KIMIA E KELOMPOK 8
A. TOPIK
Bagaimana tubuh melakukan koordinasi pertukaran gas saat bekerja keras dan
bagaimana tubuh melakukan termoregulasi.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengamati adanya koordinasi aktivitas sistem organ
pernafasan dan sistem organ transportasi/sirkulasi pada saat tubuh
bekerja keras.
2. Mahasiswa dapat menunjukkan bentuk koordinasi yang terjadi antara
kedua sistem organ tersebut.
3. Mahasiswa dapat mengamati/merasakan gejala perkeringatan sebagai
bagian dari mekanisme regulasi suhu tubuh.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
C. DASAR TEORI
Homeostasis adalah suatu proses yang terjadi secara terus-menerus
untuk memelihara stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan
sekitar. Homeostasis merupakan mekanisme tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan dalam menghadapi berbagai kondisi yang dialaminya. Proses
homeostasis ini dapat terjadi secara alamiah apabila tubuh mengalami stres
(Musrifatul dan Aziz, 2006).
Homeostasis terdiri atas homeostasis fisiologis dan psikologis. Dalam
tubuh manusia, homeostatis fisiologis dapat dikendalikan oleh sistem
endokrin dan sitem saraf otonom. Proses homeostatis fisiologis ini terjadi
melalui empat cara sebagai berikut:
1. Pengaturan diri (self regulation). Secara otomatis, cara ini terjadi pada
orang yang sehat, seperti pengaturan fungsi organ tubuh.
2. Kompensasi. Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan
dalam tubuh. Sebagai contoh, pelebaran pupil untuk meningkatkan
persepsi visual pada saat tubuh mengalami ancaman, peningkatan
keringat untuk mengontrol kenaikan suhu tubuh, serta penyempitan
pembuluh darah perifer dan terangsangnya pembuluh darah bagian dalam
untuk meningkatkan kegiatan yang dapat menghasilkan panas (misalnya
menggigil) sehingga suhu tubuh tetap stabil apabila lingkungan menjadi
dingin secara tiba-tiba.
3. Umpan balik negatif. Cara ini meupakan penyimpangan dari keadaan
normal. Dalam keadaan abnormal, tubuh secara otomatis akan
melakukan mekanisme umpan balik negatif untuk menyeimbangkan
penyimpangan yang terjadi. Contoh, apabila tekanan darah meningkat
akan meningkatkan baroceptor. Kemudian akan menurunkan rangsangan
pada simpatik yang meningkatkan parasimpatik, menurunkan denyut
jantung dan kekuatan kontraksi, terjadi dilatasi pembuluh darah dan
akhirnya menurunkan tekanan darah sampai pada keadaan normal
melalui feedback mekanisme.
4. Umpan balik positif untuk mengoreksi ketidakseimbangan fisiologis.
Sebagai contoh, terjadinya proses peningkatan denyut jantung untuk
membawa darah dan oksigen yang cukup ke sel tubuh apabila seseorang
mengalami hipoksia. Kondisi mekanisme tubuh tersebut terkait dengan
kondisi dalam keadaan sakit.
Homeostatis fisiologis berfokus pada keseimbangan emosional dan
kesejahteraan mental. Proses ini didapat dari pengalaman hidup dan interaksi
dengan orang lain serta dipengaruhi oleh norma dan kultur masyarakat.
Contohnya adalah mekanisme pertahanan diri seperti menangis, tertawa,
berteriak, memukul, meremas dan lain-lain (Masrifatul dan Aziz, 2006).
Didalam tubuh organisme pasti memerlukan sistem regulasi untuk
mencapai keadaan yang homeostatis. Sistem regulasi berfungsi untuk
mengatur macam-macam sistem organ tubuh manusia dalam melaksanakan
fungsinya agar tidak terjadi benturan. Homeostasis itu sendiri adalah
kemampuan suatu organisme dalam mengatur dan menjaga keseimbangan
lingkungan internalnya di bawah pengaruh perubahan lingkungan
eksternalnya. Meskipun lingkungan mungkin bisa berubah-ubah baik secara
internal maupun eksternal, homeostasis tetap terpelihara. Apabila tubuh tidak
dapat menahan perubahan itu, maka orang tersebut akan menderita sakit,
mudah diserang penyakit dan mungkin bisa mengakibatkan orang itu
meninggal.
Tubuh memerlukan jalur komunikasi yang penting untuk menjaga
homeostasis. Untuk itu ada lima sistem. Yaitu sistem sirkulasi, sistem limpa,
sistem ekskresi, sistem saraf dan sistem endokrin. Peranan sistem sirkulasi
cairan didalam tubuh adalah untuk menjaga homeostasis. Sistem limpa
berperan dalam kekebalan tubuh. Sistem ekskresi adalah untuk membuang
bahan-bahan yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Fungsi ini dijalankan oleh
buah pinggang dengan menyeleksi bahan-bahan sisa pada aliran darah
penyerapannya. Keseimbangan dinamis antara ekskresi dan penyerapan
kembali bahan-bahan, membantu menjaga tubuh dalam keadaan stabil dalam
susunan cairan tubuh. Sistem saraf ialah sistem yang berperan untuk
menghantarkan isyarat antara baian-bagian tubuh. Denyutan-denyutan yang
pernah dikirimkan oleh urat saraf memungkinkan sel bereaksi terhadap
perubahan dan mempengaruhi fungsi fisiologis.
Dengan cara ini homeostasis sel, jaringan, dan sistem-sistem pada tubuh
terpelihara. Secara umum sistem endokrin mengekskresikan hormon untuk
meregulasi aktivitas tubuh yang lain. Sistem ini penting dalam mengontrol
konsentrasi nutrien dan pengaturan fungsi ginjal, mengontrol volume dan
komposisi elektrolit di lingkungan internal.
Respirasi/pernafasan adalah proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Bernafas
seperti denyut jantung harus berlangsung dalam pola siklik dan kontinyu agar
proses kehidupan dapat terus berjalan (Sugeng, 2011: 30). Dalam fisiologi,
pernafasan memiliki makna yang lebih luas. Respirasi internal atau seluler
mengacu pada metabolisme intrasel yang berangsung di dalam mitokondria,
sedangkan respirasi eksternal adalah udara saat pernafasan masuk ke paru-
paru melalui lubang hidung, lalu akan masuk ke saluran pernafasan sampai ke
alveolus, di dalam alveolus akan terjadi pertukaran gas O2 dan gas CO2. Pada
manusia dewasa, frekuensi pernafasan yang normal umumnya 12 sampai
dengan 20 kali/menit.
Jantung adalah organ muscular berongga yang bentuknya menyerupai
pyramid atau jantung pisang dan merupakan pusat sirkulasi darah ke seluruh
tubuh. Jantung terletak pada rongga toraks pada bagian mediastinum.
Kontraksi miogenik spontan pada sel-sel otot jantung yaitu filament yang
berdasar pada beberapa bagian jantung orang dewasa. Sel-sel otot jantung
mengalami modifikasi dan membentuk sistem antar rangsang yang mengatur
denyut jantung. Pada manusia, denyut jantung normalnya berkisar antara 60-
100 kali/menit.
Suhu lingkungan yang tinggi akan mempengaruhi suhu tubuh. Suhu
tubuh yang meningkat akan menaikkan proses kimia dalam tubuh.
Peningkatan reaksi kimia dalam tubuh akan meningkatkan pembentukan
panas. Pembentukan panas yang meningkat akan meningkatkan suhu tubuh
dan seterusnya.
2 23 21 76 80 35,1 36,4 - -
3 25 28 67 73 36,5 36,5 * *
4 28 16 79 70 35,9 36,2 * *
5 21 22 68 87 36,6 36 * *
6 28 30 73 100 36,5 36,3 * *
7 26 21 81 76 35,9 36 - -
8 29 36 86 97 36,3 36,3 - -
Rata-rata 27,8 23,8 80,3 83,5 36,1 36,3 - -
1 35,5 36 128 120 35,9 35,1 ** **
2 35 26 85 98 35,9 35,9 * **
Sesaat setelah aktivitas
3 21 27 59 68 36 35,9 * **
4 25 20 105 100 36,5 36,6 ** *
5 45 22 70 80 36,7 36,6 ** **
6 34 31 84 94 38 36,3 * *
7 30 22 91 70 36,2 36 ** *
8 22 40 116 96 36,2 36 * *
Rata-rata 30,6 25,2 88,2 87,6 36,4 36,0 - -
G. PEMBAHASAN
Percobaan mengenai regulasi dan homeostasis dilakukan pada tanggal
29 Oktober 2014 terhadap obyek percobaa, yaitu beberapa mahasiswa dan
mahasiswi kelas Kimia E 2014. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
mengetahui bagaimana tubuh melakukan koordinasi pertukaran gas saat
bekerja keras dan bagaimana tubuh melakukan termoregulasi.
Sebelumnya kami mempersiapkan dua mahasiswa dari setiap kelompok
yaitu satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Indikator yang diukur
antara lain frekuensi pernafasan, frekuensi denyut nadi, suhu tubuh, dan
banyaknya keringat sebelum aktivitas (kondisi tenang), sesaat setelah
aktivitas (olahraga), serta setelah aktivitas (setelah istirahat beberapa menit).
Pengukuran masing-masing indikator, secara rata-rata menunjukkan hasil
yang berbeda pada ketiga kondisi tersebut.
Dari hasil pengukuran terhadap beberapa indikator tersebut pada
naracoba kelompok 8, suhu tubuh pada naracoba perempuan, Dewi dan
naracoba laki-laki, Haryo sama-sama sebesar 36,3oC. Frekuensi pernafasan
normal pada Haryo 29 kali/menit dan pada Dewi 36 kali/menit. Sedangkan
frekuensi denyut nadi pada Haryo 86 kali/menit dan pada Dewi 97 kali/menit.
Kedua naracoba tersebut sebelum melakukan aktivitas tidak mengeluarkan
keringat.
Sesaat setelah aktivitas terdapat perubahan kondisi tubuh yang diamati.
Frekuensi pernafasan pada Haryo sebesar 75 kali/menit dan pada Dewi 45
kali/menit. Perubahan frekuensi denyut nadi pada Haryo menjadi 128
kali/menit dan pada Dewi menjadi 114 kali/menit. Sedangkan suhu tubuh
Haryo tetap 36,3oC sementara suhu tubuh Dewi berubah menjadi 36oC.
Sesaat setelah melakukan aktivitas pada kedua objek keluar keringat
walaupun hanya sedikit.
Selanjutnya kami juga mengukur indikator pengukuran lima menit
setelah aktivitas (setelah istirahat) dan didapatkan hasil pengukuran terhadap
frekuensi pernafasan yaitu 22 kali/menit dan 40 kali/menit. Besarnya
frekuensi denyut nadi Haryo 116 kali/menit dan pada Dewi 96 kali/menit.
Tingginya suhu tubuh lima menit setelah beraktivtas pada Haryo sebesar
36,2oC dan pada Dewi sebesar 36oC. Banyaknya keringat Haryo dan Dewi
lima menit setelah beraktivitas masih tetap ada walaupun sedikit.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap 2 orang naracoba (laki-laki dan
perempuan) dari setiap kelompok di kelas kimia E, diperoleh hubungan laju
respirasi, denyut jantung, dan suhu tubuh dalam keadaan sebelum, sesaat dan
5 menit sesudah aktivitas.
50
45
laju respirasi
40
35
30
25
20
-6 -4 -2 0 2 4 6
menit ke-
115
110
105
laju denyut nadi
100
95
90
85
80
75
70
-6 -4 -2 0 2 4 6
menit ke-
38
37.5
37
suhu tubuh
36.5
36
35.5
35
34.5
34
-6 -4 -2 0 2 4 6
menit ke-
H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Terdapat koordinasi antara sistem pernafasan dengan sistem sirkulasi di
dalam tubuh terutama saat bekerja keras.
2. Gejala perkeringatan timbul karena suhu tubuh yang meningkat setelah
tubuh melakukan aktivitas yang bertujuan untuk mendinginkan suhu
tubuh kembali normal.
3. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back).
Mekanisme tubuh diatur dengan mengimbangi produksi panas terhadap
kehilangan panas yang terjadi. Bila laju pembentukan panas dalam tubuh
lebih besar daripada laju hilangnya panas, timbul panas dalam tubuh dan
suhu tubuh meningkat begitu pula sebaliknya.
I. DAFTAR PUSTAKA
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis.
Bandung: CV Yrama Widya.
Mashudi, Sugeng. 2011. Anatomi dan Fisiologi Dasar. Jakarta: Salemba
Medika.
Syaifuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Uliyah, Musrifatul dan Aziz Alimul H. 2006. Keterampilan Dasar Praktik
Klinik untuk Kebidanan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
J. DISKUSI
1. Adakah perbedaan frekuensi bernafas dan denyut jantung antara saat
santai dan beraktivitas?
Jawab:
Ada, saat beraktivitas tubuh memerlukan lebih banyak oksigen daripada
saat bersantai.