NIM : 31932111002
2019/202
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan bagi Tuhan Allah Yang Maha Kuasa atas berkat dan
karuniaNya, penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Adapun Critical Jurnal review ini
yaitu mengenai “Filsafat Pendidikan Bagi Seorang Guru ”.
Critical Jurnal Review (CJR) ini saya susun dengan maksud sebagai tugas mata
kuliah Filsafat Pendidikan dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman
terhadap materi tersebut. Harapan saya, semoga setelah penyelesaian penulisan Crtical
Jurnal Review ini saya semakin memahami tentang bagaimana penulisan Crtical Jurnal
Review yang baik dan benar.
Di lain sisi, saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam
penyusunan penulisan Critacal Jurnal Review ini. Saya sangat berterima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian CJR ini, khususnya kepada dosen pengampu
mata kuliah ini Dra. Dorlince Simatupang, M.PD dan teman sekelas saya mahasiswa/i kelas
Ppkn Reguler B 2019/2020.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan CJR ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran serta bimbingan
dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang, semoga karya tulis
CJR ini bermanfaat bagi semuanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR-------------------------------------------------------------------------------- i
DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------------------------- ii
I. PENDAHULUAN/PENGANTAR --------------------------------------------------------------1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR ---------------------------------------------------------1
1.2 Tujuan Penulisan CJR ------------------------------------------------------------------1
1.3 Manfaat CJR -----------------------------------------------------------------------------1
1.4 Identitas Mahasiswa --------------------------------------------------------------------2
1.5 Identitas Jurnal ---------------------------------------------------------------------------2
II. RINGKASAN ISI JURNAL ---------------------------------------------------------------------4
2.1 Jurnal Utama -----------------------------------------------------------------------------4
2.2 Jurnal Pembanding ----------------------------------------------------------------------8
III. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN -------------------------------------------------------- 13
3.1 Kelemahan dan kelebihan Jurnal -------------------------------------------------- 13
3.2 Kemutakhiran Jurnal ------------------------------------------------------------------ 15
IV. IMPLIKASI ------------------------------------------------------------------------------------- 16
4.1 Teori ------------------------------------------------------------------------------------- 16
4.2 Program Pembangunan Pendidikan di Indonesia --------------------------------- 16
4.3 Analisis Mahasiswa ------------------------------------------------------------------- 16
V. KESIMPULAN ---------------------------------------------------------------------------------- 17
DAFTAR PUSTAKA -------------------------------------------------------------------------------iii
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.4 Identitas Mahasiswa
Nim 3192111002
Kelas Reguler B
Stambuk 2019
Jurnal utama
ISSN 2406-954X
Vol 2 No. 2
2
Jurnal Pembanding
ISSN 2580-6904
Vol 1 No. 1
3
BAB 2
RINGKASAN ISI
4
Peranan Landasan Filosofis Pendidikan
Landasan Filosofis Pendidikan. Landasan filosofis pendidikan adalah asumsi-asumsi
yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam pendidikan. Ada berbagai aliran
filsafat, antara lain: Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Pancasila, dsb. Peranan landasan
filosofis pendidikan adalah memberikan rambu-rambu apa dan bagaimana seharusnya
pendidikan dilaksanakan. Rambu-rambu tersebut bertolak pada kaidah metafisika,
epistemology dan aksiologi pendidikan sebagaimana studi dalam filsafat pendidikan.
Landasan filosofis pendidikan tidaklah satu melainkan ragam sebagaimana ragamnya aliran
filsafat. Sebab itu, dikenal adanya landasan filosofis pendidikan Idealisme, landasan filsofis
pendidikan Pragmatisme, dsb. Contoh: Penganut Realisme antara lain berpendapat bahwa
“pengetahuan yang benar diperoleh manusia melalui pengalaman dria”. Implikasinya,
penganut Realisme mengutamakan metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada
para siswa untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung (misal: melalui
observasi, praktikum, dsb.) atau pengalaman tidak langsung (misal: melalui membaca
laporan-laporan hasil penelitian, dsb).
5
Studi tentang filsafat pendidikan meliputi 4 cabang filsafat, yaitu metafisika,
logika/epistemologi, etika dan estetika.
Logika, terbagi menjadi dua cabang, yaitu logika deduktif atau bentuk-bentuk
penarikan kesimpulan dari umum ke yang lebih khusus, dan logika induktif sebagai bentuk
penarikan kesimpulan dari khusus ke yang umum/general. Aksiologi mencakup etika,
tentang hakikat baik dan jahat, estetika menelaah tetang hakikat indah dan jelek, dan religi
yang menelaah tentang hakikat hubungan manusia dengan Tuhan atau yang dituhankan.
Berdasarkan pengelompokkan obyek material studi filsafat dan pencabangan telaahan
filsafat, maka filsafat pendidikan sebagai salah satu filsafat terapan, menggunakan pola
berfikir kefilsafatan, yaitu mengkaji tentang segala sesuatu tentang pendidikan yang
bertolak dari kajian (1) metafisika (ontology, antropologi), (2) Epistemologi, dan (3)
Aksiologi. Implikasi dalam pendidikan diterapkan dalam telaahan tentang hakikat tujuan
pendidikan, hakikat pendidik dan anak didik, hakikat pengetahuan/ilmu pengetahuan yang
dirancang dalam kurikulum, dan hakikat nilai atau kegunaan pendidikan dalam kehidupan
atau metode mencapai tujuan pendidikan. Ontologi, merupakan bagian dari filsafat
spekulatif yang menjadi pusat persoalannya adalah hakikat realitas akhir. Metafisika
mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1) Apakah alam semesta
memiliki bentuk rasional? Apakah alam semesta memiliki makna? 2) Apakah yang
dinamakan jiwa itu merupakan kenyataan dalam dirinya atau hanyalah suatu bentuk materi
dalam gerak? 3) Apakah semua perilaku organisme, termasuk manusia telah ditentukan
(deterministik) atau memiliki kebebasan (indeterministik)? 4) Siapakah manusia?
Darimana asalnya? Apa yang diharapkan dalam hidup ini? Apa yang dituju manusia? 5)
Apakah alam semesta ini terjadi dengan sendirinya atau ada yang menciptakannya?.
Epistemologis, berkaitan dengan isi pendidikan yang menjadi landasan pengetahuan dalam
rangka membekali subyek didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif. Landasan
epistemologis merupakan penjabaran dari landasan ontologis yang menjadi rujukan tujuan
yang akan dicapai. Aksiologis, mempertanyakan bagaimana anak bertingkah laku sesuai
dengan tujuan pendidikan, setelah mereka mempelajari pelajaran-pelajaran di sekolah.
Inilah pertanyaan masyarakat awam yang dilontarkan kepada pihak sekolah. Mereka
memiliki indikator keberhasilan sekolah, yaitu bahwa anak yang berhasil atau
berpendidikan adalah anak yang bukan hanya pintar tetapi baik (berkepribadian dan
bermoral). Adapun cabang dari aksiolgi yang dikenal sebagai estetika berhubungan dengan
nilai-nilai yang berkaitan dengan keindahan dan seni. Sekalipun kita berharap bahwa para
6
guru musik, seni, drama, sastra, dan guru menulis secara teratur meminta para siswa
membuat penilaian-penilaian mengenai kualitas karya seni, kita dapat dengan mudah
mengabaikan peran yang harus dimainkan estetika di semua bidang kurikulum.
Pengetahuan tentang etika dapat membantu guru memecahkan banyak dilema yang muncul
di kelas. Seringkali, para guru harus mengambil tindakan dalam situasi-situasi di mana
mereka tidak mampu mengumpulkan semua fakta relevan dan dimana tidak ada arah
tindakan yang tunggal yang secara total benar atau salah. Misalnya, seorang siswa pada
hasil pekerjaan sebelumnya berada di atas rata-rata, menjiplak suatu tugas makalah.
Haruskah guru membatalkan siswa tersbut untuk mata pelajaran itu jika contoh dari
hukuman yang cepat dan tegas kemungkinan akan mencegah para siswa lain melakukan
penjiplakan/plagiatisme? Atau haruskah guru yang mengikuti dugaan mengenai apa yang
akan terjadi pada minal jangka panjang siswa, menyuruh siswa itu mengerjakan kembali
makalah itu dan mengambil risiko kemungkinan para siswa lain melakukan gagasan yang
salah tersebut sehingga plagiatisme tidak memiliki konsekuensi negatif? Dilema etis
lainnya: Apakah seorang guru matematika dibenarkan dengan memisahkan dua gadis yang
mengganggu dan menempatkan salah seorangnya di suatu kelompok matematika dibawah
tingkatan kemampuannya dalam upaya meningkatkan prestasi kelas keseluruhan.
7
2.2 JURNAL PEMBANDING
8
Itulah lingkup pendidikan yang mikroskopis sebagai hasil telaah ilmu murni ilmu
pendidikan dalam arti pedagogic (teoritis dan sistematis). Mengingat pendidikan juga
dilakukan dalam arti luas dan makroskopis di berbagai lembaga pendidikan formal dan
nonformal, tentu petugas tenaga pendidik di lapangan memerlukan masukan yang berlaku
umum berupa rencana pelajaran atau konsep program kurikulum untuk lembaga yang
sejenis. Oleh karena itu, selain pedagogik praktis yang menelaah ragam pendidikan di
berbagai lingkungan dan lembaga formal, informal dan non-formal (pendidikan luar
sekolah dalam arti terbatas, dengan begitu, batang tubuh diatas tadi diperlukan lingkupnnya
sehingga meliputi:
• Konteks sosial budaya (socio cultural contexs and education)
• Filsafat pendidikan (preskriptif) dan sejarah pendidikan (deskriptif)
• Teori, pengembangan dan pembinaan kurikulum, serta cabang ilmu
pendidikan lainnya yang bersifat preskriptif.
• Berbagai studi empirik tentang fenomena pendidikan
• Berbagai studi pendidikan aplikatif (terapan) khususnya mengenai
pengajaran termasuk pengembangan specific content pedagogy.
9
sebagai isi kebudayaaan, dan seterusnya. Ilmu-ilmu yang melakukan elaah demikian
dijadikan berfungsi sebagai ilmu bantu bagi ilmu pendidikan. Di antara ilmu bantu yang
penting bagi pedagogic dan androgogi ialah: biologi, psikologi, sosiologi, antropologi
budaya, sejarah dan fenomenologi (filsafah).
10
Dasar-Dasar Filsafat Ilmu Pendidikan
Dasar-dasar filsafat keilmuan terbagi atas 4 bagian yaitu :
• Dasar Ontologis Ilmu Pendidikan
• Dasar Epistemologis Ilmu Pendidikan
• Dasar Aksiologis Ilmu Pendidikan
• Dasar Antropologis Ilmu Pendidikan
11
personal antara subjek didik dan pendidik, antara subjek didik yang satu dengan subjek didik
yang lain dan antara warga sekolah dengan masyarakat di luarnya masih belum
dilandasinya, maka tentu saja proses pembudayaan tidak terjadi. Seperti telah diisyaratkan
dimuka, pemberian bobot yang berlebihan kepada kedaulatan subjek didikakan melahirkan
anarki sedangkan pemberian bobot yang berlebihan kepada otoritas pendidik akan
melahirkan penjajahan dan penjinakan. Kedua orientasi yang ekstrim itu tidak akan
menghasilkan pembudayaan manusia. Tidaklah berlebihan kiranya bila dikatakan bahwa di
Indonesia kita belum punya teori tentang pendidikan guru dan tenaga kependidikan. Hal ini
tidak mengherankan karena kita masih belum saja menyempatkan diri untuk menyusunnya.
Bahkan salahsatu prasaratnya yaitu teori tentang pendidikan sebagimaana diisyaratkan pada
bagian-bagian sebelumnya, kita masih belum berhasil memantapkannya. Kalau kita terlibat
dalam berbagi kegiatan pembaharuan pendidikan selama ini maka yang diperbaharui adalah
pearalatan luarnya bukan bangunan dasarnya. Sebaiknya teori pendidikan guru dan tenaga
kependidikan yang produktif adalah yang memberi rambu-rambu yang memadai didalam
merancang sertamengimplementasikan program pendidikan guru dan tenaga kependidikan
yang lulusannya mampu melaksanakan tugas-tugas keguruan didalam konteks pendidikan
(tugas professional, kemanusiaan dan civic). Rambu-rambu yang dimaksud disusun dengan
mempergunakan bahan-bahan yang diperoleh dari tiga sumber yaitu: pendapat ahli,
termasuk yang disangga oleh hasil penelitian ilmiah, analisis tugas kelulusan serta pilihan
nilai yang dianut masyarakat. Rambu-rambu yang dimaksud yang mencerminkan hasil
telaahan interpretif, normative dan kritis itu, seperti telah diutarakan didalam bagian uraian
dimuka, dirumuskan kedalam perangkat asumsi filosofis yaitu asumsi-asumsi yang memberi
rambu-rambu bagi perancang serta implementasi program yang dimaksud. Dengan
demikian, perangkat rambu-rambu yang dimaksud merupakan batu ujian didalam menilai
perancang dan implementasi program, maupun didalam “mempertahankan” program dari
penyimpngan penyimpangan pelaksanaan ataupun dari serangan-serangan konseptual.
12
BAB 3
PEMBAHASAN
Nama pengarang
Tahun terbit
Kota penerbitan
Volume
Nomor
Nama Jurnal
ISSN
Penerbit
Kota Terbit
pengantar/Pendahuluan
Tinjauan teoritis
Metode penelitian
Hasil
Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAHASA DAN TULISAN
Bahasa Jurnal ini menggunakan B. Jurnal ini menggunakan B.
Indonesia Indonesia
Font Times New Roman Times New Roman
Bahasa yang efektif Jurnal utama memuliki bahasa Jurnal pembanding ini memiliki
disetiap penggunaan kalimat di kata yang terbilang sulit untuk
dipahami, seperti interpribadi, dan
13
dalamnya sudah cukup efektif dan juga banyak pengulangan kata pada
mudah dipahami. jurnal ini.
Kerapian tulisan Jurnal ini cukup rapi karna jurnal ini Jurnal ini cukup rapi karna jurnal ini
menggunkan Justify segingga menggunkan Justify segingga
penulisannya terkesan rapi dan enak penulisannya terkesan rapi dan enak
untuk dilihat dan dibaca. untuk dilihat dan dibaca.
Tabel Jurnal ini tidak mempunyai tabel Jurnal ini tidak mempunyai tabel
Grafik Jurnal ini tidak mempunyai grafik Jurnal ini tidak mempunyai grafik.
TAMPILAN
Warna Jurnal ini Memiliki wana hitam Jurnal ini hanay terdiri dari dua
pekat(bold) untuk judul dan setiap warna hitam pekat(bold) dan abu-
kata – kata yang terbilang penting, abu. Hitam pekat nya hanya terdapat
yang menyangkut judul jurnal, pada judul, tidak pada hal-hal yang
sehingga mudah untuk menyangkut bagian judul, dan warna
membedakan dan mencari hal abu-abu yang terletak di setiap
penting pada jurnal tersebut halaman sangat tidak memudahkan
pereview untuk membaca jurnal
tersebut.
Kerapian Jurnal ini sudah cukup rapi karena Jurnal ini sudah cukup rapi karena
menggunakan huruf Times New menggunakan huruf Times New
Roman dengan ukuran 12 yang Roman dengan ukuran 12 yang
sebagai standar penulisan jurnal. sebagai standar penulisan jurnal.
KONTEN ATAU ISI
Kelengkapan materi Jurnal peneletian ini memiliki Pada jurnal pembanding ini dengan
kelengkapan materi yang sesuai materi cakupan yang luas khususnya
dengan rana judulnya, sehingga pada sub judul, pereview harus lebih
pereview tidak terlalu sulit untuk detail lagi dalam melakukan
melakukan penelitian terhadap penelitian pada jurnal tersebut, agar
jurnal tersebut. tidak terjadi sebuah kesalah
pahaman materi setelah selesai
penelitian
14
3.2 Kemutakhiran Jurnal
Jurna utama diterbitkan pada tahun 2015 yang terbilang cukup lama. Namun
informasi yang ada dalam jurnal masih sangat baik karena konsep-konsep yang diberikan
masih sangat sesuai dengan fenomena-fenomena yang terjadi sekarang-sekarang ini dan
desain nya juga yang cukup bagus dan menarik. Sehingga menarik minat pembaca untuk
membaca jurnal ini dan di dalam jurnal ini juga terdapat aplikasi dan juga sumber lokasi
sehingga jelas.
Sedangkan Jurnal pembanding diterbitkan pada tahun 2010 yang juga sudah terlalu
lama untuk direview, namun sejatinya jika kita melihat dari konteks isi kelengkapan dan
fokus pembahasan yang disediakan oleh jurnal pembanding ini, masih sangat bisa untuk kita
melakukan penelitian mengenai filsafat pendidikan terhadap guru.
15
BAB 4
IMPLIKASI
4.1 Teori
Teori-teori yang disajikan dalam jurnal utama dan pembanding ini sangat cocok
untuk kita mengetahui filsafat pendidikan bagi seorang guru itu sejatinya seperti apa dan
teori – teori yang digunakan penulis jurnal utama dan pembanding sangat mendalam
sekali, dapat menjadikan jurnal ini sebagai referensi yang cukup kuat.
Karena jurnal ini membahas tentang filsafat pendidikan bagi seorang guru dan
pembahasan nya sangat mendalam maka jurnal ini dapat digunakan sebagai referensi
untuk Pembangunan pendidikan di Indonesia misalnya untuk bahan ajar guru guru di
indonesia. Seperti yang kita tahu bahwa indonesia tertinggal 128 tahun dari negara
negara maju. Maka melalui jurnal ini atau menjadikannya sebagai refrensi maka akan
lebih memudahkan untuk melakukan pembangunan pendidikan di Indonesia terkhusus
untuk bahan ajar seorang guru agar akredibilitas pendidikan di indonesia dapat
menyamai negara – negara maju.
Setelah melakukan kritikan terhadap jurnal ini maka menurut analisis saya implikasi
dari jurnal ini ialah bahwa jurnal ini sangat cocok digunakan untuk pembangunan
pendidikan di indonesia karena pendalaman materi nya yang cukup luas mulai dari
pemahaman filsafat pendidikan itu sendiri, lalu apa yang harus dilakukan seorang guru
untuk memajukan pendidikan di indonesia agar setara dengan negara – negara maju.
16
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan kelemahan dan kelebihan yang telah dijelaskan atau dipaparkan
diatas, setiap jurnal yaitu jurnal utama dan jurnal pembanding memiliki kelemahan dan
kelebihan masing-masing baik itu dari segi penulisan, tata bahasa dan juga kedalaman
materi. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua jurnal tersebut sudah baik dan dapat di
jadikan sebagai referensi untuk pembaca, tetapi masih perlu perbaikan. Maka dapat
disumpulkan bahwa jurnal tersebut layak atau sudah bagus digunakan pembaca sebagai
referensi untuk penelitian-penelitian lainnya.
5.2 Rekomendasi
Untuk kedepannya atau selanjutnya kelemahan-kelemahan atau pun kekurangan
setiap jurnal ini perlu diperbaiki supaya lebih baik lagi dimanfaatkan ataupun digunakan
pembaca sebagai refrensi dalam penelitian-penelitian ataupun untuk kegunaan lainnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ridwanuddin, Dindin ,(2015), Filsafat Pendidikan Sebagai Basis Penguatan Profesionalisme
Guru. Qathruna, Jurnal Keilmuan dan Pendidikan, Vol.2, No.2
Jaino ,(2010), Filsafat Pendidikan Merupakan Jiwa Dari Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar . Kreatif, Jurnal Kependidikan Dasar, Vol,1 No.1.
iii