DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
JURUSAN MATEMATIKA
2019
DAFTAR ISI
DaftarPustaka ............................................................................................................... 14
i
BAB II
PEMBAHASAN
Buku Utama
Judul Buku : Matematika Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI
Penulis : - Sudianto Manullang
- Andri Kristianto
- Dan kawan-kawan
Tahun Terbit : 2017
Kota Terbit : Jakarta
Penerbit : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Halaman : 336
ISBN :978-602-427-114-5
Buku Pembanding
Judul Buku : Matematika SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester I
Nama Penulis : - Bornok Sinaga
- Pardomuan N.J.M Sinambela
- Dan kawan-kawan
Tahun Terbit : 2014
Kota Terbit : Jakarta
Penerbit : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Halaman : 200
ISBN : 978-602-282-095-6
Perhatikan ilustrasi berikut. Data uang saku seorang anak sekolah setiap hari adalah
Rp10.000,00 dan untuk menumbuhkan niat menabung orang tuanya menambahkan sebesar
Rp1.000,00 tiap harinya. Jika uang saku tersebut disusun dengan bilangan-bilangan maka kita
akan memperoleh susunan bilangan seperti berikut.
1
Perhatikan bilangan tersebut mempunyai keteraturan dari urutan pertama, kedua, ketiga,
keempat, dan seterusnya, yaitu bilangan berikutnya diperoleh dari bilangan sebelumnya
ditambah 1.000. Bilangan-bilangan yang disusun berurut dengan aturan tertentu seperti yang
terdapat diatas dikenal dengan nama barisan bilangan.
Alternatif Penyelesaian:
Jika diperhatikan gambar di atas, maka diperoleh susunan dari beberapa jeruk. Jeruk itu
dapat disusun membentuk sebuah piramida.
Jumlah jeruk pada bagian bawah tumpukan akan lebih banyak dibandingkan pada
susunan paling atas. Misalkan susunan jeruk tersebut disederhanakan menjadi sebuah
susunan segitiga, seperti gambar di bawah ini.
Mengapa harus dengan susunan segitiga, coba lakukan dengan susunan segi empat. Apa
yang kamu temukan? Banyaknya bulatan yang tersusun dari setiap kelompok dapat
dituliskan dengan bilangan, yaitu 1, 3, 6, 10, 15. Bilangan tersebut membentuk barisan.
2
Ternyata beda antara setiap dua bilangan yang berdekatan membentuk barisan yang baru
yaitu 2, 3, 4, 5,...
Beda setiap dua bilangan yang berdekatan pada barisan 2, 3, 4, 5,... adalah tetap yaitu 1.
Dengan demikian barisan 2, 3, 4, 5,... disebut Barisan Aritmetika dan barisan 1, 3, 6, 10,
15, ... disebut Barisan Aritmetika Tingkat Dua.
Defenisi
Barisan aritmetika adalah barisan bilangan yang beda setiap dua suku yang
berurutan adalah sama. Beda, dinotasikan “b” memenuhi pola berikut.
b = u2 – u1 = u3 – u2 = u4 – u3 = ... = un – un–1
Sifat
Jika u1, u2, u3, u4, u5, …, un merupakan suku-suku barisan aritmetika. Suku ke-n
barisan tersebut dinyatakan sebagai berikut.
Un = a + (n – 1)b
Deret aritmatika adalah penjumlahan dari barisan aritmatika. Jumlah n suku pertama
barisan aritmatika dengan suku pertama a dan suku ke-n 𝑎𝑛 :
𝑛
𝑆𝑛 = 2 (𝑎 + 𝑎𝑛 )
Untuk barisan aritmatika dengan suku pertama a dan beda yang sama b, jumlah untuk n suku
pertama: 𝑛
𝑆𝑛 = 2 (2𝑎 + (n − 1)𝑏)
3
C. Menemukan Konsep Barisan Geometri
1 1 1
Perhatikan susunan bilangan 1, 2 , 4 , 8 , …
𝑢2 𝑢 𝑢𝑛 1
Nilai perbandingan = 𝑢3 = ⋯ = 𝑢 = . Jika nilai perbandingan dua suku berurutan
𝑢1 2 𝑛−1 2
dimisalkan r dan nilai suku pertama adalah 𝑎, maka susunan bilangan tersebut dapat dinyatakan
1 1 1 1 1 1 1
dengan 1, 1 (2) , 2 (2) , 4 (2) , 8 (2) , …
Sehingga:
u1 = 𝑎 = 1
1 1
u2 = u1(2) = 1 (2) ↔ 𝑢2 = 𝑢1 r =𝑎r
1 1 1 1 2
u3 = u2(2) = 1 (2) (2) = 1 (2) ↔ 𝑢3 = 𝑢2 r =𝑎.r.r =𝑎𝑟 2
1 1 2 1 1 3
u4 = u3(2) = 1 (2) (2) = 1 (2) ↔ 𝑢4 = 𝑢3 r =𝑎. 𝑟 2 . r =𝑎𝑟 3
Defenisi
Barisan geometri adalah barisan bilangan yang nilai pembanding (rasio) antara
dua suku yang berurutan selalu tetap. Rasio, dinotasikan r merupakan nilai
perbandingan dua suku berdekatan. Nilai r dinyatakan:
𝑢2 𝑢3 𝑢4 𝑢𝑛
𝑟= = = …=
𝑢1 𝑢2 𝑢3 𝑢𝑛−1
4
Sifat
Jika u1, u2, u3, u4, u5, …, un merupakan susunan suku-suku barisan geometri, dengan
u1= a dan r: rasio, maka suku ke-n dinyatakan
𝑆𝑛 = 𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + 𝑎𝑟 3 + ⋯ + 𝑎𝑟 𝑛−2 + 𝑎𝑟 𝑛−1
D. Aplikasi Barisan
1. Pertumbuhan
Contoh:
Penduduk suatu kota metropolitan tercatat 3,25 juta jiwa pada tahun 2008, diperkirakan
menjadi 4,5 jiwa pada tahun 2013. Jika tahun 2008 dianggap tahun dasar, berapa persen
pertumbuhannya? Berapa jumlah penduduknya pada tahun 2015?
Alternatif Penyelesaian:
Pn = P0 (1 + i)n
4,5/3,25 = (1 + i)5
1,3846 = (1 + i)5
1,38461/5 = 1 + i
i = 1,38461/5 – 1
i = 0,0673 = 6,73 %
Jadi, persentase pertumbuhan penduduknya 6,73%. Jumlah penduduk pada tahun 2015.
5
= 3,25 (1 + 6,73%)7
Jadi, jumlah penduduk kota metropolitan pada tahun 2015 sebanyak 5,13 juta.
2. Anuitas
Anuitas bukan hal yang baru dalam kehidupan ekonomi semisal sistem pembayaran sewa
rumah, atau angsuran kredit (motor, rumah, bank, dll) atau pun uang tabungan kita di bank yang
setiap bulan mendapatkan bunga, semuanya merupakan contoh konkret dari anuitas. Ada dua
macam anuitas, yaitu:
1. Anuitas pasti yaitu anuitas yang tanggal pembayarannya mulai dan terakhirnya pasti.
Contoh: KPR, kredit bank, kredit mobil, dll.
2. Anuitas tidak pasti, yaitu anuitas yang jangka pembayarannya tidak pasti. Contohnya
pembayaran santunan asuransi kecelakaan.
BUKU PEMBANDING
Materi Pembelajaran Barisan dan deret adalah pelajaran matematika dimana ditekankan
pada Pola bilangan, beda/rasio, barisan dan deret yang tak hingga dan penyelesaian masalah
dalam kehidupan sehari hari. Beberapakasus dan contoh yang berkaitan dengan barisan dan deret
tak hingga. Barisan suatu obyek membicarakan masalah urutannya dengan aturan tertentu.Aturan
yang dimaksud adalah pola barisan. Kita memerlukan pengamatan terhadapsuatu barisan untuk
menemukan pola.
6
Untuk n = 1, diperoleh banyak potongan kertas adalah 2
Jika guntingan kertas dilanjutkan maka akan diperoleh suatu susunan bilangan yang
menyatakan banyak potongan kertas, yaitu: 2, 4, 8, 16, 32, … Susunan bilangantersebut
membentuk sebuah barisan tak hingga, dengan nilai suku-suku barisan dapatdinyatakan dengan
sebuah fungsi u(n) = 2n dengan n ∈N. Lengkapilah tabel berikutuntuk melihat jumlah parsial dari
susunan bilangan 2, 4, 8, 16, 32, ….
Barisan tak hingga objek di himpunan S adalah suatu fungsi u dengan daerah asal
(domain) himpunan bilangan asli dan daerah hasilnya (range) suatu himpunan
R S u ⊆. Ditulis ( ) u n n , ⊆N .
Kita telah menemukan konsep barisan dan deret tak hingga dari pemecahan
masalah nyata beserta sifat-sifatnya. Beberapa hal penting sebagai simpulan dari
hasil pembahasan materi barisan dan deret tak hingga disajikan sebagai berikut :
7
1. Barisan tak hingga objek di himpunan S adalah suatu fungsi u dengan daerah asal
(domain) himpunan bilangan asli dan daerah hasilnya (range) suatu himpunan
Ru⊆S. Ditulis (un), n ∈N.
2. Misalkan (un) sebuah barisan tak hingga bilangan real dan sn = u1 + u2 + u3+ …+
un adalah jumlah parsial suku-suku barisan tak berhingga.
a. Deret tak hingga adalah barisan jumlah parsial n suku barisan tak hingga.
Ditulis (sn), n ∈N atau s1, s2, s3, …, sn, …
b. Jumlah deret tak hingga adalah jumlah suku-suku barisan tak hingga.
Ditulis
3. Barisan bilangan dikatakan barisan naik, jika dan hanya jika u u n n <∀ +1, n N ∈ .
4. Barisan bilangan dikatakan barisan turun, jika dan hanya jika u u n n >∀ +1, n N ∈ .
5. Sebuah barisan bilangan yang suku-sukunya naik atau turun tak terbatas, barisan
ini disebut barisan divergen.
6. Sebuah barisan bilangan yang semua sukunya sama disebut barisan konstan.
8
pertumbuhan penduduk, peluruhan,
anuitas dan bunga majemuk
2. Defenisi Defenisi tidak dijelaskan atau Defenisi dipaparkan secara tidak
dipaparkan secara langsung. Pada langsung. Penulis memberikan
buku ini penulis menyampaikan suatu defenisi diakhir setelah
suatu materi dengan memberikan menyampaikan suatu contoh
contoh atau masalah yang berkaitan atau permasalahan terkait
dengan kehidupan sehari-hari dengan materi yang dibahas
kemudian penulis
menyimpulkannya dengan
memberikan pengertian atau
defenisi mengenai materi yang
sedang dibahas
3. Contoh Soal Disajikan 3 sampai 5 contoh soal Disajikan 2 sampai 7 contoh soal
pada setiap sub materi mengenai yang ada pada setiap sub materi
barisan dan deret. Setiap contoh mengenai barisan dan deret.
soal memiliki masalah yang Akan tetapi pada buku ini bukan
berbeda-beda misalnya dalam sub hanya terdapat contoh soal
materi menemukan konsep barisan mengenai barisan dan deret
aritmetika contoh soal pertama aritmatika atau geometri saja.
mencari beda, contoh kedua Contoh soal barisan dan deret
mencari nilai suku ke-n tak hingga juga terdapat pada
buku ini
4. Penyelesaian Penyelesaian contoh soal Penyelesaian contoh soal
Contoh Soal dipaparkan secara bertahap atau disajikan secara bertahap,
dengan langkah-langkah disertai dengan penjelasan yang
penyelesaian dengan disertai rinci dan didukung dengan
penjelasan. Hal ini dapat dilihat gambar sehingga pembaca lebih
pada salah satu penyelesaian contoh mudah memahami solusi dari
soal yang terdapat dalam sub materi permasalahan yang dibahas. Hal
menemukan pola barisan yaitu Ini dapat dilihat pada masalah
mencari suku ke-2004 5.3 sebuah bola jatuh dari
ketinggian 9 meter. Bola tersebut
memantul kembali secara terus
menerus setinggi 2/3 dari
ketinggian sebelumnya.
Tentukanlah susunan
bilangannya dan panjang
lintasan yang dilalui bola
5. Soal Latihan Pada buku ini soal latihan terdapat Pada buku ini hanya terdapat 1
pada setiap akhir sub materi yang uji kompetensi yang memiliki 19
telah dipaparkan yang terdiri dari 3 soal. Soal latihan yang ada pada
uji kompetensi masing-masing uji buku ini memiliki pertanyaan
kompetensi terdapat 10 sampai 15 yang bervariasi yaitu
soal didalamnya. Soal latihan menentukan selisih suku ke-25
disajikan secara bervariasi dengan dan suku ke-23 dari setiap
9
memberikan beragam permasalahan barisan, menentukan barisan
seperti menentukan lima suku geometri dan aritmatika jika
pertama pada suatu barisan jika jumlah dan hasil kali dari
pola barisan tersebut 𝑢𝑛 = 2𝑛2 − 2 bilangan itu diketahui dan lain-
dan permasalahan tentukan banyak lain.
bilangan asli yang kurang dari 999
dan tidak dibagi 3 atau 5 adalah…
DAFTAR PUSTAKA
Manullang, Sudianto, dkk. (2017). Matematika untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
10