Anda di halaman 1dari 2

LKM ADI - 03

Nama : Titis Dwi Lestari ( 1713024030 ) Kelas : B Kelompok : 5

TATA LETAK DAUN PADA BATANG (PHYLLOTAXIS ATAU DISPOSITIO FOLIORUM)

Sesi 1 : Tujuan
Pertanyaan Ilmiah : Bagaimana anda menentukan tata letak daun pada batang?
Tujuan : Pengamatan ini bertujuan untuk menentukan rumus daun dan sudut divergensi serta membuat
bagan letak daun dan diagram daun.
Manfaat : Pengamatan ini dilakukan agar mahasiswa dapat menentukan rumus daun dan sudut divergensi
serta membuat bagan letak daun dan diagram daun.

Sesi 2 : Penyelidikan
Cara-cara penyelidikan :
Penyelidikan dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Mengambil gambar (foto) bagian-bagian yang diamati.
3. Menuliskan rumus daun dan sudut divergensi.
4. Menggambarkan bagan letak daun dan diagram daun tiap-tiap spesimen.
5. Memasukkan data hasil pengamatan dalam bentuk tabel.
6. Membuat claim, data, warrant, dan backing sebagai argumentasi ilmiah.
Alasan penyelidikan di lakukan dengan cara-cara di atas :
Alasan penyelidikan dilakukan dengan cara diatas adalah sebagai berikut.
1. Untuk memperoleh data mengenai bagian-bagian letak daun pada pohon Singkong (Manihot utilissima) dan pohon Jarak
(Jatropha curcas) serta menentukan rumus daun dan sudut duvergensi serta membuat bagan letak daun dan diagram daun.
2. Untuk membuat argumentasi mengenai tata letak daun pada batang (Phyllotaxis atau Dispasitio foliorum).

Sesi 3 : Argumen
Claim : Saya berpendapat bahwa untuk menentukan tata letak daun pada batang yaitu dengan cara menentukan
jumlah daun pada buku-buku batang.
Bukti Data :
Tabel 1.1 Hasil Data Pengamatan Tata Letak Daun dan Diagram Daun Pada Batang Singkong (Manihot utilissima)
dan Jarak Pagar (Jatropha curcas)
Bagan Tata Letak
Diagram Daun Gambar Keterangan
Daun
Singkong Singkong (Manihot utilissima)
(Manihot utilissima) 5 memiliki arah daun yang
berlawanan dengan jarum jam.
4 1,2,3,4,5 merupakan letak daun
pada batang. I,II,III,IV,V
3
merupakan garis ortistik.
Pada tumbuhan tersebut terdapat
2
5 daun pada 2 putaran.
1 Rumus sudut divergensi:
𝑎 2
x 360˚ = x 360˚ = 144˚.
𝑏 5
Pagar Jarak Jarak pagar (Jatropha curcas)
(Jatropha curcas) 5 memiliki arah daun yang searah
dengan jarum jam.
4 1,2,3,4,5 merupakan letak daun
pada batang. I,II,III,IV,V
3
merupakan garis ortistik.
Pada tumbuhan tersebut terdapat
2
5 daun pada 2 putaran.
Rumus sudut divergensi:
1 𝑎 2
𝑏
x 360˚ = 5 x 360˚ = 144˚.
Dasar kebenaran (Warrant/Backing) :
Warrant : Saya berpendapat bahwa untuk menentukan tata letak daun pada batang yaitu dengan cara menentukan
jumlah daun pada buku-buku batang. Karena berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan bahwa pada pohon Singkong
(Manihot utilissima) memiliki arah daun yang berlawanan dengan jarum jam. Pada 2 putaran, terdapat 5 daun sehingga sudut
𝑎
divergensi dapat dihitung dengan menggunakan rumus x 360˚, dimana a adalah jumlah putaran dan b adalah jumlah daun
𝑏
2
yang terdapat dalam putaran tersebut sehingga dengan menggunakan rumus tersebut didapatkan hasil bahwa 5
x 360˚ adalah
144˚. Begitupun dengan pohon Jarak Pagar (Jatropha curcas). Pada pohon jarak pagar (Jatropha curcas), memiliki arah
daun yang searah dengan jarum jam. Pada 2 putaran, terdapat 5 daun sehingga sudut divergensi dapat dihitung dengan
𝑎
menggunakan rumus 𝑏
x 360˚, dimana a adalah jumlah putaran dan b adalah jumlah daun yang terdapat dalam putaran
2
tersebut sehingga dengan menggunakan rumus tersebut didapatkan hasil bahwa x 360˚ adalah 144˚.
5

Backing : Berdasarkan buku yang saya baca pada buku Morfologi Tumbuhan (Gembong, 2013) halaman 63-69
bahwa bagian batang atau cabang tempat duduknya suatu daun disebut buku-buku batang atau nodus, dan bagian ini sering
kali tampak sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan melingkari batang sebagai suatu cincin. Sedangkan bagian
batang antara buku-buku dinamakan ruas atau internodium. Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus
ditentukan terlebih dahulu jumlah daun yang terdapat pada satu buku-buku batang yang memperlihatkan 3 kemungkinan
diatas dapatlah dibuat suatu ikhtisar mengenai tata letak daun. Pertama, pada tiap buku-buku batang hanya terdapat satu
daun, dengan keaadan tersebut maka tata letak daun dinamakan tersebar (folia sparsa). Jika misalnya pada suatu tumbuhan,
batangnya kita anggap mempunyai batang silinder, buku-buku batang sebagai lingkaran-lingkaran dengan jarak yang teratur
pada silinder tadi, dan tempat duduknya daun adalah suatu titik pada lingkaran itu. Jika kita mengambil salah satu titik
(tempat titik daun) sebagai titik tolak, dan kita bergerak mengikuti garis yang menuju ke titik duduk daun pada buku-buku
batang diatasnya dengan mengambil jarak terpendek, demikian seterusnya, pada suatu saat kita akan suatu daun yang
letaknya tepat pada garis vertikal diatas daun pertama yang kita pakai sebagai pangkal tolak, dan sementara itu kita berputar
mengikuti suatu garis spiral yang melingkari batang tadi. Jika kita ambil bagian daun yang lain sebagai acuan, maka akan
didapatkan hal yang sama. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tata letak daun jelas ada ciri-ciri khas yang bersifat
beraturan. Perbandingan antara banyak kali garis spiral itu melingkari batang dengan jumlah daun yang dilewati selama
sekian kali melingkari batang tadi merupakan suatu pecahan yang nilainya tetap untuk satu jenis tumbuhan. Jika untuk
mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang
dilewati selama itu adalah b, maka perbandingan kedua bilangan tadi akan merupakan pecahan a/b yang dinamakan rumus
daun atau divergensi. Untuk mencapai dua daun yang tegak lurus satu sama lain telah dilewati sejumlah b daun, berarti pada
batang terdapat pula sejumlah b garis-garis tegak lurus (garis vertikal), garis tersebut dinamakan garis ortostik. Sedangkan
garis spiral yang melingkari batang yang merupakan garis-garis yang menghubungkan daun-daun berturut-turut dari bawah
ke atas dinamakan spiral genetik. Selanjutnya pecahan a/b menunjukkan jarak sudat antara dua daun berturut-turut pun tetap
besarannya adalah a/b x besarnya lingkaran a/b x 360˚, yang disebut dengan sudut divergensi.
Kedua, pada tiap buku-buku batang terdapat dau daun, dan ketiga pada tiap buku-buku batang terdapat lebih dari dua daun.

Anda mungkin juga menyukai