Anda di halaman 1dari 7

Nitrogen oksida (NOx)

Nitrogen oksida adalah kelompok gas yang terdapat di atmosfer yang terdiri dari gas
nitrit oksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2). Walaupun bentuk nitrogen oksida lainnya ada,
tetapi kedua gas ini paling banyak ditemuai sebagai polutan udara. Nitrit oksida merupakan
gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, sebaiknya nitrogen dioksida mempunyai warna
coklat kemerahan dan berbau tajam.

Udara terdiri dari sekitar 80% volume nitrogen dan 20% oksigen. Pada suhu kamar,
kudua gas ini hanya sedikit mempunyai kecnderungan untuk bereaksi satu sama lain. Pada
suhu yang lebih tinggi, keduanya dapat bereaksi membentuk nitrit oksida dalam jumlah tinggi
sehingga mengakibatkan polusi udara.

NO yang dihasilkan oleh aktivitas alam tidak terlalu menjadi masalah karena tersebar
merata sehingga jumlah kecil. NO yang menjadi masalah adalah polusi NO yang dihasilkan
oleh kegiatan manusia karena jumlahnya akan meningkat hanya pada tempat-tempat
tertentu. Konsentrasi NOx di udara di daerah perkotaan dapat mencapai 0,5 ppm. Seperti
halnyaCO, emisi nitrogen oksida dipengaruhi oleh kepadatan penduduk karena sumebr
utama NOxdari kegiatan manusia, seperti pembakaran yang kebanyakan berasal dari
kendaraan, produksi energi, dan pembuangan sampah. Sebagian besar emisi NOx yang di
hasilkan manusia berasal dari pembakaran arang, minyak, gas alam, dan bensin.

Analisa Nitrit dalam Air

Nitrit (NO2)

Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi)
dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena itu, nitrit bersifat tidak
stabil dengan keberadaan oksigen. Kandungan nitrit pada perairan alami mengandung
nitrit sekitar 0.001 mg/L. kadar nitrit yang lebih dari 0.06 mg/L adalah bersifat toksik bagi
organisme perairan. Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis
perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah. Nitrit yang
dijumpai pada air minum dapat berasal dari bahan inhibitor korosi yang dipakai di pabrik
yang mendapatkan air dari sistem distribusi PDAM.

Nitrit juga bersifat racun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah,
sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen, disamping itu juga nitrit membentuk
nitrosamin (RRN-NO) pada air buangan tertentu dan dapat menimbulkan kanker. Nitrat
(NO3-) dan nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik alami, yang merupakan bagian dari siklus
nitrogen. Aktifitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang mengandung
nitrogen organik pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi
nitrit dan nitrat. Oleh karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat,
maka nitrat adalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah
maupun air yang terdapat di permukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk
ammonia anhidrat seperti juga sampah organik hewan maupun manusia, dapat
meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung nitrat di dalam tanah
biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan air bawah tanah.

Bahan makanan yang tercemar oleh nitrit ataupun bahan makanan yang diawetkan
menggunakan nitrat dan nitrit dapat menyebabkan methemoglobinemia simptomatik
pada anak-anak. Walaupun sayuran jarang menjadi sumber keracunan akut, mereka
memberi kontribusi >70% nitrat dalam diet manusia tertentu. Kembang kol, bayam,
brokoli, dan umbi-umbian memiliki kandungan nitrat alami lebih banyak dari sayuran
lainnya. Sisanya berasal dari air minum (+ 21%) dan dari daging atau produk olahan daging
(6%) yang sering memakai natrium nitrat (NaNO3) sebagai pengawet maupun pewarna
makanan. Methemoglobinemia simptomatik telah terjadi pada anak-anak yang
memakan sosis yang menggunakan nitrit dan nitrat secara berlebihan 1,2.

Metode Analisa Nitrit (NO2)

1. Metode Nessler

Kadar nitrit dapat diukur dengan menggunakan metode Nessler


kualitatif dan kuantitatif. Dimana metode nessler kualitatif yaitu dengan
cara menggunakan asam sulfonil dan napthyl amine.Dimana warna
sampel dibandingkan dengan warna larutan standart atau larutan
stock nitrit. Warna sampel yang paling mendekati warna larutan
stock nitrit itulah yang paling tinggi kadar nitritnya.

2. Metode Spektrofotometri

Metode Nessler secara kuantitatif yaitu dapat digunakan dengan


spektrofotometri. Alat yang digunakan adalah spektrofotometri UV-
Visible pada PH 2,0-2,5, nitrit berkaitan dengan hasil reaks antara diazo
asam sulfanilik dengan N-(1-Naftol)- etil endiamin (yaitu NED
Dihidroklorida), maka dapat dibentuk celupan yang berwarna ungu
kemerah-merahan. Warna tersebut mengikuti hukum Lambert-Beer dan
dapat menyerap sinar dengan panjang gelombang 543 nm. Metode ini
sangat akurat dan peka sehingga perlu adanya pengenceran sampel.
Kelebihan Dan Kelemahan Metode Analisa Nitrit (NO2)

1. Metode Nessler

Kelebihannya adalah dimana waktu dalam pengerjaannya lebih singkat


karena hanya membandingkan warna sampel dengan warna larutan stock (NH4+)
sedangkan kelemahannya adalah hasil yang diperoleh tidak akurat karena hanya
mengira – ngira saja atau dengan kata lain hasil tidak pasti.

2. Metode Spektrofotometri

Kelebihannya adalah hasil yang diperoleh lebih akurat karena dilakukan


dua kali pengerjaan dimana pertama dilakukan penambahan asam
sulfonilkedalam sampel dicampurkan dengan napthyl amine maka akan
terbentuk warnalembayung, dan warna inilah yang diukur dengan
spectrometer pada panjang gelombang 543 nm. Setelah itu dapat dihitung
dengan deret standart yang telah diketahui kadarnya dan dapat dihitung secara
regresi linier. Dan kelemahannya dalam pengerjaannya lebih lama daripada
metode nessler secara kualitatif karena pengujian pada metode nessler secara
kuantitatif dua kali pengerjaan.

Penanggulangan Kelebihan Kadar Nitrit

Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan


bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah. Nitrit yang dijumpai
pada air minum dapat berasal dari bahan inhibitor korosi yang dipakai di pabrik yang
mendapatkan air dari sistem distribusi PDAM.

Nitrit juga bersifat racun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah,
sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen, disamping itu juga nitrit membentuk
nitrosamin (RRN-NO) pada air buangan tertentu dan dapat menimbulkan kanker. Nitrat
(NO3-) dan nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik alami, yang merupakan bagian dari siklus
nitrogen. Kelebihan kadar NO2 dapat dikurangi ataupun dihilangkan dengan cara :

1. Pemberian aerasiAerasi adalah suatu teknik memancarkan air ke udara


agar air terkena kontak dengan udara/oksigen. Semakin banyak permukaan
air yang terkena oksigen maka semakin baik.

2. Proses presipitasi Biasa dilakukan untuk menghilangkan logam-logam


berat, nutrien serta anorganik yang terlarut dalam limbah cair. Caranya :
pH limbah awal biasanya sekitar 8-9, dinaikkan dengan menambahkan basa
hingga mencapai 11 satuan pH, hingga terbentuk endapan. Sebelum
dilakukan percobaan sebaiknya dilakukan trial untuk mendapat kan kondisi
operasi yang optimal. Juga perlu dicarikan kombinasi zat pengemban
koagolasi, sehingga proses pengendapannya bisa lebih sempurna hingga
terjadi coo-presipitasi.

3. Chlorinasi dengan aerasi Biasanya dilakukan penambahan Calsium Hypo


Chloride disertai dengan aerasi, disamping terjadi pergeseran keseimbangan
amonia didalam limbah juga terjadi proses desinfeksi. Calsium Hypo
Chlloride adalah oksidator kuat yang akan menghancurkan reduktor-
reduktor dari zat-zat organik termasuk amoniak dan nitrit juga akan
membunuh bakteri-bakteri pathogen yang ada dalam air. Pengunaan teknik
ini harus hati-hati dan mengunakan alat PPE( Personal Protective Equipment
) yang memadai, seperti respirator dan sarung tangan polyetilene. Gas klor
akan sangat berbahaya jika terhirup oleh pernafasan dan akan merusak
alveoli paru-paru.

4. Unit Lumpur Aktif dengan Sistem Aerasi Mengunakan mikroba yang telah
terseleksi yang cocok dengan kontaminan limbah yang ada, yang
dikembangkan dari limbah itu sendiri. Diberi aerasi mengunakan blower dan
udara dialirkan melalui difusser agar distribusi oksigen lebih lebih merata
atau dengan mengunakan turbo jet aerator/surface aerator/MTO2 ( poros
baling-baling berputar yang menghasilkan gerakan turbulensi yang pada
akhirnya menghasilkan gelembung-gelembung halus yang meningkatkan
kadar oksigen terlarut di semua bagian kolam aerasi. , kandungan oksigen
terlarut minimal 2 ppm (kebutuhan minimal agar bakteri/mikroorganisme
bisa hidup). Prinsipnya : Dengan adanya udara (oksigen) bakteri aerobik
akan memakan zat-zat organik dalam air, selanjutnya bakteri tersebut
berkembang biak.

5. Cara lain yaitu: penguapan, reaksi kimia dengan oksigen dan penggantian
air.
Pengaruh Nitrit dan Nitrat Terhadap Kesehatan
Baku mutu air minum untuk parameter nitrat sangat ketat karena nitrat dapat direduksi menjadi nitrit
dalam air liur manusia dan dalam saluran usus bayi selama 6 bulan pertama kehidupan. Nitrit
mengoksidasi zat besi dalam hemoglobin darah dari ferrous iron (Fe ) ke ferric iron (Fe ). Senyawa yang
2+ 3+

dihasilkan, methemoglobin, yang tidak dapat membawa oksigen dan dapat menyebabkan kondisi
kekurangan oksigen pada darah yang disebut methemoglobinemia. Hal ini berbahaya terutama pada bayi
(blue baby syndrome) karena total volume darah mereka kecil.
Ada beberapa peraturan yang mengatur baku mutu untuk nitrit dan nitrit yaitu

1. PP No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Kadar maksimun yang diperbolehkan untuk Nitrat dan Nitrit dibagi menjadi 4 kelas air. Nitrat untuk
Kelas 1 – 2 kadar maksimumnya 10 mg/l sedangkan untuk kelas 3 – 4 kadar maksimumnya 20
mg/l. Nitrit untuk Kelas 1 – 3 kadar maksimumnya 0,06 mg/l sedangkan untuk kelas 4 tidak
dipersyaratkan.

2. Permenkes No 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum


Nitrit dan Nitrat termasuk parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan dan kadar
maksimum yang diperbolehkan untuk Nitrit (sebagai NO ) adalah 3 mg/l dan Nitrat (sebagai NO ) adalah
2

3

50 mg/l.
3. Kepmen LH No 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut
Kadar maksimum yang diperbolehkan untuk Nitrat (sebagai NO -N) adalah 0,008 mg/l.
3

Daftar Pustaka

Eugene R. Weiner. Application of Environmental Aquatic Chemistry. A Practical Guide. Third edition. CRC
Press

27/08/2013Tinggalkan Balasan

Cara Uji Nitrat (NO3-N) dengan Reduksi Kadmium Secara


Spektrofotometri (SNI 19-6964.7-2003)
Ruang Lingkup
Standar ini digunakan untuk penentuan nitrat NO -N dalam air laut dengan reduksi kadmium secara
3

spektrofotometri pada kisaran 0,05 mg/l – 1,00 mg/l. Standar ini digunakan untuk contoh uji air laut
yang tidak berwarna.
Prinsip
Senyawa nitrat dalam contoh uji air laut direduksi menjadi nitrat oleh butiran kadmium (Cd) yang dilapisi
dengan tembaga (Cu) dalam suatu kolom. Senyawa nitrit akan bereaksi dengan sulfanilamide dalam
suasana asam menghasilkan senyawa diazonium yang sebanding dengan banyaknya senyawa nitrit dalam
contoh uji. Senyawa diazonium tersebut kemudian bereaksi dengan n-(1-naftil)-etilendiamin
dihihidroklorida (NED dihidroklorida) membentuk senyawa azo yang berwarna merah mudah. Senyawa
azo yang terbentuk ekivalen dengan banyaknya senyawa diazonium yang ekivalen dengan banyaknya
nitrit dalam contoh. Warna merah muda yang terbentuk diukur absorbansinya dengan spektrofotometer
pada panjang gelombang optimal sekital 543 nm.

Catatan : Inti analisa ini adalah mereduksi nitrat menjadi nitrit dengan bantuan kadmium. Reaksi nitrat
menjadi nitrit bisa dilihat disini. Setelah menjadi nitrit, prinsip kerjanya sama dengan analisa nitrit.

Daftar Pustaka

http://en.wikipedia.org/wiki/Griess_test diakses 16 Agustus 2013 9:25

26/08/2013Tinggalkan Balasan
Cara Uji Nitrit (NO2-N) Secara Spektrofotometri (SNI 06-6989.9-
2004)
Ruang lingkup

Metode ini digunakan untuk penentuan nitrit, NO -N dalam air dan air limbah secara spektrofotometri
2

pada kisaran kadar 0,01 mg/L sampai dengan 1,00 mg/L NO -N. Jika menggunakan kuvet 1 (satu) cm
2

dalam penetuan kadar nitrit, NO -N dapat diperoleh kadar sampai dengan 0,18 mg/L NO -N. Untuk
2 2

meningkatkan ketelitian pembacaan dapat digunakan kuvet yang lebih panjang lintasannya (5 cm atau 10
cm)
Metode ini digunakan untuk contoh uji air yang tidak berwarna.

Prinsip

Nitrit dalam suasana asam pada pH 2,0 – 2,5 akan bereaksi dengan sulfanilamid (SA) dan N- (1-naphthyl)
ethylene diamine dihydrochloride (NED dihydrochloride) membentuk senyawa azo yang berwarna
merah keunguan. Warna yang terbentuk diukur absorbansinya secara spektrofotometri pada panjang
gelombang maksimum 543 nm.

Daftar Pustaka

http://en.wikipedia.org/wiki/Griess_test diakses 16 Agustus 2013 9:25

23/08/2013Tinggalkan Balasan

Cara Uji Nitrit (NO2-N) dengan Sulfanilamid Secara Spektrofotometri (


SNI 19-6964.1-2003)
Ruang LIngkup
Standar ini digunakan untuk penentuan nitrit (NO -N) dalam air laut dengan sulfanilamide secara
2

spektrofotometri pada kisaran kadar nitrit, (NO -N) 0,002 mg/l – 1,000 mg/l. Standar ini digunakan untuk
2

contoh uji air laut yang tidak berwarna.


Prinsip
Senyawa nitrit dalam contoh uji air laut bereaksi dengan sulfanilamide dalam suasana asam
menghasilkan senyawa diazonium yang sebanding dengan banyaknya senyawa nitrit dalam contoh uji.
Senyawa diazonium tersebut kemudian bereaksi dengan n-(1-naftil)-etilendiamin dihihidroklorida (NED
dihidroklorida) membentuk senyawa azo yang berwarna merah mudah. Senyawa azo yang terbentuk
ekivalen dengan banyaknya senyawa diazonium yang ekivalen dengan banyaknya nitrit dalam contoh.
Warna merah muda yang terbentuk diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang optimal sekital 543 nm.

Daftar Pustaka

http://en.wikipedia.org/wiki/Griess_test diakses 16 Agustus 2013 9:25

18/08/2013Tinggalkan Balasan
Rules Of Thumb About Nitrite and Nitrate
1. In unpolluted, oxygenated surface waters, oxidized nitrogen is normally in the form of nitrate, with
only trace amounts of nitrite.
2. Measurable nitrite concentrations are more common in groundwater because of low oxygen
concentrations in the soil’s subsurface.
3. Nitrate and nitrite both leach readily from soils to surface waters and groundwater.
4. High concentrations (>1-2 mg/L) of nitrate or nitrite in surface waters or groundwater generally
indicate agricultural contamination from fertilizers and manure seepage.
5. Greater than 10 mg/L of total nitrite and nitrate in drinking water is considered a human health
hazard.
Reference

Eugene R. Weiner. Application of Environmental Aquatic Chemistry. A Practical Guide. Third edition. CRC
Press

Anda mungkin juga menyukai