PRASARANA TRANSPORTASI
“Pelabuhan Di Indonesia”
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
S1 TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN
2019
i
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Prasarana Transportasi yang berjudul “Pelabuhan Di
Indonesia” dengan baik.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki Makalah ini.
Aji Darseno
1752010081
ii
Daftar Isi
Halaman Judul.....................................................................................................….i
Kata Pengantar ....................................................................................................…ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................…...1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................3
1.3 Batasan Masalah ...................................................................................3
1.4 Tujuan...................................................................................................3
1.5 Manfaat.................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pelabuhan dan Fungsi-fungsinya ................................….. 4
2.2 Kondisi-kondisi Pelabuhan di Indonesia..............................................5
2.3 Kinerja Pengelolaan Pelabuhan ………........….……..……..……......6
2.4 Peningkatan Cara Kerja Pelabuhan.................................…..………...8
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sebagai negara kepulauan, peranan pelabuhan sangat vital dalam
perekonomian Indonesia. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar
dalam menunjang mobilitas barang dan manusia di negeri ini. Pelabuhan menjadi
sarana paling penting untuk menghubungkan antarpulau maupun antarnegara.
Namun, ironisnya, kondisi pelabuhan di Indonesia sangat memprihatinkan.
Hampir semua pelabuhan yang ada di Indonesia saat ini sudah ketinggalan zaman.
Dari 134 negara, menurut Global Competitiveness Report 2009-2010, daya
saing pelabuhan di Indonesia berada di peringkat ke-95, sedikit meningkat dari
posisi 2008 yang berada di urutan ke-104. Namun, posisi Indonesia itu kalah dari
Singapura, Malaysia, dan Thailand. Kelemahan pelabuhan di Indonesia terletak
pada kualitas infrastruktur dan suprastruktur.
Indonesia juga kalah dalam produktivitas bongkar muat, kondisi kongesti yang
parah, dan pengurusan dokumen kepabeanan yang lama. Global Competitiveness
Report 2010-2011 menyebutkan, kualitas pelabuhan di Indonesia hanya bernilai
3,6, jauh di bawah Singapura yang nilainya 6,8 dan Malaysia 5,6.
Para pengusaha pun sudah lama mengeluhkan buruknya fasilitas
kepelabuhanan di Indonesia. Untuk bersandar dan bongkar muat, sebuah kapal
harus antre berhari-hari menunggu giliran.
Seringkali, waktu tunggu untuk berlabuh jauh lebih lama ketimbang waktu
untuk berlayar. Melihat buruknya kondisi pelabuhan itu, tak heran bila investor
enggan berinvestasi di bidang perkapalan. Akibatnya, distribusi barang antarpulau
pun tersendat.
Dampak lanjutannya, harga barang melonjak dan pembangunan ekonomi
tersendat. Ekonomi biaya tinggi pun terus menghantui negeri ini. Rasanya sulit
untuk memahami mengapa Indonesia bisa ’tenang’ menyaksikan kondisi
pelabuhan yang ketinggalan zaman. Banyak pihak terheran-heran Indonesia
membiarkan inefisiensi ekonomi ini berlangsung lama. Dalam 30 tahun terakhir,
nyaris tidak ada proyek pembangunan infrastruktur kepelabuhanan yang memadai
dan signifikan. Padahal, Pelabuhan Tanjung Priok pernah menjadi unggulan di
kawasan Asia.
Akibat keterlambatan penanganan kargo, banyak kapal menghindari Tanjung
Priok. Untuk keperluan ekspor impor, kapal-kapal asing memilih untuk berlabuh
2
di Singapura dan Malaysia. Bank Dunia pun mencatat, system dan efisiensi
pelabuhan di Indonesia sangat buruk. Kondisi ini jelas memperburuk daya saing
harga barang Indonesia. Akibatnya, potensi devisa pun menguap ke negeri jiran.
Pemerintah harus mengambil langkah yang tepat untuk memperbaiki masalah
yang serius ini. Sebab dari tahun ke tahun belum ada perbaikan yang signifikan
terhadap pengelolaan pelabuhan.
Dari latar belakang yang tertera di atas kami menyertakan beberapa masalah
yang mewakili penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Pengertian pelabuhan?
1.4 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1.5 Manfaat
Untuk menambah wawasan penulis mengenai sarana dan prasarana serta
fungsi fasilitas pelabuhan yang ada di Indonesia secara umum.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Fasilitas dasar
Adalah fasilitas-fasilitas yang fungsinya sebagai pelindung bagi kapal-kapal
ketika keluar masuk pelabuhan dan saat berada di pelabuhan dengan berbagai
kegiatan yang dilakukan. Fasilitas dasar ini ada beberapa yakni antara lain :
a. Fasilitas pelindungan di gunakan untuk melindungi kapal-kapal
terhadap gelombang, pasir limpahan sungai, pasang surut, gelombang
pasang dan sebagainya. Bentuk konstruksi, bangunan-bangunan yang
termasuk fasilitas ini adalah breakwater, sand groin, sea wall, sluices
dan sebagainya.
b. Fasilitas mooring digunakan kapal-kapal berlabuh saat mendaratkan,
mempersiapkan keberangkatan berlayar, atau penambatan biasa.
Termasuk fasilitas mooring antara lain adalah quays, landing places,
mooring buoys, piers, slipways dan sebagainya.
c. Fasilitas water side : areal air didalam pelabuhan bagi kepentingan
kapal-kapal membuang sauh dengan aman. Termasuk fasilitas ini
adalah anchorages, basin.
4
2. Fasilitas fungsional
5
sebagai operator sekaligus otoritas pelabuhan tunggal, mendominasi penyediaan
pelayanan pelabuhan utama seperti perairan pelabuhan untuk pergerakan lalu lintas
kapal, pelayaran dan penarikan kapal (kapal tunda), fasilitas-fasilitas pelabuhan
untuk kegiatan bongkar muat, listrik, persediaan air bersih, pembuangan sampah,
layanan telepon untuk kapal, ruang lahan untuk kantor dan kawasan industri serta
pusat pelatihan dan medis pelabuhan. Legislasi saat ini menjauhkan sektor swasta
dari persaingan secara langsung dengan Perum Pelabuhan Indonesia yang
berwenang. Di dalam Perum Pelabuhan Indonesia, pelabuhan-pelabuhan yang
menguntungkan diwajibkan memberikan subsidi kepada pelabuhan-pelabuhan yang
merugi sehingga semakin mengurangi insentif kerja. Selain itu tarif-tarif yang
berlaku di pelabuhan dikenakan secara standar dengan pemberlakuan yang sama
oleh pemerintah pusat sehingga mengurangi persaingan. Hal ini sangat signifikan
apabila dua Perum Pelabuhan Indonesia berbagi daerah yang bersaing seperti
Tanjung Emas di Semarang dan Tanjung Perak di Surabaya, yang keduanya
dijalankan oleh Perum Pelabuhan Indonesia III.
6
baik. Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi operasional dan citra pelabuhan di
Indonesia.
Masalah lain yang kerap muncul dalam hal pengelolaan pelabuhan di Indonesia
adalah lamanya waktu kepngerusan kepabeanan di Indonesia. Hal ini menyebabkan
rendahnya minat para investor yang sebagian besar aktivitasnya berhubungan
dengan pelabuhan untuk masuk ke Indonesia. Mereka enggan untuk berurusan
dengan birokrasi Indonesia yang sangat berbelit – belit. Alas an lainnya ialah
karena mereka sadar, dengan birokrasi yang semakin berbelit – belit, hal itu akan
mempengaruhi stabilitas dari produk mereka. Karena mereka mau tidak mau
mereka pasti akan memperhitungkan biaya – biaya birokrasi Indonesia kedalam
produk mereka, yang sudah pasti merupakan sebuah pemborosan dan tidak
menambah nilai apa – apa kepada produk yang mereka jual.
7
2.4 Peningkatan Cara Kerja Pelabuhan
8
pembayaran Indonesia dari sektor pelayaran yang mencapai US$ 13 miliar per
tahun.Dalam hal perbaikan fasilitas pelabuhan, dal hal ini kolam pelabuhan, para
pengusaha pelayaran mengusulkan kepada pemerintah agar memperdalam kolam
pelabuhan di Indonesia hingga 16 meter. Dengan demikian, pelabuhan ini mampu
menampung kapal-kapal bermuatan 6.000 TEUs. Dengan adanya perbaikan kolam
pelabuhan tersebut, para pengusaha yakin jika pengelola pelabuhan dapat
meningkatkan produktivitas bongkar muat menjadi 20-25 boks container per jam
per crane.
Jika perbaikan (kolam pelabuhan) dapat dilaksankan merata setidaknya pada
10 pelabuhan utama di Indonesia, dapat dipastikan produktivitas pelabuhan
Indonesia juga akan meningkat.Masalah lain yang perlu untuk ditangani secara
serius adalah lamanya kepengurusan kepabeanan di pelabuhan – pelabuhan di
Indonesia. Indonesia memang identik dengan birokrasinya yang berbelit – belit,
yang membuka peluang untuk praktek – praktek yang tidak etis seperti korupsi.Hal
– hal ini sungguh telah mengurangi nilai tambah bagi pelabuhan – pelabuhan di
Indonesia. Dengan adanya hal ini, para pengusaha (terutama investor asing) lebih
memilih untuk menjadikan pelabuhan di Indonesia sebagai tempat untuk kapal –
kapal feeder mereka. Mereka lebih memilih untuk- menempatkan kapal utamanya
di pelabuhan – pelabuhan di negara – negara seperti Singapura dan Malysia karena
kepengurusan administrasi disana jauh lebih efisien dan efektif. Sudah saatnya
Indonesia memanfaatkan potensi ekonomi yang seharusnya menjadi miliknya
tersebut.
Langkah yang perlu diambil untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah
dengan merubah system administrasi pada pelabuhan di Indonesia. Pelabuhan –
pelabuhan di Indonesia memiliki kinerja yang lambat dari segi administrasi karena
terlalu banyak berkas – berkas dan juga birokrat yang harus dilewati sebelum
sistem dijalankan.
Permasalahan ini dapat diatasi dengan melengkapi pelabuhan – pelab
uhan di Indonesia dengan sistem informasi yang memadai. Kemudian perlu
dilakukan evaluasi terhadap proporsionalitas dari managamen di pelabuhan. Jika
kita ingin mempercepat jalannya suatu sistem, salah satu caranya ialah
menyederhanakan proses dari sitem tersebut tanpa mengesampingkan esensinya.
Oleh karena itu praktek – praktek birokratif harus segera dihilangkan guna
meningkatkan kinerja pelabuhan dari segi pengelolaan waktu. Tetapi hal yang
paling penting untuk diperhatikan adalah pengembangan sumber daya manusia di
pelabuhan – pelabuhan di Indonesia. Hal ini penting karena, jangan sampai
perampingan angkatan kerja pada pelabuhan justru menurunkan tingkat
produktivitas dari pelabuhan itu sendiri. Maka dari itu diperlukan tenaga – tenaga
kerja yang terampil, dalam jumlah yang pas, untuk melaksanakan fungsi dan tugas
dari pengelolaan pelabuhan. Tentu saja pengembangan keterampilan dalam hal
penggunaan teknologi berbasis informasi dan juga yang sifatnya teknikal
merupakan prioritas. Karena hal inilah yang mampu mendorong produktivitas.
9
Selain itu diperlukan pengukuran yang presisi terhadap tiap strategi yang di
terapkan. Agar modal yang besar yang digunakan untuk membangun pelabuhan
dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Penerapan dari semua strategi yang telah
disepakati dan diterapkan. Karena pada umumnya meskipun telah dirumuskan
dengan sangat baik,tiap strategi yang ada menjadi kacau saat diimplementasikan-
karena kurangnya koordinasi. Diharapkan pemerintah dapat menjalankan peran ini
dengan baik, bukan malah semakin memperburuknya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dari makalah ini ada beberapa hal yang perlu di kritisi antara lain :
a. Perlu adanya pengembangan teknologi sarana prasarana dan penambahan
kapasitas produksi sarana prasarana sehingga dapat lebih meningkatkan
tingkat pemanfaatan sarana prasarana tersebut dapat menjangkau mencukupi
semua kebutuhan masyarakat.
b. Mengingat sangat pentingnya akan manfaat sarana dan prasarana dari
pelabuhan. Sangat diharapkan para nelayan , masyarakat umum dan pihak
instansi terkait yang ada di wilayah tersebut dapat menjaga sarana prasarana
tersebut dengan baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
.
Berita Maritim. 2007. “Dukung Perdagangan – Perlu Revutalisasi Pelabuhan”
dalam http://www.beritamaritim.com, diakses 18 Maret 2011.
12