Dosen Pembimbing:
Dr. H. Pepep Fuad Muslim, S.Ag, M.Si
Disusun oleh:
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kita
nikmat yang begitu besar, berupa nikmat Islam dan iman. Shalawat dan salam tak
lupa kita kirimkan ke haribaan baginda Muhammad SAW, yang dengannya kita dapat
merasakan betapa indahnya Islam.
Ucapan terima kasih kami kepada seluruh pihak yang senantiasa
memberi bantuan dan dukungan, khususnya kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah
Ilmu Mantiq Bapak Dr.H.Pepep Fuad Muslim, S.Ag, M.Si yang senantiasa
membantu kami dalam memahami dan mendalami Ilmu Mantiq/Logika.
Sebagai penulis, kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan dari berbagai aspek. Olehnya, kami memohon dengan
hormat kepada seluruh pembaca agar dapat memberikan masukan ataupun kritikan
yang bersifat membangun, agar dalam penyusunan makalah kami selanjutnya dapat
lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan. ........................................................................................ 9
B. Saran .................................................................................................... 9
ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
Ilmu mantiq secara etimologis atau bahasa berasal dari dua bahasa,
yaitu bahasa arab nataqa yang berarti berkata atau berucap dan bahasa latin
logos yang berartiperkataan atau sabda.
Sedangkan Pengertian mantiq menurut istilah ialah Alat atau dasar
yang gunanya untuk menjaga dari kesalahan berpikir, atau sebuah ilmu yang
membahas tentang alat dan formula berfikir sehingga seseorang yang
menggunakannya akan selamat dari berfikir yang salah.
Ilmu mantiq sering disebut bapak segala ilmu ataudikatakan ilmu daari
segala yang benar karena ilmu mantiq ialah sebagai alat untuk menuju ilmu
yang benar, atau karena ilmu yang benar perlu pengarahan mantiq.
Jadi logika tidak terlihat selaku ilmu, tetapi hanyalah merupakan
metode. Ada pula yang mengatakan bahwa logika adalah ilmu yang
mempersoalkan prinsip-prinsip dan aturan-aturan penalaran yang sahih
(valid).
William Alston, mendefinisikan logika sebagai Logic is the study of
inference, more precisely the attempt to devise criteria for separating valid
from invalid inferencesw (logika adalah studi tentang penyimpulan, secara
lebih cermat usaha untuk menetapkan ukuran-ukuran guna memisahkan
penyimpulan yang sah dan yang tidak sah).
Sheldon Lachman, mengemukakan: Logic is the systematic discipline
concerned with the organization and development of the formal rules, the
normative prosedures and the criteria of valid inference (logika adalah cabang
ilmu yang sistematis mengenai penyusunan dan pengemebangan dari aturan
formal, prosedur normatif, dan ukuran-ukuran bagi penyimpulan yang sah).
Jan Hendrik Rapar, (1996:10) “Logika adalah cabang filsafat yang
mempelajari, menyusun, mengembangkan, dan membahas asas-asas, aturan-
aturan formal, prosedur-prosedur serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan
penyimpulan demi mencapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan
secara rasional”.
Ir. Poedjawijatna, logika adalah filsafat budi (manusia) yang
mempelajari teknik berpikir untuk mengetahui bagaimana manusia berpikir
dengan semestinya.
4
kecuali arti-arti tertentu dari istilah yang termuat di dalamnya. (The Liang
Gie,1980)
Logika murni merupakan suatu pengetahuan mengenai asas dan aturan
logika yan berlaku umum pada semua segi dan bagian dari pernyataan tanpa
mempersoalkan arti khusus dalam sesuatu cabang ilmu dari istilah yang
dipakai dalam pernyataan dimaksud.
Logika terpaan adalah pengetahuan logika yang diterpkan dalam setiap
cabang ilmu, bidang filsafat, dan juga dalam pembicaraan yang
mempergunakan bahasa sehari-hari. Apabila sesuatu ilmu menggunakan asas
dan aturan logika bagi istilahdan ungkapannya yang mempunyai pengertian
khusus dalam bidangnaya sendiri, ilmu tersebut sebenarnya telah
mempergunakan sesuatu logika terapan dan ilmu yang bersangkutan, seperti
logika ilmu hayat bagi biologi, dan logika sosiologi bagi sosiologi.
5. Logika filsafati dan logika matematik
Logika filsafati dapat digolongkan sebagai suatu ragam atau bagian
logika yang masih berhubungan erat dengan pembahasan dalam bidang
filsafat, misalnya logika kewajiban dengan etika atau logika arti dengan
metafisika. Adapun logika matematik merupakan suatu ragam logika yang
menelaah penalaran yang benar dengan menggunakan metode matematik serta
bentuk lambing yang khusus dan cermat untuk menghindarkan makna ganda
atau kekaburan yang terdapat dalam bahasa biasa. (The Liang Gie dan
Suhartoyo Hardjosatoto, dan Endang Daruni Asdi, 1980, hlm. 35-46)
E. Manfaat Ilmu Mantiq/Logika
Setidaknya ada empat kegunaan dengan belajar logika, yaitu:
1) Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara
rasional, kritis, lurus, tertib, metodis, dan koheren;
2) Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif
3) Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara
tajam dan mandiri
4) Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kekeliruan serta
kesesatan.
Selanjutnya dikatakan bahwa bagi ilmu pengetahuan, logika
merupakan suatu keharusan. Tidak ada ilmu pengetahuan yang tidak
didasarkan pada logika. Ilmu pengetahuan tanpa logika tidak akan pernah
8
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan materi diatas, dapat diambil kesimpulan
bahwa logika adalah landasan utama utk menguasai filsafat & ilmu pengetahuan serta
sarana penghubung antara filsafat & ilmu. Logika menyelidiki, menyeleksi, dan
menilai pemikiran dengan cara seriusdan terpelajar serta bertujuan untuk
mendapatkan kebenaran, terlepas dari segalakepentingan dan keinginan perorangan.
Logika merumuskan serta menerapkanhukum - hukum dan patokan - patokan
yang harus ditaati agar seseorang dapatberpikir benar, efisien, sistematis, dan teratur.
Dengan demikian ada dua obyekpenyelidikan Ilmu Logika (Ilmu Mantiq), Pertama,
Pemikiran sebagai obyekmaterial juga dikenal dengan nama Logika Material dan
yang kedua, patokan-patokan atau hukum - hukum berpikir benar sebagai obyek
formalnya, yangdisebut logika formal.
Pemikiran yang benar dapat dibedakan menjadi dua bentuk berbeda
secararadikal yakni dari cara berpikir umum ke khusus (deduktif) yaitu cara
berpikiryang dipergunakan dalam logika formal yang mempelajari dasar –
dasarpersesuaian (tidak adanya pertentangan) dalam pemikiran dengan
menggunakanhukum - hukum, rumus - rumus, patokan - patokan berpikir benar, dan
dari caraberpikir khusus ke umum (induktif) yaitu cara berpikir yang dipergunakan
dalamlogika material yang mempelajari dasar – dasar persesuaian pikiran
dengankenyataan (penyesuaian idealita dengan realita).
B. Saran
Demi terciptanya pemahaman dan penerapan yang baik terhadap logika
dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaanya
yaitu:
1) Pahami pengertian atau definisi dari logika secara baik dan benar, jangan
sampai keliru menafsirkan apa itu logika.
2) Jangan belajar teori logika saja, tetapi kita harus bisa membuat contohnya
yang dihubungkan dengan penerapan dikehidupan sehari-hari.
3) Berpikir bukan mengharuskan pemikir memiliki inisiatif, tetapi berpikir
adalah membiarkan sesuatu menjadi tampak sebagaimana adanya, tanpa
memaksakan kategori-kategori kita sendiri pada sesuatu tersebut.
9
DAFTAR PUSTAKA
10