oleh
Bianca Violanda Junus
NIM : 1209005069
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha esa atas kuasanya,
sehingga dapat diselesaikannya tulisan laporan ini dengan baik.
Tulisan ini dibuat selain untuk memenuhi tugas paper PPVet Fakultas
Kedokteran Hewan, Univ. Udayana. Paper atau makalah ini diharapkan agar dapat
menjadi sumber informasi bagi masyarakat tentang anoa dan populasinya yang
semakin menurun.
Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan dari tulisan ini,
dan tak lupa penulis ucapkan banyak terikasih.
Penulis
ii
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN ........................................................................................................ ii
1.2.Permasalahan ...................................................................................................... 2
1.3.Tujuan ................................................................................................................. 2
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.2. Permasalahan
1.3. Tujuan
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Anoa
3
Menurut Groves (1969), di Sulawesi terdapat dua jenis anoa, yaitu
anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) dan anoa gunung (Bubalus
quoriesi).
4
B. Anoa Pegunungan (Bubalus depressicornis)
Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) memiliki nama lain
seperti Mountain Anoa, Anoa de montagne, Anoa de Quarle,
Berganoa, dan Anoa de montaña. Dalam bahasa latin anoa
pegunungan disebut Bubalus quarlesi.
Ukuran tubuh anoa pegunungan lebih ramping dibandingkan
anoa dataran rendah. Panjang tubuhnya sekitar 122-153 cm dengan
tinggi sekitar 75 cm. Panjang tanduk anoa pegunungan sekitar 27
cm dengan berat tubuh dewasa sekitar 150 kg. Anoa pegunungan
berusia antara 20-25 tahun yang matang secara seksual saat berusia
2-3 tahun. Masa kehamilan anoa pegunungan sama dengan anoa
dataran rendah yaitu 9-10 bulan dengan hanya satu anak ditiap
kehamilan. Anak anoa akan mengikuti induknya hingga berusia
dewasa meskipun telah disapih saat umur 9-10 bulan. Sehingga
tidak jarang satu induk terlihat bersama dengan 2 anak anoa yang
berbeda usia.
Anoa pegunungan berhabitat di hutan dataran tinggi hingga
mencapai ketinggian 3000 mdpl. Meski begitu, terkadang anoa
pegunungan turun ke pantai untuk mencari garam yang dibutuhkan
metabolismenya.
Anoa pegunungan cenderung lebih aktif pada pagi hari, dan
beristirahat saat tengah hari. Anoa sering berlindung di bawah
pohon-pohon besar, di bawah batu menjorok, dan dalam ruang di
bawah akar pohon atau berkubang di lumpur dan kolam. Tanduk
anoa digunakan untuk menyibak semak-semak atau menggali tanah
Benjolan permukaan depan tanduk digunakan untuk menunjukkan
dominasi, sedangkan pada saat perkelahian, bagian ujung yang
tajam menusuk ke atas digunakan dalam upaya untuk melukai
lawan. Ketika bersemangat, anoa pegunungan mengeluarkan suara
“moo”.
5
2.2. Populasi dan Konservatif
6
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
7
DAFTAR PUSTAKA
Groves C.P. 1969. Systematic of the anoa (Mamalia, Bovidae). Beafortia 17(223):
1-12.
Grzimek B. 1968. Grzismek Trieleben. Enzyclopedia der Tierreiches. XIII
Saugetiere 4, Kindler Veriag Zurich.
Mustari A.H. 1995. Population and behavior of lowland anoa (Bubalus
depresicornis) in Tanjung Amdengu Wildlife Reserve, Southeast
Sulawesi, Indonesia. MSc. Thesis, George-Ausgust University. Gottingen,
Germany.