1. Iklim, Iklim mampu mempengaruhi pola kehidupan manusia. Manusia yang hidup di suatu
daerah harus beradaptasi dengan tempat yang mereka tinggali. Udara di tempat dia tinggal,
kelembaban juga curah hujan dan lama penyinaran matahari juga ikut mempengaruhi hal ini.
menurut Koppen, ada tiga iklim besar yang terdapat di wilayah Indonesia, Af, Am, dan Aw.
Dari tropis basah, sedang hingga tropis kering. Kemudian morfologi Indonesia yang beragam
turut mempengaruhi perbedaan iklim di tiga wilayah iklim tersebut. Dalam cara berpakaian
misalnya, orang-orang yang bermukim di wilayah dingin akan menggunakan pakaian yang
lebih tebal dan bahan yang memberikan hangat dari pada mereka yang tinggal di daerah hangat.
2. Morfologi dan ketinggian tempat, morfologi dan ketinggian menurut Junghun berpengaruh
terhadap tanaman yang dapat tumbuh, hal ini pada kebudayaan amat menentukan bagaimana
cara dan bagaimana penduduk bercocok tanam. Orang bali yang tinggal di tempat pegunungan
memanfaatkan kemiringan lereng untuk mengaliri sawahnya dengan sistem subak.
3. Laut, Indonesia merupakan negara kepulauan tentu memiliki budaya maritim yang kuat, arus
laut yang berbeda-beda di laut Indonesia diadaptasi dengan cara yang berbeda-beda pula. Kita
mengenal perahu bercadik dan tidak bercadik pada nelayan Indonesia. Nelayan pantai selatan
Jawa memiliki perahu bercadik karena ombak laut selatan terkenal ganas.
4. Sungai, Sungai-sungai besar dan panjang yang airnya mengalir sepanjang tahun karena curah
hujan yang tinggi. Menjadi rahim dari lahirnya banyak kerajaan-kerajaan besar di Nusantara.
Sriwijaya, Kutai kerta negara yang terkenal dengan transportasi airnya. Selain itu sungai telah
lama dimanfaatkan orang Indonesia untuk sistem irigasi. Bukankah budaya feodal juga lahir
dari penguasaan atas sumber-sumber pengairan.
Keragaman budaya yang dimiliki Indonesia adalah manifestasi interaksi masyarakat dengan alam
Indonesia yang heterogen. Keragaman ini adalah karunia yang harus disyukuri.
Koentjaraningrat menilai, klasifikasi suku bangsa Indonesia masih berdasarkan sistem lingkaran
hukum adat yang disusun oleh van Vollenhoven. Menurut van Vollenhoven, ada 19 lingkaran hukum
adat di Indonesia sebagai berikut:
1. Aceh;
2. Gayo-Alas dan Batas, 2a. Nias dan Batu;
3. Minangkabau, 3a. Mentawai;
4. Sumatra Selatan, 4a. Enggano;
5. Melayu;
6. Bangka dan Biliton (Belitung);
7. Kalimantan;
8. Minahasa, 8a. Sangir Talaud;
9. Gorontalo;
10. Toraja;
11. Sulawesi Selatan;
12. Ternate;
13. Maluku, 13a. Kepulauan Barat Daya;
14. Nugini;
15. Timor;
16. Bali-Lombok;
17. Jawa Tengah dan Jawa Timur;
18. Surakarta-Yogyakarta;
19. Jawa Barat.
Salah satu unsur kebudayaan adalah bahasa. Secara tipologis, bahasa daerah Indonesia dapat
dibedakan ke dalam rumpun bahasa Austronesia, dan rumpun bahasa Papua.
1. Rumpun bahasa Austronesia merupakan mayoritas di Indonesia, sekitar 66 % adalah rumpun
bahasa ini. Rumpun bahasa ini tersebar dari Taiwan dan Hawaii di ujung utara sampai Selandia
Baru di ujung selatan, dan dari Madagaskar di ujung barat sampai Pulau Paskah di ujung timur.
Persebaran Austronesia terjadi karena leluhur Austronesia melakukan migrasi ke Filipina. Dari sini
kemudian menyebar ke pulau-pulau di Nusantara. Secara genealogis, bahasa-
bahasa Austronesia terdiri dari tiga kelompok: 1) Melayu-Polinesia Barat (Sumatra, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Bali, Lombok, Sumbawa bagian barat). 2) Melayu-Polinesia Tengah (Sunda
kecil, mulai Sumbawa bagian timur ke arah timur, kecuali Halmahera). 3) Halmahera Selatan-
Papua Barat.
2. Rumpun bahasa Papua, tersebar di Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua.
a. Kebudayaan yang berasal dari Bromo. Nama kebudayaan yang biasa dilakukan oleh
masyarakat Bromo ini adalah Kasada. Ritual ini berlangsung di bulan Kasada pada hari ke 14.
Menurut pendapat yang ada, dulu ada sepasang suami istri yang belum dikaruniai seorang anak
pun. Hingga pada suatu saat mereka memutuskan untuk menyendiri atau bersemedi pada Sang
Hyang Widhi. Dari tempat bersemedi itu kemudian terdengar suara ghaib yang mengiming-
imingi janji akan memberikan anak kepadanya. Namun ada syarat yang harus dipenuhi oleh
pasangan tersebut. Tidak berfikir panjang pasangan tersebut hanya mengiyakan syarat yang
diberikan yaitu mengorbankan anak bungsunya ke kawah Gunung Bromo. Bagaimanapun
orang tua, meskipun telah di karuniai 25 anak naluri mereka tetap tidak tega mengorbankan
anaknya meski hanya anak bungsu. Hingga Sang Hyang Widhi murka akan penghianatan
pasangan tersebut dengan mendatangkan malapetaka. Di tengah terjadinya malapetaka tersebut
suara ghaib itu muncul kembali dengan perintahnya untuk memberikan sesajen untuknya di
kawah Gunung Bromo pada hari ke 14 bulan Kasada.
b. Budaya Kebo-keboan merupakan sebuah upacara ritual yang menjadi kebudayaan masyarkat
Banyuwangi tepatnya di Desa Aliyan dan Alasmalang. Ritual ini dilakukan dengan maksud
untuk meminta hujan di tengah musim kemarau. Dilaksanakan pada awal bulan Syura sekitar
tanggal 1-10. Biasanya mereka memilih hari Minggu untuk melangsungkan upacaranya.
Dilakukan dengan cara mendandani para pelakunya menjadi mirip layaknya seekor kerbau.
Mereka (para pelaku) di ajak untuk membajak sawah seperti halnya kerbau sungguhan.
Tabuik dibuat dengan ukuran raksasa dengan memiliki arti pada setiap bagiannya. Bagian
bawah Tabuik merupakan perwujudan urak, urak dan peti disimbolkan burak yang menjemput
jenazah sayyidina Hussein bin Ali. Tabuhan gendang yang mengalun pun mempunyai maksut
sebagai peristiwa yang menyebabkan sayyidina Hussein bin Ali meninggal.
Banyak karya-karya kebudayaan tradisional Indonesia yang hampir punah bahkan punah.
Anak-anak muda tidak mau lagi memakai, menggunakan, atau mempelajarinya karena
menganggapnya telah ketinggalan zaman. Hal ini sangat disayangkan karena banyak dari budaya kita
baru disadari ternyata memiliki nilai yang amat tinggi. Hal ini sebenarnya wajar, karena kebudayaan
adalah sesuatu yang dinamis, dapat berubah sesuai perkembangan zamannya.
Jadi cukup tepat jika sub judul ini adalah “pelestarian”. Karena makna lestari lebih condong
pada awet, “pengawetan”. Dalam satu wawancara dengan Hari Rusli (Almarhum) seniman Bandung.
Menurut beliau, Sulit bagi kita untuk memaksa anak muda untuk terus mencintai kesenian-kesenian
tradisional, karena zamannya memang sudah berubah. Yang kita bisa hanyalah memasukkan jenis-
jenis karya kesenian yang kita miliki ke dalam museum, beserta dengan perangkat-perangkat untuk
mempelajarinya. Sehingga suatu saat nanti ketika adalah orang yang mau belajar, jelas tempat di mana
orang harus belajar, dan karya-karya tersebut tidak punah.
Seperti seni pertunjukan wayang misalnya. Sekarang ini seni pertunjukan wayang selalu sepi
penonton seperti dulu ketika jamannya. Namun dengan adanya museum wayang, serta jurusan
pewayangan di universitas-universitas kesenian. Masih banyak generasi muda yang mau belajar seni
pewayangan, sehingga wayang masih dapat terus lestari.
Selain dengan menyimpan dan mengawetkannya di tempat yang tepat seperti museum dan
sekolah. Yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan revitalisasi kebudayaan tradisional sehingga
kesenian tradisional dapat beradaptasi dengan perkembangan jaman dan kembali menjadi tren. Salah
satu yang berhasil direvitalisasi adalah batik. Bahkan batik Indonesia telah diakui sebagai warisan
budaya dunia.
1. Batik Budaya Indonesia diakui Dunia
Batik yang sempat tenggelam karena perkembangan zaman. Lewat usaha semua pihak,
termasuk dukungan pemerintah batik kembali menjadi kesenian populer. Kesenian batik sudah ada
sejak zaman Kerajaan Majapahit. Bati adalah seni lukis di atas kain dengan metode yang khas
zaman dahulunya hanya digunakan oleh kalangan bangsawan kerajaan saja. Karena banyak dari
kalangan bangsawan yang pergi ke luar istana dan mengenakan batik maka batik juga menjadi
populer digunakan oleh rakyat kebanyakan.
Batik juga merupakan simbol lahirnya pergerakan kemerdekaan Indonesia. Lahirnya
organisasi Serikat Islam (SI) di dahului oleh kelahiran Serikat Dagang Islam (SDI) yang merupakan
perkumpulan para pedagang batik. Masuknya pakaian ala barat perlahan menenggelamkan batik
sebagai pakaian nasional Indonesia.
Para perancang busana modern Indonesia, memasukkan batik sebagai bahan dasar
rancangannya hingga batik seperti lahir kembali dalam wujudnya yang lebih modern. Pemerintah
mencanangkan hari batik nasional. Pakaian batik dijadikan salah satu pakaian dinas harian, tidak
hanya di instansi pemerintah, juga di perusahaan swasta dan sekolah. Untuk menghadiri acara
pernikahan, wisuda, dll. Bahkan batik juga dapat menjadi pakaian sehari-hari.
Pasar batik kembali menggeliat. Pengrajin batik terus bertambah, tidak hanya di pasar
tradisional batik juga masuk pada pasar modern. Batik kembali menjadi peluang pasar yang seksi
untuk memperoleh keuntungan.
Masih lebih banyak lagi produk kebudayaan Indonesia yang bisa kembali menjadi tren,
sehingga kembali dapat dinikmati masyarakat. Ini perlu digali lebih dalam. Dalam hal butuh strategi
kebudayaan yang efektif, agar produk kebudayaan lokal kita yang hampir punah kembali tampil
sebagai sesuatu yang baru dan inovatif.
2. Kebudayaan dan Pariwisata
Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu
dari sebuah tempat ke tempat lain dengan melakukan perencanaan sebelumnya, tujuannya untuk
rekreasi atau untuk sebuah kepentingan agar keinginannya bisa terpenuhi. Atau pariwisata bisa di
artikan juga sebagai sebuah perjalanan dari sebuah tempat ke tempat lain untuk rekreasi atau
bersenang-senang kemudia kembali ke tempat awal.
Ditilik dari laman detik.com (17/10/2017) Pariwisata menjadi primadona baru bagi sektor
pembangunan. Karena pemasukan dari devisa dan tenaga kerja memperolah angka yang cukup
signifikan.
Devisa dari sektor pariwisata pada 2016 sebesar US$ 13,568 miliar berada di posisi kedua
setelah CPO US$ 15,965 miliar. Pada 2015, devisa dari sektor pariwisata sebesar US$ 12,225 miliar
atau berada di posisi keempat di bawah Migas US$ 18,574 miliar, CPO US$ 16,427 miliar, dan
batu bara US$ 14,717 miliar.
Pariwisata bagi Indonesia adalah sesuatu yang sangat potensial. Potensial untuk lebih
banyak lagi mendatangkan keuntungan utamanya untuk menambah pendapatan negara (GNP).
Potensi tempat-tempat kunjungan wisata Indonesia sangat banyak. Kalau dulu kita hanya kenal
Bali dan Yogyakarta, sekarang banyak orang datang ke Papua untuk menikmat Raja Ampat, datang
ke Labuan Bajo untuk melihat komodo, datang ke Lombok. Dll.
Ada banyak alasan wisatawan mau berkunjung ke Indonesia. Antara lain:
1. Alam Indonesia yang indah;
2. Orang-orang Indonesia yang ramah;
3. Makanan tradisional Indonesia yang lezat;
4. Kekayaan tradisi Indonesia; dan
5. Biaya hidup yang murah.
Selain alam Indonesia yang Indah, ternyata kebudayaan Indonesia yang kaya menjadikan
para turis, suka datang dan betah tinggal di Indonesia. Adat ketimuran orang-orang Indonesia
terkenal ramah. Sopan-santun dan budi pekerti adalah warisan nenek moyang yang patut dijaga
eksistensinya. Kemudian kekayaan Indonesia dengan aneka rempah, juga kecerdasan bangsa
Indonesia dalam meramu bumbu-bumbu tersebut menjadikan masakan Indonesia terkenal lezat-
lezat. Nasi orang telah mendunia, rendang pernah ditulis oleh satu majalah internasional sebagai
makanan terlezat di dunia, dan banyak lagi.
Indonesia ada negara yang kaya akan tradisi, bahkan pendukung tradisi itu sangat banyak
dan sangat kuat mempertahankannya. Kebanyakan dari karya-karya kesenian kita adalah kesenian
tradisi yang tidak lepas dari unsur penyembahan pada yang kuasa. Bali terkenal sebagai tempat
wisata dunia, selain karena alamnya yang indah, juga karena tradisi-tradisinya yang unik.
Secara statistik kunjungan wisatawan manca negara Indonesia masih kalah dengan negara
tetangga seperti Thailand, atau Singapura. Tapi harus diyakini potensi pariwisata Indonesia jauh
lebih besar dari kedua negara tersebut. Luas wilayah Indonesia, panjang garis pantai, pulau-pulau
yang ribuan jumlahnya, keanekaragaman suku dan tradisi, semuanya adalah potensi bagi
pengembangan pariwisata di Indonesia.
Hubungan antara kebudayaan dan pariwisata sangat lah erat dan kuat. Tetap terjaga dan
lestarinya kebudayaan kita dengan mempertahankan kedinamisannya adalah modal kuat untuk
mendapatkan pendapatan negara yang lebih besar dari sektor pariwisata.
3. Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif adalah suatu konsep perekonomian di era ekonomi baru yang
mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengedepankan ide dan pengetahuan dari
sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang paling utama.
Beberapa ciri ekonomi kreatif antara lain:
1. Terdapat beberapa unsur utama seperti kreativitas, keahlian, dan talenta yang memiliki nilai
jual melalui penawaran kreasi intelektual.
2. Produk yang dihasilkan (barang dan jasa) memiliki siklus hidup singkat, margin tinggi,
beraneka ragam, persaingan tinggi, dan dapat ditiru.
3. Terdiri atas penyediaan produk kreatif langsung pada pelanggan dan pendukung penciptaan
nilai kreatif pada sektor lain yang secara tidak langsung berhubungan dengan pelanggan.
4. Dibutuhkan kerja sama yang baik antara berbagai pihak yang berperan dalam industri kreatif,
seperti kaum intelektual, dunia usaha, dan pemerintah.
5. Creative economy berbasis pada ide atau gagasan.
6. Pengembangan industri kreatif tidak terbatas dan dapat diterapkan pada berbagai bidang usaha.
7. Konsep creative economy yang dibangun bersifat relatif.
Yang termasuk dalam ekonomi kreatif antara lain:
1. Periklanan
2. Arsitektur
3. Pasar barang seni
4. Kerajinan (handicraft)
5. Kuliner
6. Desain
7. Fashion
8. Film, video, dan fotografi
9. Musik
10. Seni pertunjukan
11. Penerbitan dan percetakan
12. Layanan komputer dan piranti lunak
13. Radio dan televisi
14. Riset dan pengembangan
2. IDENTITAS NASIONAL
Identitas nasional Indonesia merupakan ciri-ciri yang dapat membedakan negara Indonesia
dengan negara lain. Identitas nasional Indonesia dibuat dan disepakati oleh para pendiri negara
Indonesia. Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-
Undang Dasar 1945 dalam pasal 35-36C. Identitas nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bahasa nasional atau Bahasa Persatuan yaitu bahasa Indonesia
2. Bendera negara yaitu sang merah putih.
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
9. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional
10. Konsepsi wawasan nusantara
Contoh dari implementasi identitas nasional yaitu pada saat diadakanya upacara bendera
setiap hari Senin di seluruh instansi sekolah maupun non sekolah. Dalam upacara bendera, terdapat
banyak sekali unsur identitas negara. Seperti pengibaran sang saka merah putih, menyanyikan lagu
Indonesia Raya, menyanyikan lagu nasional lain, pembacaan UUD 1945, pembacaan Pancasila,
dan pada penutup di akhiri dengan doa (agama). Kegiatan upacara ini dilaksanakan dari tingkat
SD hingga SMA, bahkan ada Perguruan Tinggi yang melaksanakan upacara bendera.
3. WAWASAN NUSANTARA
Wawasan artinya pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi. Selain menunjukkan
kegiatan untuk mengetahui arti pengaruh-pengaruhnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
wawasan juga mempunyai pengertian menggambarkan cara pandang, cara tinjau, cara melihat atau
cara tangggap indrawi. Kata nasional menunjukkan kata sifat atau ruang lingkup. Bentuk kata yang
berasal dari istilah nation itu berarti bangsa yang telah mengidentifikasikan diri ke dalam
kehidupan berneegara atau secara singkat dapat dikatakan sebagai bangsa yang telah menegara.
Nusantara perairan dan gugusan pulau-pulau yang terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra
Indonesia, serta di antara Benua Asia dan Benua Australia. Wawasan nasional merupakan “cara
pandang” suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya. Wawasan merupakan penjabaran dari
filsafat bangsa Indonesia sesuai dengan keadaan geografis suatu bangsa, serta sejarah yang pernah
dialaminya. Esensinya, ialah bagaimana bangsa itu memanfaatkan kondisi geografis, sejarahnya,
serta kondisi sosial budayanya dalam mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya.
Dengan demikian wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD
1945, yang merupakan aspirasi bangsa yang merdeka, berdaulat, berrmartabat, serta menjiwai tata
hidup dan tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan nasional. Wawasan nusantara adalah
cara pandang, cara memahami, cara menghayati, cara bersikap, cara bersikap, cara berpikir, cara
bertingkah laku bangsa Indonesia sebagai interaksi proses psikologis, sosiokultural, dengan aspek
astagatra (kondisi geografis, kekayaan alam, dan kemampuan alam serta poleksosbud hankam).