Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI PUSKESMAS GAYAMAN

DOSEN PENGAMPU :

ARIEF ANDRIANTO S.Kep.NS.,M.Kes

DI SUSUN OLEH :

1. M. Geril Riwayanto (201704008)


2. Santi Gita Nirmala (201704009)
3. Siti Zuanita (201704010)
4. Andik Wahyudi (201704033)
5. Elvin Rahayu (201704038)
6. Dewi Pawangsari (201704039)
7. Silvie Wulan M. (201704046)
8. Nilam Adelliya (201704047)
9. Devi Apriliyanti (201704053)
10. Ilmi Sukma wati (201704054)
11. Diana Emelia R. (201704085)
12. Siska Hotmauli (201704086)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2019
1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Keperawatan Komunitas Program Puskesmas ini telah diperiksa dan
disahkan pada hari ……………dan tanggal ………………....... oleh Pembimbing Akademik,
Pembimbing Puskesmas dan Kepala Puskesmas untuk memenuhi syarat kelulusan dalam
praktik.

Mojokerto, ……………………………. 2019

Mengetahui

Pembimbing Akademik 1 Pembimbing Puskesmas

(……………………………..) (………………………………….)

Menyetujui

Kepala Puskesmas

(…………………………………………………….)

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program pemerintah dalam
bidang imunisasi guna mencapai komitmen internasional Universal Child
Immunization (UCI) pada akhir 1990. Tujuan program imunisasi dalam komitmen
internasional (ultimate goal) adalah eradikasi polio (ERAPO), eliminasi tetanus neonatorum
(ETN), serta reduksi campak, yang akan dicapai pada tahun 2000,target UCI 80-80-80
merupakan tujuan antara (intermediate goal) berarti cakupan imunisasi untuk BCG, DPT,
polio, campak dan hepatitis B, harus mencapai 80% baik di tingkat nasional, propinsi,
kabupaten bahkan di setiap desa (Ismael, 2001). saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang
cukup pesat, ini terbukti dengan menurunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi.
Angka kesakitan bayi menurun 10% dari angka sebelumnya, sedangkan angka kematian bayi
menurun 5% dari angka sebelumnya menjadi 1,7 juta kematian setiap tahunnya di Indonesia
(Depkes RI/2009).Apabila Imunisasi dasar belum pernah diberikan pada usia yang
seharusnya tetapi belum mencapai usia 8 tahun, perlu diberikan 4 dosis DPT (1-3 berselang
1-2 bulan dan yang ke-4 diberikan enam bulan kemudian). Apabila umur anak sudah
menginjak lebih dari 8 tahun, dapat diberikan Td (ADT=adult),
Ds/Kelurahan Gayaman BIAS kelas 1 dengan jumlah 67 anak, kelas 2 dengan jumlah
68 anak jumlah keseluruhan 135 anak yang diimuninisasi. Ds/Kelurahan jabon kelas 1
dengan jumlah 80 anak, kelas 2 dengan jumlah 82 anak dengan jumlah keseluruhan 162 anak.
Ds/Kelurahan sumberjati kelas 1 dengan jumlah 44 anak, Kelas 2 dengan jumlah 45 anak
dengan jumlah keseluruhan 89 Anak. Ds/Keluraha Lengkong kelas 1 dengan jumlah 108
anak, kelas 2 dengan jumlah 110 dengan jumlah keseluruhan 218 anak. Ds/Kelurahan
Kepuhanyar kelas 1 dengan jumlah 68 anak, kelas 2 dengan jumlah 69 jumlah keseluruhan
137 anak. Ds/Kelurahan kebang malang kelas 1 dengan jumlah 67 anak, kelas 2 dengan
jumlah 68 anak jumlah keseluruhan 135 anak. Ds/Kelurahan Ngarjo kelas 1 dengan jumlah
41 anak, kelas 2 dengan Jumlah 42 anak jumlah keseluruhan 83 anak. Ds/Kelurahan Sadar
Tengah kelas 1 dengan jumlah 40, kelas 2 41 anak dengan jumlah 81 anak. Ds/Kelurahan
jumuneng kelas 1 dengan jumlah 45 anak, kelas 2 dengan jumlah 46 anak jumlah keseluruhan
3
91 anak. Ds/Kelurahan wunut kelas 1 dengan jumlahn 46 anak, kelas 2 dengan jumlah 47
anak total jumlah keseluruhan 93 anak. DS/ Kelurahan Kweden kembar kelas 1 dengan
jumlah 38 , kelas 2 dengan jumlah 39 anak total keseluruhan 77 anak. Ds/Kelurahan kwatu
kelas 1 dengan jumlah 42 anak, kelas 2 dengan jumlah 42 anak total keseluruhan 84 anak.

B. TUJUAN
1. Untuk menganalisis BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) di Puskesmas
Gayaman berdasarkan 5W1H.

C. MANFAAT
1. Lebih Aplikatif bahwasannya program itu bisa menyumbang referensi / acuhan
panduan pelaynan dalam menjalankan program.
2. untuk mahasiswa dapat menambah pembelajaran/bekal pada saat praktik
puskesmas.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP PUSKESMAS
1. PENGERTIAN PUSKESMAS
Menurut Trihono dalam buku “Arrimes Manajemen Puskesmas Berbasis
Paradigma Sehat” pengertian puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Pusat Kesehatan Masyarakat,
disingkat Puskesmas, adalah Organisasi fungsional yang menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan
terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna,
dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya
kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan
untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. (D, 2011)

1) Visi dan Misi Puskesmas


Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.
Indikator Kecamatan Sehat:
a. Lingkungan sehat
b. perilaku sehat
c. cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. derajat kesehatan penduduk kecamatan
2) Misi Puskesmas
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya

5
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya
3) Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga
maupun fasilitasnya, karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat
berbeda-beda. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan
seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
b. Keluarga Berencana
c. Usaha Peningkatan Gizi
d. Kesehatan Lingkungan
e. Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
g. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
h. Usaha Kesehatan Sekolah
i. Kesehatan Olah Raga
j. Perawatan Kesehatan Masyarakat
k. Usaha Kesehatan Kerja
l. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
m. Usaha Kesehatan Jiwa
n. Kesehatan Mata
o. Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
p. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
q. Kesehatan Usia Lanjut
r. Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai
satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk
kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya.
Setiap kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa ( PKMD ). Disamping penyelenggaraan usaha-usaha
kegiatan pokok Puskesmas seperti tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat
diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat (
6
contoh: Pekan Imunisasi Nasional ). Dalam hal demikian, baik petunjuk pelaksanaan
maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama Pemerintah
Daerah. Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi, misalnya karena
timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam. Untuk mengatasi kejadian
darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain.
4) Fungsi Puskesmas
a. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
d. Masyarakat di wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:
a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri.
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
progra.
5) Satuan Penunjang
a. Puskesmas Pembantu
Pengertian puskesmas pembantu yaitu Unit pelayanan kesehatan yang
sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam rung lingkup wilayah
yang lebih kecil.
b. Puskesmas Keliling
Pengertian puskesmas Keliling yaitu Unit pelayanan kesehatan keliling
yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan,
peralatan komunikasiserta sejumlah tenaga yang berasal dari
puskesmas.dengan funsi dan tugas yaitu Memberi pelayanan kesehatan

7
daerah terpencil ,Melakukan penyelidikan KLB,Transport rujukan pasien,
Penyuluhan kesehatan dengan audiovisual.
c. Bidan desa
Bagi desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan ditempatkan
seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung
jawab kepada kepala puskesmas.Wilayah kerjanya dengan jumlah
penduduk 3.000 orang. Adapun Tugas utama bidan desa yaitu :
a) Membina PSM.
b) Memberikan pelayanan.
c) Menerima rujukan dari masyarakat.

B. PENGERTIAN IMUNISASI
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang.(blog-
indonesia,2008).

1. Fungsi Utama Program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)

BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) bertujuan untuk memberikan


perlindungan bagi anak-anak usia sekolah dasar terhadap penyakit campak,
difteri dan Tetanus. Penyelenggaraan BIAS ini berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan RI nomor 1059/Menkes/SK/IX/2004 dan mengacu pada
himbauan UNICEF, WHO dan UNFPA tahun 1999 untuk mencapai target
Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE) pada tahun 2005 di
negara berkembang (insiden dibawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu
tahun). BIAS adalah salah satu bentuk kegiatan operasional dari imunisasi
lanjutan pada anak sekolah yang dilaksanakan pada bulan tertentu setiap
tahunnya dengan sasaran seluruh anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) atau
sederajat (MI/SDLB) kelas 1, 2, dan 5 di seluruh Indonesia.
Hal ini disebabkan karena sejak anak mulai memasuki usia sekolah
dasar terjadi penurunan terhadap tingkat kekebalan yang diperoleh saat
imunisasi ketika bayi. Oleh sebab itu, pemerintah menyelenggarakan
imunisasi ulangan pada anak usia sekolah dasar atau sederajat (MI/SDLB)

8
yang pelaksanaannya serentak di Indonesia dengan nama Bulan Imunisasi
Anak Sekolah (BIAS). Imunisasi lanjutan sendiri adalah imunisasi ulangan
yang ditujukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan diatas ambang
perlindungan atau memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi yang
diberikan berupa vaksin Difteri Tetanus (DT) dan Vaksin Campak untuk
anak kelas 1 SD atau sederajat (MI/SDLB) serta vaksin Tetanus Toksoid
(TT) pada anak kelas 2 atau 3 SD atau sederajat (MI/SDLB). Pada tahun
2011, secara nasional imunisasi vaksin TT untuk kelas 2 dan kelas 5 SD atau
sederajat (MI/SDLB) ditambah dengan Antigen difteri (vaksin Td).

2. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Kegiatan pokok : memberikan imunisasi campak, Td dan DT pada anak sekolah
dasar.
Rincian kegiatan :
1. Pengumpulan data dan menentukan sasaran.
2. Membuat jadwal kegiatan .
3. Berkoordinasi dengan Ka TU untuk membuat undangan
pemberitahuan kegiatan kepada dinas pendidikan dan sekolah.
4. Mempersiapkan logistic vaksin
5. Pelaksanaan kegiatan BIAS.
6. Sweeping bagi anak yang tidak masuk atau sakit.

3. Cara Pelaksanaan Kegiatan


Dalam melaksanakan kegiatan imunisasi anak sekolah menggerakkan seluruh
bidan dan perawat yang ada baik di induk ataupun di desa serta dipondok
pesantren dengan terjadwal dibawah satu orang penanggung jawab imunisasi
UPT Puskesmas Mojoanyar.

4. Sasaran
Sasaran kegiatan : anak sekolah dasar kelas 1,2 dan 5.

9
5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
2019
N
Kegiatan jan Fe ma apr M Ju Jul ag sept okt nov de
o
b r ei n st s

Pengumpulan
1 Mi
data dan .sasaran ng
gu
1
Membuat2 Mi
jadwal . ng
gu
1
Menyebar
3 Mi
undangan. ng
gu
2

Mempersiapkan
4 Mi
logistic vaksin
. ng
gu
2

Pelaksanaan
5 Mi
bias campak
. ng
gu
3&
4

Sweeping
6 Min
campak . ggu
1

Pelaksanaan
7 Min
bias dt dan
. td ggu
1,2

10
&3

Sweeping
8 dt Min
dan td . ggu
3

6. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi pelaksanaan terhadap kegiatan BIAS campak, DT dan Td akan
dilakukan setiap H+1, dan sebagai pelaksananya adalah bidan dan perawat desa.
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan terdiri dari sebab tertundanya kegiatan
dan RTL (rencana tindak lanjut)-nya, dibuat setiap H+2 dan ditujukan kepada
Kepala Puskesmas.

7. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan serta dokumentasi kegiatan, serta pelaporan kegiatan akan
disampaikan kepada Kepala Puskesmas. Evaluasi kegiatan akan dilaksanakan
dan dilaporkan pada tanggal 04 Agustus 2019.

11
BAB III
GAMBARAN PELAKSANAAN
PROGRAM UNGGULAN PUSKESMAS GAYAMAN

A. Gambaran Umum Puskesmas


Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan
perkataan lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas
pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Wilayah kerja
Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor
kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur
lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja
Puskesmas. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata
30.000 penduduk. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka
Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana
yang disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Untuk tercapainya visi
pembangunan kesehatan melalui Puskesmas, Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat,
yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama.

B. Visi Misi Puskesmas Gayaman


1. Visi
“Terwujudnya masyarakat kecamatan mojoanyar mandiri dan hidup sehat”
2. Misi
1. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
2. Mewujudkan memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau
3. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan
masalah kesehatan
4. Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan
Tujuan
12
“Mewujudkan masyarakat kecamatan mojoanyar yang mandiri dan hidup
sehat”
Motto
“Kepuasan pasien harapan kami”

C. Wilayah Kerja Puskesmas Gayaman


Puskesmas gayaman merupakan salah satu dari Puskesmas yang ada di
Kabupaten Mojokerto. Puskesmas Gayaman adalah puskesmas di sebuah desa
wilayah Kecamatan Mojoanyar, erletak di Jl. Raya Gayaman No.7, Gayaman,
Mojoanyar, Mojokerto, Jawa Timur 61363, Indonesia. Faskes Tingkat Pertama
BPJS Kesehatan di Kab Mojokerto, Rating: 4.60 Telp: +62 321 394041

D. Pelayanan Imunisasi di luar Gedung Puskesmas


A. Imunisasi Rutin
Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang rutin dan terus
menerus harus dilaksanakan pada periode yang telah ditetapkan. Berdasarkan
kelompok usia sasaran, imunisasi rutin dibagi menjadi:
 Imunisasi rutin pada bayi.
 Imunisasi pada wanita usia subur.
 Imunisasi rutin pada anak sekolah.
Berdasarkan tempat pelayanan, imunisasi rutin dibagi menjadi:
 Pelayanan imunisasi didalam gedung (komponen statis) dilaksanakan di
puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit, rumah bersalin dan
polindes.
 Pelayanan imunisasi diluar gedung dilaksanakan diposyandu,
kunjungan rumah dan sekolah.
 Pelayanan imunisasi rutin dapat juga diselenggarakan oleh swasta
seperti rumah sakit swasta, dokter praktik, bidan praktik.
B. Imunisasi Tambahan
Kegiatan imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang tidak
rutin dilksanakan, hanya dilakukan atas dasar ditemukannya masalah dari hasil
pemantauan atau evaluasi. Yang termasuk dalam kegiatan imunisasi tambahan
ini adalah :

13
 Backlog Fighting : upaya aktif melengkapi imunisasi dasar pada anak
berumur 1-3 tahun pada desa non UCI setiap 2 tahun sekali.
 Crash Program : kegiatan ini ditujukan untuk wilayah yang
memerlukan intervensi secara cepat.
 Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak Respons) : pedoman
pelaksanaan imunisasi dalam penanganan KLB disesuaikan dengan
situasi epidemiologis penyakit.
 Kegiatan-kegiatan imunisasi massal untuk antigen tertentu dalam
wilayah yang luas dan waktu yang tertentu, dalam rangkat pemutusan
mata rantai penyakit antara lain:
a. PIN (Pekan Imunisasi Nasional) merupakan suatu upaya untuk
mempercepat pemutusan siklus kehidupan virus polio importasi dengan
cara memberikan vaksin polio kepada setiap balita dan bayi baru lahir.
b. Sub PIN merupakan suatu upaya untuk memutuskan rantai penularan
polio bila ditemukan suatu kasus polio dalam wilayah terbatas
(kabupaten) dengan pemberian 2 kali imunisasi polio dalam interval 1
bulan secara serentak pada seluruh sasaran berumur dibawah 1 tahun.
c. Cath Up Campaign Campak merupakan suatu upaya untuk pemutusan
transmisi penularan virus campak pada anak sekolah dan balita.
Kegiatan ini dilakukan dengan serentak pada anak sekolah kelas 1
sampai 6.
E. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
a. Tujuan Umum
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi.
b. Tujuan Khusus
1. Tercapainya target universal child immunization yaitu cakupan imunisasi
lengkap minimal 80% secara merata pada bayi 100% desa atau kelurahan
pada tahun 2010.
2. Tercapainya eliminasi tetanus maternal dan neonatal (insiden dibawah 1
per 1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun) pada tahun 2005.
3. Tercapainya pemutusan rantai penularan poliomyelitis pada tahun 2004-
2005, serta spesifikasi bebas polio pada tahun 2008.
4. Tercapainya reduksi campak pada tahun 2005.
14
F. Ruang Lingkup
1. Pedoman ini mengatur tentang penyelenggaraan imunisasi dasar, imunisasi
lnjutan serta imunisasi tambahan terhadap penyakit-penyakit yang sudah
masuk kedalam program imunisasi yaitu tubercolosa, difteri, tetanus,
pertusis, polio, campak dan hepatitis B.
2. Pedoman ini berlaku untuk semua institusi pemerintah maupun swasta yang
menyelenggarakan pelayanan imunisasi seperti puskesmas, puskesmas
pembantu, rumah sakit, polindes, rumah bersalin dan klinik swasta.
3. Institusi swasta dapat memberikan pelayanan imunisasi terhadap PD31
selain yang termasuk dalam program imunisasi sepanjang memenuhi
persyaratan perijinan yang ditetapkan oleh mentri kesehatan.
4. Pedoman tentang penyelenggaraan imunisasi khusus akan diadakan dengan
peraturan tersendiri.
5. Imunisasi lain, akan dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perkembangan epidemiologi penyakitnya.
G. Kebijakan dan Strategi
1. Kebijakan
 Penyelenggaraan imunisasi dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan
masyarakat dengan mempertahankan prinsip keterpaduan antara pihak
terkait.
 Mengupayakan pemerataan jangkauan pelayanan imunisasi baik
terhadap sasaran masyarakat maupun sasaran wilayah.
 Mengupayakan kualitas pelayanan yang bermutu.
 Mengupayakan kesinambungan penyelenggaraan melalui perencanaan
program dan anggaran terpadu.
 Perhatian khusus diberikan untuk wilayan rawan sosial, rawan penyakit
(KLB) dan daerah-daerah sulit secara geografis.
2. Strategi
 Memberikan akses (pelayanan) kepada suasta dan masyarakat.
 Membangun kemitran dan jejaring kerja.
 Ketersediaan dan kecukupan vaksin, peralatan rantai vakin dan alat
suntik

15
 Menerapkan sistem Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) untuk
menentukan prioritas kegiatan serta tindakan perbaikan. Pelayanan
imunisasi dilaksanakan oleh tenaga profesiona atau terlatih.
 Pelaksanaan sesui dengan standart.
 Memanfaatkan perkembangan metode dan teknologi.
 Meningkatkan advokasi, fasilitas dan pembinaan.

H. Pngkajian 5W1H Puskesmas dengan imunisasi BIAS


1. (why) mengapa program BIAS ini harus dijalankan?
Karena sesuai dengan jadwal dari program puskesmas tahun 2019 bahwa bulan
Agustus setiap hari melakukan kegiatan acara BIAS Campak di seluruh SD
kecamatan gayaman

2. (what) Masalah apa yang sering terjadi sehingga dilakukan Imunisasi


BIAS?
Tidak ada masalah pemegang program imunisasi menjalankan kerangka
kegiatan imunisasi yang sudah di rencanakan ditahun 2019

3. (who) siapa saja yang terlibat dalam Imunisasi BIAS ini?


Yang terlibat dalam pemberian imunisasi BIAS yaitu Perawat , bidan dan
dokter.

4. (when) kapan dilaksanakan program imunisasi?


Imunisasi BIAS dilakukan sesuai jadwal dibulan agustus ini rutin setiap hari
mendapatkan imunisasi disekolah dasar diGayaman.

5. (where) Dimana program imunisasi BIAS ini dilakukan?


Diseluruh SD kecamatan gayaman yang terdiri dari :
a. SDN Jumeneng
b. SDN Kepuh Anyar
c. SDN Wunut 1
d. SDN Lengkong 2
e. SDN Sumberjati
f. SDN Lengkong 1
16
g. MI Miftahul Ulum Lengkong
h. MI Sunan Ampel Jumeneng
i. SDN Wunut 2
j. SDN Gabang Malang 1
k. SDN Gebang Malang 2
l. SD AL Kautsar
m. SD AL Khotimah
n. SDN Kweden Kembar
o. SDN Kwatu
p. MI Miftahul Salam Kwatu
q. SDN Sadar Teryah

6. (how) Bagaimana prosedur pelaksanaan imunisasi BIAS ? bagaimana cara


penyimanannya.
a. Gunakan alat suntik ADS
b. Jarum 0,5 ml
c. Pastikan uung jarum selalu berada didalam cairan vaksin, sehingga tidak
ada udara yang masuk
d. Tarik torak perlahan agar cairan vaksin masuk ke dalam spuit terkunci
secara otomatis, Torak tidak dapat ditarik lagi. Cabut jarum vial,
keluarkan udara yang tersisa dengan cara mengetuk alat suntik, dan
mendorong torak sampai pada skala 0,5 ml
e. Suntik secara Sub cutan, dilengan kiri atas, pertengaha deltoid.
f. Memegang dengan mencubit pakai ibu jari dan jari tengah.
g. Jarum suntik disuntikkan dengan kemiringan 45°c, kedalaman ½ inci
(lakukan aspirasi sebelumnya) setelah itu masukkan vaksin.

17
BAB 1V
PENUTUP

A. Kesimpulan (menganalisi kekurangan dan kelebihan)


Kekurangan : Ada 2 siswa yang tidak mau di imunisasi dikarenakan yang pertama
orang tua tidak mau dengan alasan sudah pernah di imunisasi dan menimbulkan efek
tubuh bayi mengalami demam dan yang kedua dengan alasan imunisasi itu tidak
halal.
Kelebihan : Kelebihan Puskesmas Gayaman mengenai program imunisasi yng sudah
berjalan dengan lancar dan masyarakat sangat mendukung dengan adanya BIAS
sehingga program yang berjalan sesuai program yang ada dan sudah
direncanakan..kegiatan imunisasi ini dilaksanakan di SD-SD yang ada di wilayah
yang di naungin oleh Puskesmas Gayaman.
B. Saran
Sebaiknya mengadakan penyuluhan kepada ibu yang mempunyai anak SD untuk di
imunisasi dikarenakan pentingnya imunisasi pada anak agar meningkatkan kekebalan
tubuh pada anak agar tidak mudah terserang penyakit.

18
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Campak

Oleh :
1. Andik Wahyudi (201704033)
2. Elvin Rahayu (201704038)
3. Dewi Pawangsari (201704039)
4. Devi Apriliyanti (201704053)
5. Ilmi Sukmawati (201704054)
6. Silvie Wulan M (201704046)
7. M. Geril Riwayanto (201704008)
8. Santi Gita Nirmala (201704009)
9. Siti Zuanita (201704010)
10. Diana Emilia Rosita (201704085)
11. Siska Hotmauli B.R. (201704086)
12. Nilam Adelliya (201704047)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2019

19
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
PENDIDIKAN KESEHATAN CAMPAK DI PUSKESMAS GAYAMAN
KOTA MOJOKERTO

Pokok bahasan : Campak


Sub-Pokok bahasan : Pengertian campak, penyebab campak, tanda dan gejala campak, cara
penularan campak, cara pencegahan campak, cara pengobatan campak
Sasaran : Anak Sekolah Dasar kelas 1 dan kelas 2
Tempat : Disekolah dasar di wilayah desa Gayaman seperti SDN Jumeneng,
SDN Kepuh Anyar, SDN Wunut 1, SDN Lengkong 2, SDN
Sumberjati, SDN Lengkong 1, MI Miftahul Ulum Lengkong, MI
Sunan Ampel Jumeneng, SDN Wunut 2, SDN Gabang Malang 1, SDN
Gebang Malang 2, SD AL Kautsar, SD AL Khotimah, SDN Kweden
Kembar. SDN Kwatu, MI Miftahul Salam Kwatu, SDN Sadar Teryah
Waktu : 20 menit
I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang campak, diharapkan peserta penyuluhan dapat
mengetahui dan memahami penyakit campak.

II. Tujuan Khusus


Setelah diberikan penyuluhan 1 x 20 menit tentang campak, peserta penyuluhan diharapkan
mampu:
1. Menyebutkan pengertian campak
2. Menjelaskan penyebab campak
3. Menyebutkan tanda dan gejala campak
4. Menjelaskan cara penularan penyakit campak
5. Menjelaskan cara pencegahan campak
6. Menjelaskan cara pengobatan campak

III. Materi (terlampir)


1. Pengertian campak
2. Penyebab campak
3. Tanda dan gejala campak
4. Cara penularan campak
20
5. Cara pencegahan campak
6. Cara pengobatan campak
IV. Metode
Ceramah dan Diskusi

V. Media
Leaflet

VI. Kegiatan Belajar-Mengajar


No Waktu Kegiatan Respon Peserta
Pendahuluan:
- Mengucapkan salam dan perkenalan - Menjawab salam
- Mengingatkan kontrak waktu - Menyepakati kontrak
- - Mendengarkan
1. 5 menit
- Menjelaskan tujuan dan pokok bahasan yang akan
disampaikan
- Persiapan mental sasaran - Memperhatikan
- Oral Test - Menjawab
Pelaksanaan:
- Pengertian campak - Mendengarkan
- Penyebab campak - Mendengarkan
2. 10 menit - Tanda dan gejala campak - Mendengarkan
- Cara penularan campak - Mendengarkan
- Cara pencegahan campak - Mendengarkan
- Cara pengobatan campak - Mendengarkan
Penutup:
- Diskusi tanya jawab - Aktif bertanya
3. 5 menit
- Oral Test - Menjawab
- Menutup acara mengucap salam - Menjawab salam

VII. Kriteria Evaluasi


21
1. Evaluasi struktur
a. SAP telah dikonsultasikan kepada pembimbing sebelum pelaksanaan
b. Tersedianya tempat, media, dan alat
c. Kesepakatan kontrak waktu dan tempat
2. Evaluasi proses
a. Perkenalan dan kontrak awal mahasiswa dengan peserta penyuluhan
b. Penggunaan komunikasi terapeutik oleh mahasiswa saat berinteraksi dengan
peserta penyuluhan
c. Peserta penyuluhan berperan aktif dalam diskusi dan tanya jawab
d. Kesepakatan kontrak pertemuan berikutnya dengan peserta penyuluhan
e. peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai
3. Evaluasi hasil
a. Peserta dapat menjelaskan secara sederhana mengenai pengertian campak
b. Peserta dapat menyebutkan penyebab campak
c. Peserta dapat menyebutkan cara penularan campak
d. Peserta dapat menyebutkan orang yang rentan terkena cacar
e. Peserta dapat menyebutkan minimal 4 dari 8 tanda dan gejala campak
f. Peserta dapat menyebutkan cara pengobatan dan pencegahan campak

22
MATERI CAMPAK

I. Pengertian campak
Campak menurut WHO adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan berbentuk mukolo
papular selama tiga hari atau lebih yang disertai panas 38oC atau lebih dan disertai salah satu
gejala batuk, pilek, dan mata merah.

II. Penyebab campak


Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk golongan paramyxovirus
genus morbili virus merupakan salah satu virus RNA. Virus ini terdapat dalam darah dan
secret (cairan) nasofaring (jaringan antara tenggorokan dan hidung) pada masa gejala awal
hingga 24 jam setelah timbulnya bercak merah di kulit dan selaput lendir. Virus ini berbentuk
bulat dengan tepi kasar dan bergaris tengah 140 nm dan dibungkus oleh selubung luar yang
terdiri dari lemak dan protein. Di dalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri
dari bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA), merupakan struktur heliks 5
nukleoproteindari myxovirus. Selubung luar sering menunjukkan tonjolan pendek, satu
protein yang berada di selubung luar muncul sebagai hemaglutinin.

III. Tanda dan gejala campak


Gejala klinis dibagi menjadi 3 stadium, yakni:
A. Stadium Kataral atau Prodormal
Biasanya berlangsung 4-5 hari, ditandai dengan panas, lesu, batuk-batuk dan mata
merah. Pada akhir stadium, kadang-kadang timbul bercak Koplik`s (Koplik spot) pada
mukosa pipi atau daerah mulut, tetapi gejala khas ini tidak selalu dijumpai. Bercak Koplik ini
berupa bercak putih kelabu, besarnya seujung jarum pentul yang dikelilingi daerah
kemerahan. Koplik spot ini menentukan suatu diagnosa pasti terhadap penyakit campak.
B. Stadium Erupsi
Batuk pilek bertambah, suhu badan meningkat oleh karena panas tinggi, kadang-
kadang anak kejang-kejang, disusul timbulnya rash (bercak merah yang spesifik), timbul
setelah 3-7 hari demam. Rash timbul secara khusus yaitu mulai timbul di daerah belakang
telinga, tengkuk, kemudian pipi, menjalar keseluruh muka, dan akhirnya ke badan. Timbul
rasa gatal dan muka bengkak.

23
C. Stadium konvalensi atau penyembuhan
Erupsi (bercak-bercak) berkurang, meninggalkan bekas kecoklatan yang disebut
hiperpigmentation, tetapi lama-lama akan hilang sendiri. Panas badan menurun sampai
normal bila tidak terjadi komplikasi.

IV. Cara penularan campak


Cara penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak, yakni karena
menghirup percikan ludah (droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita
morbili atau campak artinya, seseorang dapat tertular campak bila menghirup virus morbili,
bisa di tempat umum, di kendaraan atau dimana saja. Penderita bisa menularkan infeksi ini
dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Masa
inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul. Sebelum vaksinasi campak digunakan
secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak usia prasekolah
dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia
akan kebal terhadap penyakit ini. Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi,
infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir dari ibu yang telah kebal
(berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah :
1. Bayi berumur lebih dari 1 tahun
2. Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
3. Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.

V. Cara pencegahan campak


1. Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial dilakukan dalam mencegah munculnya faktor
predisposisi atau resiko terhadap penyakit campak. Sasaran dari pencegahan primordial
adalah anak-anak yang masih sehat dan belum memiliki resiko yang tinggi agar tidak
memiliki faktor resiko yang tinggi untuk penyakit campak. Edukasi kepada orang tua
anak sangat penting peranannya dalam upaya pencegahan primordial. Tindakan yang
perlu dilakukan seperti penyuluhan mengenai pendidikan kesehatan, konseling nutrisi
dan penataan rumah yang baik.
2. Pencegahan Primer
Sasaran dari pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk kelompok
beresiko, yakni anak yang belum terkena campak, tetapi berpotensi untuk terkena
24
penyakit campak. Pada pencegahan primer ini harus mengenal faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya campak dan upaya untuk mengeliminasi faktor-faktor
tersebut.
a. Penyuluhan
Edukasi campak adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan
mengenai campak. Di samping kepada penderita campak, edukasi juga diberikan
kepada anggota keluarganya, kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-pihak
perencana kebijakan kesehatan. Berbagai materi yang perlu diberikan kepada pasien
campak adalah definisi penyakit campak, faktor-faktor yang berpengaruh pada
timbulnya campak dan upaya-upaya menekan campak, pengelolaan campak secara
umum, pencegahan dan pengenalan komplikasi campak.
b. Imunisasi
Di Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit campak dilakukan dengan
vaksinasi campak secara rutin yaitu diberikan pada bayi berumur 9-15 bulan. Vaksin
yang digunakan adalah Schwarz vaccine yaitu vaksin hidup yang diolah menjadi
lemah. Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml. Vaksin campak tidak
boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan TBC yang tidak diobati, penderita
leukemia. Vaksin campak dapat diberikan sebagai vaksin monovalen atau polivalen
yaitu vaksin measles-mumps-rubella (MMR). Vaksin monovalen diberikan pada bayi
usia 9 bulan, sedangkan vaksin polivalen diberikan pada anak usia 15 bulan. Penting
diperhatikan penyimpanan dan transportasi vaksin harus pada temperature antara 2oC-
8oC atau ± 4oC, vaksin tersebut harus dihindarkan dari sinar matahari. Mudah rusak
oleh zat pengawet atau bahan kimia dan setelah dibuka hanya tahan 4 jam. Dimana
imunisasi ini terbagi atas 2 yaitu :
a) Imunisasi aktif
Pencegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi
aktif pada bayi berumur 9 bulan atau lebih. Pada tahun 1963 telah
dibuat dua macam vaksin campak, yaitu vaksin yang berasal dari virus
campak hidup yang dilemahkan (tipe Edmonstone B); vaksin yang
berasal dari virus campak yang dimatikan (dalam larutan formalin
dicampur dengan garam alumunium). Namun sejak tahun1967, vaksin
yang berasal dari virus campak yang telah dimatikan tidak digunakan
lagi, oleh karena efek proteksinya hanya bersifat sementara dan dapat
menimbulkan gejala atypical measles yang hebat. Vaksin yang berasal
25
dari virus campak yang dilemahkan berkembang dari Edmonstone
strain menjadi strain Schwarz (1965) dan kemudian menjadi strais
Moraten (1968). Dosis baku minimal pemberian vaksin campak yang
dilemahkan adalah 0,5 ml, secara subkutan, namun dilaporkan bahwa
pemberian secara intramuskular mempunyai efektivitas yang sama.
Vaksin ini biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan campak
Jerman (vaksin MMR atau mumps, measles, rubella), disuntikkan pada
otot paha atau lengan atas. Jika hanya mengandung campak vaksin
diberikan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama
diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6
tahun. Vaksin campak sering dipakai bersama-sama dengan vaksin
rubela dan parotitis epidemika yang dilemahkan, vaksin polio oral,
difteri, tetanus, polio dan lain-lain. Laporan beberapa peneliti
menyatakan bahwa kombinasi tersebut pada umumnya aman dan tetap
efektif.
b) Imunisasi pasif
Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa,
kumpulan serum konvalesens, globulin plasenta atau gamma globulin
kumpulan plasma adalah efektif untuk pencegahan dan pelemahan
campak. Campak dapat dicegah dengan Immune serum globulin
(gamma globulin) dengan dosis 0,25 ml/kgBB intramuskuler,
maksimal 15 ml dalam waktu 5 hari sesudah terpapar, atau sesegera
mungkin. Perlindungan yang sempurna diindikasikan untuk bayi, anak-
anak dengan penyakit kronis, dan para kontak di bangsal rumah sakit
serta institusi penampungan anak. Setelah hari ke 7-8 dari masa
inkubasi, maka jumlah antibodi yang diberikan harus ditingkatkan
untuk mendapatkan derajat perlindungan yang diharapkan.
Kontraindikasi vaksin: reaksi anafilaksis terhadap neomisin atau
gelatin, kehamilan imunodefisiensi (keganasan hematologi atau tumor
padat), imunodefisiensi kongenital, terapi imunosupresan jangka
panjang, infeks HIV dengan imunosupresi berat.
c. Isolasi

26
Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakit
campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak untuk
diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari penularan lingkungan sekitar.
3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat
timbulnya komplikasi dengan tindakan-tindakan seperti tes penyaringan yang
ditujukan untuk pendeteksian dini campak serta penanganan segera dan efektif.
Tujuan utama kegiatan-kegiatan pencegahan sekunder adalah untuk mengidentifikasi
orang-orang tanpa gejala yang telah sakit atau penderita yang beresiko tinggi untuk
mengembangkan atau memperparah penyakit. Memberikan pengobatan penyakit
sejak awal sedapat mungkin dilakukan untuk mencegah 13 kemungkinan terjadinya
komplikasi. Edukasi dan pengelolaan campak memegang peran penting untuk
meningkatkan kepatuhan pasien berobat.
4. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah kecacatan akibat
komplikasi. Kegiatan yang dilakukan antara lain mencegah perubahan dari komplikasi
menjadi kecatatan tubuh dan melakukan rehabilitasi sedini mungkin bagi penderita
yang mengalami kecacatan. Dalam upaya ini diperlukan kerjasama yang baik antara
pasien dengan dokter maupun antara dokter-dokter yang terkait dengan
komplikasinya. Penyuluhan juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi
pasien untuk mengendalikan penyakit campak. Begitu pun dengan pelayanan
kesehatan yang holistik dan terintegrasi antar disiplin terkait sangat diperlukan,
terutama di rumah sakit rujukan, baik dengan para ahli sesama ilmu.
VI. Cara pengobatan campak
Penderita campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan. Sehingga pengobatannya bersifat
symptomatik, yaitu memperbaiki keadaan umum atau untuk mengurangi gejalanya saja
dengan pemberian vitamin A.
Cara pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan anak balita :
1. Berikan kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi dan kapsul merah (200.000 SI) untuk
balita
2. Potong ujung kapsul dengan menggunakan gunting yang bersih
3. Pencet kapsul dan pastikan anak menelan semua isi kapsul dan tidak membuang
sedikitpun isi kapsul.

27
4. Untuk anak yang sudah bisa menelan dapat diberikan langsung 1 kapsul untuk
diminum
Cara pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas :
1. Diberikan segera setelah melahirkan dengan cara meminum langsung 1 (satu)
kapsul
2. Kemudian minum 1 (satu) kapsul lagi 24 jam setelah pemberian kapsul
pertama
Tempat pemberian vitamin A diberikan secara gratis di sarana fasilitas pelayanan
kesehatan, seperti : RS, Puskesmas, Postu, polindes, praktek dokter/bidan swasta,
posyandu, sekolah, TK, dan PAUD.

28
Dokumentasi BIAS Imunisasi Campak Pada Anak SD di Wilayah Gayaman

29
30
31
32
33
34
Daftar Pustaka

Arikunto S, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT.


Rhineka CIpta, Jakarta.
_________, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT.
Rhineka Cipta, Jakarta.
Dinkes, 2002, Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta.
Hidayat, 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1, Penerbit Salemba
Medika, Jakarta.
Huliana, A. Md.Keb, 2003, Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Puspa Swara,
Jakarta.
Kurniasih, dkk, 2006, Panduan Imunisasi, PT. Gramedia, Jakarta.

Notoatmodjo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rhineka Cipta,


Jakarta.
__________, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Rhineka Cipta, Jakarta.
Nursalam, 2001, Metodologi Riset Keperawatan, Jakarta.
Wahyudin, dkk, 2005, Pengantar Pendidikan, Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.
Unicef Org, 2006, Anak-Anak Yang Terabaikan, Terlupakan, dan Tak
Terjangkau, Saran Pers, Jakarta.
Info Sehat, 2006, Imunisasi, Jakarta.
Medicastore, 2006, Imunisasi, Jakarta.

35

Anda mungkin juga menyukai