan


a) Perilaku :
1) Tidak merokok
2) Kebersihan lingkungan
3) Kebersihan kamar mandi
b) Lingkungan :
1) Ada jamban
2) Ada air bersih
3) Ada tempat sampah
4) Ada SPAL(Saluran Pengaliran Air Limbah)
5) Ada IPAL (Saluran Pengaliran Air Limbah) rumah sakit
6) Ventilasi
7) Tempat cuci tangan
8) Ada pencegahan serangga

G Pesan – Pesan Pokok kaidah PHBS


1. Berolah raga secara teratur.
2. Mengendalikan strees.
3. Menghindari rokok,minuman keras dan obat/ bahan berbahaya.
4. Menyadari bahaya AIDS,dan ikut berupaya menanggulangi.
5. Istirahat yang cukup.
1) PESAN POKOK KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Menggunakan jamban (WC) apabila buang air besar. Sedangkan bayi
dan orang sakit kotorannya juga di buang ke jamban.
2. Menggunakan air bersih (tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna) dan
untuk diminum perlu di masak lebih dahulu.
3. Membuang sampah pada tempatnya dan memberantas sarang nyamuk.
Keadaan rumah tidak padat penghuni,menghindarkan rumah dari sarang
tikus dan jentik nyamuk.
4. Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar dengan
sabun dan air bersih.
2) PESAN POKOK PANGAN DAN GIZI
1. Makan makanan yang bervariasi dengan gizi yang seimbang, 3x sehari,
2x sehari untuk makanan selingan.
2. Menggunakan garam beryodium. Ibu hamil agar menambah makanan
yang mengandung zat besi.
3. Memanfaatkan pekarangan dengan tanaman pangan dan tanaman obat-
obatan.
4. Pemberian makanan untuk Balita sesuai dengan umur.
3) PESAN POKOK KESEHATAN IBU DAN ANAK
1. Ibu hamil memeriksakan kehamilan ke sarana / petugas kesehatan
minimal 4 kali selama kehamilan dan makan pil tambah darah setiap
hari.
2. Ibu bersalin melakukan persalinan ke saran/ petugas kesehatan.
3. Ibu yang mempunyai bayi agar memberi ASI eksklusif pada bayinya.
4. Ibu membawa bayi dan balitanya ke posyandu atau sarana kesehatan
untuk ditimbang dan memantau perkembangannya setiap bulan.
4) PESAN POKOK PERAN SERTA DALAM UPAYA KESEHATAN
1. Ibu hamil dan anak balita mengikuti immunisasi lengkap.
2. Memanfaatkan sarana kesehatan apabila memerlukan pelayanan
kesehatan.
3. Menjadi peserta JPKM.
4. Melakukan kesehatan mandiri misalnya menyediakan obat asli indonesia
di keluarga.
5) PESAN POKOK BIDANG OBAT DAN FARMASI
1. Memiliki tanaman obat keluarga
2. Tidak menggunakan NAPZA
3. Menggunakan obat generic
4. Jauhkan anak dari bahan-bahan berbahaya/beracun
5. Minum oralit jika diare
H Posyandu
1. Pengertian
Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan
program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan
dinamis seperti halnya program kb dengan kesehatan atau berbagai program
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat.

Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu , hal ini bertujuan untuk
memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu
tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan
tempat yang sama (Depkes RI, 1996).

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan


kesehatan masyarakat dari keluarga berencana dari masyarakat, oleh masyarakat
dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari
petugas kesehatan dan keluarga berencana

2. TUJUAN PENYELENGGARA POSYANDU


1. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu ( ibu hamil,
melahirkan dan nifas)
2. Membudayakan NKKBS.
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB berta kegiatan lainnya yang
menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan
ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.

3. KEGIATAN / PROGRAM POKOK POSYANDU :


1. KIA
2. KB
3. lmunisasi.
4. Gizi.
5. Penggulangan diare.
4. PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU.
Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh kader, tim
penggerak PKK desa/kelurahan serta petugas kesehatan dari puskesmas,
dilakukan pelayanan masyarakat dengan system 5 meja yaitu :
1. meja 1 : pendaftaran.
2. meja 2 : penimbangan
3. meja 3 : pengisian kms
4. meja 4 : penyuluhan perorangan berdasarkan kms.
5. meja 5 : pelayanan KB dan; Kesehatan

Pelayanan di meja 5 berupa:


1. Imunisasi
2. Pemberian vitamin a dosis tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap bulan
februari dan agustus.
3. Pembagian pil atau kondom
4. Pengobatan ringan.
5. Konsultasi KB-kesehatan

Petugas pada meja 1 s/d 4 dilaksanakan oleh kader Posyandu sedangkan meja 5
merupakan meja pelayanan (kader, jurim, bindes, perawat dan petugas KB).

5. PELAYANAN DI POSYANDU
Kesehatan ibu dan anak :1. Pemberian pil tambah darah (ibu hamil),2.
Pemberian vitamin a dosis tinggi ( bulan vitamin a pada bulan februarii dan
agustus), 3. PMT, 4. Imunisasi, 5. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai
pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan.
keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu kms setiap bulan.
1. Keluarga berencana, pembagian pil KB dan kondom.
2. Pemberian oralit dan pengobatan.
3. Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai
permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja 4 dengan materi
dasar dari kms baita dan ibu hamil. keberhasilan posyandu tergambar
melalui cakupan SKD
 S : semua balita diwilayah kerja posyandu
 K : semua balita yang memiliki KMS
 D : balita yang ditimbang
 N : balita yang naik berat badannya.

6. STRATA POSYANDU
Strata posyandu dikelompokkan menjadi 4 :
a. Posyandu Pratama (warna merah)
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap,
kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.
Keadaan dinilai gawat, sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang.
Artinnya kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.
b. Posyandu Madya (warna kuning)
Posyandu pada tingkat madtya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali pertahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih.
Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi)
masih rendah, yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian kegiatan
posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya.

Untuk ini perlu dilakukan penggerakkan masyarakat secara intensif,serta


penambahan program yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
Intervensi untuk posyandu madya ada 2 yaitu :
 Pelatihan Toma dengan modul ekskalasi Posyandu yang sekarang sudah
dilengkapi dengan metoda stimulasi.
 Penggarapan dengan pendekatan PKMD (SMD dan MMD) untuk
menentukan masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk
menentukan program tambahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi
setempat.
c. Posyandu Purnama (warna hijau)
Posyandu pada tingkat purnama adalah Posyandu yang frekuensinya lebih
dari 8 kali pertahun, rata-rata junlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan
cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan imunisasi) lebih dari 50%.
Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang
masih sederhana.Intervensi posyandu tingkat ini adalah :
 Penggarapan dengan pendekatan PKMD, untuk mengarahkan
masyarakat menentukan sendiri pengembangan program di Posyandu.
 Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat
yang kuat, dengan cakupan anggota minimal 50% kk atau lebih.
d. Posyandu Mandiri (warna biru)
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan
5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat, telah
menjangkau lebih dari 50% KK. Untuk Posyandu tingkat ini, intervensinya
adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat tersebut
menggunakan prinsip JPKM.

Posyandu akan mencapai strata posyandu mandiri sangat tergantung kepada


kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggungjawab kader
pkk, lpm sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung
posyandu.

I. Enam Langkah Cuci Tangan Yang Benar Standar WHO dengan


Antiseptik
1. Pengertian
Mencuci tangan adalah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan
dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh
manusia dengantujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual
keagamaan ataupuntujuan lainnya.

2. Tujuan
 Mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan.
 Mencegah infeksi silang (cross infection).
 Menjaga kondidi steril.
 Melindungi diri dan pasien dari infeksi.
 Memberikan perasaan segar dan bersih

3. Cuci tangan ini dilakukan pada saat 5 (lima) momen atau yang sering
disebut 5 (Five) Moments for Hand Hygiene. 5 (lima) momen Hand Hygiene
adalah sebagai berikut ini urutannya :
 Sebelum kontak dengan pasien,
 Sebelum tindakan aseptik,
 Setelah terkena cairan tubuh pasien,
 Setelah kontak dengan pasien,
 Setelah kontak dengan linkungan di sekitar pasien.

4. Manfaat dari mencuci tangan saat 5 (Five) Moments for Hand


Hygiene adalah melindungi pasien dari kuman yang anda bawa dan
melindungi anda serta lingkungan dari kuman.
5. Langkah-langkah mencuci tangan:
a. Langkah 1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap
dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.
b. Langkah 2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara
bergantian

c. Langkah 3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih


d. Langkah 4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling
mengunci

e. Langkah 5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

f. Langkah 6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok


perlahan

6. Ada dua cara cuci tangan yaitu :


 HANDWASH - dengan air mengalir waktunya : 40 - 60 detik (8
gerakan berulang dalam setiap langkah mencuci tangan) dilakukan
pada saat tangan tampak kotor dan setelah 5 kali handrub
 HANDRUB - dengan gel berbasis alkohol waktunya 20 - 30 detik (4
gerakan berulang dalam setiap langkah mencuci tangan) dilakukan
pada saat tangan tidak kotor
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1996.Pedoman pemantauan KIA. (pws – KIA ), Jakarta.

Departemen Kesehatan RI.2002. Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat.


Jakarta: Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI, 2007. Informasi Pengendalian Penyakit Menular dan


Penyehatan Lingkungan. Jakarta: Depkes RI 2007.

Departemen Kesehatan RI, 2006. Laporan Tahunan Promkes Tahun 2006. Jakarta: Depkes
RI.

Notoadmodjo S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Sabitani, Dwi Gabrilla. 2013. Laporan Pendahuluan Mencuci Tangan. Diakses di


https://id.scribd.com/doc/120134998/laporan-pendahuluan-mencuci-tangan. Pada
tanggal 25 April 2018.

Anda mungkin juga menyukai