Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
1.2.10 Dimanakah tempat-tempat yang lazim untuk memeriksa denyut nadi?
1.2.11 Bagaimana cara memeriksa denyut nadi?
1.2.12 Apa yang dimaksud dengan pernapasan?
1.2.13 Apa saja hal-hal yang mempengaruhi frekuensi pernapasan?
1.2.14 Apa saja pengertian dari istilah kecepatan bernapas (Polypnea,
Hyperpnea, Dypsnea, Cheyne stokes, Orthopnea, dan Apnea)?
1.2.15 Berapakah pernapasan rata-rata normal pada berbagai tingkat usia?
1.2.16 Apa pengertian saturasi oksigen?
1.2.17 Apa pengertian dari tekanan darah?
1.2.18 Bagaimana cara mengukur tekanan darah?
1.2.19 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah?
1.2.20 Berapakah tekanan darah optimal manusia dari berbagai tingkat usia?
1.2.21 Bagaimana cara mengisi grafik suhu, nadi, dan pernapasan pada status
pasien?
1.2.22 Apa yang dimaksud dengan nyeri dan bagaimana cara mengkajinya?
1.2.23 Apa itu kardeks untuk TTV dan nyeri?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Pengertian Suhu, Suhu Badan Normal, Suhu Badan Naik, dan Suhu
Badan Turun
Suhu adalah perbedaan antara jumlah panas yang dihasilkan tubuh
dengan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.
Panas yang dihasilkan Panas yang hilang Suhu tubuh
Suhu Tubuh Normal yaitu suhu umum dimana jaringan dan sel tubuh
berfungsi secara optimal. Suhu normal manusia berkisar dari 36-38
C.
Suhu Badan Naik (Hiperpireksia) yaitu peningkatan suhu tubuh dari
standar batasan suhu normal.
Suhu Badan Turun (Hipopireksia) yaitu penurunan suhu tubuh dari
standar batasan suhu normal
a) Usia
Pada bayi dan balita belum terjadi kematangan mekanisme suhu. Regulasi
tubuh baru mencapai kestabilan saat pubertas. Suhu normal akan terus
menurun saat seseorang semakin tua. Mereka lebih sensitif terhadap suhu
ekstrem karena perburukan mekanisme pengaturan, berkurangnya aktivitas
kelenjar keringat, dan metabolisme tubuh yang menurun.
b) Olahraga
Berbagai bentuk olahraga meningkatkan metabolisme dan dapat
meningkatkan produksi panas sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh.
3
c) Kadar Hormon
Umumnya wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar,
dikarenakan adanya variasi hormonal
Siklus menstruasi.
Progesteron rendah→suhu tubuh rendah
Ovulasi→suhu standar atau suhu yang lebih tinggi.
Menopause
Periode panas tubuh intens dan perspirasi selama 30 detik-5 menit.
Sebanyak 4 C. Ini disebut hot flashes. Dan disebabkan oleh
ketidakstabilan pengaturan vasomotor.
d) Irama Sikardian
Suhu normal berubah 0,5-1 C selama periode 24 jam.
Suhu terendah berada diantara pukul 1 sampai 4 pagi.
Pada siang hari,suhu tubuh meningkat dan mencapai maksimum pada
pukul 6 sore, dan menurun kembali sampai pagi.
e) Stress
Stress fisik maupun emosional meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi
hormonal dan saraf. Perubahan ini meningkatkan metabolisme, yang akan
meningkatkan produksi panas.
f) Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh, tanpa mekanisme kompensasi
yang tepat , suhu tubuh akan berubah mengikuti suhu lingkungan.
g) Perubahan Suhu
Perubahan suhu tubuh diluar kisaran normal akan mempengaruhi titik
pengaturan hipotalamus. Sifat perubahan akan mempengaruhi jenis
masalah klinis yang dialami klien.
h) Demam
Terjadi karena ketidakmampuan mekanisme penghilang panas untuk
mengimbangi produksi panas yang berlebihan yang berlebihan sehingga
terjadi peningkatan suhu tubuh.
2.4 Hyeperpyrexia
4
2.5 Hypothermia
1. Oral : 37°C
2. Rektal : 37,5°C
3. Aksila : 36,5°C
Termometer Digital
5
2.8 Kelebihan Dan Kekurangan Lokasi Pengukuran Suhu Tubuh
Denyut nadi merupakan aliran darah yang terasa naik turun saat di palpasi
pada bagian titik tubuh. Darah mengalir dalam sirkuit yang kontinu. Denyut
merupakan indikator status sirkulasi darah.
6
• Tachicardi adalah frekuensi jantung yang meningkat secara tidak normal,
diatas 100 denyut permenit pada orang normal.
MENINGKATKAN MENURUNKAN
FAKTOR
FREKUENSI NADI FREKUENSI NADI
Kehilangan darah
Hemoragi meningkatkan stimulasi
simpatik
Penyakit mengakibatkan
Gangguan paru
oksigenasi buruk
Bayi 120-160/mnt
Todler 90-140/mnt
7
Prasekolah 80-110/mnt
Usia sekolah 75-100/mnt
Remaja 60-90/mnt
Dewasa 60-100/mnt
8
9
2.13 Pemeriksaan Denyut Nadi
1. Frekuensi
2. Irama
Dinilai irama nadi apakah reguler atau ireguler. Bila teraba denyut yang
ireguler, lakukan konfirmasi dengan cara mendengar suara jantung
pasien. Secara normal irama merupakan interval reguler yang terjadi
antara setiap denyut nadi atau jantung. Interval yang disela oleh denyut
di awal atau di akhir atau tidak ada denuit menandakan irama yang
tidak normal atau Distritmia yang mengancam kemampuan jantung
menyediakan curah jantung yang adekuat.
3. Kekuatan
4. Kesamaan
Nadi pada satu ekstremitas mungkin tidak sama kekuatannya atau tidak
ada pada kebanyakan keadaan sakit. Semua nadi simetris dapat dikaji
secara simultan kecuali untuk nadi karotid.
10
4. Carilah tempat pulsasi yang maksimal.
5. Tekanlah sedikit bagian perifer arteri radialis dengan jari manis
sementara jari telunjuk dan jari tengah merasakan pulsasi arteri.
6. Hitunglah frekuensi denyut arteri radialis selama 1 menit. Selama
melakukan penghitungan, perhatikan juga irama nadi (apakah reguler,
atau ireguler) dan volume nadi (apakah normal, menguat atau melemah).
a) Posisi tubuh
b) Olahraga
c) Usia
d) Nyeri akut
11
e) Kegelisahan
GANGGUAN DESKRIPSI
Frekuensi bernapas teratur namun terlalu cepat ( > 20
Polypnea
napas/menit )
Pernapasan sulit, peningkatan kedalaman, peningkatan
Hyperpnea frekuensi ( > 20 napas/menit ). Secara normal terjadi
setelah olahraga.
Pernapasan yang sulit dan berat, selama beberapa periode
ini individu merasakan kebutuhan akan udara yang tidak
Dyspnea terpuaskan dan terus ada serta mengalami distres.
Biasanya berhubungan dengan olahraga atau
kegembiraan, tanda klinis hipoksia.
Frekuensi dan kedalaman pernapasan tidak teratur,
ditandai dengan periode apnea dan hiperventilasi
bergantian. Siklus pernapasan mulai dengan lambat, napas
Cheyne Stokes dangkal yang meningkat secara perlahan sampai frekuensi
dan kedalaman yang abnormal. Pola akan kembali,
bernapas dangkal dan lambat, dengan puncak pada apnea
sebelum pernapasan kembali.
Kemampuan untuk bernapas hanya pada posisi duduk
Orthopnea
tegak atau berdiri.
Pernapasan berhenti beberapa detik. Penghentian yang
Apnea
berlanjut akan mengakibatkan henti napas.
2.17 Pernafasan Rata–Rata Normal pada Berbagai Tingkat Usia (Bayi s.d.
Dewasa)
Usia Frekuensi
Bayi baru lahir 35 – 40
Bayi ( 6 bulan ) 30 – 50
Todler ( 2 tahun ) 25 – 32
12
Anak – anak 20 – 30
Remaja 16 – 19
Dewasa 12 – 20
13
tekanan darah sistol (sistolik), sedangkan Nomor bawah (80) menunjukkan
disebut tekanan darah diastol (diastolik). Satuan tekanan darah adalah
milimeter hydrargyrum atau air raksa disingkat mmHg. Sehingga Cara
membaca tekanan darah tersebut yaitu seratus dua puluh per delapan puluh
milimeter air raksa (Hg).
14
2.20 Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah tidak konstan namun dipengaruhi oleh banyak faktor secara
kontinu sepanjang hari. Tidak ada pengukuran tekanan darah yang dapat
secara adekuat menunjukan tekanan darah klien. Meskipun saat dalam
kondisi yang paling baik, tekanan darah berubah dari suatu denyut jantung
ke denyut lainnya. Kencenderungan tekanan darah, bukan pengukuran
individu, memandu intervensi keperawatan. Pemahaman faktor ini
memastikan interpretasi yang lebih akurat.
1) Usia
Tingkat normal tekanan darah bervariasi sepanjang kehidupan.
Meningkat pada masa anak-anak. Tingkat tekanan darah anak-anak
atau remaja di kaji dengan memperhitungkan ukuran tubuh dan usia.
Tekanan darah bayi berkisar antara 65-115/42-80. Tekanan darah
normal anak usia 7 tahun adalah 87-117/48-64. Anak-anak yang
lebih besar (lebih berat atau lebih tinggi) tekanan darahnya lebih
tinggi daripada anak-anak yang lebih kecil dari usia yang sama.
Selama masa remaja tekanan darah tetap bervariasi sesuai
dengan ukuran tubuh. Namun, kisaran normal pada anak yang
berusia 19 tahun, 90 persennya adalah 136/77-84 untuk laki-laki dan
124-127/63-74 untuk anak perempuan.
Tekanan darah dewasa cenderung meningkat seiring dengan
pertambahan usia. Standar normal untuk remaja yang tinggi dan di
usia baya adalah 120/80. Lansia tekanan sistoliknya meningkat
15
sehubungan dengan penurunan elastisitas pembuluh. Tekanan darah
lansia normalnya 140/90.
Tekanan darah tidak konstan namun dipengaruhi oleh banyak
faktor secara kontinu sepanjang hari. Tidak ada pengukuran tekanan
darah yang dapat secara adekuat menunjukan tekanan darah klien.
Meskipun saat dalam kondisi yang paling baik, tekanan darah
berubah dari suatu denyut jantung ke denyut lainnya.
Kencenderungan tekanan darah, bukan pengukuran individu,
memandu intervensi keperawatan. Pemahaman faktor ini
memastikan interpretasi yang lebih akurat.
2) Stress
Ansietas, takut, nyeri, dan stres emosi mengakibatkan stimulasi
simpatik yang meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan
tahanan vaskular perifer. Efek stimulasi simpatik meningkatkan
tekanan darah.
3) Ras
Frekuensi hipertensi (tekanan darah tinggi) pada orang Afrika
Amerika lebih tinggi daripada orang Eropa Amerika. Kematian yang
dihubungkan dengan hipertensi juga lebih banyak pada orang Afrika
Amerika. Kecenderungan populasi ini terhadap hipertensi diyakini
berhubungan dengan genetik dan lingkungan.
4) Medikasi
Banyak medikasi yang secara langsung maupun tidak langsung,
mempengaruhi tekanan darah, perawat menanyakan apakah klien
menerima anthipertensi, yang menurunkan tekanan darah.
5) Variasi Diurnal
Tingkat tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari. Tekanan
darah biasanya rendah pada pagi-pagi sekali, secara bengangsur-
angsur naik pagi menjelang siang dan sore, dan puncaknya pada
senja hari atau malam. Tidak ada orang yang pola dan derajat
variasinya sama.
6) Jenis Kelamin
Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan
darah pada anak laki-laki atau perempuan. Setelah pubertas, pria
cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi. Setelah
16
menopause, wanita cenderung memiliki tekanan darah yang lebih
tinggi daripada pria pada usia tersebut.
1) Tahanan perifer
2) Tahanan yang dikeluarkan oleh gerakan darah yang mengalir dalam
pembuluh
3) Elastisitas dinding pembuluh darah
4) Viskositas (kekentalan darah)
5) Volume darah
6) Gerakan memompa jantung
17
2.23 Cara Mengisi Grafik Suhu Nadi Pernafasan pada Status Pasien
18
19
2.24 Konsep Nyeri dan Pengkajiannya
a. Sifat Nyeri
b. Pengkajian Nyeri
Pengkajian nyeri dengan cara ABCDE
20
2.25 Kardeks untuk Tanda-Tanda Vital dan Nyeri
21
contoh kardeks:
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya, ada dua bentuk dasar komunikasi yang lazim digunakan
dalam proses komunikasi. Dua bentuk dasar komunikasi tersebut yaitu
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah
bentuk komunikasi yang dalam penyampaian pesan-pesannya baik secara
tertulis maupun lisan. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi
yang dilakukan dengan menggunakan gerakan tubuh, ekspresi wajah, simbol-
simbol dan intonasi suara.
3.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Justisiani, Eka Indah (2014). Persepsi Masyarakat pada Pelayanan Rumah Sakit.
eJournal Ilmu Komunikasi, Vol.2, No.3, hlm.193-206.
Della, Prisca Oktavia (2014). Penerapan Metode Komunikasi Non Verbal Guru.
eJournal Ilmu Komunikasi, Vol.2, No.4, hlm.114-128.
24
LAMPIRAN
25