Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam melakukan suatu asuhan keperawatan, pemeriksaan tanda – tanda


vital sangat dibutuhkan, karena dengan pemeriksaan tersebut kita dapat
membuat beberapa diagnose tentang apa yang dialami pasien/klien. Ada
beberapa pemeriksaan fisik diantaranya adalah pemeriksaan pernapasan, nadi,
tekanan darah dan suhu.
Pemeriksaan tanda – tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien
dalam memantau kondisi klien atau mengidentifikasi masalah dan
mengevaluasi respons terhadap intervensi yang diberikan. Data ini juga
memberikan sebagian keterangan pokok yang memungkinkan diussunnya
rencana keperawatan. Selanjutnya pengambilan tanda – tanda vital ini
dilakukan dengan jarak waktu pengambilan tergantung pada keadaan umum
klien.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan TTV?
1.2.2 Apa pengertian dari suhu, suhu badan normal, suhu badan naik, dan
suhu badan turun?
1.2.3 Apa saja faktor yang mempengaruhi perubahan suhu tubuh?
1.2.4 Mengapa terjadi kenaikan suhu tubuh (hyperthermia)?
1.2.5 Mengapa terjadi penurunan suhu tubuh (hypothermia)?
1.2.6 Berapakah suhu normal rata-rata untuk orang dewasa di berbagai
bagian tubuh (mulut, rektal, aksila, esofagus)?
1.2.7 Apa yang dimaksud dengan denyut nadi?
1.2.8 Apa saja faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi?
1.2.9 Berapakah kecepatan denyut rata-rata per menit untuk orang sehat
dalam berbagai tingkat usia?

1
1.2.10 Dimanakah tempat-tempat yang lazim untuk memeriksa denyut nadi?
1.2.11 Bagaimana cara memeriksa denyut nadi?
1.2.12 Apa yang dimaksud dengan pernapasan?
1.2.13 Apa saja hal-hal yang mempengaruhi frekuensi pernapasan?
1.2.14 Apa saja pengertian dari istilah kecepatan bernapas (Polypnea,
Hyperpnea, Dypsnea, Cheyne stokes, Orthopnea, dan Apnea)?
1.2.15 Berapakah pernapasan rata-rata normal pada berbagai tingkat usia?
1.2.16 Apa pengertian saturasi oksigen?
1.2.17 Apa pengertian dari tekanan darah?
1.2.18 Bagaimana cara mengukur tekanan darah?
1.2.19 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah?
1.2.20 Berapakah tekanan darah optimal manusia dari berbagai tingkat usia?
1.2.21 Bagaimana cara mengisi grafik suhu, nadi, dan pernapasan pada status
pasien?
1.2.22 Apa yang dimaksud dengan nyeri dan bagaimana cara mengkajinya?
1.2.23 Apa itu kardeks untuk TTV dan nyeri?

1.3 Tujuan Pembuatan


1.3.1 Memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Dasar II.
1.3.2 Menjadi bahan materi untuk belajar pada mata kuliah Keperawatan
Dasar II.
1.3.3 Mengetahui materi mengenai TTV.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian TTV


Tanda–tanda vital merupakan indikator dari status kesehatan, yang
menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural, dan endokrin
tubuh. Pengukuran tanda vital meliputi; pengukuran suhu, nadi, tekanan darah,
frekuensi pernafasan dan saturasi oksigen. Tanda vital merupakan cara yang
tepat dan efisien untuk memantau kondisi klien, mengidentifikasi masalah,
mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengimplementasi rencana intervensi
dan mengevaluasi respon klien terhadap intervensi.

2.2 Pengertian Suhu, Suhu Badan Normal, Suhu Badan Naik, dan Suhu
Badan Turun
 Suhu adalah perbedaan antara jumlah panas yang dihasilkan tubuh
dengan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.
Panas yang dihasilkan  Panas yang hilang Suhu tubuh
 Suhu Tubuh Normal yaitu suhu umum dimana jaringan dan sel tubuh
berfungsi secara optimal. Suhu normal manusia berkisar dari 36-38
C.
 Suhu Badan Naik (Hiperpireksia) yaitu peningkatan suhu tubuh dari
standar batasan suhu normal.
 Suhu Badan Turun (Hipopireksia) yaitu penurunan suhu tubuh dari
standar batasan suhu normal

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Suhu Tubuh

a) Usia
Pada bayi dan balita belum terjadi kematangan mekanisme suhu. Regulasi
tubuh baru mencapai kestabilan saat pubertas. Suhu normal akan terus
menurun saat seseorang semakin tua. Mereka lebih sensitif terhadap suhu
ekstrem karena perburukan mekanisme pengaturan, berkurangnya aktivitas
kelenjar keringat, dan metabolisme tubuh yang menurun.

b) Olahraga
Berbagai bentuk olahraga meningkatkan metabolisme dan dapat
meningkatkan produksi panas sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh.

3
c) Kadar Hormon
Umumnya wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar,
dikarenakan adanya variasi hormonal
 Siklus menstruasi.
Progesteron rendah→suhu tubuh rendah
Ovulasi→suhu standar atau suhu yang lebih tinggi.
 Menopause
Periode panas tubuh intens dan perspirasi selama 30 detik-5 menit.
Sebanyak 4 C. Ini disebut hot flashes. Dan disebabkan oleh
ketidakstabilan pengaturan vasomotor.

d) Irama Sikardian
Suhu normal berubah 0,5-1 C selama periode 24 jam.
Suhu terendah berada diantara pukul 1 sampai 4 pagi.
Pada siang hari,suhu tubuh meningkat dan mencapai maksimum pada
pukul 6 sore, dan menurun kembali sampai pagi.

e) Stress
Stress fisik maupun emosional meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi
hormonal dan saraf. Perubahan ini meningkatkan metabolisme, yang akan
meningkatkan produksi panas.

f) Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh, tanpa mekanisme kompensasi
yang tepat , suhu tubuh akan berubah mengikuti suhu lingkungan.

g) Perubahan Suhu
Perubahan suhu tubuh diluar kisaran normal akan mempengaruhi titik
pengaturan hipotalamus. Sifat perubahan akan mempengaruhi jenis
masalah klinis yang dialami klien.

h) Demam
Terjadi karena ketidakmampuan mekanisme penghilang panas untuk
mengimbangi produksi panas yang berlebihan yang berlebihan sehingga
terjadi peningkatan suhu tubuh.

2.4 Hyeperpyrexia

Hiperpireksia dalam bahasa sehari hari disebut juga demam. Hiperpireksia


terjadi karena mekanisme pengeluaran panas tidak mampu untuk
mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas, yang
mengakibatkan peningkatan suhu yg abnormal.

4
2.5 Hypothermia

Hypothermia merupakan penurunan suhu tubuh. Hypothermia biasanya


terjadi akibat pengeluaran panas akibat paparan terus menerus terhadap
dingin mempegaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas. Cuaca
dingin atau air dingin tanpa perlindungan yang tepat. Kulit atau baju yang
basah, situasi berangin, dan kulit yang terpapar suhu dingin dalam waktu
lama berperan dalam penurunan suhu. Konsumsi alkohol juga sering
berpengaruh. Penting untuk selalu memakai pakaian hangat saat bepergian ke
tempat beriklim dingin.

2.6 Suhu Normal Orang Dewasa Di Berbagai Bagian Tubuh

Batas suhu normal untuk dewasa

1. Oral : 37°C

2. Rektal : 37,5°C

3. Aksila : 36,5°C

2.7 Macam- macam Termometer

Termometer Air Raksa Termometer Air Raksa Kaca

Termometer A : Termometer oral

Termometer B : Termometer rektal

Termometer Digital Termometer C : Termometer stubby

Termometer Digital

5
2.8 Kelebihan Dan Kekurangan Lokasi Pengukuran Suhu Tubuh

Lokasi Kelebihan Kekurangan


Oral Mudah di akses dan nyaman • Thermometer kaca dapat pecah bila
tergigit
• Nilai tidak akurat apabila kilen barusajan
mengkomsumsi cairan atau makanan yang
dingin, panas, dan merokok
• Dapat melukai mulut setelah pembedahan
oral
Rektal • Terbukti lebih dapat • Tidak boleh dilakukan pada klien yang
diandalkan bila suhu mengalami bedah rektal, kelainan rektal,
oral tidak dapat nyeri pada area rektal, atau cenderung
diperoleh perdarahan.
• Menunjukkan suhu • Memerlukan perubahan posisi dan dapat
inti merupakan sumber rasa malu dan ansietas
klien.
• Risiko terpajan cairan tubuh
• Memerlukan lubrikasi
• Dikontradiksikan pada bayi baru lahir
Membran • Tempat mudah • Alat bantu dengar harus dikeluarkan
Timpani dicapai. sebelum pengukuran.
• Perubahan posisi yang • Tidak boleh dilakukan pada klien yang
dibutuhkan minimal. mengalami bedah telinga atau membran
memberi pembacaan timpani.
inti yang akurat. • Membutuhkan pembungkus probe sekali
• Waktu pengukuran pakai.
sangat cepat (2-5 • Impaksi serumen dan otitis media dapat
detik). mengganggu pengukuran suhu.
• Dapat dilakukan tanpa • Keakuratan pengukuran pada bayi baru
membangunkan atau lahir dan anak-anak dibawah 3 tahun
mengganggu klien masih diragukan
Aksila Aman dan noninvasive Thermometer harus di pasang untuk waktu yang
lama agar memperoleh hasil yang akurat
Kulit • Murah • Pengukuran lebih lambat dari tempat
• Memberi pembacaan pengukuran lain selama perubahan suhu,
yang kontinu, aman khususnya pada saat hipertemia
dan non invasif • Diaphoresis atau keringat dapat
mengganggu adhesi

2.9 Pengertian Denyut Nadi

Denyut nadi merupakan aliran darah yang terasa naik turun saat di palpasi
pada bagian titik tubuh. Darah mengalir dalam sirkuit yang kontinu. Denyut
merupakan indikator status sirkulasi darah.

6
• Tachicardi adalah frekuensi jantung yang meningkat secara tidak normal,
diatas 100 denyut permenit pada orang normal.

• Bradhicardi adalah frekuensi yang lambat, di bawah 60 denyut per menit


pada dewasa.

2.10 Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Denyut Nadi

MENINGKATKAN MENURUNKAN
FAKTOR
FREKUENSI NADI FREKUENSI NADI

Atlet yang di latih dalam


jangka waktu yang lama
Latihan fisik Latihan fisik jangka pendek akan memiliki frekuensi
jantung istirahat yang
rendah

Suhu Demam dan panas Hipotermia

Nyeri berat yang tidak


Nyeri akut dan ansietas
hilang meningkatkan
meningkatkan stimulasi
Emosi stimulasi parasimpatik,
simpatik, mempengaruhi
mempengaruhi frekuensi
frekuensi jantung
jantung

Obat-obatan kronotropik Obat-obatan kronotropik


Obat-obatan
positif seperti epinefrin negatif seperti digitalis

Kehilangan darah
Hemoragi meningkatkan stimulasi
simpatik

Perubahan postur Berdori atau duduk Berbaring

Penyakit mengakibatkan
Gangguan paru
oksigenasi buruk

2.11 Kecepatan Denyut Nadi per Menit

Usia Frekuensi Jantung (Denyut/Menit)

Bayi 120-160/mnt
Todler 90-140/mnt

7
Prasekolah 80-110/mnt
Usia sekolah 75-100/mnt
Remaja 60-90/mnt
Dewasa 60-100/mnt

2.12 Tempat-Tempat yang Lazim untuk Memeriksa Denyut Nadi

Tempat Letak Kriteria Pengkajian


Bagian yang mudah dicapai untuk
Diatas tulang tengkorak
Temporal mengkaji denyut nadi pada anak-
dan lateral mata
anak
Bagian yang mudah dicapai untuk
Sepanjang tepi medial
syok psikologis atau serangan
Karotid otot sternokleidomastoid
jantung saat bagian lain tidak
di leher
dapat diraba
Rongga interkostal
keempat sampai kelima Digunakan untuk mengauskultasi
Apikal
pada garis midklavikular denyut nadi apikal
kiri
Digunakan untuk mengkaji status
Lekukan antara otot
sirkulasi ke lengan bawah dan
Brakial biseps dan triseps pada
digunakan untuk mengauskultasi
fossa antecubital
tekanan darah
Radial atau di sisi ibu jari Umum digunakan untuk mengkaji
Radial dan jari telunjuk pada denyut nadi perifer dan mengkaji
pergelangan tangan status sirkulasi ke tangan
Digunakan untuk mengkaji status
Bagian ulnar dari
Ulnar sirkulasi ke tangan dan digunakan
pergelangan tangan
untuk tes Allen
Di bawah ligamen Bagian yang mudah dicapai untuk
inguinal, ditengah antara syok psikologis atau serangan
Femoral
simfisis pubis dan spina jantung dan untuk mengkaji
iliaka superior anterior status sirkulasi ke tungkai
Dibelakang lutut pada Digunakan untuk mengkaji status
Popliteal
fossa popliteal sirkulasi ke tungkai bagian bawah
Bagian dalam
Tibia Digunakan untuk mengkaji status
pergelangan kaki di
posterior sirkulasi ke kaki
bawah maleolus medial
Sepanjang bagian atas
Digunakan untuk mengkaji status
Pedis dorsal kaki, di antara tendon ibu
sirkulasi ke kaki
jari dan telunjuk kaki

8
9
2.13 Pemeriksaan Denyut Nadi

Pemeriksaan denyut nadi dilakukan pada arteri-arteri besar seperti


arterikarotis, arteri radialis atau arteri femoralis pada pasien bayi dan anak-
anakkecil. Pada pemeriksaan denyut nadi yang dinilai adalah:

1. Frekuensi

Banyak praktisi lebih menyukai untuk membuat dasar pengukuran dari


frekuensi nadi saat klien dalam posisi duduk, berdiri dan berbaring.
Perubahan postur menyebabkan perubahan frekuensi nadi karena
perubahan volume darah dan aktivitas simpatik.

2. Irama

Dinilai irama nadi apakah reguler atau ireguler. Bila teraba denyut yang
ireguler, lakukan konfirmasi dengan cara mendengar suara jantung
pasien. Secara normal irama merupakan interval reguler yang terjadi
antara setiap denyut nadi atau jantung. Interval yang disela oleh denyut
di awal atau di akhir atau tidak ada denuit menandakan irama yang
tidak normal atau Distritmia yang mengancam kemampuan jantung
menyediakan curah jantung yang adekuat.

3. Kekuatan

Kekuatan atau amplitudo dari nadi menunjukkan volume darah yang


diejeksikan ke dinding arteri pada setiap kontraksi jantung. Secara
normal, kekuatan nadi tetap sama pada setiap denyut jantung. Kekuatan
nadi dapat dikelompokkan atau digambarkan dengan kuat, lemah,
berurutan atau bersamaan.

4. Kesamaan

Nadi pada satu ekstremitas mungkin tidak sama kekuatannya atau tidak
ada pada kebanyakan keadaan sakit. Semua nadi simetris dapat dikaji
secara simultan kecuali untuk nadi karotid.

Cara Melakukan Pemeriksaan Denyut Nadi

1. Terlebih dahulu menjelaskan prosedur, maksud dan tujuan pemeriksaan


tekanan denyut nadi secara lisan dengan bahasa yang dimengerti oleh
pasien kemudian mintalah persetujuan pasien.
2. Mintalah pasien untuk duduk.
3. Rabalah arteri radialis kanan pasien dengan ujung jari kedua, ketiga dan
keempat tangan kanan pemeriksa serta ibu jari pemeriksa memegang
pergelangan tangan pasien dari arah bawah.

10
4. Carilah tempat pulsasi yang maksimal.
5. Tekanlah sedikit bagian perifer arteri radialis dengan jari manis
sementara jari telunjuk dan jari tengah merasakan pulsasi arteri.
6. Hitunglah frekuensi denyut arteri radialis selama 1 menit. Selama
melakukan penghitungan, perhatikan juga irama nadi (apakah reguler,
atau ireguler) dan volume nadi (apakah normal, menguat atau melemah).

2.14 Pengertian Pernapasan

Kelangsungan hidup manusia bergantung pada kemampuan oksigen (O₂)


untuk mencapai sel tubuh dan untuk karbon dioksida (CO₂) untuk di
keluarkan dari sel.

Pernapasan adalah mekanisme tubuh untuk pertukaran gas antara


atmosfer dan darah serta darah dan sel.

Pernapasan melibatkan ventilasi (pergerakan gas ke dalam dan keluar


paru-paru), difusi (pergerakan oksigen dan karbon dioksida antara alveoli
dan sel darah merah), dan perfusi (distribusi sel darah merah ke dan dari
kapiler paru).

2.15 Hal-Hal yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan

a) Posisi tubuh

Pada tubuh yang tegak dan lurus memungkinkan meningkatkan ekspansi


penuh paru.

b) Olahraga

Olahraga meningkatkan frekuensi untuk memenuhi kebutuhan tubuh


untuk menambah oksigen

c) Usia

Balita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan manula.


Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun.

d) Nyeri akut

Nyeri akut menyebabkan frekuensi dan kedalaman sebagai akibat dari


stimulus simpatik. Klien dapat menghambat pergerakan dinding dada jika
ada nyeri pada area dada atau abdomen. Dan napas menjadi dangkal.

11
e) Kegelisahan

Kegelisahan atau ketakutan dapat meningkatkan frekuensi dan


kedalaman karena stimulus simpatis.

2.16 Istilah Kecepatan Bernapas

GANGGUAN DESKRIPSI
Frekuensi bernapas teratur namun terlalu cepat ( > 20
Polypnea
napas/menit )
Pernapasan sulit, peningkatan kedalaman, peningkatan
Hyperpnea frekuensi ( > 20 napas/menit ). Secara normal terjadi
setelah olahraga.
Pernapasan yang sulit dan berat, selama beberapa periode
ini individu merasakan kebutuhan akan udara yang tidak
Dyspnea terpuaskan dan terus ada serta mengalami distres.
Biasanya berhubungan dengan olahraga atau
kegembiraan, tanda klinis hipoksia.
Frekuensi dan kedalaman pernapasan tidak teratur,
ditandai dengan periode apnea dan hiperventilasi
bergantian. Siklus pernapasan mulai dengan lambat, napas
Cheyne Stokes dangkal yang meningkat secara perlahan sampai frekuensi
dan kedalaman yang abnormal. Pola akan kembali,
bernapas dangkal dan lambat, dengan puncak pada apnea
sebelum pernapasan kembali.
Kemampuan untuk bernapas hanya pada posisi duduk
Orthopnea
tegak atau berdiri.
Pernapasan berhenti beberapa detik. Penghentian yang
Apnea
berlanjut akan mengakibatkan henti napas.

2.17 Pernafasan Rata–Rata Normal pada Berbagai Tingkat Usia (Bayi s.d.
Dewasa)

Frekuensi pernapasan bervariasi sesuai dengan usia. Frekuensi pernapasan


normal turun sepanjang hidup.

Usia Frekuensi
Bayi baru lahir 35 – 40
Bayi ( 6 bulan ) 30 – 50
Todler ( 2 tahun ) 25 – 32

12
Anak – anak 20 – 30
Remaja 16 – 19
Dewasa 12 – 20

2.18 Saturasi Oksigen

Tekanan Saturasi oksigen adalah presentasi hemoglobin yang berikatan


dengan oksigen dalam arteri, saturasi oksigen normal adalah antara 95
– 100 %. Dalam kedokteran , oksigen saturasi (S O2), sering disebut sebagai
"SATS", untuk mengukur persentase oksigen yang diikat oleh hemoglobin
di dalam aliran darah. Pada tekanan parsial oksigen yang rendah, sebagian
besar hemoglobin terdeoksigenasi, maksudnya adalah proses
pendistribusian darah beroksigen dari arteri ke jaringan tubuh. Pada sekitar
90% (nilai bervariasi sesuai dengan konteks klinis) saturasi oksigen
meningkat menurut kurva disosiasi hemoglobin-oksigen dan pendekatan
100% pada tekanan parsial oksigen> 10 kPa. Sebuah oksimeter pulsa
bergantung pada karakteristik penyerapan cahaya hemoglobin jenuh untuk
memberikan indikasi kejenuhan oksigen.

2.19 Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh


darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Tekanan sistematik atau
arteri darah, tekanan darah dalam sostem arteri tubuh, adalah indekator yang
baik tentang kesehatan kardiovaskular. Aliran darah mengalir pada sistem
sirkulasi karena perubahan tekanan. Darah mengalir dari daerah yang
tekanannya tinggi ke daerah yang tekanannya rendah. Kontraksi jantung
mendorong darah dengan tekanan tinggi ke aorta. Puncak dari tekanan
maksimum saat ejekai terjadi adalah tekanan darah sistolik. Pada saat
ventrikel relaks, darah yang tetap dalam arteri menimbulkan tekanan
diastolik atau minimum. Tekanan diastolik adalah tekanan minimal yang
mendesak dinding arteri setiap waktu. Unit standar untuk pengukuran
tekanan darah adalah milimeter air raksa (mmHg). Pengukuran menandakan
sampai setinggi mana tekanan darah dapat mencapai kolom air raksa.
Tekanan darah dicatat dengan pembacaan sistolik sebelum diastolik (mis.
120/80). Perbedaaan anatara tekanan sistolik dan diastolik adalah tekanan
nadi (Fudamental Keperawatan, Potter&Perry edisi 4, hal.794).

Tekanan darah merupakan tekanan yang terjadi pada pembuluh darah


arteri ketika darah kita di pompa oleh jantung untuk di alirkan ke seluruh
anggota tubuh. Ketika kita mengukur Tekanan darah, maka Hasilnya akan
ditulis misalnya sebagai berikut 120/80 mmHg. Nomor atas (120) disebut

13
tekanan darah sistol (sistolik), sedangkan Nomor bawah (80) menunjukkan
disebut tekanan darah diastol (diastolik). Satuan tekanan darah adalah
milimeter hydrargyrum atau air raksa disingkat mmHg. Sehingga Cara
membaca tekanan darah tersebut yaitu seratus dua puluh per delapan puluh
milimeter air raksa (Hg).

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri.


Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan
sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung
beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan
sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar
dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80
(Smeltzer & Bare, 2001).

Menurut Hayens (2003), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di


dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan
penting dalam proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang
menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang
memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat. Sementara itu
Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah diukur dalam satuan
milimeter air raksa (mmHg).

Terdapat 2 (dua) pengukuran penting dalam Tekanan darah:

f) Tekanan Sistolik (Systolic Pressure) adalah Tekanan Darah saat


Jantung berdetak dan memompakan darah.
g) Tekanan Diastolik (Diastolic) adalah Tekanan darah saat Jantung
beristirahat di antara detakan.

Tekanan Darah yang Normal adalah berkisar antara 90mmHg sampai


119 mmHg untuk Tekanan Sistolik sedangkan untuk Tekanan Diastolik
adalah sekitar 60mmHg sampai 79mmHg. Tekanan darah dibawah 90/60
mmHg dikategorikan sebagai Hipotensi (Hypotension) atau Tekanan Darah
Rendah, sedangkan diatas 140/90mmHg sudah dikategorikan sebagai
Tekanan Darah Tinggi atau Hipertensi (Hypertension).

Tekanan Darah Menggambarkan :

- Keefektifan Kontraksi Jantung


- Cukup Tidaknya volume darah
- Adanya obstruksi / hal-hal lain yang menghambat aliran darah
- Bunyi Jantung

14
2.20 Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah dapat dihitung melalui dua metoda:

 Metoda langsung (direct method)


Metoda ini menggunakan jarum atau kanula yang di masukkan ke
dalam pembuluh darah dan di hubungkan dengan manometer. Metode
ini merupakan cara yang sangat tepat untuk pengukuran tekanan darah
tapi butuh peralatan yang lengkap dan keterampilan yang khusus.
 Metoda tidak langsung (indirect method)
Metoda ini menggunakan sphygmomanometer (tensi meter). Tekanan
darah dapat diukur dengan dua cara, yaitu :
a. Cara Palpasi
Dengan cara ini hanya dapat diukur tekanan sistolik.
b. Cara Auskultasi
Dengan cara ini dapat diukur tekanan sistolik maupun tekanan
diastolik, cara ini memerlukan alat “stethoscope”

2.21 Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Tekanan darah tidak konstan namun dipengaruhi oleh banyak faktor secara
kontinu sepanjang hari. Tidak ada pengukuran tekanan darah yang dapat
secara adekuat menunjukan tekanan darah klien. Meskipun saat dalam
kondisi yang paling baik, tekanan darah berubah dari suatu denyut jantung
ke denyut lainnya. Kencenderungan tekanan darah, bukan pengukuran
individu, memandu intervensi keperawatan. Pemahaman faktor ini
memastikan interpretasi yang lebih akurat.

1) Usia
Tingkat normal tekanan darah bervariasi sepanjang kehidupan.
Meningkat pada masa anak-anak. Tingkat tekanan darah anak-anak
atau remaja di kaji dengan memperhitungkan ukuran tubuh dan usia.
Tekanan darah bayi berkisar antara 65-115/42-80. Tekanan darah
normal anak usia 7 tahun adalah 87-117/48-64. Anak-anak yang
lebih besar (lebih berat atau lebih tinggi) tekanan darahnya lebih
tinggi daripada anak-anak yang lebih kecil dari usia yang sama.
Selama masa remaja tekanan darah tetap bervariasi sesuai
dengan ukuran tubuh. Namun, kisaran normal pada anak yang
berusia 19 tahun, 90 persennya adalah 136/77-84 untuk laki-laki dan
124-127/63-74 untuk anak perempuan.
Tekanan darah dewasa cenderung meningkat seiring dengan
pertambahan usia. Standar normal untuk remaja yang tinggi dan di
usia baya adalah 120/80. Lansia tekanan sistoliknya meningkat

15
sehubungan dengan penurunan elastisitas pembuluh. Tekanan darah
lansia normalnya 140/90.
Tekanan darah tidak konstan namun dipengaruhi oleh banyak
faktor secara kontinu sepanjang hari. Tidak ada pengukuran tekanan
darah yang dapat secara adekuat menunjukan tekanan darah klien.
Meskipun saat dalam kondisi yang paling baik, tekanan darah
berubah dari suatu denyut jantung ke denyut lainnya.
Kencenderungan tekanan darah, bukan pengukuran individu,
memandu intervensi keperawatan. Pemahaman faktor ini
memastikan interpretasi yang lebih akurat.

2) Stress
Ansietas, takut, nyeri, dan stres emosi mengakibatkan stimulasi
simpatik yang meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan
tahanan vaskular perifer. Efek stimulasi simpatik meningkatkan
tekanan darah.

3) Ras
Frekuensi hipertensi (tekanan darah tinggi) pada orang Afrika
Amerika lebih tinggi daripada orang Eropa Amerika. Kematian yang
dihubungkan dengan hipertensi juga lebih banyak pada orang Afrika
Amerika. Kecenderungan populasi ini terhadap hipertensi diyakini
berhubungan dengan genetik dan lingkungan.

4) Medikasi
Banyak medikasi yang secara langsung maupun tidak langsung,
mempengaruhi tekanan darah, perawat menanyakan apakah klien
menerima anthipertensi, yang menurunkan tekanan darah.

5) Variasi Diurnal
Tingkat tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari. Tekanan
darah biasanya rendah pada pagi-pagi sekali, secara bengangsur-
angsur naik pagi menjelang siang dan sore, dan puncaknya pada
senja hari atau malam. Tidak ada orang yang pola dan derajat
variasinya sama.

6) Jenis Kelamin
Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan
darah pada anak laki-laki atau perempuan. Setelah pubertas, pria
cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi. Setelah

16
menopause, wanita cenderung memiliki tekanan darah yang lebih
tinggi daripada pria pada usia tersebut.

Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah (Fisiologi)

1) Tahanan perifer
2) Tahanan yang dikeluarkan oleh gerakan darah yang mengalir dalam
pembuluh
3) Elastisitas dinding pembuluh darah
4) Viskositas (kekentalan darah)
5) Volume darah
6) Gerakan memompa jantung

2.22 Ukuran Normal TD dari Berbagai Usia

Usia Tekanan Darah (mmHg)


Neonatus 40
1 bulan 85/54
1 tahun 95/65
6 tahun 105/65
10 – 13 tahun 110/65
14 – 17 tahun 120/75
> 18 tahun < 120/80

 Klarifikasi Tekanan Darah untuk Usia >18

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi stadium 1 140 – 159 90 – 99
Hipertensi stadium 2 ≥ 160 ≥ 100

17
2.23 Cara Mengisi Grafik Suhu Nadi Pernafasan pada Status Pasien

18
19
2.24 Konsep Nyeri dan Pengkajiannya

Asosiasi internasional yang khusus mempelajari tentang nyeri


mendefinisikan nyeri sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan, bersifat
subjektif, dan berhubungan dengan pancaindera, serta merupakan suatu
pengalaman emosional yang dikaitkan dengan kerusakan/cedera.

a. Sifat Nyeri

Menurut Mahon (1994), ada 4 atribut untuk pengalaman nyeri:

 Nyeri bersifat individu


 Tidak menyenangkan
 Merupakan suatu kekuatan yang mendominasi
 Bersifat tidak berkesudahan

b. Pengkajian Nyeri
 Pengkajian nyeri dengan cara ABCDE

A Ask Bertanya tentang nyeri yang dirasakan secara rutin

B Believe Percaya terhadap laporan adanya nyeri yang


disampaikan oleh klien dan keluarga

C Choose Memilih pilihan kontrol yang tepat untuk klien,


keluarga, dan sesuai dengan kondisinya

D Deliver Memberikan intervensi secara tepat waktu, logis,


dan sesuai dengan kondisi yang faktual.

E Empower Memberikan kewenangan pada klien dan


keluarganya. Memungkinkan mereka untuk
mengontrol teknik yang digunakan terhadap
tingkat kemungkinan yang paling besar.

 Pengkajian nyeri dengan cara PQRST

P Provoking Pemicu timbulnya nyeri

Q Quality Kualitas nyeri

R Region Daerah nyeri

S Saverity/Skala Keparahan / Tingkat nyeri

T Time Lamanya nyeri, frekuensi

20
2.25 Kardeks untuk Tanda-Tanda Vital dan Nyeri

Kardeks merupakan model pendokumentasian yang tradisional


atau juga disebut dengan sistem kartu. Kardeks merupakan dokumen atau
buku catatan “flip-over” yang memuat data penting tentang klien, ringkasan
problem klien, terapi, dan rencana asuhan keperawatannya.
Contohnya : kartu ibu, kartu anak, dan kartu KB.

Kardeks meliputi informasi sebagai berikut:

1) Data demografi dasar


2) Kata kode HIPAA
3) Nama dokter atau penyedia layanan kesehatan
4) Diagnosis medis
5) Riwayat medis dan operasi
6) Intruksi terapi terkini
7) Rencana asuhan keperawatan
8) Intruksi keperawatan
9) Pemeriksaan prosedur yang dijadwalkan
10) Tindakan pengamanan khusus yang akan dilakukan perawat kepada
klien
11) Faktor yangberhubungan dengan aktivitas harian
12) Pihak terdekat yang dapat dihubungi padakeadaan darurat
13) Status kode darurat
14) Alergi

21
contoh kardeks:

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada dasarnya, ada dua bentuk dasar komunikasi yang lazim digunakan
dalam proses komunikasi. Dua bentuk dasar komunikasi tersebut yaitu
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah
bentuk komunikasi yang dalam penyampaian pesan-pesannya baik secara
tertulis maupun lisan. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi
yang dilakukan dengan menggunakan gerakan tubuh, ekspresi wajah, simbol-
simbol dan intonasi suara.

3.2 Saran

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak


kekurangan. Oleh karena itu, kami memohon saran kepada seluruh pembaca
khususnya kepada Ibu agar kami untuk kedepannya mampu menyusun
makalah yang lebih baik.

23
DAFTAR PUSTAKA

Justisiani, Eka Indah (2014). Persepsi Masyarakat pada Pelayanan Rumah Sakit.
eJournal Ilmu Komunikasi, Vol.2, No.3, hlm.193-206.

Della, Prisca Oktavia (2014). Penerapan Metode Komunikasi Non Verbal Guru.
eJournal Ilmu Komunikasi, Vol.2, No.4, hlm.114-128.

24
LAMPIRAN

25

Anda mungkin juga menyukai