Anda di halaman 1dari 23

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Mata Kuliah : Statistika Dasar
Semester : V (Lima)
Bobot : 3 SKS
Pertemuan : 1 (Satu)
Alokasi Waktu : 3 x 50 menit

A. Standar Kompetensi
1. Memahami Konsep Dasar Statistika dan Statistik
2. Memahami Sebaran frekuensi dan Diagram
B. Kompetensi Dasar
1.1 Memahami Statistika dan Statistik
2.1 Sebaran frekuensi dan diagram
C. Indikator pecapaian
1.1.1 Memahami pengertian dan peranan statistika dan menyajikan data.
1.1.2 Memahami dan mengerti penyajian data dan melakukan pengumpulan
data.
2.1.1 Membuat tabel sebaran frekuensi
2.1.2 Memahami sebaran frekuensi relatif dan sebaran frekuensi kumulatif.
2.1.3 Membuat diagram sebaran frekuensi
2.1.4 Menguji Propersi
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu :
a. Memahami pengertian dan peranan statistika dan menyajikan data.
b. Memahami dan mengerti penyajian data dan melakukan pengumpulan data.
c. Membuat tabel sebaran frekuensi
d. Memahami sebaran frekuensi relatif dan sebaran frekuensi kumulatif.
e. Membuat diagram sebaran frekuensi
f. Menguji Propersi
g. Materi Pembelajaran
1.1 Pengertian dan Peranan Statistika
1.2 Data Statistik
1.3 Populasi dan Sampel
1.4 Pembulatan Bilangan
1.5 Penyajian Data
2.1 Membuat table sebaran frekuensi
2.2 Sebaran frekuensi relative, sebaran frekuensi komulatif
2.3. Diagram sebaran frekuensi
2.4 Diagram dahan dan daun.
2.5 Kuartil, median ,desil dan persentil.
2.6 Modus suatu sebaran frekuensi
h. Metode Pembelajaran
- Diskusi
- Tanya Jawab
G. Langkah-langkah pembelajaran
A. Kegiatan Awal : Apersepsi
B. Kegiatan Inti : Menjelaskan Materi Pembelajaran
C. Kegiatan Akhir : Penutup

H. Sumber Belajar / Alat


- Buku Paket Statistika Oleh Hotman Simbolon
I. Tanggal pertemuan : 12 September 2019
J. Uraian Materi
BAB. 1. PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Dan Peran Statiska.
Statistika banyak dipergunakan dalam berbagai ilmu pengetahuan pada umumnya
merupakan alat bantu dalam pengembangan ilmu tersebut, juga dalam berbagai bidang
terapan seperti apa yang dilakukan oleh peneliti.
Statistik berbeda dengan statistika , sering pencatatan hasil pengamatan atau
masalah dilakukan menuruti suatu aturan tertentu ,biar berupa tabel dengan angka-
angka atau diagram ( grafik ) sehingga dapat terbaca atau jelas masalah tersebut dan
merupakn kumpulan fakta , pengolahan data penganalisisannya, penarikan kesimpulan
serta pembuatan keputusan yang cukup beralasan berdasarkan fakta dan penganalisisan
yang dilakukan.
Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan fakta, pengolahan serta penganalisisannya, penarikan kesimpulan serta
pembuatan keputusan yang cukup beralasan berdasarkan fakta dan penganalisisan yang
dilakukan. Jadi statistik hanya menyangkut pada penyajian, sedangkan statistika
menyangkut pada cara atau metode, analisis atau pengolahan, interpretasi dan
kesimpulan.

1.2. Data Statistik

D.1.1. Defenisi : Data adalah keterangan atau fakta yang dapat menerangkan
sesuatu.

Data dapat berupa bilangan data keterangan saja, sehingga berdasar ini dapat
dikolompokan sebagai berikut :
1. Data Kuantitatif : Data yang disajikan berupa bilangan ; dapat dibedakan lagi
dengan data diskrit atau data kontinu . Data diskrit adalah data yang dapat
dipaparkan dengan peubah diskrit, sedangkan data komtinu adalah data yang
dapat dipaparkan dengan peubah kontinu.
2. Data Kualitatif : Data yang disajikan bukan berupa bilangan (bukan kuantitatif)
ditinjau dari segi pengambilan/mendapatkan data maka data dapat dibedakan
atas:
- Data primer : data yang diperoleh dari pengumpulan data dari objek
langsung
- Data sekunder : data diperoleh tidak langsung dari objek , misalnya dari
data documenter dari yang dimiliki orang lain.

Contoh :
a. Propinsi A terdiri dari 11 kabupaten
b. 2+3=5
c. Tinggi badan mahasiswa adalah 165 cm
d. Sampai dewasa ini kebanyakan penduduk Indonesia masih agraris .
e. Setiap pesien yang makan ramuan A sembuh .
f. Luas pekarangan rumah 50 m2
g. Anggota suatu pasukan tempur 125 orang .

Contih a dan g adalah data kuantitatif deskriptif, c dan f adalah dat kualitatif,
sedangkan b bukan data.

Contoh :
Seorang peneliti mendapatkan prestasi belajar siswa matematika kelas 2 SMU
disuatu sekolah, ada 2 kemungkinan cara yang dilakukan peneliti itu .

1. Peneliti membuat soal matematika dan menyuruh siswa menyelesaikannya


maka hasil yang diperolah adalah data primer .
2. Peneliti mengambil nilai raport yang telah dimiliki siswa maka data ini adalah
data sekunder.

1.3. Populasi dan Sampel


Pandang suatu penelitian tentang sikap buruh terhadap nilai upah minimum
buruh perhari disuatu kota A. Dapat dilakukan 2 macam sumber perolehan .
1. Dari seluruh buru yang ada dikota A : Tidak ada buruh yang dikecualikan
sikap semua buruh dikumpulkan . Dalam hal ini sikap semua buruh dalam kota
A disebut “ populasi “.
2. Dari sebagian buruh yang ada di kota, tidak semua buruh yang memberikan
keterangan, mak sikap sebagian buruh disebut “ sampel “ .

D.1.2. Defenisi : Populasi sering juga disebut dengan ruang sampel ialah
seluruh kemungkinan kejadian ( peristiwa ) dalam suatu perlakuan yang
terdefenisi sebagai semesta pembicaraan.

Contoh :
Sebuah uang logam yang baik dilantunkan 3 kali maka seluruh kemungkinan
urutan sisi yang muncul ialah : S={KKK,KKE,KEK,EKK,KEE,EKE,EEK,EEE}. Tidak
ada kemungkinan urutan yamg laim diluar S ,maka S adalah populasi atau ruang
sampel dan bukan uang logamnya. Populasi adalah himpunan semua hasilpercobaan
statistika tersebut, ada banyak adalah 8 cara .

D.1.3. Defenisi : Tiap himpunan bagian dari populasi disebut kejadian peristiwa.

D.1.4. Defenisi : Sampel adalah unsur atau titik-titik sampel yang terpilih dari
populasi .

Dengan diagram venn, S sering digambarkan dalam bentuk persegi ,sedangkan


sampel atau kejadian didalamnya berupa kurva tertutup, tetapi bukan tak mungkin
seseorang menggambarkan populasi juga dengan kurva tertutup

S Populasi S

A C
sampel
B

Kejadian A,B, dan C masing-masing Representatif


himpunan bagian dari S, kejadian B
himpunan dari A.

Gambar 1.1. Kejadian , sampel dan ruang sampel


Untuk dapat menjelaskan yang ukurannya besar ( apalagi untuk populasi tak
hingga ) peneliti lebih sering menggunakan sampel yang diperkirakan menarikan
populasinya ; sampel sedemikian dinamakan representatif .
Teknik pengambilan sampel yang dianggap homogen dapat dilakukan dengan berbagai
cara antara lain :
- Pengambilan dengan sengaja atau seadanya .
- Pengambilan sampel dengan pertimbangan .
- Pengambilan dengan acak , semua unsur mendapat kesempatan untuk terpilih
misalnya dengan lotre , dengan angka acak dan lain-lain.
Sedangkan jika populasi heterogen maka pegambilan sampel perlu memperhatikan
heterogennya dengan cara:
- Pengambilan berjenjang atau berstrata, ada pewakil dari setiap jenjang; untuk
masing – masing jenjang mungkin dilakuka dengan sengaja atau seadanya
- Pengambilang proporsional, perbandingan jumlah anggota dari setiap kelompok
- Pegambila sampel dengan kombinasi dari berbagai teknik dan jenis.

1.3. Pembulatan Bilangan


Pembulatan bilangan dilakukan pada bilangan terdekat, misalnya 12,75 dibulatkan
pada persepuluh menjadi 12,7; 12,76 dibulatkan menjadi 12,8 bilangan yang
mempunyai jarak yang sama kearh atas dan bawah biasanya dibulatkan pada angka
genap terdekat misalnya 17,75 dibulatkan menjadi 12,8; 12,85 dibulatkan menjadi 12,8.
13.500 dibulatkan keribuan terdekat 14000 aturan pembulatan demikian dengan
memperhatikan memperkecil galat pembulatan komultatif.

1.4. penyajian Data


Penyusun data terhadap data yang dikumpuljan pada umumnya bertujuan
memudahkan orang untuk membaca dan memahami.Data berupa bilangan dapat
disajikan dengan berdiri sendiri (tunggal) dan juga dikelompokkan (sebaran frekuensi
dikelompokkan ).
1. Tabel (daftar)
Tabel dapat dibuat tanpa aturan tetapi pokoknya di daftar saja , tetapi pada
umumnya orang berusaha menyusun sedemikian sehingga lebih mudah dibaca yang
pada umumnya terdiri dari judul ,kolom , dan baris , peta (sel).

Contoh :
Tabel 1.1 panjang daun tanaman A dalam millimeter

156 173 142 147 135 153 140 135 138 164
150 132 144 125 149 157 161 145 135 142
155 156 145 128 162 158 140 147 136 148
152 144 168 126 138 176 163 119 154 165

Tabel ini hanya berupa daftar bilangan yang dikumpulkan/dicatatkan dari


pengukuran panjang 40 helai daun tanaman A.
Contoh :
Tabel 1.5 panjang daun tanaman A dalam milimeter
panjang (mm) Frekuensi
118-126 3
127-135 5
136-144 9
145-153 10
154-162 7
163-171 4
172-180 2
40 40

Data pada tabel 1.1 disajikan dalam penglompokan (akan dibicarakan pada sebaran
frekuensi)

2. Dengan Diagram
a). Diagram batang , bemtuk batang , dapat dilengkapi dengan daur atau 3 sumbu yang
saling tegak lurus sebagai petunjuk atribut atau besaran : Batang dapat berdiri tegak
atau mendatar.

Contoh :
Frekuensi

perempuan
laki-laki

1 2 3 4 5 6 7

Gambar 1.2. jumlah peserta seleksi penyanyi ibukota yang gagal dalam tujuh angkatan.
Diagram batang dapat dibuat rapat sehingga sisi dua batang bersisian berimpit ,
sering disebut histogram (lihat gambar 14 dan gambar 2.1)

10
9

5
4
3
2
1
0

122 131 140 149 158 167 176


Gambar 1.4. Histogram dari tabel 1.2

Tanda // menyatakan ada pemotongan sehingga sumbu dipendekkan agar


jangan melampaui kertas gambar, memang tidak ada gunanya membuat sumbu secara
lengkap dari 0 karena hal pokok yang penting telah digambarkan.
b. Diagram garis, berbentuk garis patah-patah atau garis lengkung (kurva)

10
9

3
2

122 131 140 149 158 167 176


Gambar 1.5 . Diagram garis dan kurva lengkung tabel 1.2

Diagram lingkaran berbentuk, penbandingan luas antara partisi sama dengan


perbandingan antar persentase frekuensi pada partisi .
Contoh :

Sebuah mobil membawa tiga jenis barang dagangan seberat satu ton dengan
seberat 300 Kg bawang merah, 250 Kg bawang putih ,dan 450 Kg kemiri , muatan
tersebut sapat digambarkan sebagai berikut:
Bawang Bawang Bawang Bawang
Merah Putih Merah Putih
30% 25% 30% 25%

Kemiri
Kemiri 45%
45%

Gambar 1.6. Diagram Lingkaran Gambar 1.7. Diagram Pastel

Dengan pastel berbentuk bagian lingkaran yang ditunjukkan mempunyai tebal


(contoh gambar 1.7 )
Diagram lambang , objek yang dibicarakan dilambangkan dengan gambar
tertentu. Misalkan menyatakan manusia diberi lambang manusia ,menyatakan
mobil diberi lambang mobil dan lain sebagainya .
Contoh :

Menyatakan banyaknya produksi telur dari berbagai daerah tiap tahun (1 telur
menyatakan 10 ton ).

Daerah Lambang Jumlah


A 5
B 7
C 4
D 2
E 1

Diagram pencar ,diberikan titik-titik atau noktah menyatakan kedudukan objek


berdasarkan peubah atau karakteristik yang diamati /dijelaskan .
Contoh :
a) Hubungan antara motivasi dan prestasi kerja sejumlah tenaga kerja pada suatu
perusahaan
b) Hubungan waktu dengan pertumbuhan penduduk disuatu daerah .
Prestasi

Motivasi
Angka pertumbuhan

Waktu
Gambar 1.9 contoh diagram pencar
BAB II SEBARAN FREKUENSI DAN DIAGRAM
2.1. Membuat Tabel Sebaran Frekuensi
Tabel sebaran (distribusi) frekuensi sangat cocok untuk menyajikan data dalam
beberapa kelompok. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang suatu penelitian
biasanya data yang telah terkumpul dikelompokkan menurut interval kelas tertentu.
1. Dasar Distribusi Frekuensi
a. Beberapa istilah pada daftar distribusi frekuensi
Perhatikan tabel data berat badan siswa kelas X IPA

Berat Bada (kg) Turus Frekuensi


39-42   12
43-46   9
47-50  7
51-54       8
55-58   4

1) Kelas Interval
Kelas interval biasanya ditulis dalam bentuk a-b. seperti 55-61 adalah kelas interval
pertama
2) Frekuensi  banyak data pada setiap kelas interval
3) Ujung kelas interval
Nilai disebelah kiri kelas interval disebut ujung kelas bawah.
Nilai di sebelah kanan kelas interval disebut ujung kelas atas
4) Batas kelas
Batas kelas suatu kelas interval bergantung pada ketelitian data yang digunakan.
Batas kelas ada 2 yaitu :
 Batas bawah kelas : ujung bawah –0,5
 Batas atas kelas : ujung atas +0,5
5) Panjang kelas
Panjang kelas adalah selisih batas atas dengan batas bawah kelas
6) Titik tengah kelas / tanda kelas
Tanda kelas = ½ (ujung bawah + ujung atas)

b. Membuat daftar sebaran (distribusi) frekuensi


 Daftar sebaran (distribusi) frekuensi berkelompok
Untuk membuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama,
kita lakukan sebagai berikut :
a. Menentukan range data : selisih bilangan tertinggi dan terendah (ujung atas – ujung
bawah) R = A - B
b. Menentukan banyak kelas = k, aturan struges, yaitu :
Banyak kelas = 1 + 3,3 log n, n = banyak data
c. Menentukan panjang kelas
range
Panjang kelas =
banyak kelas
d. Menentukan interval kelas
e. Melakukan turus atau menentukan frekuensi tiap kelas, terbentuknya tabel

c. Sebaran (distribusi) frekuensi relatif dan kumulatif


Daftar distribusi frekuensi relatif nilai frekuensi (f) dinyatakan dalam persen
(%) yang disingkat f (%) atau f (rel). Untuk mendapatkan nilai f (%) dihitung dengan:

f (abs) pertama
f (%) baris pertama = x 100%
n

Tabel distribusi frekuensi kumulatif ialah distribusi biasa yang frekuensi


kumulatifnya (fkum) didapat dengan jalan menjumlahkan ferkuensi demi frekuensi. Ada
2 macam distribusi frekuensi kumulatif yaitu :
- Tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari dan
- Tabel distribusi kumulatif lebih dari
 Frekuensi kumulatif kurang dari (fk kurang dari) adalah jumlah frekuensi semua
nilai amatan yang kurang dari. Frekuensi kurang dari dilambangkan dengan fk 
 Frekuensi kumulatif lebih dari (fk lebih dari) atau dilambangkan fk  adalah jumlah
frekuensi semua nilai amatan yang lebih dari atau sama dengan nilai batas bawah
pada tiap-tiap kelasnya.
Contoh : Tabel kumulatif dan relatif berat badan siswa IX IPA
Berat Badan x f fr fkn fkm frkn frkm
(Kg)
39-42 40,5 12 12/40 12 40 0,300 1,000
43-46 44,5 9 9/40 21 28 0,525 0,700
47-50 48,5 7 7/40 28 19 0,700 0,475
51-54 52,5 8 8/40 36 12 0,900 0,300
55-58 56,5 4 4/40 40 4 1,000 0,100
Total 40 1

D. Diagram Sebaran Frekuensi


a. Histrogram dan poligon frekuensi
¶ Histrogram
Penyajian tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan gambar berbentuk persegi
panjang, lebar persegi panjang menyatakan peluang kelas dan tinggi persegi
panjang menyatakan frekuensi kelas
Dengan demikian jika masing-masing kelas mempunyai panjang yang sama, maka
luas masing-masing persegi panjang itu berbanding lurus dengan frekuensinya.
Selanjutnya apabila titik-titik tengah dari bagian sisi atas persegi panjang pada
histogram tersebut dihubungkan maka diperoleh diagram atas. Diagram garis yang
dibentuk dengan cara seperti itu disebut poligon frekuensi
Contoh :
10
9

3
2

122 131 140 149 158 167 176


Gambar 1.5 . Diagram garis dan kurva lengkung tabel 1.2

b. Ogive
Tabel distribusi frekuensi (kurang dari atau lebih dari) dapat pula digambarkan
diagramnya. Caranya adalah dengan menempatkan nilai-nilai batas kelas pada
sumbu mendatar (sumbu x) dan nilai-nilai frekuensi kumulatif pada sumbu
mendatar (sumbu x) dan nilai-nilai frekuensi kumulatif pada sumbu y. Jika titik-titik
yang diperoleh (pasangan nilai batas, kelas dengan nilai frekuensi kumulatif).
Dihubungkan dengan garis lurus maka diperoleh diagram garis yang disebut
poligon frekuensi kumulatif. Tetapi jika titik –titik tadi dihubungkan dengan kurva
yang mulus, maka akan diperoleh kurva frekuensi kumulatif (Ogif /ogive)
Contoh : 40

36

28

21

12
10

4
1
38,5 42,5 46,5 50,5 54,5

2.4 DIAGRAM DAHAN DAN DAUN


Diagram ini terdiri dari kolom batang dan kolom daun, penyusunan daun
mendatar pada kelompoknya lurus vertical di mulai padat dari awal. Misalkan data
terdiri dari dua angka berarti terdiri dari puluhan dan satuan, puluhan dapat diangkat
menjadi dahan dan satuan sebagai daun; ab ditulis a|b. a puluhan = dahan, b satuan =
daun,
Bila ada data lain ac maka c-nya ditulis di belakang b pada dahan a, sehingga menjadi
a|bc, demikian penyusunan dan disesuaikan dengan pilihan satuan yang digunakan.
Disamping itu sering disediakan satu kolom untuk menyatakan kedalaman yaitu
frekuensi kumulatif di bawah median.
Contoh :
Peragaan dahan dan daun dari data table 1.1
156 173 142 147 135 153 140 135 138 164
150 132 144 125 149 157 161 145 135 142
155 156 145 128 162 158 140 147 136 148
152 144 168 126 138 176 163 119 154 165

kedalaman Dahan Daun Frekuensi


2 17 36 2
8 16 412835 6
17 15 30756824 9
(12) 14 62 7 0 4 9 5 2 5 0 7 8 4 (12)
11 13 5582568 7
4 12 586 3
1 11 9 1
Gambar2.4 diagram dahan dan daun tabel 1.1

Jika diurutkan maka akan lebih mudah menunjukan mediannya seperti gambar 2.5.
kedalaman Dahan Daun diurut naik Daun diurut menurun
2 17 36 63
8 16 123458 854321
17 15 023456678 876654320
(12) 14 002244557789 987755442200
11 13 2555688 8865552
4 12 568 865
1 11 9 9
Gambar 2.5 diagram dahan dan daun (diurutkan) data tabel 1.1
Pada diagram letak median di antara 146 dan 147, karena urutan ke-20 dari skor
terendah adalah 146, sedangkan skor 147 adalah urutan ke-20 dari skor tertinggi,
sehingga median adalah (146 + 147)/2 = 146,5. dipikirkan merupakan skor pada urutan
ke 20 12 . Dalam hal lain diagram ini dapat digunakan bukan dengan angka, tetapi juga
dengan memberi keterangan.

2.5 KUARTIL, MEDIAN, DESIL, DAN PERSENTIL


Sebaran data dapat dilakukan dengan mengurutkan data kuantitatif dari nilai
data paling kecil ke arah nilai data yang lebih besar atau sebaliknya baik sebaran
frekuensi atau berkelompok.
Dari data yang telah diurutkan dapat dicari median, kuartil, desil, persentilnya.
 Median adalah nilai tengah setelah data diurutkan.
 Kuartil adalah data yang telah diurutkan dibagi menjadi empat bagian yang
sama dan batas-batas pembagiannya disebut kuartil 1 ( K1 ), kuartil 2 ( K 2 ),
kuartil ( K 3 )

 Desil adalah data yang telah diurutkan dibagi menjadi sepuluh bagian yang
samam batas-batas pembagiannya disebut dengan D1 , D2 , D3 ,..... D9

 Persentil adalah data yang telah diurutkan dibagi menjadi seratus bagian yang
bsama, batas-batas pembagiannya disebut dengan P1 , P2 , P3 ,.....
Misalkan data yang telah diurutkan adalah 5 8 9 15 20 23 23 24. Data urutan ke-5
atau data ke-5 nilainya adalah 20, data ke-3 adalah 9, sedangkan data ke- 3 12 adalah
diantara data ketiga dengan data keempat sehingga ukurannya adalah nilai tengah
antara kedua bilangan itu yaitu 12, data ke 5 23 adalah 20  2 3 (23  20)  22. Jadi, untuk
kuartil pertama dapat dicari seolah dibatasi dari mula data ke setengah hingga data yang
1 1
kedelapan setengah sehingga jarak banyak kelas adalah  8   9 dan karena itu
2 2
1
letak data perempatan pertama adalah urutan ke 2 . Maka perempatan pertama adalah
4
1 1
8 yakni dari 8  (9  8) .
4 4
i i i
T.2.1 Letak K i  ( N  1), Letak Di  ( N  1) dan Letak Pi  ( N  1)
4 10 100

Contoh 2.7
Pada data dikelompokkan perempatan pertama langsung diperkirakan pada
urutan ke- 1 4 N (bedakan dengan data tanpa dikelompokan), misalnya pada tabel 1.2
perempatan pertama adalah data ke- 1 4 . 40  10 dan terletak pada kelas ke-3.

Panjang cm f fk
118-126 3 3
127-135 5 8
Kelas K1 136-144 9 17

145-153 10 27
Frekuensi kumulatif di bawah kelas K1 , dengan skor dicapai 135,5. Untuk urut 10

diperlukan 2
9 bagian dari kelas K1 yaitu jarak 2
9 .9 =2 lagi dari 135,5. Maka K1 =
137,5.
D7 adalah urutan ke 7
10 . 40  28, berada pada kelas ke-5, skor 154-162,

sedangkan sampai urutan ke-27 (frekuensi kumulatif dibawah kelas D7 ) telah mencapai

153,5. D7 berjarak 1
7 (9) = 1,286 dari 153,5, maka D7 = 135,5 + 1,286 =136,786.
Secara umum dapat dirumuskan
1
N  f k Med
Med  BB Med 
2
p
f Med
i
4 N  f kK
K i  BB K i  i
p
f Ki
i
10 N  f kD
Di  BB Di  i
p
f Di
i
N  f k Pi
Pi  BB Pi 
100
p
f Pi

Selisih K 3 dan K1 disebut dengan rentang antar kuartil, sedangkan setengahnya


disebut simpangan kuartil atau rentang semi antar kuartil.
D.2.1 RAK = K 3 - K1 dan SK = 1
2 ( K 3  K1 )

Rataan selisih data dengan rerata disebut rataan simpangan maksudnya rataan
besarnya simpangan data dari rataannya dirumuskan:
n

x i x
D.2.2 d i 1

Pengertian Rentang anra Kuartil dan Simpangan Kuartil


Rentang antar kuartil adalah selisih antara k3 dan k1

RAk = k3 – k1

Keterangan :
Rak = rentang
K3 = kuartil ketiga
k1 = kuartil pertama
Simpangan kuartil atau deviasi kuartil atau disebut pula rentang semi antar
kuartil, harganya setengah dari rentang antar kuartil

2.6. Modus Suatu Sebaran Frekuensi


Dalam suatu sebaran dapat ditemui data yang paling sering muncul dibanding
dengan data lainnya, data tersebut dinamakan modus. Misalnya : suatu deratan data
adalah sebagai berikut :
20 41 22 50 41 62 41 32 dan 70, bilangan 41 muncul tiga kali, sedangkan yang
lainnya kurang dari tiga kali (satu kali atau dua kali) sehingga modusnya 41
Jika data kuantitatif telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, modus
dapat ditentukan dengan rumus :
S1
Mod = BBmod + P
S1  S 2

Ket :
BB = Batas bawah
P = panjang kelas
S1 = frekuensi kelas inverval yang memuat modus – frekuensi kelas interval
sebelum modus
S2 = frekuensi kelas interval yang memuat modus – frekuensi kelas sesudah modus
Lembar Soal
1. Staf Kementerian Kesehatan melakukan pengukuran tinggi badan siswa-siswi
SMA di Bandung untuk suatu penelitian. Populasi penelitian tersebut adalah
2. Tulislah contoh dari data primer dan sekunder
3. Tulislah contoh dari data distrit da data kontinue
4. Tulislah perbedaa statistika deskriptif dan statistika inferesial
5.

Anda mungkin juga menyukai