Size Reduction
Size Reduction
PENDAHULUAN
Unit operasi size reduction adalah satu operasi untuk memperkecil ukuran suatu partikel
dengan memperhalus bentuk produk atau sekedar menjadikannya lebih kecil sesuai ukuran
yang diinginkan. Operasi size reduction bisa dilakukan dengan cara penumbukan atau
penggilingan (Agrawal, 2007). Unit operasi size reduction biasanya digunakan untuk
menyesuaikan ukuran bahan baku agar sesuai dengan alat proses atau menyesuaikan produk
sesuai kebutuhan pasar.
2.1 Klasifikasi Alat Size Reduction Berdasarkan Ukuran Umpan
2.1.1 Crusher
Alat size reduction yang memecahkan bongkahan padatan yang besar menjadi
bongkahan‐bongkahan yang lebih kecil, dimana ukurannya sampai batas beberapa
inch. Alat crusher biasa diklasifikasikan menjadi :
a. Primary crusher
Mampu beroperasi untuk segala ukuran feed. Produk yang dihasilkan
mempunyai ukuran 8‐10 inch.
b. Secondary crusher
Mampu beroperasi dengan ukuran feed, seperti di produk primary
crusher dengan ukuran 4 inch.
2.1.2 Grinder
Alat ini beroperasi untuk memecah bongkahan yang dihasilkan crusher, sehingga
bongkahan ini menjadi bubuk. Untuk intermediate grinder, produk yang dihasilkan
lolos ukuran 40 mesh. Ultrafine grinder dapat diatur untuk menghasilkan produk
berukuran lolos ukuran 250 mesh – 2500 mesh dengan umpan tidak lebih besar dari
20 mm.
2.1.3 Cutter
Alat ini mempunyai cara kerja yang berbeda dengan size reduction sebelumnya.
Pada cutter ini, cara kerjanya dengan memotong. Alat ini dipakai untuk produk ulet
dan tidak bisa diperkecil dengan cara sebelumnya. Ukuran produk 2-10 mesh.
Operasi size reduction sering digunakan pada indusri‐industri yang memerlukan bahan
baku dalam ukuran tertentu dan produk dalam ukuran tertentu,misalnya industri semen,batu
bara,pertambangan, pupuk, keramik,dan lain-lain. Pemilihan jenis alat yang digunakan biasanya
berdasarkan ukuran feed pada produk, sifat bahan, kekerasan bahan, dan kapasitasnya.
Hardinge mill
Babcock mill
(Coulson, 2002)
2.3 Hukum-hukum Energi Penggerusan
Energi yang dibutuhkan untuk operasi size reduction sangat bergantung dari ukuran
partikel yang dihasilkan.Makin kecil partikel, maka makin besar energi yang dibutuhkan.
2.3.1 Hukum Rittinger
Rittinger beranggapan bahwa besarnya energi yang diperlukan untuk size
reduction berbanding lurus dengan luas permukaan baru yang dihasilkan. Luas
permukaan spesifik yang dihasilkan akan sebanding dengan ukuran partikel,
sehingga dirumuskan persamaan dalam bentuk :
1 1
𝐸 = 𝑘 (𝑑𝑖 − 𝐷𝑖)
Dengan
E : Energi Penggerusan (Joule)
k : Tetapan Rittinger
di : Diameter Rata-Rata Produk (cm)
Di : Diameter Rata-Rata Feed (cm)
Vt µt/ρ m Xi m Xi
Ni = = = =
vt m Vρ ρ Ci Di2
Xi
∑ni=1
𝑇𝐴𝐴𝐷 = Ci Di2
Xi
∑ni=1
Ci Di3
Dengan
Di : diameter partikel (cm)
Ni : jumlah partikel dengan diameter Di
Mi : massa total partikel dengan diameter Di (gram)
m : massa partikel dengan diameter Di (gram)
Vi : volume total partikel dengan diameter Di (cm3)
C : konstanta yang harganya tergantung dari titik partikel, sehingga: D3
adalah volume partikel untuk bola = π/6 ; kubus = 1
V : volume partikel dengan diameter Di (cm3)
BiXi
∑ni=1
Dsur = √ CiDi
Xi
∑ni=1
CiDi2
Jumlah total = Ni Vi = Ni Ci Di3 n
n
= C (D vol)3 ∑ Ni
i=1
n m Xi n Xi
3 3
∑ 3
Ci Dt = C (D vol) ∑ 3
i=1 c Ci Di i=1 Ci Di
∑ni=1 Xi
Dvol = √
Xi
C ∑ni=1
Ci Di3
∑ni=1 Xi
Dvol = √
Xi
C ∑ni=1
Ci Di3
METODE PRAKTIKUM
1. Variabel tetap
Waktu pengayakan : 2x10 menit
2. Variabel berubah
Ukuran dimensi padatan (cm) :
Dalam pelaksanaan praktikum size reduction, terdapat bahan dan alat-alat yang digunakan
untuk menunjang praktikum ini. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah batu bata.
Sedangkan alat-alat penunjang praktikum ini antara lain hammer mill, sieving, alat pengukur
kuat arus, jangka sorong dan stopwatch. Alat hammer mill yang digunakan ditunjukkan pada
gambar 3.1, sedangkan alat sieveing ditunjukkan pada gambar 3.2.
Gambar 3.1 Hammer Mill- Crusher Gambar 3.2 Gambar Alat sieving
Komponen-Komponen Hammer Mill :
1. Panel Listrik : Tempat menyalurkan energi listrik dari sumber listrik ke motor.
2. Motor listrik : Sebagai penggerak utama kinerja mesin.
3. V-Belt : Mentransmisikan putaran yang dihasilkan rotor pada motor listrik ke
pulley pada mesin hammer mill.
4. Hopper : Sebagai tempat masuknya feed
5. Operating door : Sebagai tempat untuk melakukan pembersihan dan maintenance pada
alat.
6. Discharge : Sebagai tempat keluarnya product.
Praktikum size reduction dilakukan dalam beberapa tahapan. Praktikum dimulai dengan
mempersiapkan bahan yang akan digunakan sesuai variabel yang telah ditentukan.
Selanjutnya, dilakukan pengukuran material (feed) menggunakan jangka sorong sebelum
dimasukkan ke dalam hammer mill. Tentukan bukaan tutup feeder sesuai dengan kapasitas
yang diinginkan, usahakan jangan terlalu lebar supaya bahan yang masuk tidak terlalu besar.
Lalu, masukkan bahan ke dalam hammer mill dalam jumlah tertentu sesuai variabel.
Selama dilakukan proses size reduction dengan menggunakan hammer mill, dilakukan
pengukuran ampere atau daya yang dibutuhkan menggunakan ampere meter. Setelah
itu, kumpulkan hasil dari setiap variabel, ditimbang, dan dilakukan analisis sieving,
kemudian ditimbang berat partikel yang tertahan pada setiap ayakan.
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal, S.S. 2007. Agrawal Principal Delhi Institute of Pharmaceutical Science and
Research Sector – 3. Pushp Vihar New Delhi. India.
Brown, G.G. 1979. Unit Operation. Modern Asia Edition. Hal. 20-22; 26. Mc Graw Hill
Book. Co.Ltd.Tokyo. Japan.
Coulson. J.M, et al. 2002. Chemical Engineering Particle Technology and Separation
Process 5th edition. hal 105-106 Butterworth and Heinemann Oxford. England.
Mc. Cabe, W.L. 1993. Unit Operation of Chemical Engineering 5th edition. hal 261. Tioon
Well Finishing Co. Ltd. Singapura.