Oleh:
PLATI LARAS MAKARTI
12/328868/KG/09159
KELOMPOK 8
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun Oleh :
12/328868/KG/09159
i
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Pengertian UKGS..........................................................................................3
C. Kegiatan UKGS............................................................................................3
D. Tahap-Tahap UKGS......................................................................................4
E. Tujuan UKGS...............................................................................................7
F. Sasaran UKGS..............................................................................................8
BAB II PELAKSANAAN UKGS TAHAP II..........................................................9
1. Pemeriksaan Gigi dan Mulut.........................................................................9
2. Penyuluhan .................................................................................................10
3. Sikat Gigi Massal......................................................................................111
BAB III HASIL PENGOLAHAN UKGS TAHAP II..........................................122
BAB IV DIAGNOSA DAN RENCANA PERAWATAN GIGI.............................17
BAB V PEMBAHASAN.......................................................................................19
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................244
A. Kesimpulan...............................................................................................244
B. Saran..........................................................................................................255
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................266
ii
DAFTAR TABEL
iii
Tabel 10. Diagnosa dan Rencana Perawatan Siswa Kelas 1 di SDN Samirono
Bulan Juni Tahun 2016...........................................................................................17
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan yang optimal ditandai oleh penduduknya yang
integral dari pembangunan kesehatan secara umum (Suwelo, 1992 Sit. Alhamda,
S., 2011). Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang tersebar luas di
masyarakat Indonesia. Faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi
oleh faktor lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut (Depkes,
Kondisi kesehatan gigi dan mulut di Indonesia saat ini masih sangat
gigi dan mulut di urutan pertama dengan prevalensi 61%, diderita oleh 90%
penduduk Indonesia dan 89% anak di bawah umur 12 tahun (Hidayat, dkk., 2011,
Hamrun N., dkk., 2009, Cit Setiawan, dkk., 2014). Sebesar 62,4% penduduk
1
terganggu sekolah nya karena sakit gigi selama rata-rata 3,86 hari per tahun
gigi terutama pada anak usia sekolah perlu mendapat perhatian khusus karena
pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang, dan pada masa usia
sekolah ini anak masih sangat bergantung kepada orang dewasa dalam hal
yang terkena karies akan memengaruhi pada pertumbuhan gigi permanen nantinya
kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut Puskesmas juga dapat diselenggarakan
secara terpadu dengan kegiatan pokok Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam
mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya
kesehatan perorangan berupa upaya promotif dan preventif bagi peserta didik.
2
promotive, preventif dan kuratif hanya pada tindakan medik terbatas sederhana.
Perawat gigi merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan upaya
kesehatan gigi yang ada disekolah. Suatu upaya pelayanan perlu didukung oleh
manajemen yang baik sehingga tahapan kegiatan semua program dapat berjalan
Sekolah Dasar untuk memberi pengetahuan dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut.
B. Pengertian UKGS
perseorangan berupa upaya kuratif bagi individu (peserta didik) yang memerlukan
C. Kegiatan UKGS
ruang lingkup program UKGS sesuai dengan Tiga Program Pokok UKS (TRIAS
3
b. Latihan atau demonstrasi cara memelihara kebersihan dan kesehatan gigi
dan mulut.
c. Penanaman kebiasaan pola hidup sehat dan bersih agar dapat
sekolah (guru, murid, pegawai sekolah, orang tua murid dan masyarakat).
D. Tahap-Tahap UKGS
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk murid SD dan MI yang belum
terjangkau oleh tenaga dan fasilitas kesehatan gigi. Tim pelaksana UKS di SD
penjaskes/ guru pembina UKS/ dokter kecil sesuai dengan kurikulum yang
4
c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan kegiatan sikat
gigi bersama setiap hati minimal untuk kelas I, II dan III dibimbing oleh
Pelayanan kesehatan gigi dan mlut untuk murid SD dan MI yang sudah
a. Pelatihan kepada guru/ pembina UKS dan dokter kecil tentang pengetahuan
berlaku (buku pendidikan olahraga dan kesehatan) untuk semua murid kelas
gigi bersama setiap hari minimal untuk kelas I, II dan III dibimbing oleh
e. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I pada awal tahun ajaran
dengan petunjuk tertulis (informed consent) dari orang tua dan tindakan
5
f. Surface protection pada gigi molar tetap yang sedang tumbuh (dilakukan di
sekolah atau dirujuk sesuai kemampuan), bila pada penjaringan murid kelas
1dijumpai murid dengan gigi tetap ada yang karies atau bila gigi sulung
dengan karies lebih dari 8 gigi dilakukan fissure sealant pada gigi molar
a. Pelatihan kepada guru Pembina UKS dan dokter kecil tentang pengetahuan
penjaskes/ guru pembina UKS/ dokter kecil sesuai dengan kurikulum yang
gigi bersama setiap hari minimal untuk kelas I, II dan II dibimbing oleh
e. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I pada awal tahun ajaran
dengan persetujuan tertulis (informed consent) dari orang tua dan tindakan
6
f. Surface protection pada gigi molar tetap yang sedang tumbuh pada murid
kelas 1 dan 2 atau dilakukan fissure sealant pada gigi molar yang sedang
tumbuh.
g. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I sampai
E. Tujuan UKGS
1. Tujuan umum
Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut peserta didik yang optimal.
2. Tujuan khusus
F. Sasaran UKGS
1. Sasaran primer
7
2. Sasaran sekunder
Guru, petugas kesehatan, pengelola pendidikan, orang tua murid serta tim
3. Sasaran tersier
a. Lembaga penidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai pada sekolah
beserta lingkungannya.
kesehatan.
BAB II
PELAKSANAAN UKGS
Kegiatan :
8
1. Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Kelas :I
a. Tenaga pelaksana
karena dibantu oleh guru yang menjadi wali kelas 1 tersebut sehingga
2. Penyuluhan
Kelas :1
a. Materi penyuluhan
gigi yaitu gigi berlubang mencakup apa itu gigi sehat, apa itu gigi
9
3. Pengenalan makanan sehat dan tidak sehat untuk
menyikat gigi, cara menyikat gigi dan menggunakan pasta gigi yang
tepat.
b. Tenaga pelaksana
tertib.
Kelas :I
a. Tenaga pelaksana
10
5. Bernike apfianita Damaris
6. Triyani
tisu.
c. Hambatan
Secara umum kegiatan dapat berjalan dengan lancar, siswa cukup tertib
tetapi siswa sudah tidak sabar ingin keluar saat baru selesai dan
istirahat.
BAB III
2. Status karies gigi, diukur dengan indeks def-t untuk gigi susu dan indeks
11
Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :
Dari tabel 1 terlihat bahwa dari 7 siswa yang diperiksa sebagian besar
mempunyai status kebersihan mulut kategori cukup yaitu 2 siswa (28,57 %),
kategori kurang yaitu 5 siswa (71,43 %) dan seluruh siswa kelas 1 tidak ada yang
Tabel 2. Distribusi Siswa Kelas 1 Berdasarkan Status Karies Gigi di SD Negeri Samirono
pada Bulan Juni 2016
Status Karies Gigi Gigi Desidui Gigi Tetap
d/D 36 1
e/M 6 0
f/ 1 0
Jumlah 43 1
Rata-rata 6,14 0,14
Berdasarkan tabel 2 bahwa jumlah gigi yang mengalami karies dan masih
dapat ditambal (d atau D) memiliki hasil yang tinggi yaitu sebesar 36 gigi pada
gigi sulung dan 1 gigi pada gigi tetap. Pada gigi sulung terdapat 1 gigi yang sudah
dicabut atau gigi dengan indikasi pencabutan karena karies serta terdapat 1 gigi
sulung yang ditambal. Nilai rerata keseluruhan karies pada gigi sulung (def-t)
siswa kelas I adalah 6,14 artinya setiap 1 orang siswa pernah memiliki karies
sekitar 6,14 gigi. Nilai rerata karies pada gigi tetap (DMF-T) siswa kelas I adalah
0,14 berarti setiap 1 orang siswa pernah memiliki karies sebanyak 0,14 gigi.
12
Seluruh siswa yang telah diperiksa hanya terdapat 1 gigi desidui yang telah
ditumpat sedangakn gigi tetapnya 0 yang berarti masih kurannya kesadaran siswa
gingivitis yaitu sebanyak 0 siswa (0 %), dan siswa yang mempunyai gingivitis
menyikat gigi 1 kali sehari, 3 siswa (42,86 %) menyikat gigi 2 kali sehari, dan 3
13
3. Mandi pagi dan malam 1 14,29
sebelum tidur
4. Mandi pagi, mandi sore dan 2 28,57
malam sebelum tidur
Jumlah 7 100
tepat waktu menyikat giginya. Waktu yang tepat untuk menyikat gigi yaitu pagi
14
Tidak
Orang SD SMP SMA AK PT
sekolah
Tua
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Ayah 0 0 0 0 0 0 5 71,43 0 0 2 28,57 7 100
Ibu 0 0 1 14,29 0 0 4 57,14 0 0 2 28,57 7 100
lulusan SD, 33,33% lulusan SD, 64,29% lulusan SMA, dan 28,57% lulusan
Orang tua dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta sebanyak 28,57%, dan tidak
15
BAB IV
Tabel 10. Diagnosa dan Rencana Perawatan Siswa Kelas 1 di SDN Samirono
Jenis Umur Rencana
No Nama Elemen Diagnosis
Kelamin (tahun) Perawatan
55 Karies distal Penumpatan
65 Sisa akar Ekstraksi
Radith arjun 82 persistensi Ekstraksi
1 L 7
Niagara 42 Erupsi sebagian -
83 Karies distal Penumpatan
84 Sisa akar Ekstraksi
54 Sisa akar Ekstraksi
64 Sisa akar Ekstraksi
65 Karies oklusal Penumpatan
2 75 Karies oklusal Penumpatan
Sydneytria Putri
P 7 74 Karies oklusal Penumpatan
Nugroho
73 Karies bukal Penumpatan
83 Sisa akar Ekstraksi
Karies oklusal
85 penumpatan
dan distal
64 Karies oklusal penumpatan
3 Yahya Zulkarnain L 7 75 Karies oklusal Penumpatan
74 Karies oklusal Penumpatan
4 L 7 55 Karies lingual Penumpatan
16
54 Karies lingual Penumpatan
64 Karies oklusal penumpatan
65 Karies lingual Penumpatan
Firdaus Abraham
75 Karies oklusal Penumpatan
Esa
74 Karies oklusal Penumpatan
84 Karies oklusal penumpatan
85 Karies oklusal penumpatan
64 Karies oklusal Penumpatan
75 Sudah ditambal -
5 Tito arnanto L 7 83 Luksasi Observasi
Karies oklusal
46 Penumpatan
dan distal
55 Karies oklusal Penumpatan
54 Karies oklusal Penumpatan
53 Karies lingual Penumapatan
63 Karies lingual Penumpatan
Michael Indiana
6. L 7 64 Karies oklusal Penumpatan
three Jones
65 Karies oklusal Penumpatan
74 Karies oklusal Penumpatan
84 Karies oklusal Penumpatan
85 Karies oklusal Penumpatan
55 Karies mesial Penumpatan
Karies pada
52 Penumpatan
bagian mesial
Karies pada
51 bagian mesial dan Penumpatan
Valentino viki
7 L 7 distal
vibriansyah
Karies interdental
61 Ekstraksi
dan luksasi
62 Karies mesial Penumpatan
Karies mesial dan
75 Penumpatan
oklusal
74 Karies distal Penumpatan
Karies pada
84 Penumpatan
bagian distal
Karies pada
85 Penumpatan
bagian mesial
17
BAB V
PEMBAHASAN
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, dan sikat gigi bersama. Pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan meliputi pemeriksaan status kebersihan
mulut menggunakan indeks OHI-S, status karies gigi menggunakan indeks DMF-
T untuk gigi tetap dan indeks def-t untuk gigi sulung, pemeriksaan kesehatan gusi
menggunakan Gingival Index (GI), serta waktu dan frekuensi menggosok gigi.
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut. Untuk menjaga ketertiban siswa di dalam
kelas ketika menunggu giliran diperiksa siswa diawasi oleh wali kelasnya. Setelah
kegiatan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Materi penyuluhan meliputi peran
pengenalan bangunan yang ada di dalam rongga mulut, bahaya penyakit gigi
terutama gigi berlubang mencakup tanda gigi berlubang, penyebab, dan proses
terjadinya, pengenalan makanan sehat dan tidak sehat untuk gigi, serta pentingnya
18
teknik menyikat gigi yang baik dan benar. Kegiatan UKGS di SDN Samirono
Berdasarkan hasil pengolahan data pemeriksaan gigi dan mulut kelas 1 SDN
Samirono, pada tabel 1 diketahui bahwa dari 7 siswa yang diperiksa, 2 siswa
termasuk dalam kategori cukup dan 5 siswa (71,43%) memiliki status kebersihan
3,1 hingga 6 sehingga termasuk dalam kategori kurang (Basuni, dkk., 2014). Hasil
mengetahui cara menjaga kebersihan gigi dan mulut serta kurangnya kesadaran
masyarakat terutama pada anak usia sekolah untuk menjaga kebersihan gigi dan
mulut.
Tabel 2 menjelaskan nilai rata-rata status karies gigi sulung siswa kelas 1
(def rata-rata=6,14) lebih tinggi daripada nilai rata-rata status karies gigi tetap
(DMF rata-rata=0,14). Baik pada gigi sulung maupun gigi permanen memiliki
resiko terkena karies gigi, namun proses kerusakan gigi sulung lebih cepat
menyebar, meluas dan lebih parah dari gigi permanen. Hal tersebut terjadi karena
perbedaan struktur email gigi dimana gigi sulung mempunyai struktur email yang
kurang padat dan lebih tipis, morfologi lebih tidak beraturan, dan kontak antara
gigi merupakan kontak bidang pada gigi sulung (Suwelo, 1992 cit. Susi, dkk.
2012). Selain itu, Banyaknya jajanan yang ada di sekolah, dengan jenis makanan
dan minuman yang manis, sehingga mengancam kesehatan gigi anak. Peningkatan
19
rendah di dalam mulut dipertahankan sehingga terjadi peningkatan demineralisasi
memiliki status gingiva yang sehat, tidak ada siswa yang mengalami gingivitis 1
segmen. Gingivitis adalah suatu inflamasi pada gingiva yang biasanya disebabkan
oleh akumulasi plak (Retnoningrum, 2006 cit. Hartati, dkk., 2011). Secara klinis
gusi (Retnoningrum, 2006 cit. Hartati, dkk., 2011). Masa usia sekolah dasar
dkk., 2013). Apabila kebersihan gigi dan mulut tidak terjaga, dapat meningkatkan
resiko terjadinya inflamasi gingiva (Karim, dkk.,2013). Hal ini dapat dihubungkan
dengan hasil pemeriksaan OHI-S yang masuk dalam kategori cukup dan kurang.
Pada tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat 1 siswa (14, 28%) menyikat gigi
satu kali sehari, 3 siswa (42,86 %) menyikat gigi dua kali sehari, dan 3 siswa
(42,86 %) menyikat gigi tiga kali sehari. Menurut Sriyono (2011), terdapat 5 hal
yang harus dipertimbangkan dalam menyikat gigi agar efektif dalam pembersihan
plak yaitu: (1) tepat memilih sikat gigi, (2) tepat cara menyikat gigi, (3) tepat
waktu menyikat gigi, (4) tepat lama menyikat gigi, (5) teliti sehingga semua
bagian gigi bersih dari plak. Pada tabel 5 menunjukkan waktu menyikat gigi siswa
sebanyak 100% belum tepat waktu sehingga berpengaruh pada nilai kebersihan
20
gigi dan mulut yaitu masih terdapat siswa (42,86%) menyikat gigi pada saat
mandi pagi dan sore dan terdapat 1 (14,28%) siswa yang menyikat gigi 1 kali
sehari yaitu pada saat Mandi pagi. Kebiasaan menyikat gigi yang kurang tepat ini
bisa terjadi karena kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi dan
tindakan perawatan gigi untuk siswa SDN Samirono kelas 1 paling tinggi yaitu
restorasi 36 gigi (83, 72%), ekstraksi sebanyak 6 gigi (13, 95%) dan 1 siswa
decay pada def-t maupun DMF-T. Karies gigi adalah penyakit infeksi yang telah
dikenal sejak dulu. Penyakit ini merusak struktur gigi dan menyebabkan gigi
menjadi berlubang dan bahan restorasi yang dipilih yang dapat menggantikan
dalam hal estetik dan fungsi (Sasmita I.S., dan Pertiwi A.S.P., 2009). Pada masa
tubuh kembang anak, fungsi gigi sulung antar lain sebagai penyedia ruangan gigi
Kehilangan gigi sulung yang terlalu dini, yakni bila benih gigi tetap belum
menempati posisinya dan dalam pembentukan mahkota, maka keadaan ini akan
gangguan tersebut menyebabkan erupsi gigi tetap tidak pada tempatnya sehingga
21
Berdasarkan tabel 7 terdapat 3 siswa (42, 86%) membutuhkan perawatan
Tindakan restorasi gigi merupakan suatu tindakan untuk memperbaiki gigi yang
rusak dengan cara membuang jaringan karies pada gigi dan meletakkan bahan
restorasi pada gigi yang mengalami kerusakn tersebut (Sumolang, dkk., 2013).
Tindakan Pencabutan gigi yaitu suatu tindakan pengeluaran gigi dari soketnya dan
dilakukan pada gigi yang sudah dapat dilakukan perawatan lagi (Lande, dkk.,
2015).
orang tua siswa kelas 1 SD Negeri Samirono. Sebagian besar orang tua siswa
pendidikan terakhir yang bervariasi yaitu 71,43% adalah lulusan SMA dan
28,57% lulusan perguruan tinggi negeri. Sebagian besar siswa memiliki gigi yang
orang tua dengan kejadian karies pada anak. Hal tersebut dikarenakan faktor yang
berikut ini yaitu aspek fisik (keadaan kesehatan gigi mulutnya sendiri, misalnya
keaadan gigi yang berjejal), aspek mental (kepercayaan dan keyakinan seseorang
22
didaerahnya) (Herijulianti, dkk., 2002). Sehingga, tidak bisa berpedoman pada
BAB VI
A. Kesimpulan
UKGS yang dilaksanakan tanggal 1 Juni 2016 di SDN Samirono pada siswa kelas
status kurang dan tidak ada siswa yang mempunyai status kebersihan
mulut baik.
2. Rata-rata karies gigi sulung siswa kelas 1 (def-t) lebih tinggi dibandingkan
gusi yang sehat, hanya terdapat dua siswa mengalami gingivitis 4 sampai
segmen.
4. Frekuensi menyikat gigi sebagian besar siswa adalah 2 kali sehari dan
sebagian besar lagi 3 kali sehari dan hanya satu orang yang menyikat gigi
23
5. Sebagian besar siswa membutuhkan rencana perawatan restorasi gigi
telah berlubang karena karies. Hal ini dapat dilihat dari pemeriksaan yang
7. Status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan orang tua siswa yang
Samirono kelas 1.
B. Saran
1. Para siswa kelas I SDN Samirono perlu diberi pemahaman lebih tentang
2. Para siswa kelas I SDN Samirono perlu melakukan perawatan pada gigi
direncanakan.
3. Orang tua siswa dan guru diharapkan berperan aktif dalam memonitor
24
DAFTAR PUSTAKA
Alhamda, Syukra, 2011, Status Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Karies
Gigi (Kajian pada Murid Kelompok Umur 12 Tahun di Sekolah Dasar
Negeri Kota Bukittinggi), Berita Kedokteran Masyarakat, 27 (2): 108-115.
Basuni, Cholil, Putri Deby K.T., 2014, Gambaran Indeks Kebersihan Mulut
Berdasarkan Tingkat pendidikan Masyarakat di Desa Guntung Ujung
Kabupaten Banjar, Dentino Jurnal Kedokteran Gigi, II (1): 18-23.
Femala, Dian, Shaluhiyah Zahroh, dan Cahyo Kusyogo, 2012, Perilaku Perawat
Gigi dalam Pelaksanaan Program UKGS di Kota Pontianak, Jurnal promosi
Kesehatan Indonesia, 7 (2):145-152.
Herijulianti, E., Indriani T. S., Artini S., 2002, Pendidikan Kesehatan Gigi,
Jakarta: EGC.
Karim, Cindra A.A., Gunawan P., Wicaksono D.A., 2013, Gambaran Status
Gingiva pada Anak Usia Sekolah Dasar di SD GMIM Tonsea Lama,
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/egigi/article/download/3227/2771diun
duh tanggal 29 juli 2016.
25
Lande, R., Kepel B. j., Siagian K. V., 2015. Gambaran faktor resiko dan
Komplikasi Pencabutan Gigi di RSGM PSPDG- FK UNSRAT, Jurnal e-
GiGi, 3, (2): 476-481.
Nurhidayat, O., Eram, T.P., dan Bambang, W., 2012, Perbandingan Media Power
Point dengan Flip Chart dalam Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan
Gigi dan Mulut, Unnes Journal of Public Health, 1(01): 31-35.
Rosidi, A., Haryani S., dan Adimayanti E., 2013, Hubungan antara Konsumsi
Makanan Kariogenik dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak SDN
Gogodalem, Kec. Bringin, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Sari, E.K., Ulfiana E., dan Dian P., Pengaruh Pendidikan Gosok Gigi dengan
Metode Permainan Simulasi Ular Tangga terhhadap Perubahan
Pengetahuan, Sikap dan Aplikasi Tindakan Gosok Gigi Anak Usia Sekolah
di SD Wilayah Paron Ngawi, Fakultas keperawatan Universitas Airlangga.
Sariningrum, E., dan Irdawati, 2009. Hubungan Tingkat Pendidikan, Sikap dan
Pengetahuan Orang Tua Tentang Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Anak
Balita 3-5 Tahun dengan Tingkat Kejadian Karies di Paud Jatipurno,
Berita Ilmu Keperawatan ISSN, 2(3): 119-124
Sasmita I. S., dan Pertiwi A. S. P., 2009, Identifikasi, pencegahan, dan Restorasi
Sebagai Penatalaksanaan Karies Gigi pada Anak.
Setiawan, R., Adhani R., Sukmana B.I., dan Hadianto B., 2014, Hubungan
Pelaksanaan UKGS dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut
Sumini, Amikasari B., dan Nurhayati D., 2014, Hubungan Konsumsi Makanan
Manis dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak Prasekolah di TK B RA
Muslimat PSM Tegalrejodesa Semen Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten
Magelang, Jurnal Delima Harapan 3(2): 20-27.
Sumolang, M., Wicaksono, D. A., Abidjulu J., 2013, Gambaran Penggunaan resin
Komposit dan Semen Ionomer Kaca sebagai Bahan Restorasi di Rumah
sakit Gunung Maria Tomohon Tahun 2012,
http://www.nature.com/ijos/Journal/v4/n3/pdf/ijos201234a.pdf diunduh
tanggal 15 Oktober 2016.
26
Susi, Bachtiar, H., dan Azmi, U., 2012, Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang
Tua dengan Karies Pada Gigi Sulung Anak Umur 4 dan 5 Tahun,
Majalah Kedokteran Andalas, 36 (01): 96-105
Tjahja, I. dan Gani, L., Status Kesehatan Gigi dan Mulut Ditinjau dari Faktor
Individu Pengunjung Puskesmas DKI Jakarta Tahun 2007, Buletin
Penelitian Kesehatan, 38(02): 52-66
27