Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PRASARANA TRANSPORTASI
“Pelabuhan Di Indonesia”

Disusun Oleh :

Aji Darseno (1752010081)

FAKULTAS TEKNIK
S1 TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN
2019

i
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Prasarana Transportasi yang berjudul “Pelabuhan Di
Indonesia” dengan baik.

Adapun Makalah Prasarana Transportasi yang berjudul “Pelabuhan Di


Indonesia” ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan Makalah ini.
Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan Makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki Makalah ini.

Madiun, 8 Mei 2019

Aji Darseno
1752010081

ii
Daftar Isi

Halaman Judul.....................................................................................................….i
Kata Pengantar ....................................................................................................…ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................…...1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................3
1.3 Batasan Masalah ...................................................................................3
1.4 Tujuan...................................................................................................3
1.5 Manfaat.................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pelabuhan dan Fungsi-fungsinya ................................….. 4
2.2 Kondisi-kondisi Pelabuhan di Indonesia..............................................5
2.3 Kinerja Pengelolaan Pelabuhan ………........….……..……..……......6
2.4 Peningkatan Cara Kerja Pelabuhan.................................…..………...8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan…..………………….…..…..…....………….................11
3.2 Saran.....................................................................………….............11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelabuhan dalam aktivitasnya mempunyai peran penting dalam strategis


untuk pertumbuhan industri dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang
dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional. Hal ini membawa
konsekuensi terhadap pengelolaan segmen usaha pelabuhan tersebut agar
pengoperasiannya dapat dilakukan secara efektif, efisien dan profesional.
Sehingga pelayanan pelabuhan menjadi lancar, aman, dan cepat dengan biaya
yang terjangkau. Pada dasarnya pelayanan yang diberikan oleh pelabuhan adalah
pelayanan terhadap kapal dan pelayanan terhadap muatan ( barang dan
penumpang ). Secara teoritis, sebagai bagian dari mata rantai transportasi laut,
fungsi pelabuhan adalah tempat pertemuan ( interface ) dua moda angkutan atau
lebih serta interface berbagai kepentingan yang saling terkait. Barang yang
diangkut dengan kapal akan dibongkar dan dipindahkan ke moda lain seperti
moda darat ( truk atau kereta api). Sebaliknya barang yang diangkut dengan truk
atau kereta api ke pelabuhan bongkar akan dimuat lagi ke kapal. Oleh sebab itu
berbagai kepentingan saling bertemu di pelabuhan seperti perbankan, perusahaan
pelayaran, bea cukai, imigrasi, karantina, syahbandar dan pusat kegiatan lainnya.
Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan sebagai salah satu
infrastruktur transportasi, dapat membangkitkan kegiatan perekonomian suatu
wilayah karena merupakan bagian dari mata rantai dari sistem transportasi
maupun logistik.
Namun jika kita melihat kenyatan yang ada, harus kita akui bahwa memang
pelabuhan – pelabuhan yang ada di Indonesia masih belum dikelola dengan baik.
Sebagaimana yang kita telah ketahui bersama, dua pertiga wilayah Indonesia
berupa perairan. Ribuan pulau berjajar dari Sabang sampai Merauke. Posisi negeri
ini sangat strategis karena berada di persilangan rute perdagangan dunia.
Ironisnya, Indonesia tak mampu memanfaatkan peluang emas itu.

1
Sebagai negara kepulauan, peranan pelabuhan sangat vital dalam
perekonomian Indonesia. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar
dalam menunjang mobilitas barang dan manusia di negeri ini. Pelabuhan menjadi
sarana paling penting untuk menghubungkan antarpulau maupun antarnegara.
Namun, ironisnya, kondisi pelabuhan di Indonesia sangat memprihatinkan.
Hampir semua pelabuhan yang ada di Indonesia saat ini sudah ketinggalan zaman.
Dari 134 negara, menurut Global Competitiveness Report 2009-2010, daya
saing pelabuhan di Indonesia berada di peringkat ke-95, sedikit meningkat dari
posisi 2008 yang berada di urutan ke-104. Namun, posisi Indonesia itu kalah dari
Singapura, Malaysia, dan Thailand. Kelemahan pelabuhan di Indonesia terletak
pada kualitas infrastruktur dan suprastruktur.
Indonesia juga kalah dalam produktivitas bongkar muat, kondisi kongesti yang
parah, dan pengurusan dokumen kepabeanan yang lama. Global Competitiveness
Report 2010-2011 menyebutkan, kualitas pelabuhan di Indonesia hanya bernilai
3,6, jauh di bawah Singapura yang nilainya 6,8 dan Malaysia 5,6.
Para pengusaha pun sudah lama mengeluhkan buruknya fasilitas
kepelabuhanan di Indonesia. Untuk bersandar dan bongkar muat, sebuah kapal
harus antre berhari-hari menunggu giliran.
Seringkali, waktu tunggu untuk berlabuh jauh lebih lama ketimbang waktu
untuk berlayar. Melihat buruknya kondisi pelabuhan itu, tak heran bila investor
enggan berinvestasi di bidang perkapalan. Akibatnya, distribusi barang antarpulau
pun tersendat.
Dampak lanjutannya, harga barang melonjak dan pembangunan ekonomi
tersendat. Ekonomi biaya tinggi pun terus menghantui negeri ini. Rasanya sulit
untuk memahami mengapa Indonesia bisa ’tenang’ menyaksikan kondisi
pelabuhan yang ketinggalan zaman. Banyak pihak terheran-heran Indonesia
membiarkan inefisiensi ekonomi ini berlangsung lama. Dalam 30 tahun terakhir,
nyaris tidak ada proyek pembangunan infrastruktur kepelabuhanan yang memadai
dan signifikan. Padahal, Pelabuhan Tanjung Priok pernah menjadi unggulan di
kawasan Asia.
Akibat keterlambatan penanganan kargo, banyak kapal menghindari Tanjung
Priok. Untuk keperluan ekspor impor, kapal-kapal asing memilih untuk berlabuh

2
di Singapura dan Malaysia. Bank Dunia pun mencatat, system dan efisiensi
pelabuhan di Indonesia sangat buruk. Kondisi ini jelas memperburuk daya saing
harga barang Indonesia. Akibatnya, potensi devisa pun menguap ke negeri jiran.
Pemerintah harus mengambil langkah yang tepat untuk memperbaiki masalah
yang serius ini. Sebab dari tahun ke tahun belum ada perbaikan yang signifikan
terhadap pengelolaan pelabuhan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang tertera di atas kami menyertakan beberapa masalah
yang mewakili penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Pengertian pelabuhan?

2. Bagaimana kondisi pelabuhan di indonesia

3. Bagimana kinerja pengelolahan pelabuhan?

4. Bagaimana peningkatan cara kerja pelabuhan?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah maka batasan masalah dalam penelitian ini


adalah apa saja langkah – langkah yang dapat di ambil untuk meningkatkan
kinerja pengelolahan pelabuhan di indonesia agar lebih berdaya guna.

1.4 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana peranan pelabuhan bagi keberlangsungan


aktivitas pelayaran.
2. Untuk memberikan gambaran mengenai pengelolaan pelabuhan di Indonesia
secara umum, serta pencapaiannya.
3. Untuk memberikan solusi bagi permasalahan pengelolaan pelabuhan di
Indonesia untuk meningkatkan produktivitasnya.

1.5 Manfaat
Untuk menambah wawasan penulis mengenai sarana dan prasarana serta
fungsi fasilitas pelabuhan yang ada di Indonesia secara umum.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pelabuhan dan Fungsi-fungsinya.

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di


sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh,
naik turun penumpang, bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan. Serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antar moda transportasi.

Pada pokoknya fungsi pelabuhan mencakup fasilitas-fasilitas yang dapat


digolongkan sebagai fasilitas-fasilitas dasar dan fasilitas-fasilitas fungsional.

1. Fasilitas dasar
Adalah fasilitas-fasilitas yang fungsinya sebagai pelindung bagi kapal-kapal
ketika keluar masuk pelabuhan dan saat berada di pelabuhan dengan berbagai
kegiatan yang dilakukan. Fasilitas dasar ini ada beberapa yakni antara lain :
a. Fasilitas pelindungan di gunakan untuk melindungi kapal-kapal
terhadap gelombang, pasir limpahan sungai, pasang surut, gelombang
pasang dan sebagainya. Bentuk konstruksi, bangunan-bangunan yang
termasuk fasilitas ini adalah breakwater, sand groin, sea wall, sluices
dan sebagainya.
b. Fasilitas mooring digunakan kapal-kapal berlabuh saat mendaratkan,
mempersiapkan keberangkatan berlayar, atau penambatan biasa.
Termasuk fasilitas mooring antara lain adalah quays, landing places,
mooring buoys, piers, slipways dan sebagainya.
c. Fasilitas water side : areal air didalam pelabuhan bagi kepentingan
kapal-kapal membuang sauh dengan aman. Termasuk fasilitas ini
adalah anchorages, basin.

4
2. Fasilitas fungsional

Adalah fasilitas yang dibangun untuk keperluan kelancaran berbagai


aktivitas kerja dan pelayanan di daerah pelabuhan untuk meningkatkan -mutu
dan memanfaatkan pelabuhan. Berbagai fasilitas yang tergolong fasilitas
fungsional ini adalah :
a. Fasilitas transportasi : jalan-jalan di dalam daerah pelabuhan, jembatan,
jalan kereta api, dan sebagainya.
b. Fasilitas navigasi : alat-alat pembantu kelancaran navigasi keluar masuk
palabuhan, alat-alat komunikasi dan sebagainya.
c. Fasilitas daratan : keperluan tanah atau daratan untuk segala kebutuhan di
pelabuhan.
d. Fasilitas pemeliharaan : untuk pemeliharaan kapal dan alat-alat
penangkapan. Misalnya dock yord, fishing gear repaiving yard,bengkel
mesin-mesin kapal dan lain-lain.
e. Fasilitas supply :dalam hal ini adalah supply kebutuhan air dan minyak.
f. Fasilitas handling,preversing & processing di gunakan untuk menangani
hasil tangkapan (cacth).
g. Fasilitas komunikasi perikanan : Stasiun pengamatan cuaca,wireless
telegraph & telephone sebagainya.
h. Fasilitas kesejahteraan nelayan : antara lain adalah klinik
kesehatan,penginapan,tempat mandi,dan sebagainya.
i. Fasilitas manajemen pelabuhan : Berupa kantor-kantor,rumah jaga dan
lain-lain keperluan pengelolaan pelabuhan.
j. Fasilitas sanitasi : Untuk menjamin penyediaan air bersih,air minum dan
menjamin pencegahan air.
k. Fasilitas penanganan sisa buayan minyak. Untuk menangani sisa-sisa
minyak yang tak terpakai sehingga tidak menimbulkan bahaya polusi.

2.2 Kondisi-kondisi Pelabuhan di Indonesia

Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia saat ini diatur dalam UU Pelayaran tahun


1992 dan peraturan-peraturan pendukung lainnya. Di Indonesia terdapat sekitar
1000 pelabuhan khusus atau pelabuhan umum yang melayani berbagai kebutuhan
suatu perusahaan saja (baik swasta maupun milik negara dalam sejumlah industri
meliputi pertambangan, minyak dan gas, perikanan, kehutanan, dan lain
sebagainya. Beberapa dari pelabuhan tersebut hanya memiliki fasilitas yang sesuai
untuk satu atau sekelompok komoditas dan memiliki kapasitas terbatas untuk
mengakomodasi kargo. Saat ini, Pelindo -menikmati monopoli pada pelabuhan
komersial utama yang dilegislasikan serta otoritas pengaturan terhadap pelabuhan-
pelabuhan sektor swasta. Pada sebagian besar pelabuhan utama, Pelindo bertindak

5
sebagai operator sekaligus otoritas pelabuhan tunggal, mendominasi penyediaan
pelayanan pelabuhan utama seperti perairan pelabuhan untuk pergerakan lalu lintas
kapal, pelayaran dan penarikan kapal (kapal tunda), fasilitas-fasilitas pelabuhan
untuk kegiatan bongkar muat, listrik, persediaan air bersih, pembuangan sampah,
layanan telepon untuk kapal, ruang lahan untuk kantor dan kawasan industri serta
pusat pelatihan dan medis pelabuhan. Legislasi saat ini menjauhkan sektor swasta
dari persaingan secara langsung dengan Perum Pelabuhan Indonesia yang
berwenang. Di dalam Perum Pelabuhan Indonesia, pelabuhan-pelabuhan yang
menguntungkan diwajibkan memberikan subsidi kepada pelabuhan-pelabuhan yang
merugi sehingga semakin mengurangi insentif kerja. Selain itu tarif-tarif yang
berlaku di pelabuhan dikenakan secara standar dengan pemberlakuan yang sama
oleh pemerintah pusat sehingga mengurangi persaingan. Hal ini sangat signifikan
apabila dua Perum Pelabuhan Indonesia berbagi daerah yang bersaing seperti
Tanjung Emas di Semarang dan Tanjung Perak di Surabaya, yang keduanya
dijalankan oleh Perum Pelabuhan Indonesia III.

2.3 Kinerja Pengelolaan Pelabuhan

Pengelolaan pelabuhan di Indonesia bisa dikatakan masih belum terorganisir


dengan baik. Masih banyak pengelelolaan yang kurang professional dari para
pengelola pelabuhan, dalam hal ini adalah pemerintah. Masih banyak kekurangan
yang bisa diidentifikasi oleh para stakeholders di bidang pelabuhan ini. Di samping
itu ada masalah yang tak baru lagi dalam pengelolaan pelabuhan dari tahun ke
tahun, masalah itu antara lain :

1. Lamanya proses bongkar muat di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia;

2. Lamanya pengurusan kepabeanan di Indonesia;

3. Fasilitas pelabuhan yang berkualitas buruk;

4. Lamanya waktu tunggu di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia;

5. Kedalaman pelabuhan di Indonesia yang tidak memenuhi syarat.

Faktanya masih banyak masalah yang dapat diidentifikasi dari pengelolaan


pelabuhan. Tetapi 5 masalah – masalah yang ada di atas merupakan masalah –
masalah umum yang sering terjadi dalam hal pengelolaan pelabuhan di Indonesia.
Para pengusaha selaku pihak yang paling sering memanfaatkan jasa pelabuhan ini
pun kerap kali mengeluh- mengenai buruknya sarana dan prasarana dari pelabuhan
– pelabuhan di Indonesia. Fasilitas – fasilitas pelabuhan di Indonesia banyak yang
sudah tua dan juga kurang berfungsi dengan baik karena tidak di maintain dengan

6
baik. Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi operasional dan citra pelabuhan di
Indonesia.

Salah fasilitas pelabuhan Indonesia yang kurang memadai adalah kedalaman


pelabuhan atau deep see port yang ada di Indonesia. Sebagian besar pelabuhan di
Indonesia tidak bisa menjaga tingkat kedalaman lautnya sampai 14 meter atau lebih
sehingga tidak dapat memenuhi kriteria deep sea port. Akibatnya, pelabuhan-
pelabuhan di Indonesia hanya menjadi pengumpan bagi pelabuhan milik beberapa
negara tetangga.

Masalah lain yang kerap muncul dalam hal pengelolaan pelabuhan di Indonesia
adalah lamanya waktu kepngerusan kepabeanan di Indonesia. Hal ini menyebabkan
rendahnya minat para investor yang sebagian besar aktivitasnya berhubungan
dengan pelabuhan untuk masuk ke Indonesia. Mereka enggan untuk berurusan
dengan birokrasi Indonesia yang sangat berbelit – belit. Alas an lainnya ialah
karena mereka sadar, dengan birokrasi yang semakin berbelit – belit, hal itu akan
mempengaruhi stabilitas dari produk mereka. Karena mereka mau tidak mau
mereka pasti akan memperhitungkan biaya – biaya birokrasi Indonesia kedalam
produk mereka, yang sudah pasti merupakan sebuah pemborosan dan tidak
menambah nilai apa – apa kepada produk yang mereka jual.

Masalah – masalah diatas menyebabkan pengelolaan pelabuhan menjadi tidak


efektif. Hal ini berujung pada lamanya waktu tunggu bagi kapal – kapal untuk
bersandar di pelabuhan – pelabuhan yang ada di Indonesia. Pemerintah saat ini
dituntut untuk segera memperbaiki masalah ini. Karena pelabuhan mempunyai
peran dan fungsi yang sangat penting dalam pergerakan dan pertumbuhan
perekonomian suatu negara.

Selain pengelolaan pelabuhan yang masih carut marut, adanya pembangunan


pelabuhan ini membawa dampak bagi kehidupan di sekitarnya. Dalam penulisan
selanjutnya akan dipaparkan mengenai dampak pembangunan pelabuhan terhadap
kehidupan di sekitar pelabuhan terkait aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.

7
2.4 Peningkatan Cara Kerja Pelabuhan

Untuk meningkatkan kinerja dari pelabuhan, pemerintah sangat perlu


mengambil langkah nyata dan sesegera mungkin dalam hal penyelesaian masalah –
masalah yang dihadapi oleh pelabuhan.

Ada beberapa cara yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk


menyelesaikan permasalahan ini. Namun sebelumnya kita harus menentukan
terlebih dahulu prioritas pengembangan pelabuhan yang ada sekarang ini. Dari
semua masalah yang telah disebutkan diatas, masalah yang paling penting untuk
diselesaikan terlebih dahulu adalah perbaikan fasilitas yang ada pada pelabuhan.
Langkah pertama ialah merevitalisasi pelabuhan – pelabuhan utama di Indonesia.
Sedikitnya, pemerintah harus serius mengembangkan 10 pelabuhan utama seperti
Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Mas, Tanjung Perak, Bitung, Pontianak,dan
beberapa- pelabuhan yang memiliki posisi strategis. Dengan kedalaman kolam
hanya sekitar 13,5 meter, Pelabuhan Tanjung Priok hanya mampu disandari kapal-
kapal kecil-menengah. Kapal-kapal itu umumnya merupakan kapal feeder dari
pelabuhan di Singapura, Malaysia, dan Hong Kong. Selama ini, 80-90% kegiatan
ekspor-impor Indonesia harus melalui pelabuhan di negara lain.

Dengan perbaikan fasilitas – fasilitas pada 10 pelabuhan utama tersebut,


diharapkan potensi ekonomi dari pelabuhan Indonesia tidak “menguap” ke Negara
– Negara tetangga lainnya.Tentu hal ini perlu didukung dengan modal yang besar.
Untuk mengembangkan pelabuhan Tanjung Priok, sebagai pengelola, PT Pelabuhan
Indonesia (Pelindo) II mengaku membutuhkan investasi sekitar Rp 22 triliun. Dana
sebesar itu dibutuhkan untuk memperlebar terminal yang akan dilakukan dalam tiga
tahap. Namun nilai investasi itu terbilang kecil dibanding manfaat yang bakal
diperoleh ke depan. Angka ini jauh lebih kecil ketimbang defisit neraca

8
pembayaran Indonesia dari sektor pelayaran yang mencapai US$ 13 miliar per
tahun.Dalam hal perbaikan fasilitas pelabuhan, dal hal ini kolam pelabuhan, para
pengusaha pelayaran mengusulkan kepada pemerintah agar memperdalam kolam
pelabuhan di Indonesia hingga 16 meter. Dengan demikian, pelabuhan ini mampu
menampung kapal-kapal bermuatan 6.000 TEUs. Dengan adanya perbaikan kolam
pelabuhan tersebut, para pengusaha yakin jika pengelola pelabuhan dapat
meningkatkan produktivitas bongkar muat menjadi 20-25 boks container per jam
per crane.
Jika perbaikan (kolam pelabuhan) dapat dilaksankan merata setidaknya pada
10 pelabuhan utama di Indonesia, dapat dipastikan produktivitas pelabuhan
Indonesia juga akan meningkat.Masalah lain yang perlu untuk ditangani secara
serius adalah lamanya kepengurusan kepabeanan di pelabuhan – pelabuhan di
Indonesia. Indonesia memang identik dengan birokrasinya yang berbelit – belit,
yang membuka peluang untuk praktek – praktek yang tidak etis seperti korupsi.Hal
– hal ini sungguh telah mengurangi nilai tambah bagi pelabuhan – pelabuhan di
Indonesia. Dengan adanya hal ini, para pengusaha (terutama investor asing) lebih
memilih untuk menjadikan pelabuhan di Indonesia sebagai tempat untuk kapal –
kapal feeder mereka. Mereka lebih memilih untuk- menempatkan kapal utamanya
di pelabuhan – pelabuhan di negara – negara seperti Singapura dan Malysia karena
kepengurusan administrasi disana jauh lebih efisien dan efektif. Sudah saatnya
Indonesia memanfaatkan potensi ekonomi yang seharusnya menjadi miliknya
tersebut.
Langkah yang perlu diambil untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah
dengan merubah system administrasi pada pelabuhan di Indonesia. Pelabuhan –
pelabuhan di Indonesia memiliki kinerja yang lambat dari segi administrasi karena
terlalu banyak berkas – berkas dan juga birokrat yang harus dilewati sebelum
sistem dijalankan.
Permasalahan ini dapat diatasi dengan melengkapi pelabuhan – pelab
uhan di Indonesia dengan sistem informasi yang memadai. Kemudian perlu
dilakukan evaluasi terhadap proporsionalitas dari managamen di pelabuhan. Jika
kita ingin mempercepat jalannya suatu sistem, salah satu caranya ialah
menyederhanakan proses dari sitem tersebut tanpa mengesampingkan esensinya.
Oleh karena itu praktek – praktek birokratif harus segera dihilangkan guna
meningkatkan kinerja pelabuhan dari segi pengelolaan waktu. Tetapi hal yang
paling penting untuk diperhatikan adalah pengembangan sumber daya manusia di
pelabuhan – pelabuhan di Indonesia. Hal ini penting karena, jangan sampai
perampingan angkatan kerja pada pelabuhan justru menurunkan tingkat
produktivitas dari pelabuhan itu sendiri. Maka dari itu diperlukan tenaga – tenaga
kerja yang terampil, dalam jumlah yang pas, untuk melaksanakan fungsi dan tugas
dari pengelolaan pelabuhan. Tentu saja pengembangan keterampilan dalam hal
penggunaan teknologi berbasis informasi dan juga yang sifatnya teknikal
merupakan prioritas. Karena hal inilah yang mampu mendorong produktivitas.

9
Selain itu diperlukan pengukuran yang presisi terhadap tiap strategi yang di
terapkan. Agar modal yang besar yang digunakan untuk membangun pelabuhan
dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Penerapan dari semua strategi yang telah
disepakati dan diterapkan. Karena pada umumnya meskipun telah dirumuskan
dengan sangat baik,tiap strategi yang ada menjadi kacau saat diimplementasikan-
karena kurangnya koordinasi. Diharapkan pemerintah dapat menjalankan peran ini
dengan baik, bukan malah semakin memperburuknya.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan dapat di simpulkan sebagai berikut :


a. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di
sekitarnya. Dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang, bongkar muat barang
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan. Serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar
moda transportasi.
b. Kondisi pelabuhan di Indonesia terdapat sekitar 1000 pelabuhan khusus atau
pelabuhan umum yang melayani berbagai kebutuhan suatu perusahaan saja
(baik swasta maupun milik negara dalam sejumlah industri meliputi
pertambangan, minyak dan gas, perikanan, kehutanan, dan lain sebagainya.
c. Pengelolaan pelabuhan di Indonesia bisa dikatakan masih belum terorganisir
dengan baik.
d. Peningkatan Cara Kerja Pelabuhan yang paling penting untuk diselesaikan
terlebih dahulu adalah perbaikan fasilitas yang ada pada pelabuhan.

3.2 Saran

Dari makalah ini ada beberapa hal yang perlu di kritisi antara lain :
a. Perlu adanya pengembangan teknologi sarana prasarana dan penambahan
kapasitas produksi sarana prasarana sehingga dapat lebih meningkatkan
tingkat pemanfaatan sarana prasarana tersebut dapat menjangkau mencukupi
semua kebutuhan masyarakat.
b. Mengingat sangat pentingnya akan manfaat sarana dan prasarana dari
pelabuhan. Sangat diharapkan para nelayan , masyarakat umum dan pihak
instansi terkait yang ada di wilayah tersebut dapat menjaga sarana prasarana
tersebut dengan baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

.
Berita Maritim. 2007. “Dukung Perdagangan – Perlu Revutalisasi Pelabuhan”
dalam http://www.beritamaritim.com, diakses 18 Maret 2011.

World Economic Forum, Global Competitiveness Report 2010-2011, Jenewa,


Swiss, 2010.

Irpan,2013. Makalah Pelabuhan.http://contohmakalahpelabuhan.html.Di akses


pada tanggal 09 Januari 2014.

Juwita, 2012.Pelabuhan Dermaga dan Terminal.


http://febriantekniksipil.blogspot.com/2012/02/pelabuhan-dermaga –
dan-terminal.html. Di akses tanggal 10 Januari 2014.
KKP, 2010. Potensi Dan Permasalahan. Rencana Strategis Kementrian Kelautan
dan Perikanan 2011. Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai