Anda di halaman 1dari 7

28 Prihanto Trihutomo, Analisa Kekerasan pada Pisau Berbahan Baja Karbon Menengah..

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH


HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

Oleh:
Prihanto Trihutomo
Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang
E-mail: prihantotrihutomo@ymail.com

Abstrak: Proses hardening adalah proses perlakuan panas yang diterapkan untuk
menghasilkan benda kerja yang keras. Proses ini dilakukan dengan cara pemanasan baja
sampai temperatur austenisasi dan menahannya pada temperatur tersebut untuk jangka
waktu tertentu dan kemudian didinginkan dengan laju pendinginan yang sangat tinggi.
Proses hardening yang diterapkan pada pembuatan pisau pemotong bertujuan untuk
memperoleh pisau pemotong dengan tingkat kekerasan yang tinggi. Penggunaan media
pendingin yang berbeda pada proses pembuatan pisau bertujuan untuk memperoleh
kekerasan yang tinggi dengan tingkat kegetasan yang rendah. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisa kekerasan pada pisau berbahan baja karbon menengah hasil dari proses
hardening dengan menggunakan media pendingin yang berbeda. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental. Bahan pisau yang terbuat dari baja karbon menengah, diberikan
perlakuan hardening pada temperatur 8000C dengan lama waktu pemanasan selama 30
menit. Kemudian dilakukan pendinginan dengan menggunakan media pendingin yang
berbeda yaitu air, air garam, oli dan udara. Selanjutnya dilakukan pengujian kekerasan
dengan mesin uji kekerasan MicroVickers. Hasil analisa data menunjukkan bahwa pisau
yang menggunakan media pendingin air memiliki nilai rata-rata kekerasan 652,64 HV,
pisau yang menggunakan media pendingin air garam rata-rata nilai kekerasannya 836,56
HV, pisau yang menggunakan media pendingin oli mempunyai nilai rata-rata kekerasan
600 HV dan pisau yang menggunakan media pendingin udara memiliki rata-rata nilai
kekerasan 335,44 HV. Dari analisa data didapat kesimpulan bahwa proses pembuatan
pisau menggunakan media pendingin oli adalah yang terbaik karena menghasilkan pisau
dengan tingkat kekerasan yang cukup tinggi disertai dengan tingkat keuletan yang baik
sehingga tidak getas.

Kata Kunci : hardening, media pendingin, kekerasan

Di masa kini industri pembuatan pisau Di samping pembuatan pisau pemo-


pemotong berkembang cukup pesat, hal ini tong secara modern melalui industri-industri
disebabkan oleh beberapa aspek yang men- besar, juga terdapat pembuatan pisau pemo-
dukungnya terutama teknologi proses dan tong secara tradisional melalui industri ru-
teknologi material. Peningkatan mutu pro- mahan pande besi. Dalam membuat alat-alat
duk pisau pemotong dihasilkan dengan cara yang dipesan konsumen, industri rumahan
memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanik pande besi menggunakan peralatan yang
dari bahan pisau tersebut. Proses perlakuan sederhana. Pengetahuan yang digunakan
panas yang tepat pada logam sangatlah dalam pembuatan peralatan berdasarkan il-
bermanfaat untuk memperbaiki sifat-sifat mu yang didapat secara turun temurun.
dari bahan pisau pemotong. Dalam proses pembuatan peralatan, industri
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 29

rumahan pande besi menggunakan cara Perlakuan panas hardening adalah


pengerasan hardening dengan pendinginan salah satu proses untuk mengubah struktur
benda kerja yang selalu menggunakan air logam dengan jalan memanaskan benda ker-
sebagai media pendingin. ja dalam furnace (tungku) pada temperatur
Semakin lama masyarakat pengguna yang ditentukan selama periode waktu
peralatan yang dihasilkan industri rumahan tertentu kemudian didinginkan secara cepat
pande besi merasakan bahwa peralatan yang dengan media pendingin seperti air, air
dihasilkan tersebut relatif getas, sehingga garam, oli dan solar yang masing-masing
masyarakat semakin banyak yang beralih ke mempunyai kerapatan pendinginan yang
peralatan yang di produksi oleh industri- berbeda-beda. Perlakuan panas hardening
industri besar. Pada proses pembuatan benda adalah proses kombinasi antara proses pe-
kerjanya pun sering ditemui masalah yaitu manasan dan pendinginan dari suatu logam
saat pendinginan benda kerja setelah proses atau paduannya dalam keadaan padat untuk
pemanasan sering terjadi keretakan pada mendapatkan sifat-sifat tertentu (Avner,
benda kerja yang dihasilkan. Muncul dugaan 1987).
bahwa kegetasan dan keretakan yang terda- Kekerasan benda kerja hasil proses
pat pada peralatan yang dihasilkan disebab- hardening tergantung pada temperatur pe-
kan karena hanya air yang digunakan seba- manasan, lama waktu pemanasan, laju pen-
gai media pendingin setelah dilakukannya dinginan, komposisi kimia, kondisi permu-
proses perlakuan panas. Padahal masih ba- kaan, ukuran dan berat benda kerja
nyak alternatif penggunaan media pendingin (Mubarok, Fahmi, 2008).
untuk mendapatkan produk yang unggul Proses quenching adalah pendingin-
sesuai yang diinginkan. an secara cepat berupa pencelupan baja yang
Proses perlakuan panas bertujuan telah berada pada temperatur pengerasannya
untuk memperoleh logam yang keras, lunak, pada udara, air, air garam dan oli sebagai
ulet, meningkatkan mampu mesin, menghi- media pendingin. Kemampuan suatu jenis
langkan tegangan sisa. Perlakuan panas media dalam mendinginkan spesimen bisa
yang dilakukan kadang sering diasosiasikan berbeda-beda, semakin cepat logam diding-
sebagai cara untuk menaikkan kekerasan inkan maka akan semakin keras sifat logam
material, sebenarnya dapat digunakan untuk tersebut.
mengubah sifat tertentu yang berguna atau Penelitian ini bertujuan untuk
dengan tujuan tertentu untuk kepentingan menganalisa kekerasan pada pisau berbahan
manufakturnya, seperti: menaikkan sifat baja karbon menengah hasil proses
machining, menaikkan sifat mudah diben- hardening dengan media pendingin yang
tuk, mengembalikan elastisitas setelah pro- berbeda, agar didapatkan spesimen yang
ses cold work. Bahkan perlakuan panas memiliki tingkat kekerasan yang cukup
bukan hanya sebagai penolong sifat tinggi tetapi tidak getas.
manufaktur, tetapi juga dapat meningkatkan
performa material dengan meningkatnya METODE PENELITIAN
kekuatan atau karakteristik tertentu dari Metode yang digunakan pada
material yang telah diproses laku panas penelitian ini adalah metode eksperimen.
(Beumer, 1985). Untuk menganalisa nilai kekerasan pada
30 Prihanto Trihutomo, Analisa Kekerasan pada Pisau Berbahan Baja Karbon Menengah..

pisau berbahan baja karbon menengah hasil dengan paduan Cr (Kromium) dengan kadar
proses tempa (hardening) dengan media 1,09%wt yang menunjukkan baja paduan
pendingin yang berbeda. rendah (Low Alloy Steel). Baja paduan
Material yang digunakan pada pem- rendah merupakan baja paduan yang elemen
buatan pisau adalah baja per daun truk bekas paduannya kurang dari 2,5%wt misalnya
yaitu baja yang mempunyai kemampuan unsur Cr, Mn, Ni, P dan lain-lain.
pegas tinggi. Untuk baja jenis ini mem- Spesimen untuk penelitian dibuat ber-
punyai kandungan karbon sekitar 0,50% bentuk pisau. Jumlah spesimen yang
sampai 0,65% termasuk jenis baja 5160. digunakan yaitu 4 spesimen yang didingin-
Baja dari per daun tersebut setelah dilaku- kan dengan 4 variasi media pendingin (air
kan uji komposisi menggunakan SEM- sumur, larutan garam, oli, udara) dengan uji
EDAX menunjukkan kandungan karbon 5 titik pada setiap spesimen.
sebesar 7,52%wt atau sama dengan 0,62%C Lembar pengamatan dalam penelitian
berarti termasuk baja karbon menengah, ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Lembar Pengamatan Pengujian Kekerasan


Nilai Kekerasan Vickers (HV)
No. Media Pendingin Pisau
1 2 3 4 5 Rata-rata
1 Media pendingin air
2 Media pendingin larutan garam
3 Media pendingin oli
4 Media pendingin udara

Tempat yang digunakan untuk penelitian Selanjutnya pisau yang telah


adalah: 1) Proses pembuatan pisau di mengalami proses tempa dicelupkan ke
bengkel pande besi; 2) Pengujian keke- media pendingin air sumur, air yang
rasan Micro Vickers dilaksanakan di Jurus- ditambahkan garam 10% dan oli. Dan juga
an Teknik Mesin Universitas Brawijaya ada pisau hasil tempa yang didinginkan
Malang. dengan udara.
Tahapan penelitian yaitu pembentuk- Setelah proses pendinginan,
an spesimen, proses penempaan (harden- kemudian dilakukan pengujian kekerasan
ing), pendinginan dengan air, garam, oli, terhadap spesimen Data yang didapat
udara dan dilanjutkan dengan pengujian kemudian dianalisis untuk mendapatkan
kekerasan spesimen. Baja per daun bekas kesimpulan dari penelitian ini. Pengujian
yang merupakan baja karbon menengah kekerasan bertujuan untuk mengetahui
dipanaskan kemudian dipotong dengan sejauh mana tingkat kekerasan baja ini
pemotong baja lalu dibentuk menjadi akibat proses tempa (hardening). Setelah
model awal pisau. Proses penempaan spesimen selesai diproses, dibersihkan
(hardening), pada tahap ini model awal kemudian dilakukan pengujian kekerasan
pisau mulai ditempa menjadi bentuk pisau pada masing-masing spesimen dengan me-
yang sudah jadi. nggunakan Vickers Hardness Tester,
dengan beban 100kg. Alat pengujian ini
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 31

dapat memberikan hasil berupa kekerasan dengan : HV = kekerasan Vickers


yang kontinu untuk suatu bahan tertentu P = gaya tekan
dan digunakan pada logam yang sangat L = diagonal tapak
lunak yaitu 5 HV hingga logam yang
sangat keras dengan 1500 HV tanpa perlu HASIL PENELITIAN DAN PEMBA-
mengganti gaya tekan. HASAN
Rumus mencari kekerasan Vickers Hasil Penelitian
(HV) Pada penelitian ini pengujian keke-
rasan dilakukan dengan metode Vickers
P Hardness dengan pembebanan 100kg. Dari
HV = 1,854 2 (Surdia, Tata. 1985)
L pengujian tersebut didapat data-data seperti
pada tabel berikut.
Tabel 2. Data Nilai Kekerasan Pisau dengan Media Pendingin Air
Nilai Kekerasan Vickers (HV)
No. Media Pendingin
1 2 3 4 5 Rata-rata
1 Air Sumur 661 681 661 623,2 637 652,64

Tabel 3. Data Nilai Kekerasan Pisau dengan Media Pendingin Air Garam
Nilai Kekerasan Vickers (HV)
No. Media Pendingin
1 2 3 4 5 Rata-rata
1 Air Garam 831,1 804 882 859,6 946,1 836,56

Tabel 4. Data Nilai Kekerasan Pisau dengan Media Pendingin Oli


Nilai Kekerasan Vickers (HV)
No. Media Pendingin
1 2 3 4 5 Rata-rata
1 Oli 556,8 623,2 560,6 637 623 600

Tabel 5. Data Nilai Kekerasan Pisau dengan Media Pendingin Udara


Nilai Kekerasan Vickers (HV)
No. Media Pendingin
1 2 3 4 5 Rata-rata
1 Udara 339,4 335,8 328,8 341,2 332 335,44

Tabel 6. Data Nilai Rata-rata Berbagai Media Pendingin


No. Media Pendingin Rata-rata Kekerasan (HV)
1. Air Sumur 652,64
2. Air Garam 836,56
3. Oli 600
4. Udara 335,44
32 Prihanto Trihutomo, Analisa Kekerasan pada Pisau Berbahan Baja Karbon Menengah..

Dari Tabel 6 diketahui bahwa nilai oleh Rizal (2005), yaitu tingkat kekerasan
kekerasan rata-rata spesimen dengan media hasil perlakuan panas tertinggi dicapai pada
pendingin air sumur adalah 652,64 HV. media pendingin larutan garam dibanding-
Kemudian pada Tabel 6 tampak bahwa nilai kan dengan menggunakan air, tergantung
kekerasan rata-rata spesimen yang meng- pada banyaknya kadar garam yang terlarut
gunakan media pendingin air garam yaitu pada suatu larutan. Semakin banyak kadar
836,56 HV. Sedangkan pada Tabel 6 pula garam dalam suatu larutan maka tingkat ke-
dapat diketahui bahwa nilai kekerasan rata- kerasan yang dicapai semakin tinggi pula.
rata spesimen yang menggunakan media Sehingga dapat disimpulkan bahwa peng-
pendingin oli adalah 600 HV. Selanjutnya gunaan media pendingin larutan garam akan
dari tabel 6 diketahui bahwa nilai kekerasan menghasilkan nilai kekerasan pisau yang le-
rata-rata spesimen yang menggunakan bih tinggi daripada menggunakan media
media pendingin udara yaitu 335,44 HV. pendingin air.
Seperti diketahui bahwa hal yang sa-
Pembahasan ngat mempengaruhi hasil kekerasan adalah
Pengukuran Vickers dengan penekan- viskositas (kekentalan) dan densitas (massa
an intan berbentuk piramida lurus dengan jenis) dari media pendingin yang digunakan.
alas bujur sangkar dan sudut puncak 1360 Viskositas merupakan tingkat kekenta-
(Dieter,1996), ditekan ke dalam bahan lan yang dimiliki suatu fluida. Semakin ting-
dengan gaya tertentu selama waktu tertentu. gi angka viskositasnya, maka semakin lam-
Kekerasan Vickers diperoleh dengan mem- bat laju pendinginannya. Misalnya pada oli
bagi gaya pada luas bekas tekanan yang ber- atau air garam, dimana air garam memiliki
bentuk piramida. Dan dapat langsung dibaca tingkat viskositas yang lebih rendah, namun
di monitor mesin MicroVickers (Beumer, massa jenisnya tinggi sehingga laju pen-
1995). dinginannya lebih cepat dibandingkan oli
Nilai rata-rata kekerasan pisau me- yang memiliki tingkat viskositas yang tinggi
nggunakan media pendingin air yaitu 652,64 sehingga panas sulit menguap dengan cepat
HV, menggunakan media pendingin air ga- sehingga laju pendinginannya lambat.
ram 836,56 HV, menggunakan oli 600 HV Densitas merupakan massa jenis
dan yang menggunakan udara 335,44 HV. yang dimiliki media pendingin (fluida). Se-
Hal ini membuktikan bahwa adanya penga- makin tinggi densitas yang dimiliki suatu
ruh media pendingin terhadap hasil kekeras- media pendingin maka semakin cepat laju
an pisau. pendinginannya.
Dalam suatu proses laku panas, sete- Berikut nilai viskositas dan densitas
lah pemanasan mencapai temperatur yang dari media pendingin yang digunakan
ditentukan dan diberi holding time secukup- (Streeter,1992):
nya maka dilakukan pendinginan dengan 1. Air Garam (ρ = 1025 kg/m3, v = 1,01
laju tertentu maka sifat mekanik yang terjadi Pa.s)
setelah pendinginan akan tergantung pada Air garam memiliki viskositas yang ren-
laju pendinginan (Suherman, 1988). dah sehingga laju pendinginannya cepat.
Hasil penelitian yang didapat didu- Massa jenisnya juga lebih besar diban-
kung oleh hasil penelitian yang dilakukan
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 33

dingkan dengan media pendingin lain yang mendekati nilai kekerasan air yaitu
seperti air, solar, oli dan udara. 652,64 HV, tetapi memiliki keunggulan ke-
2. Air (ρ = 998 kg/m3, v = 1,01 Pa.s) cenderungan kerusakan yang minimum
Air memiliki massa jenis yang besar te- dibandingkan dengan air.
tapi lebih kecil dari air garam, kekental- Jika oli dibandingkan dengan air ga-
annya rendah, sama dengan air garam, ram, menurut hasil uji kekerasan Vickers, air
tetapi laju pendinginannya lebih lambat garam memiliki nilai rerata kekerasan ter-
dari air garam. tinggi yaitu 836,56 HV akan tetapi memiliki
3. Oli (ρ = 981 kg/m3, v = 4,02 Pa.s) kecenderungan kerusakan yang sangat besar
Oli memiliki viskositas atau kekentalan sehingga jika digunakan dalam pembuatan
yang tinggi dibandingkan media pendi- pisau, pisau akan mudah retak. Hal ini dise-
ngin lainnya dan massa jenis yang rendah babkan nilai massa jenis dan viskositas air
sehingga laju pendinginannya lambat. garam yang tinggi yaitu ρ=1025 kg/m3, v =
4. Udara (ρ = 1,2 kg/m3, v = 0,00001,75 1,01 Pa.s. Untuk udara yang memiliki massa
Pa.s) jenis dan viskositas yang sangat kecil, jika
Udara memiliki massa jenis dan viskosi- digunakan sebagai media pendingin ini bisa
tas yang sangat kecil sehingga laju pendi- dikatakan buruk dalam proses pembuatan
nginannya sangat lambat. pisau karena menghasilkan nilai rerata ke-
Menurut Azizah (2012) mengenai kerasan yang terlalu rendah yaitu 335,44
media pendingin, yaitu : HV. Nilai kekerasan yang rendah menye-
1. Pendinginan dengan air babkan pisau tidak tajam dalam pengguna-
Air secara umum digunakan dalam pen- annya sehari-hari. Jika disederhanakan lagi
dinginan dengan karakteristik yang ideal, dapat dituliskan sebagai berikut :
karena proses pendinginan dengan air Udara < Air Garam < Air < Oli
berlangsung dengan cepat. Ini akan ber-
pengaruh terhadap salah satu sifat logam Jadi untuk media pendingin yang ter-
yang ingin diperoleh, yaitu sifat kekeras- baik untuk pembuatan pisau adalah oli. Se-
an logam. Semakin cepat proses pending- dangkan media pendingin yang buruk untuk
inan maksimal kekerasan juga semakin pembuatan pisau adalah udara karena memi-
meningkat. Akan tetapi diikuti juga ke- liki angka kekerasan yang paling rendah.
cenderungan terjadinya kerusakan (dis-
torsi) yang berlebihan. PENUTUP
2. Pendinginan dengan minyak Kesimpulan
Pendinginan dengan minyak berlangsung Rerata kekerasan pisau yang didingin-
lebih lambat jika dibandingkan dengan kan dengan media pendingin yang berbeda-
pendinginan menggunakan media air. Se- beda adalah sebagai berikut. Air sumur me-
hingga kecenderungan terjadinya kerusa- miliki rerata nilai kekerasan 652,64 HV, air
kan minimum. garam memiliki rerata nilai kekerasan
Dari pernyataan diatas dapat diambil 836,56 HV, oli memiliki rerata nilai keke-
kesimpulan bahwa media pendingin yang rasan 600 HV, udara memiliki rerata nilai
terbaik untuk pembuatan pisau adalah oli. kekerasan 335,44 HV.
Karena oli memiliki nilai kekerasan 600 HV
34 Prihanto Trihutomo, Analisa Kekerasan pada Pisau Berbahan Baja Karbon Menengah..

Adanya perbedaan hasil kekerasan da- Saran


ri pengggunaan media pendingin yang ber- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
beda yaitu air sumur, air garam, oli dan uda- dengan perlakuan panas yang lain pada
ra. Media pendingin oli merupakan media pisau hasil proses tempa agar didapatkan pi-
pendingin yang paling baik untuk digunakan sau yang lebih baik.
dalam pembuatan pisau pemotong karena Pengujian yang berbeda dapat diterap-
menghasilkan tingkat kekerasan yang tinggi kan pada pisau hasil proses tempa agar di-
dan tingkat kegetasan yang rendah pada dapatkan data-data yang akurat untuk mem-
pisau pemotong. perbaiki kekurangan yang terdapat pada
pisau hasil tempa.

DAFTAR PUSTAKA
Avner. 1987. Introduction to Physical Smallman dan Bishop. 1999. Metalurgi
Metallurgy, 2nded. New York: Mc. Fisik Modern dan Rekayasa Material
Graw-Hill Book Company, Streeter. 1992. Fluid Mechanics, McGraw
Azizah, Y. 2012. Pengaruh Kadar Garam Hill, New York
Dapur (NaCl) Dalam Media Pendi- Suherman. 1988. Ilmu Logam III. Surabaya:
ngin Terhadap Tingkat Kekerasan Teknik Mesin Institut Teknologi
Pada Proses Pengerasan Baja St.60 Sepuluh Nopember Surabaya.
Beumer. 1985. Ilmu Bahan Logam Jilid II. Surdia. Tata. 1985. Teknik Pengecoran
Jakarta: Bharata Karya Aksara Logam. Jakarta: PT. Pradnya Paramita
Dieter. 1996. Metalurgi Mekanik. Jakarta: Rizal, Taufan. 2005. Pengaruh Kadar
Erlangga Garam Dapur (NaCl) dalam Media
Mubarok, Fahmi. 2008. Metallurgy I. Pendingin Terhadap Tingkat Kekeras-
Laboratorium Metalurgi Institut Tek- an Pada Proses Pengecoran Baja V-
nologi Sepuluh Nopember Surabaya 155

Anda mungkin juga menyukai