Anda di halaman 1dari 13

ISSN 0215 - 8250 172

PENERAPAN ERGONOMIK PARTISIPATORE PADA PROSES


PEMBELAJARAN MENGURANGI GANGGUAN
MUSKULOSKELETAL DAN KELELAHAN PEBELAJAR DI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI IKIP NEGERI SINGARAJA

oleh
I Made Sutajaya
Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas MIPA, Universitas Pendidikan Ganesha

ABSTRAK

Ergonomik partisipatore akhir-akhir ini menjadi suatu kajian


menarik karena efektif di dalam mengelola suatu aktivitas di tempat kerja.
Ergonomik partisipatore merupakan partisipasi aktif seseorang dalam suatu
aktivitas dengan menempatkan ergonomi sebagai acuannya, dengan
mempertimbangkan pendekatan secara holistik. Dengan demikian,
seseorang dalam aktivitas tersebut selalu dalam kondisi sehat, aman, dan
nyaman, sehingga produktivitas yang setinggi-tingginya dapat dicapai.
Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui pengaruh penerapan ergonomik
partisipatore dalam proses pembelajaran terhadap gangguan
muskuloskeletal dan kelelahan pebelajar, (2) menelusuri kendala-kendala
yang dihadapi mahasiswa dalam penerapan ergonomik partisipatore, dan
(3) mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap penerapan ergonomik
partisipatore. Penelitian eksperimental ini menggunakan rancangan sama
subjek (treatment by subject design) atau pre and post test group design.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan ergonomik partisipatore
dapat mengurangi gangguan muskuloskeletal dan kelelahan. Berdasarkan
hasil dan pembahasan tersebut dapat disimpulkan (1) beberapa ukuran
sarana pembelajaran sudah sesuai dengan antropometri mahasiswa, (2)
pemanfaatan penerangan alami dapat dioptimalkan, (3) mikroklimat di
ruang kuliah sudah memenuhi kriteria nyaman untuk orang Indonesia, dan
(4) intervensi ergonomi dapat mengurangi gangguan muskuloskeletal
sebesar 33,30% (p < 0,05) dan kelelahan sebesar 53,43% (p < 0,05).

________________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 3 TH. XXXX Juli 2007
ISSN 0215 - 8250 173

Kata kunci : gangguan muskuloskeletal, kelelahan, dan Ergonomik


partisipatore

ABSTRACT

Currently, ergonomic participatory becomes an interesting topics to


discuss, because it is effective to manage workstation activities. Ergonomic
participatory is someone who was active to participate within ergonomic
used as a reference through consideration of holistically approach. Thus, the
higher condition of health, safety and comfort of someone, the higher
productivity could be achieved. The research purposes were: (a) to know
the influence of ergonomic participatory in teaching-learning process to
students’ musculoskeletal complaints and fatigue, (b) to investigate the
students’ constraints in teaching-learning process with ergonomic
participatory approach, (c) to accommodate students’ responses towards
this improvement. This experimental research used treatment by subject
design and it was analyzed by t-paired test. The result shown that
ergonomic participatory approach in teaching-learning process could reduce
musculoskeletal complaints and fatigue. Based on result and discussion as
above it could be concluded that: (a) several instrument dimension had been
suitable to students’ anthropometrics, (b) the utilization of natural light
could be maximized, (c) microclimate in the classroom had been
comfortable criteria, especially to Indonesian people, (d) the ergonomic
intervention could reduce musculoskeletal complaints about 33.30% (p <
0.05) and fatigue about 53.43% (p < 0.05).

Key words : musculoskeletal complaints, fatigue and ergonomic


participatory.

1. Pendahuluan
Hasil belajar mahasiswa amat terkait dengan sarana pembelajaran
yang mendukung kelancaran aktivitas tersebut dan cara pembelajaran atau
pendekatan yang diterapkan oleh pengajar. Dewasa ini yang digunakan
________________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 3 TH. XXXX Juli 2007
ISSN 0215 - 8250 174

sebagai indikator dari keberhasilan suatu pendekatan, metode, dan teknik


pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang mengacu pada nilai
yang diperoleh mahasiswa dari hasil tes yang diberikan. Padahal, penilaian
atau asesmen kinerja menurut pandangan konstruktivisme dapat mengakses
secara komprehensif cara mahasiswa mengorganisasi, menstrukturisasi dan
menggunakan informasi yang dipelajari dalam konteks memecahkan
masalah kompleks dalam pembelajaran di kelas maupun di dunia nyata
(Parwati, 2003).
Sering dilupakan bahwa mahasiswa merupakan insan yang
mempunyai kemampuan, kebolehan, dan keterbatasan tertentu yang
seharusnya digunakan sebagai parameter fisiologis terkait dengan
kemampuan kardiovaskular, kemampuan otot, kebutuhan energi (nutrisi)
dan faktor psikofisiologis lainnya, seperti bosan, malas, emosi, sulit
berkonsentrasi dan lain-lain. Ergonomi sebagai terapan ilmu, teknologi, dan
seni dapat menyerasikan alat, cara kerja dan lingkungan pada kemampuan,
kebolehan, dan keterbatasan manusia. Kondisi kerja dan lingkungan yang
sehat, aman, dan nyaman sangat diperlukan di dalam suatu kegiatan yang
melibatkan manusia di dalamnya demi tercapainya produktivitas yang
setinggi-tingginya. Pemanfaatan prinsip ergonomi dapat menekan dampak
negatif pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi karena, dengan
ergonomi, berbagai penyakit akibat kerja, kecelakaan, pencemaran,
keracunan, ketidakpuasan kerja, kesalahan unsur manusia, bisa dihindari
atau ditekan sekecil-kecilnya (Manuaba, 1996). Berdasarkan pendapat
tersebut perlu diterapkan prinsip-prinsip ergonomi dalam proses
pembelajaran sehingga kelelahan dan keluhan muskuloskeletal dapat
diminimalkan yang konsekuensinya kualitas proses pembelajaran dapat
ditingkatkan.
Sarana pembelajaran adalah semua sarana yang mendukung
pelaksanaan proses pembelajaran. Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi
________________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 3 TH. XXXX Juli 2007
ISSN 0215 - 8250 175

oleh faktor-faktor di luar diri mahasiswa dan salah satunya adalah sarana
pembelajaran (Sukmadinata, 2003). Ada beberapa sarana pembelajaran di
Jurusan Pendidikan Biologi IKIP Negeri Singaraja yang belum mengacu
atau disesuaikan dengan kaidah-kaidah ergonomi, seperti (1) penempatan
papan tulis tidak disesuaikan dengan tinggi mata mahasiswa (persentil 5)
pada posisi duduk, (2) intensitas pencahayaan kurang dari 350 lux, (3)
pembuatan tulisan dalam plastik transparansi dan penampilan tulisan pada
layar overhead projector tidak mengacu pada rumus jarak baca, dan (4)
ukuran tempat duduk dan meja belajar tidak disesuaikan dengan
antropometrik mahasiswa (Sutajaya, 2001). Di samping itu, faktor
lingkungan tempat belajar belum sesuai atau belum mengacu kaidah-kaidah
ergonomi karena (1) suhu ruangan lebih dari 28 o C padahal seharusnya
antara 24 s.d. 28o C, (2) sirkulasi udara kurang dari 0,2 meter per detik
padahal seharusnya mendekati 0,2 meter per detik dan (3) ventilasi silang
belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga dapat mempengaruhi
kenyamanan ruang kuliah (Sutajaya, 2000).
Berkaitan dengan pendapat di atas, dilakukan suatu penelitian
mengenai penerapan ergonomik partisipatore yang di dalamnya sudah
tercakup mengenai perbaikan sarana pembelarajan yang merupakan suatu
perlakuan kombinasi sehingga ruang kuliah menjadi lebih nyaman dan
aktivitas mahasiswa menjadi lebih dinamis (konstraksi otot statis diubah
menjadi dinamis) karena, dalam pembelajaran yang menggunakan
pendekatan ergonomik partisipatore, mahasiswa tidak hanya berada di satu
tempat. Mereka harus pindah dari satu kelompok ke kelompok lain atau ke
papan tulis. Ini sesuai dengan pendapat Nala (1994) yang menyatakan
bahwa kontraksi otot yang dinamis dapat memperlambat munculnya
kelelahan, energi yang diperlukan lebih sedikit dalam usaha yang sama dan
proses pemulihan otot lebih cepat serta peningkatan denyut nadi tidak
terlalu cepat.
________________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 3 TH. XXXX Juli 2007
ISSN 0215 - 8250 176

Bertolak dari latar belakang masalah di atas dapat dibuat rumusan


masalah sebagai berikut. (1) Bagaimanakah pengaruh penerapan ergonomik
partisipatore pada aktivitas belajar terhadap gangguan muskuloskeletal
pebelajar ? (2) Bagaimanakah pengaruh penerapan ergonomik partisipatore
pada aktivitas belajar terhadap kelelahan pebelajar ? (3) Apakah kendala
yang dihadapi dalam penerapan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan ergonomik partisipatore ? (4) Bagaimanakah tanggapan
mahasiswa terhadap penerapan pendekatan ergonomik partisipatore pada
aktivitas belajar ?
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai
berikut. (1) Untuk mengetahui pengaruh pendekatan ergonomik
partisipatore pada aktivitas belajar terhadap gangguan muskuloskeletal
pebelajar. (2) Untuk mengetahui pengaruh pendekatan ergonomik
partisipatore pada aktivitas belajar terhadap kelelahan pebelajar. (3) Untuk
mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan pendekatan
ergonomik partisipatore pada aktivitas belajar. (4) Untuk mengetahui
tanggapan mahasiswa terhadap penerapan pendekatan ergonomik
partisipatore pada aktivitas belajar.
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut. (1) Dapat mengungkapkan seberapa besar pengaruh penerapan
pendekatan ergonomik partisipatore pada aktivitas belajar terhadap
gangguan muskuloskeletal dan kelelahan pebelajar. (2) Dapat ditelusuri
kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan pendekatan ergonomik
partisipatore pada aktivitas belajar. (3) Dapat diketahui tanggapan
mahasiswa terhadap penerapan pendekatan ergonomik partisipatore pada
aktivitas belajar.

2. Metode Penelitian

________________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 3 TH. XXXX Juli 2007
ISSN 0215 - 8250 177

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi


Fakultas Pendidikan MIPA IKIP Negeri Singaraja yang mengambil mata
kuliah Anatomi dan Fisiologi Manusia (MKB 3427) pada tahun akademik
2003/2004. Variabel dalam penelitian ini dipilah menjadi dua, yaitu (1)
variabel bebasnya adalah pendekatan ergonomik partisipatore, dan (2)
variabel tergantungnya adalah kelelahan dan gangguan muskuloskeletal.
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental dengan rancangan sama
subjek (treatment by subject) atau pre and post test group design.
Data yang diperoleh adalah rerata skor gangguan sistem
muskuloskeletal dan kelelahan pebelajar secara umum antara sebelum dan
sesudah perbaikan kondisi kerja dan penerapan pendekatan ergonomik
partisipatore. Dalam hal ini, akan dibandingkan rerata skor antara sebelum
dan sesudah penerapan pendekatan ergonomik partisipatore dengan uji satu
pihak (one-tail test), pada uji statistik uji t paired, dengan taraf kemaknaan
( : 0,05).

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan


3.1 Gangguan Muskuloskeletal dan Kelelahan Pebelajar
Pada penelitian ini, dilakukan perbaikan sarana pembelajaran yang
mengacu aspek ergonomi dan penerapan ergonomik partisipatore. Untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap gangguan muskuloskeletal dan kelelahan
pebelajar, dilakukan analisis statistik terhadap data yang diperoleh dari
variabel tergantung tersebut. Sebelum dilakukan uji statistik, terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Ternyata, datanya berdistribusi normal. Karena
datanya berdistribusi normal, dilakukan uji statistik parametrik dengan
menggunakan uji t paired dengan hasil analisis dapat dilihat pada tabel 01.

________________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 3 TH. XXXX Juli 2007
ISSN 0215 - 8250 178

Tabel 01 : Hasil Analisis Gangguan Muskuloskeletal dan Kelelahan


Pebelajar dengan Menggunakan Uji t Paired pada Taraf
Signifikansi 5%
VARIABEL MEAN SD Nilai t Nilai p Ket.
P0 P1 P0 P1
Gangguan 9,79 6,53 5,15 3,45 3,270 0,003 Turun
muskuloskeletal 33,30%
Kelelahan 36,50 17,00 14,25 8,72 9,291 0,000 Turun
53,43%

Munculnya gangguan muskuloskeletal dan kelelahan tersebut di atas


diakibatkan oleh ketidaksesuaian antara antropometri mahasiswa dan
stasiun kerjanya. Hasil analisis data antropometri dapat dilihat pada tabel
02.
Tabel 02 : Hasil Analisis Data Antropometri Mahasiswa pada Persentil 5
dan 95
NO ANTROPOMETRI PERSENTIL
5-tile (cm) 95-tile (cm)
1 Tinggi siku posisi berdiri 90,75 136,00
2 Tinggi siku posisi duduk 20,75 33,25
3 Tinggi mata posisi berdiri 129,50 166,00
4 Tinggi mata posisi duduk 101,00 125,00
5 Jangkauan ke atas posisi berdiri 174,00 212,25
6 Jangkauan ke atas posisi duduk 139,75 170,00
7 Jangkauan ke samping 53,00 68,25
8 Jangkauan ke depan 56,50 75,25
9 Tinggi popliteal 39,50 49,00
10 Lebar pinggul 29,25 39,00
11 Panjang buttock popliteal 37,00 50,00
12 Lebar bahu 31,50 46,25
Bertolak dari data di atas, dapat dijelaskan bahwa tempat duduk tipe
3 memenuhi syarat ergonomi atau paling mendekati tinggi poplitea
mahasiswa pada persentil 5 yaitu 39,50 cm, sedangkan tempat duduk tipe 1
dan tipe 2 tidak sesuai dengan tinggi poplitea mahasiswa. Kondisi seperti
ini dapat memicu munculnya gangguan muskuloskeletal dan meningkatkan
beban kerja jika dilakukan dalam waktu relatif lama. Pheasant (1991) dan
________________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 3 TH. XXXX Juli 2007
ISSN 0215 - 8250 179

Grandjean (1988) menyatakan bahwa sikap kerja duduk terlalu lama dalam
sikap paksa menimbulkan gangguan pada sistem muskuloskeletal dan
tekanan yang cukup besar pada diskus intervertebralis yang dapat
menimbulkan low back pain. Untuk itu, dianjurkan agar saat kuliah
mahasiswa memilih tempat duduk tipe 3 sebagai salah satu perlakuan
dalam penelitian ini. Perbaikan lainnya adalah (1) menempatkan objek
kerja di tembok mengacu kepada tinggi mata mahasiswa (posisi berdiri)
pada persentil 5, yaitu 129,50 cm dan tulisan di papan tulis dan layar OHP
mengacu tinggi mata (posisi duduk) pada persentil 5, yaitu 101,00 cm, (2)
memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
ergonomik partisipatore yang memungkinkan mahasiswa bergerak dinamis
atau selalu didominasi oleh kontraksi otot dinamis dan dapat melakukan
istirahat aktif. Setelah perbaikan ternyata mampu mengurangi gangguan
muskuloskeletal sebesar 33,30% (p < 0,05) dan kelelahan sebesar 53,43%
(p < 0,05). Fakta ini sesuai dengan pendapat Nala (1994) yang menyatakan
bahwa dibandingkan dengan kontraksi otot statis, kerja dinamis ini
mempunyai kelebihan, yaitu (1) memerlukan tenaga atau energi yang lebih
sedikit dalam usaha yang sama, (2) frekuensi peningkatan denyut nadi lebih
stabil, (3) memperlambat munculnya kelelahan, dan (4) setelah bekerja,
waktu pemulihan otot lebih cepat. Di samping itu, beberapa penelitian yang
dilakukan oleh pakar-pakar fisiologi kerja menunjukkan bahwa sikap kerja
yang tidak alamiah (sikap statis dalam waktu relatif lama, gerakan memutar
dan menunduk yang berulang) dapat mengakibatkan gangguan pada sistem
otot rangka (Pheasant, 1991). Bazroy, et al (2003) melaporkan bahwa
40,6% pekerja di pabrik botol kaca di India yang bekerja secara repetitif
mengalami cedera atau gangguan otot pada tangan dan pergelangan tangan
yang disertai dengan munculnya kelelahan secara lebih dini. Bhattacherjee,
et al (2003) melaporkan bahwa gangguan muskuloskeletal menempati
urutan pertama di antara penyakit akibat kerja lainnya yang dipengaruhi
________________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 3 TH. XXXX Juli 2007
ISSN 0215 - 8250 180

oleh karakteristik individu (umur lebih dari 30 tahun), di mana pekerja yang
mengalami gangguan tersebut sebanyak 44,9%. Evelyn (1996) melaporkan
bahwa 63% pekerja mengeluh sakit pada leher, bahu, punggung dan
pinggang yang diakibatkan oleh kerja statis yang konsekuensinya kelelahan
pekerja akan lebih cepat muncul.

3.2 Kendala yang Dihadapi Terkait dengan Penerapan Ergonomik


Partisipatore
Pendekatan ergonomik partisipatore dalam proses pembelajaran
merupakan hal baru bagi mahasiswa sehingga memunculkan beberapa
kendala. Kendala yang dijumpai pada proses pembelajaran adalah (1)
mahasiswa belum terbiasa dengan pendekatan ergonomic partisipatore
sehingga pada awal pelaksanaannya terjadi beberapa hambatan; (2)
pembelajaran ini memerlukan waktu yang lebih panjang sehingga kadang-
kadang melewati waktu kuliah yang sudah dialokasikan; (3) mahasiswa
masih terpaku hanya pada materi bahan ajar yang ada sehingga kurang
bersemangat di dalam mencari permasalahan yang ada di masyarakat di
sekitar tempat tinggal mereka; (4) mahasiswa belum terbiasa melakukan
brainstorming dengan menggunakan maksimal empat kata, sehingga pada
awal pelaksanaan pembelajaran ini mereka masih terlalu lama berpikir dan
tampaknya sulit menemukan masalah yang bisa ditulis dalam empat kata;
(5) beberapa fasilitator yang ditunjuk belum optimal melakukan tugasnya
terutama pada awal kegiatan, karena mereka kadang-kadang masih sungkan
menegur temannya yang memonopoli waktu atau yang pasif; dan (6) sulit
memaksimalkan kontribusi mahasiswa dalam proses pembelajaran, karena
terbatasnya alokasi waktu perkuliahan.

3.3 Tanggapan Mahasiswa

________________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 3 TH. XXXX Juli 2007
ISSN 0215 - 8250 181

Ada beberapa tanggapan mahasiswa terkait dengan pendekatan


ergonomik partisipatore dalam proses pembelajaran. Tanggapan tersebut
dinyatakan sebagai kelebihan dari pembelajaran tersebut, yaitu (1)
mahasiswa lebih dinamis dalam proses pembelajaran sehingga didominasi
oleh kontraksi otot dinamis; (2) mahasiswa dapat melakukan istirahat aktif,
sehingga kelelahan tidak cepat muncul dan kebosanan dapat dihindari; (3)
mahasiswa tidak terlalu lama berada di tempat-tempat yang berisiko
memunculkan gangguan muskuloskeletal; (4) mahasiswa merasa lebih
percaya diri untuk menyampaikan ide atau pendapatnya; (5) mahasiswa
merasa diberi kesempatan yang sama dan adil di dalam menyampaikan
pendapatnya; dan (6) mahasiswa menjadi lebih bersemangat dalam proses
pembelajaran karena merasa malu jika tidak ikut andil dalam setiap
kegiatan yang dilakukan pada proses pembelajaran. Temuan tersebut sesuai
dengan pendapat Sarna, dkk. (1999) yang menyatakan bahwa pendekatan
yang dapat meningkatkan keaktivan peserta didik adalah pendekatan
partisipatif yang merupakan suatu wujud proses pembelajaran, di mana
guru atau dosen selalu berupaya menempatkan dirinya sebagai pengayom,
nara sumber, pembimbing dan teman belajar yang dilandasi pendekatan
emosional yang humanistic sesuai dengan filosofi tut wuri handayani, yang
ditunjang fasilitas pembelajaran yang relevan dan memadai. Dalam
pendekatan ini, guru atau dosen tidak terikat dengan satu metode saja, akan
tetapi bebas memilih sesuai dengan strategi pembelajaran yang telah
ditetapkan. Dalam hal ini, Carl Rogers (dalam Sarna, dkk., 1999)
memberikan pandangan tentang hakikat pendidikan berdasarkan
pendekatan partisipatif, yaitu (1) manusia mempunyai potensi alami untuk
belajar; (2) belajar yang bermakna terjadi jika siswa memandang mata
pelajaran yang relevan dengan tujuan belajarnya; (3) sebagian besar belajar
yang bermakna diperoleh melalui berbuat; (4) belajar dipermudah jika
siswa berpartisipasi dalam proses belajar; (5) belajar dengan inisiatif sendiri
________________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 3 TH. XXXX Juli 2007
ISSN 0215 - 8250 182

dengan melibatkan perasaan dan intelektual adalah paling meresap dan


tahan lama; (6) kreativitas dalam belajar dapat dipermudah jika yang
diutamakan adalah kritik dan evaluasi terhadap diri sendiri; dan (7) belajar
yang paling bermanfaat dalam dunia modern adalah belajar tentang proses
belajar, adanya keterbukaan, sifatnya berkelanjutan sesuai dengan
pengalaman dan proses perubahan

4. Penutup
Bertolak dari pembahasan di atas yang dikaji berdasarkan literatur
yang mendukung, dapat disimpulkan hal-hal berikut ini. (1) Ada beberapa
ukuran sarana pembelajaran yang sudah sesuai dengan antropometri
mahasiswa seperti ukuran tinggi rak penyimpanan alat, tinggi tempat
duduk, dan diameter tempat duduk. (2) Lampu penerang sudah
menggunakan lampu TL dan pemanfaatan lampu penerang artifisial
sepenuhnya dapat diganti dengan penerangan alami pada siang hari, asal
semua korden dibuka. (3) Mikroklimat di ruang kuliah sudah memenuhi
aspek ergonomi, karena sudah memenuhi kriteria nyaman untuk orang
Indonesia. (4) Perbaikan sarana pembelajaran dan penerapan ergonomik
partisipatore ternyata mampu mengurangi gangguan muskuloskeletal
sebesar 33,30% (p < 0,05) dan kelelahan sebesar 53,43% (p < 0,05). (5)
Ada beberapa kendala yang dijumpai pada penelitian ini tapi dapat diatasi
dengan melihat kelebihan pendekatan ergonomik partisipatore yang didata
dari tanggapan mahasiswa.
Temuan di atas dapat digunakan sebagai acuan dalam
menyampaikan saran berikut. (1) Pada saat mendesain ruang kuliah
hendaknya selalu mengacu kepada antropometri pemakai ruang kerja
tersebut. (2) Pembelajaran dengan pendekatan ergonomik partisipatore
sebaiknya mulai diterapkan karena sudah terbukti mampu mengurangi
gangguan muskuloskeletal dan kelelahan. (3) Perbaikan sarana
________________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 3 TH. XXXX Juli 2007
ISSN 0215 - 8250 183

pembelajaran dan penerapan ergonomik partisipatore hendaknya dimulai


dengan acuan 3 M (mudah dikerjakan, murah biayanya dan masuk akal)
dan 3 T (terencana, terarah dan terpadu) demi tercapainya kondisi kerja di
ruang kuliah yang sehat, aman, nyaman, efektif dan efisien dengan harapan
agar produktivitas pebelajar yang setinggi-tingginya dapat dicapai.

DAFTAR PUSTAKA

Bazroy, J., Roy, G., Sahai, A., Soudarssanane, M.B. 2003. Magnitude and
Risk Factors of Injuries in a Glass Bottle Manufacturing Plant. J.
Occup. Health, 45 (1,1): 1-7.
Bhattacherjee, A., Chau N., Sierra, C.O., Legras, B,.Benamghar, L.,
Michaely, J.P., Ghosh, A.P., Guilemin, F., Ravaud, J.F., Mur, J.M.,
Group, L. 2003. Relation of Job and Some Individual
Characteristics to Occupational Injuries in Employed People: A
Community-Based Study. J. Occup. Health, 45 (6,11): 382-391.
Evelyn, G.L.T. 1996. Ergonomic Task Analysis in Electronics Industries:
Some Case Studies. J. Human Ergol.. 25 (1,6): 49-62.
Grandjean, E. 1988. Fitting the Task to the Man. London: Taylor & Francis.
Manuaba, A. 1996. Pemanfaatan Ergonomi dan Fisiologi Olahraga untuk
Pembangunan Manusia dan Masyarakat Indonesia Seutuhnya.
Denpasar: Program Pascasarjana Ergonomi dan Fisiologi Olahraga.
Nala, N. 1994. Penerapan Teknologi Tepat Guna di Pedesaan. Denpasar:
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Udayana.
Parwati, N. 2003. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-
Ended di Kelas I SMU Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran, 4 (36,10): 38-48.
Pheasant, S. 1991. Ergonomics, Work and Health. London: Macmillan
Academic Profesional Ltd.

________________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 3 TH. XXXX Juli 2007
ISSN 0215 - 8250 184

Sarna, dkk. 1999. Optimalisasi Penggunaan Sumber Daya yang Ada Pada
Program Studi Pendidikan Biologi dan Penggunaan Waktu untuk
Meningkatkan Kualitas Lulusan Guna Memenuhi Tuntutan
Lapangan Kerja (Laporan Penelitian). Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Singaraja.
Sukmadinata, N.S. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Sutajaya, I M. 2000. Ergonomi di Ruang Belajar. Program Studi
Pendidikan Biologi. STKIP Negeri Singaraja.
Sutajaya, I.M. 2001. Ergonomic Participatory Approach in Teaching-
Learning Model of Human Anatomy and Physiology Used Teaching
Material Suplement Based on Science and Technology Society
Approach in Biologi Study Program STKIP Singaraja. National-
International Seminar on Ergonomic-Sports Physiology. Bali:
Udayana University Press.

________________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 3 TH. XXXX Juli 2007

Anda mungkin juga menyukai