Anda di halaman 1dari 42

Memahami EKG

Guruh Wirasakti, S.Kep.,Ns.,M.Kep.


Sandapan EKG
Terdapat 2 jenis sandapan ( lead ) pada EKG.
 Sandapan Bipolar
Yaitu merekam perbedaan potensial dari dua elektroda, sandapan ini
ditandai dengan angka romawi ( I, II dan III )

 Sandapan Unipolar
1. Sandapan Unipolar Ektremitas
Merekam besar potensial listrik pada satu ektremitas, elektroda
ekplorasi diletakan pada ektremitas yg mau diukur. Gabungan
elektroda-elektroda pada ektremitas yg lain membentuk elektroda
indiferen ( potensial 0 )
( aVR, aVL, aVF)
2. SandapanUnipolar Prekordial
Merekam besar potensial listrik jantung dengan bantuan elektroda
eksplorasi yg ditempatkan di beberapa dingding dada. Elektroda
indiferen diperoleh dengan menggabungkan ketiga elektroda
ektremitas. (V1 s/d V9 danV3R, V4R )
Komponen Rekaman EKG
Aktifitas Listrik
Istilah Definisi
Gelombang Merupakan suatu defleksi, baik positif maupun negatif, yang menjahui
garis dasar (garis isoelektrik) pada rekaman EKG
Kompleks Beberapa gelombang
Segmen Garis lurus di antara gelombang atau kompleks
Interval Segmen dan gelombang
Komponen listrik
Defleksi Deskripsi
Gelombang P Gelombang yang pertama kali terlihat
Gelombang yang kecil dan membulat tegak(posistif) yang
menunjukkan depolirisasi kontraksi atrium
Interval PR Jarak antara awal gelombang P dan awal QRS
Mengatur waktu saat gelombang depolirasasi berjalan dari atrium ke
ventrikel
Kompleks QRS Tiga defleksi setelah gelombang P
Mengindikasi depolarisasi (dan kontraksi) ventrikel
Gelombang Q: Defleksi negatif pertama
Gelombang R: Defleksi positif pertama
Gelombang S: Defleksi negatif pertama setelah gelombang R
Segmen ST Jarak antara gelombang S dan awal dari gelombang T
Mengakur waktu anatara depolarisasi ventrikel dan awal repolisasi
Gelombang T Gelombang yang membuat tegak (positif) setelah QRS .
Menggambarkan repolisasi ventrikel
Defleksi Deskripsi
Interval QT Jarak antara awal kompleks QRS hingga akhir gelombang T
Menggambarkan keseluruhan aktifitas ventrikel
Gelombang U Gelombang yang kecil dan membulat tegak (positif) setelah
gelombang T
Paling mudah terlihat pada denyut jantung yang lambat
Menggambarkan repolisasi serabut Purkinje
Menganalisis Irama
Komponen Karakteristik
Kecepatan Denyut per menit  kecepatan ventrikel. Jika kecepatan atrium
dan ventrikel berbeda, seperti blok derajat tiga maka hitung
kecepatan keduanya. Bradikardi < 60 x/menit, takikardi >
100x/menit, N= 100x/menit
Regulitas • Ukur interval R-R dan interval P-P
• Reguler: Interval konsisten
• Ireguler reguler: pola berulang
• Ireguler: tidak berpola
Gelombang P • Jika ada: apakah ukuran, bentuk dan posisinya sama?
• Apakah setiap QRS memiliki gelombang P?
• Normal: ke atas (+) dan seragam
• Negatif: terbalik
• Tidak ada: Junctional, ventrikuler, dan asistole
• Tinggi < 2,5 mm, lebar < 0.11 dtk
Interval PR • Konstan: Interval selalu sama
• Variabel: interval berbeda
• Normal: 0,12-0,20 detik dan kontans
Menganalisis Irama
Komponen Karakteristik
Interval QRS • Normal: 0,06-0,10 detik
• Melebar: >0,10
• Tidak ada: Asistole
Interval QT • Awal dari kompleks QRS hingga akhir gelombang T
• Berbeda sesuai dengan denyut jantung
• Normal: setengah interval RR
Penurunan denyut • Terdapat pada blok AV
jantung • Terdapat pada sinus arrest
Jeda • Kompensasi: jeda lengkap setelah kontraksi ventrikel
premature (premuture ventrikel contraction PVC)
• Nonkompensasi: Jeda tidak lengkap setelah PVC
Kompleks QRS • Mewakili depolarisasi otot ventrikel
• Gel Q: defleksi Θ I, <0,03 dtk, <25 % tinggi R
• Gel R: defleksi + I
• Gel S: defleksi Θ mengikuti R
• Lebar Kompleks QRS: 0,04 – 0,10 dtk
lokasi infark miokard berdasarkan ekg
Perkembangan infark miokard akut
 Iskemia suatu keadaan
kekurangan o2 pada jaringan jantung
yang digambarkan dengan depresi
segmen ST, inversi gelobang T/
keduanya
 Injuri sumbatan arteri dengan
iskemia yang digambarkan dengan
elevasi segmen ST
 Infark  kematian jaringan yang
digambarkan dengan gelombang Q
patologis
Tehnik Membaca EKG STRIP

 Menentukan Irama
 Menghitung HR
 Mengenal bentuk –bentuk gelombang
 Interpretasi
 Menentukan Irama : Teratur atau Tidak Teratur
 Menghitung HR
Interpretasikan

 Irama : Teratur
 HR : 90 x/mnt
 Gel : P…., QRS…., T….., PR Int……,
 ST Segmen
 Kesimpulan :
CARA INTERPRETASI EKG LENGKAP
 Tentukan frekuensi (Heart Rate)
 Tentukan irama jantung (Rhythm)
 Tentukan axis (sumbu jantung)
 Tanda-tanda hipertrofi
 Tanda-tanda iskemik atau infark
 Tanda-tanda adanya blok
 Tanda-tanda gangguan lain, sepertiefek obat, gangguan
elektrolit
Karakteristik EKG Normal
 Impuls berasal dari SA Nodal Irama Sinus
 Irama teratur
 Frekuensi jantung (HR)
▪ 60 –100 x/mnt Rithme
▪ < 60 x/mnt Bradi
▪ > 100 x/mnt Tachi
 Gel P Normal, setiap gel P diikuti gel QRS dan T
 Interval PR .0,12 –0,20 detik
 Gel QRS 0.06 –0,12 detik
 Semua gelombang sama
Aritmia Nodus Sinoatrial (SA)
• Gelombang P tegak seluruhnya tampak semua. Note semua rekamana EKKG pada
bagian EKG direkam pada sandapan II
• Interval PR dan kompleks QRS memiliki durasi normal

• Kecepatan: normal (60-100 kali/menit)


• Irama : Reguler
• Gelompang P: Normal (tegak dan seragam)
• Interval PR: Normal (0,12-0,20 detik)
• QRS: Normal (0,06-0,10 detik)
❖ Tips Klinis: EKG normal tidak menyingkarkan penyakit jantung
❖ Tips Klinis: irama ini dihasilakam oleh nodus sinus dan kecepatanya dalam batas
normal.
Sinus Bradikardia
• Nodus Sinoatrial (Sa Node) mencetuskan listrik lebih lambat dibandingkan NSR

• Kecepatan : Lambat (<60 kali/menit)


• Irama : Reguler
• Gelompang P: Normal (tegak dan seragam)
• Interval PR : Normal (0,12-0,20 detik)
• QRS : Normal (0,06-0,10 detik)

❖ Tips Klinis: Sinus bradikardi merupakan hal yang normal pada atlet dan saat tidur. Pada infark miokard akut,
kecepatan yang lambat dapat bersifat proteksi dan bermanfaat, atau dapat mempengaruhi curah jantung.
Obat-obatan khusus  beta blocker juga dapat menyebabkan bradikardia. Sinus bradikardi juga dapat
disebbkan oleh stimulasi vagus tersedak, tegang, dan saat penghisapan ETT. Penyebab lainyanya iskemik
kronis,hipotiroid, dan peningkatan tekanan kranial
Sinus Takikardia
• Nodus Sinoatrial (Sa Node) mencetuskan listrik lebih sering dibandingkan NSR

• Kecepatan : Cepat > 100 kali/menit)


• Irama : Reguler
• Gelompang P : Normal (tegak dan seragam)
• Interval PR : Normal (0,12-0,20 detik)
• QRS : Normal (0,06-0,10 detik)

❖ Tips Klinis: Sinus takikardia dapat disebabkan oleh kondisi ketakutan, nyeri, olahraga, cemas, dan demam.
Penyeab patologisnya: hipoksemia, hipovolemia, gagal jantung/ infark miokard yang baru terjadi, gagal jantung
kongestif, efek putus obat beta blocker, hipertiroid, konsumsi nikotin, kafein dan alkokol
Aritmia Atrium
• SA node ireguler
• Interval R-R ireguler

• Kecepatan : Normal (60-100 kali/menit)


• Irama : Ireguler
• Gelompang P : Normal (tegak dan seragam)
• Interval PR : Normal (0,12-0,20 detik)
• QRS : Normal (0,06-0,10 detik)
Supraventicular Tachycardia (SVT)
• Aritmia ini memiliki kecepatan yang tinggi sehingga gelombang P dapat tidak terliha

• Kecepatan : 150-250 kali/menit)


• Irama : Reguler
• Gelompang P : Sering tertutupi oleh gelombang T sebelunya dan sulit dikenali
• Interval PR : Biasanya tidak memungkinan di ukur
• QRS : Normal (0,06-0,10 detik) tetapi dapat melebar jika terkonduksi secara
abnormal melalui ventrikel

❖ Tips Klinis: SVT dapat berkaitan dengan asupan kafein, nikotin, stres, atau kecemasan pada orang dewasa sehat
❖ Tips klinis: sejumlah pasien angina, hipotensi, kepala rangan seperti melayang, palpitasi, dan kecemasan berat
Paroxysmal Supraventicular Tachycardia
(PSVT)
• PSVT merupakan irama cepat yang mulai dan berhenti dengan tiba-tiba
• Interpretasi akurat dapat dilihat dari awal dan akhir PSVT
• PSVT = takikardia atrium paroksismal (paroxysmal atrial tachycardia, PAT)

• Kecepatan : 150-250 kali/menit)


• Irama : Ireguler
• Gelompang P : Sering tertutupi oleh gelombang T sebelunya dan sulit dikenali
• Interval PR : Biasanya tidak memungkinan di ukur
• QRS : Normal (0,06-0,10 detik) tetapi dapat melebar jika terkonduksi secara
abnormal melalui ventrikel

❖ Tips Klinis: Pasien dapat mengalami palpitasi, pusing, kepala sepeti melayang, atau cemas
Atrial Flutter, A-flutter
• Nodus AV mengkondusi impuls ke ventrikel dengan rasio 2:1, 3:1, 4:1 atau lebih besar 1:1
• Derajat blok AV dapat konsisten atau bervariasi

• Kecepatan : Atrium 250-350 kali/menit, ventrikel bervariasi


• Irama : Atrium reguler, ventrikel bervariasi
• Gelompang P : Gelombag flutter memiliki gambaran gigi gergaji, beberapa ditutupi QRS
dan tidak dapat dilihat
• Interval PR : Bervariasi
• QRS : Biasanya Normal (0,06-0,10 detik) tetapi dapat melebar jika flutter
tertupi QRS
❖ Tips Klinis: Flutter dapat menjadi indikasi pertama adanya penyakit jantung. Tanda dan gejala tergantung respons
ventrikel
Atrial Fibrillation, A-fib
• Cetusan listrik yang cepat dan tidak menentu yang berasal dari berbagai fokus ektopik atrium
• Tidak ditemukan adanya depolirisasi atrum tertentu

• Kecepatan : Atrium >350 kali/menit, ventrikel bervariasi


• Irama : Ireguler
• Gelompang P : Tidak ada gelombang P yang sesungguhnya, aktifitas atrium tidak
beraturan
• Interval PR : Tidak ada
• QRS : Normal (0,06-0,10 detik)
❖ Tips Klinis: A-Fib biasanya merupakan aritmia kronis yang berkaitan dengan penyakit jantung yang mendasari
❖ Tips Klinis: tanda dan gejala bergantung pada keceepatan respon vetrikel

Anda mungkin juga menyukai