OLEH
KELOMPOK 1B
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat
dan limpahan rahmat-Nya-lah maka kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Berikut ini saya mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
"Konsep Dasar Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling ", yang menurut
kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita, baik kami sebagai pemateri
maupun teman-teman sekalian. Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu
meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada
kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat. Dengan ini kami
mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah
SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Kendari,15September2019
Penulis
2
DAFTAR ISI
Daftar Isi………………………………………………………………………….3
3. Tujuan…………………………………………………………………...5
BAB II : PEMBAHASAN…………………………………..6
1. Kesimpulan…………………………………………………...………15
Daftar Pustaka………………………………………………………….16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program bimbingan dan konseling diartikan seperangkat kegiatan bimbingan dan
konseling yang dirancang secara terencana, terorganisasi, terkoordinasi selama
periode waktu tertentu dan dilakukan secara kait mengait untuk mencapai tujuan.
Pengurus Besar IPBI mendefinisikan program bimbingan dan konseling sebagai
satuan rencana keseluruhan kegiatan bimbingan dan konseling yang akan
dilaksanakan pada periode waktu tertentu, seperti periode bulanan, semester, tahunan.
Sedangkan menurut Wahyu Sumidjo yang dimaksud dengan program ialah rencana
komprehensif yang memuat penggunaan sumber-sumber dalam pola yang terintegrasi
serta urutan tindakan kegiatan yang dijadwalkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Program menggariskan apa, olehsiapa,bilamana dan dimana tindakan
akan dilakukan.
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling pada masing-masing satuan
sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan
program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program
pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran
dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan
fasilitas sekolah/ madrasah.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana konsep dasar dalam penyusunan program Bimbingan dan
Konseling?
2. Apa saja prinsip pokok program Bimbingan dan Konseling di sekolah?
4
3. Bagaimana tahap dalam penyusunan program Bimbingan dan Konseling?
4. Bagaimana model penyusunan program Bimbingan dan Konseling?
D. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penyusunan
makalah ini adalah:
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
namun dalam pelaksanaannya guru bimbingan konseling harus dapat melibatkan
seluruh warga sekolah. Maka bisa dikatakan program bimbingan konseling bukanlah
milik guru bimbingan konseling saja, namun milik seluruh warga sekolah.
Menurut Roeber, dkk, dalam Organization and Administration of Guidance
Service yang dikutip oleh Romlah (1990) mengemukakan bahwa dalam melakukan
perencanaan awal program bimbingan konseling harus diarahkan untuk menjawab
tiga pertanyaan dasar yaitu : (1) Apakah kebutuhan-kebutuhan bimbingan untuk
siswa? (2) Sejauh manakah kebutuhan-kebutuhan itu dapat dipenuhi dengan kondisi
yang ada sekarang?, dan (3) Bagaimana sekolah dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut dengan baik?.
Dengan demikian program bimbingan dan konseling adalah seperangkat kegiatan
bimbingan konseling yang saling terkait satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan
bimbingan konseling yang telah ditentukan. Tujuan penyusunan program tidak lain
agar kegiatan BK disekolah dapat terlaksana dengan lancar, efektif, dan efisien, serta
hasil-hasilnya dapat dinilai.
Adapun manfaat dalam penyusunan program BK menurut Prayitno (2000)
mengemukakan beberapa keuntungan disusunnya suatu program, yaitu:
a. Memungkinkan Guru Pembimbing untuk menghemat waktu, usaha, biaya,
dengan menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, daan
usaha coba-coba yang tidak menguntungkan.
b. Siswa asuh akan menerima pelayanan bimbingan dan konseling secara
seimbang dan menyeluruh, baik dalam hal kesempatan, bidang bimbingan
dan jenis-jenis layanan bimbingan yang diperlukan.
c. Setiap Guru Pembimbing mengetahui peranannya masing-masing dan
mengetahui puyla bilamana dan dimana harus bertindak, dalam pada itu
Guru Pembimbing akan menghayati pengalaman yang sangat berguna
untuk kemajuannya sendiri dan untuk kepentingan siswa-siswa asuhnya.
7
Unsur dan Syarat Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling
Menurut Prayitno (1997) unsur-unsur yang harus diperhatikan dan menjadi isi
program bimbingan dan konseling meliputi: kebutuhan siswa, jmlah siswa yang
dibimbinbg, kegiatan di dalam dan di luar jam belajar sekolah, jenis bidang
bimbingan dan jenis layanan, volume kegiatan BK, dan frekuensi layanan terhadap
siswa.
Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan program
bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan kebutuhan,
b. Lengkap dan menyeluruh,
c. Sistrematik,
d. Terbuka dan luwes,
e. Memungkinkan kerjasama dengan pihak terkait,
f. Memungkinkan diselenggaranya penilaian dan tindak lanjut.
8
h. Mengadakan beberapa perubahan yang perlu untuk perbaikan program.
Jenis Program
Program bimbingan dan konseling adalah kumpulan rencana kegiatan pelayanan
bimbingan konseling yang disusun berdasarkan pada kebutuhan peserta didik pada
suatu periode tertentu. Periode tersebut bisa dalam rentang tahunan, semesteran,
bulanan, mingguan, dan harian. Dalam Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Penjas dan BK (2009), jenis-jenis program
bimbingan dan konseling itu sendiri dibagi menjadi lima yaitu :
a. Program harian, yaitu program yang langsung diadakan pada hari-hari tertentu
dalam satu minggu.
b. Prograam mingguan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh
untuk kurun waktu satu minggu tertentu dalam satu bulan.
c. Program bulanan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk
kurun waktu satu bulan tertentu dalam satu caturwulan.
d. Program semesteran, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh
untuk kurun waktu satu semester tertentu dalam satu tahun ajaran.
e. Program tahunan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk
kurun waktu satu tahun tertentu dalam satu jenjang sekolah.
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam program bimbingan dan konseling
Tidak hanya memperhatikan struktur program bimbingan dan konseling, guru
bimbingan konseling selaku pelaksana program juga memperhatikan unsur-unsur
yang terkandung dalam pembuatan program. Program bimbingan dan konseling
untuk setiap periode disusun dengan memperhatikan unsur-unsur:
a. Kebutuhan siswa dan kebutuhan masyarakat atau lingkungan yang diperoleh
melalui assesment peserta didik dan assesment lingkungan.
b. Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing.
c. Guru Pembimbing 150 orang (minimal) sampai 225 orang (maksimal) sesuai
SKB Mendikbud dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun
9
1993. Kepala Sekolah yang berasal dari Guru Pembimbing 40 orang, dan
Wakil Kepala Sekolah yang berasal dari Guru Pembimbing 75 orang.
d. Bidang-bidang bimbingan: pribadi, sosial, belajar, karir.
e. Jenis-jenis layanan: layanan orientasi, informasi, penempatan dan
penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok,
konseling kelompok, konsultasi dan mediasi.
f. Kegiatan pendukung: aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi
kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.
g. Volume kegiatan yang diperkirakan antara 4% s.d 25% pada kegiatan
berikut diatur secara proporsional.
h. Frekuensi layanan: guru pembimbing dalam satu minggu wajib memberikan
minimal sembilan kali kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
i. Lama kegiatan: setiap kegiatan (kegiatan layanan dan pendukung)
berlangsung sesuai dengan kebutuhan.
j. Waktu kegiatan: kegiatan layanan dan pendukung dilaksanakan pada:
1) Jam pelajaran sekolah, digunakan khusus untuk format klasikal.
2) Diluar jam pelajaran sekolah sampai 50% dari seluruh kegiatan
bimbingan dan konseling, sesuai dengan SK Mendikbud
No.025/01995, untuk kegiatan format lapangan, kelompok, individu,
dan “politik”.
10
e. Program BK menyediakan layanan bantuan kepada siswa -> yang bersifat
pencegahan, pengembangan, dan perbaikan.
f. Program BK memberi pelayanan kepada semua siswa dan untuk semua
aspek perkembangan.
g. Program disusun dengan mempertimbangkan kemampuan staf.
h. Program bimbingan hendaknya mendorong komunikasi terus menerus antara
semua unsur/staf sekolah
i. Program bimbingan hendaknya memberi kesempatan untuk penilaian
j. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab tertinggi
11
disusun, mempersiapkan bagan organisasi dari program tersebut, dan
membuat kerangka dasar dari program bimbingan yang akan disusun.
4. Pembentukan panitia penyelenggara program. Panitia ini bertugas
mempersiapkan program tes, mempersiapkan dan melaksanakan sistem
pencatatan, dan melatih para pelaksana program bimbingan untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.
Suatu program hendaknya disusun dengan baik. Untuk menyusun suatu program
BK memerlukan langkah-langkah yang bersifat menyeluruh dan terintegral. Harold J.
Burbach & Larry E. Decker (1977:198) mengemukakan langkah-langkah dalam suatu
perencanaan sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan yang akan dicapai
2. Menganalisis tentang sumber-sumber dan kendala yaitu yang berhubungan
dengan personil, sikap, biaya, peraturan-peraturan, fasilitas dan waktu.
3. Menganalisis tentang kebutuhan-kebutuhan
4. Menentukan tujuan-tujuan yang lebih spesifik dan dapat diukur.
5. Menentukan prioritas.
6. Menentukan strategi-strategi dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan tujuan-tujuan yang spesifik.
7. Mengadakan evaluasi terhadap perencanaan yang mencakup (a) untuk
melihat sejauh mana tujuan-tujuan yang telah dicapai, dan (b) untuk melihat
sejauh mana kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan itu dilaksanakan.
8. Mengadakan beberapa perubahan yang perlu untuk perbaikan program.
Sedangkan Yoseph W. Holis (1965:23-24) menjelaskan bahwa langkah-langkah
penyusunan program BK yang baik agar efektif, ada beberapa bentuk yang harus
dilakukan, yaitu:
1. Mengidentifikasi kebutuhan,
2. Studi mengenal layanan bimbingan yang telah ada dan mengembangkan
pedoman kegiatan untuk Iayanan yang baru atau layanan yang diperbaharui
lagi,
12
3. Menetapkan cara-cara untuk mengumpulkan data dan menyebarkan data
4. Memodifikasi program,
5. Seleksi tipe organisasi bimbingan dan konsehng dan menetapkan peranan
tenaga pelaksana,
6. Menyeleksi koordinator dan pimpinan masing-masing bagian program
Iayanan bimbingan dan konseling,
7. Menetapkan fasilitas yang memadai,
8. Pemeliharaan catatan dan laporan yang memadai dalam selaruh kegiatan
Iayanan bimbingan dari setiap individu,
9. Pendidikan in-service bagi rekan sekerja (sejawat),
10. Memanfaatkan sumber daya masyarakat dan referal, dan
11. Menyusun alokasi dan biaya kegiatan bimbingan.
13
5. Menentukan program semesteran.
6. Menentukan program bulanan, mingguan, dan harian.
2. Model Penyusunan Program Bimbingan Dan Konseling Berdasarkan
Planning, Programming, Budgeting, and System (PPBS)
Penyusunan program berdasarkan PPBS merupakan upaya untuk memperbaiki
cara penyusunan program berdasarkan pada cara konvensional yang mendasarkan
kebutuhan atau masalah siswa karena cara yang pertama lebih menekankan pada
selera peserta didik dan kurang memperhatikan tujuan layanan bimbingan konseling,
kurikulum yang telah disusun secara nasional dan bagaimana mengevaluasi kegiatan
sangat sukar dilakukan.
Penyusunan program bimbvingan konseling berdasarkan PPBS maksudnya
dalam menyusun program didasarkan pada sistem yang memperhatikan perencanaan,
program, dan penganggaran.
3. Model Penyusunan Program bimbingan dan konseling Komprehensif
Dalam penyusunan program konvensional atau berdasarkan KTSP, need
assesment hanya didasarkan pada assesment peserta didik, sedangkan dalam program
bimbingan dan konseling komprehensif kegiatan assesmen mencakup keduanya yaitu
need assesment peserta didik dan need assesment lingkungan.
Need assesment peserta didik adalah segala kebutuhan atau masalah yang ada
padapeserta didik yang meliputi aspek fisik, psikologis, serta sosial yang antara lain
berkaitan dengan hubungan sosial dalam keluarga, teman-teman. Need assesment
lingkungan yaitu mengumpulkan berbagai kebutuhan atau keinginan dari lingkungan
seperti harapan orang tua, sekolah, kemampuan konselor, sarana dan prasarana
pendukung layanan bimbingan dan konseling.
Langkah-langkah penyusunan program bimbingan dan konseling komprehensif
menurut Depdiknas (2008) sebagai berikut: (a) mengkaji produk hukum yang
berlaku, (b) menyusun visi dan misi, (c) bidang pengembangan, (d) deskripsi
kebutuhan, (e) tujuan, (f) komponen program, (g) rencana operasional, (h)
pengembangan tema, (i) pengembangan satuan layanan, (j) evaluasi, dan (k) beaya.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program bimbingan dan konseling adalah seperangkat kegiatan bimbingan
konseling yang saling terkait satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bimbingan
konseling yang telah ditentukan. Tujuan penyusunan program tidak lain agar kegiatan
BK disekolah dapat terlaksana dengan lancar, efektif, dan efisien, serta hasil-hasilnya
dapat dinilai.
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan program
bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan kebutuhan,
b. Lengkap dan menyeluruh,
c. Sistrematik,
d. Terbuka dan luwes,
e. Memungkinkan kerjasama dengan pihak terkait,
f. Memungkinkan diselenggaranya penilaian dan tindak lanjut.
15
DAFTAR PUSTAKA
16