Anda di halaman 1dari 11

‫“ العاطفة من مركز الدراسات االسالمية‬Passion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani

URGENSI PENDIDIKAN MANAJEMEN BAGI MAHASISWA


(Studi Kasus Pelaksanaan Organisasi Kemahasiswaan di Fakultas
Agama Islam UNSIKA)
N. Fathurrohman
Dosen Manajemen Pendidkan Islam Fakultas Agama Islam UNSIKA
Email: fathurrohman.fai@staff.unsika.ac.id

ABSTRAK
Manajemen adalah suatu kegiatan yang digunakan untuk mengatur semuanya dengan baik, agar dapat
melakukan kegiatan dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu menurut saya manajemen dalam
kehidupan sehari-hari sangat penting, karena dengan adanya manajemen kita bisa mengatur semua
kegiatan agar dapat dilakukan dengan efisien dan efektif.
Hadirnya organisasi dalam kehidupan mahasiswa di kampus tentu mampu memberi warna tersendiri,
dimana mahasiswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya diluar perkuliahan sehingga menjadi
manusia yang siap dalam menghadapi tantangan zaman. Untuk itu, kiranya dalam berorganisasi perlu
untuk ditambah lagi pemahaman terkait pengelolaan atau manajemen guna meningkatkan kreatifitas dan
inovasi baru dalam menjalankan tugasnya sebagai aktivis organisasi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penulis mengambil data
dari berbagai sumber sebagai informasi guna melengkapi hasil penelitian terkait tema yang penulis teliti.
Tidak hanya dalam kehidupan individu dan sosial, dalam berorganisasi manajemen merupakan hal yang
begitu penting. Dengan prinsip-prinsip manajemen suatu organisasi akan dapat mencapai tujuannya.
Prinsip itu pula yang seharusnya dapat diterapkan dalam pengelolaan organisasi kemahasiswaan di
Fakultas Agama Islam. Sejauh ini prinsip manajemen memang sudah dijalankan dalam berorganisasi di
FAI, namun hal itu perlu ditingkatkan agar mahasiswa dapat merasakan manfaat dari adanya organisasi
kemahasiswaan yang mampu memberikan suguhan-suguhan menarik dan dampak positif.

Kata Kunci: manajemen, organisasi, mahasiswa

PENDAHULUAN
Manajemen memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia, karena hal itu
akan mempengaruhi seseorang atau individu dalam meraih suatu keberhasilan yang
akan mereka capai. Manajemen juga dapat memberikan jiwa pemimpin bagi seseorang
untuk memberi motivasi kepada teman, karyawan maupun bawahan serta dapat
mengatasi permasalahan yang timbul dalam kehidupan pribadinya maupun sosialnya.
Kemampuan manajemen yang telah terasah dapat menimbulkan ide dan kreasi
yang kreatif serta inovatif untuk meningkatkan kinerja pada diri seseorang maupun
orang lain. Ilmu manajemen membantu seseorang atau individu dalam mencari solusi
yang terbaik dari setiap persoalan yang mereka hadapi. Namun tanpa manajemen,
seseorang akan akan mengalami kesulitan dalam hidupnya, baik dalam hal mengatur
pola hidup, perencanaan kehidupan ataupun mencari solusi dari setiap persoalan yang
dialami dalam kehidupan sehari-hari. Maka orang yang me-manaje hidupnya akan lebih
teratur daripada yang tidak, sehingga kesuksesan lebih cenderung kepada individu yang
melakukan manajemen dalam hidupnya.
‫“ العاطفة من مركز الدراسات االسالمية‬Passion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani

Dalam kehidupan organisasi, manajemen merupakan suatu keniscayaan. Tidak


terkecuali pada organisasi kemahasiswaan di Fakultas Agama Islam. Hadirnya
organisasi didalam kehidupan kampus tentu akan sangat membantu dalam
pembentukan karakter mahasiswa, namun hal itu tergantung pada pengelolaan
organisasi itu sendiri. Malihat pentingnya manajemen dalam kehidupan organisasi
maka akan menjadi hal yang menarik untuk dapat dibahas guna meningkatkan
produktifitas dalam berorganisasi, khususnya bagi mahasiswa.
Dari berbagai pertimbangan tersebut penulis bermaksud untuk meneliti
bagaimana pentingnya manajemen bagi mahasiswa serta bagaimana manajemen
diterapkan dalam menjalankan organisasi kemahasiswaan di kampus, yaitu
dilingkungan Fakultas Agama Islam. Tujuannya adalah tidak lain agar dapat membantu
mahasiswa dalam menjalankan prinsip-prinsip manajemen agar organisasi dapat
berjalan dengan efektif dan efisien sehingga apa yang menjadi tujuan organisasi dapat
tercapai. Dan ini bisa menjadi bekal bagi mahasiswa dalam mempersiapkan diri untuk
turut serta dalam membangun masyarakat.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Pendekatan
penelitian kualitatif yang digunakan adalah studi kasus (case study research), dan
proses pengumpulan datanya diperoleh dari berbagai sumber yang dijadikan referensi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Gamaran Umum Organisasi Kemahasiswaan di FAI
Kehidupan mahasiswa sejatinya tidaklah sama dengan kehidupan ketika masih
menjadi siswa. Kesadaran itulah yang kemudian membuat mahasiswa berpikir untuk
mempersiapkan diri sebelum betul-betul berkecimpung dalam kehidupan
bermasyarakat. Ditambah lagi dengan berkembangnya mindset bahwa mahasiswa
adalah agen perubahan, agen kontrol sosial dan agen intelektual. Maka untuk memenuhi
kebutuhan itu mahasiswa merasa berkepentingan untuk menuntaskan tugas-tugasnya
sebagai mahasiswa dengan proses akademis yang ia tempuh.
Namun bagi sebagian mahasiswa menjadi seorang akademis saja tidaklah
cukup, kebutuhan akan pengalaman dan dinamika kehidupan mahasiswa yang lebih
berwarna mendorongnya untuk terjun kedunia organisasi, khususnya organisasi
kemahasiswaan. Sehingga bagi kalangan mahasiswa yang terakhir ini, menjadi
organisatoris merupakan suatu kebutuhan dan kebanggaan. Bahkan tidak jarang pula
yang ketika sebelum masuk perguruan tinggi tidak aktif berorganisasi namun setelah
menyandang status mahasiswa mereka menjadi aktivis kampus.
Gambaran tersebut memang nampak begitu general, namun nyatanya hal serupa
juga terjadi pada kehidupan mahasiswa di Fakultas Agama Islam Universitas
Singaperbangsa Karawang. Antusiasme mahasiswa terhadap organisasi ditandai dengan
berbagai aktivitas yang diselenggarakan oleh organisasi itu sendiri, baik tingkat jurusan,
fakultas, hingga universitas. Hal ini menjadikan hehidupan mahasiswa lebih berwarna,
‫“ العاطفة من مركز الدراسات االسالمية‬Passion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani

bukan hanya kehidupan akademis dikelas saja, sehingga dapat meningkatkan eksistensi
kampus sebagai pusat peradaban dalam masyarakat.
Organisasi diyakini dapat membantu meningkatkan kualitas mahasiswa dengan
memaksimalkan potensi mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. Mengingat
pentingnya organisasi kemahasiswaan (ormawa), tidak heran stakeholder telah
membuat berbagai regulasi untuk keberlangsungan organisasi. Ditingkat pusat, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 1998 mengeluarkan
Keputusan Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di
Perguruan Tinggi yang menggantikan keputusan serupa sebelumnya yaitu Keputusan
Menteri Nomor 0457/0/1990. Sedangkan ditingkat kampus, Rektor Universitas
Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) juga mengeluarkan Keputusan Nomor
997/SK/A.2/XI/2014 tentang Pedoman Organisasi Kemahasiswaan Intra-Kampus
Universitas Singaperbangsa Karawang sebagai petunjuk penyelenggaraan organisasi
bagi mahasiswa agar sesuai dengan koridor.
Terbitnya berbagai keputusan yang berkaitan dengan organisasi menunjukan
bahwa dorongan untuk hadirnya organisasi kemahasiswaan yang berkualitas begitu
besar. Hingga saat ini, perkembangan organisasi kemahasiswaan di UNSIKA sudah
semakin meningkat sebagai wadah pengembangan mahasiswa. Sebagaimana dijelaskan
dalam Pedoman Organisasi Kemahasiswaan (2014: 4) bahwa Organisasi
Kemaahasiswaan adalah wadah dan sarana pengembangan diri, kreativitas, dan
kemandirian mahasiswa. Bahkan lebih luas lagi dalam Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum
Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi menyatakan bahwa Organisasi
Kemahasiswaan intra perguruan tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan diri
mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta
integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi.
Mengingat pentingnya posisi organisasi dalam pengembangan potensi
mahasiswa, maka di Fakultas Agama Islam (FAI) UNSIKA dibuatlah wadah untuk
menaungi hasrat organisasi mahasiswa, yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan
juga Badan Legislatif Mahasiswa (BLM). Dalam perjalanannya, organisasi mahasiswa
di Fakultas Agama Islam hanya ada BEM dan BLM saja, namun mengingat pada tahun
2013 adanya penambahan program studi di FAI menjadi tiga yaitu Pendidikan Agama
Islam (PAI), Manajemen Pendidikan Islam (MPI) dan Pendidikan Guru Raudlatul
Athfal (PGRA) maka pada tahun 2014 mulai dipersiapkan untuk dibuatkan wadah bagi
mahasiswa disetiap jurusan yang ada di FAI tersebut, dan kemudian baru dikukuhkan
pada tahun 2015 melalui forum Musyawarah Pimpinan (MUSPIM) BEM-BLM FAI di
Purwakarta.
Hingga saat ini, di FAI terdapat lima organisasi mahasiswa yang telah berdiri,
yaitu BEM FAI, BLM FAI serta tiga Himpunan Mahasiswa Jurusan (HIMA-J) disetiap
program studi di FAI yang terdiri dari HIMA-PAI, HIMA-MPI dan HIMA PGRA.
Ketiga himpunan tersebut berada dibawah koordinasi BEM FAI dan pengawasan BLM
FAI. Khusus untuk HIMA-PGRA, sejak awal tahun 2017 berubah nama menjadi
HIMA-PIAUD mengingat perubahan nama program studi yang menaunginya menjadi
Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD).
‫“ العاطفة من مركز الدراسات االسالمية‬Passion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani

Bukan hanya di organisasi tersebut diatas saja, ada banyak mahasiswa FAI yang
juga aktif di organisasi kemahasiswaan lain seperti Pramuka, Forum Komunikasi
Dakwah Kampus (FKDK), Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA), Lembaga Pers
Mahasiswa (LPM), Teater Gabung, bahkan BEM dan BLM tingkat Universitas. Hal ini
menunjukan bahwa organisasi kemahasiswaan merupakan hal yang cukup populer dan
diminati oleh mahasiswa khususnya di FAI. Maka jika dimanfaatkan dan dikelola
dengan baik, organisasi akan mampu mencetak mahasiswa unggul dan berkualitas
sebagai cerminan wajah kampus yang unggul dalam melahirkan cendekia-cendekia
yang siap tampil menghadapi tantangan zaman.
2. Pentingnya Pendidikan Manajemen bagi Mahasiswa
Hampir semua kegiatan umat manusia pada hakikatnya tidak terlepas dari
menerapkan manajemen. Oleh karena itu dizaman modern ini istilah manajemen sering
dan mudah terungkap dalam banyak pembicaraan, baik menyangkut pembicaraan
tentang bisnis, pendidikan, politik, birokrasi, organisasi, bahkan dalam kehidupan rumah
tangga (Salam, 2014: 27).
Malayu S.P. Hasibuan (2014: 1) memaparkan bahwa manajemen berasal dari
kata to manage yang artinya mengatur. Sehingga manajemen itu meliputi:
1) Yang diatur adalah semua unsur manajemen, yakni 6 M (man, money, methode,
machines, materials, dan market)
2) Tujuannya diatur adalah agar 6 M lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam
mewujudkan tujuan
3) Harus diatur supaya 6 M itu bermanfaat optimal, terkoordinasi dan terintegrasi
dengan baik dalam menunjang terwujudnya tujuan organisasi
4) Yang mengatur adalah pimpinan dengan kepemimpinannya
5) Mengaturnya adalah dengan melakukan kegiatan urut-urutan fungsi manajemen
tersebut
Khaerul Umam (2014: 21) mengatakan bahwa manajemen adalah kegiatan
mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan
menggunakan orang lain (getting things done through the effort of other people). Dari
pengertian ini tersirat empat unsur manajemen, yaitu pimpinan, orang-orang (pelaksana)
yang dipimpin, tujuan yang akan dicapai, dan kerjasama dalam mencapai tujuan tersebut.
Terry dalam buku karangan Rchardus Djokopranoto dan Rchardus Eko Indrajit
(2004: 34) mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses: “Management is a distinct
process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed to
determine and accomplish stated objectives by the use of human beings and other
resources”. Atau dalam bahasa Indonesia berarti: “Manajemen adalah suatu proses
nyata yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan,
dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang ditentukan dengan
menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.”
Sejalan dengan Terry, Jaja Jahari dan Amirullah Syarbini (2013: 2) juga
mengemukakan makna manajemen yang serupa, yaitu sebagai suatu proses yang khas
terdiri atas tindakan-tindakan berupa perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengendalian yang dilaksanakan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran atau
‫“ العاطفة من مركز الدراسات االسالمية‬Passion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani

tujuan yang telah ditentukan melalui pemanfaatansumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya.
Abdus Salam (2014: 30) mengatakan bahwa manajemen mengandung beberapa
arti, yaitu: (1) mengelola orang-orang, (2) pengambilan keputusan, (3) proses
mengorganisasi dan memakai sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang sudah
diterapkan. Sehingga dalam memaknainya beliau mengatakan bahwa secara umum
manajemen adalah proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan
menjadi sistem total untuk menyelesaikan suatu tujuan. Sumber dalam pengertian ini
adalah orang-orang, alat-alat, media, bahan-bahan, uang dan sarana. Semua sumber
tersebut diarahkan dan diorganisasikan agar dapat bergerak secara terpadu menuju
pencapaian tujuan bersama.
Pada dasarnya manajemen itu penting, sebab:
1) Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan
pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam menyelesaikannya.
2) Perusahaan akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan dengan baik.
3) Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi
yang dimiliki.
4) Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan.
5) Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan proses manajemen
tersebut.
6) Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.
7) Manajemen mangakibatkan pencapaian tujuan secara teratur.
8) Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.
9) Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerjasama sekelompok orang.
Sebagai suatu ilmu, manajemen harus memiliki landasan keilmuan yang kokoh.
Sebagai seni, maka manajemen dipraktekkan berdasarkan keterampilan yang diterapkan
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dari batasan-batasan tersebut, dapat dikatakan
bahwa manajemen adalah ilmu dan seni yang mempelajari bagaimana mengelola
manusia melalui orang lain.
Manajemen selalu ada dan sangat penting untuk mengatur semua kegiatan rumah
tangga, sekolah, koperasi, yayasan, perusahaan, pemerintahan, dan lain sebagainya.
Dengan manajemen yang baik maka pembinaan kerjasama akan serasi dan harmonis,
saling menghormati dan mencintai, sehingga tujuan optimal akan tercapai. Begitu
pentingnya peranan manajemen dalam kehidupan mengharuskan kita mempelajari,
menghayati, dan menerapkannya demi hari esok yang lebih baik.
Ada beberapa aspek manajemen yang perlu kita lakukan dalam kehidupan sehari-
hari antara lain yaitu:
1) Manajemen Waktu
Kita harus memanajemen waktu karena jika tidak waktu maka kita akan banyak
membuang waktu untuk hal-hal yang tidak penting dan tidak berguna dan Orang
yang tidak dapat memanfaatkan waktunya dengan baik, ia seolah-olah dikejar-kejar
waktu, tidak bisa mewujudkan tujuannya, dan apabila dia melakukan suatu
pekerjaan, hasilnya tidak akan maksimal karena dilakukan dengan tergesa-gesa.
‫“ العاطفة من مركز الدراسات االسالمية‬Passion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani

Berikutnya dalam hal menyempatkan waktu untuk berkumpul keluarga. Hal ini
akan menimbulkan suatu efek positif baik untuk anak ataupun orang tua. Salah
satunya, orang tua tidak hanya terus-menerus sibuk dalam pekerjaannya. Ia harus
mampu menjaga keseimbangan tubuhnya dalam hal kesehatan. Luangkanlah waktu
istirahat untuk berkumpul bersama keluarga karena sejatinya obat dari rasa lelah
adalah indahnya kebersamaan bersama keluarga. Dan seorang anak pasti
membutuhkan kasih sayang serta perhatian dari orang tuanya. Seorang anak perlu
mendapatkan motivasi dari orang tua dengan cara pemberian ilmu baik duniawi
maupun akhirat agar seimbang serta motivasi untuk dapat mencapai apa yang dicita-
citakan oleh seorang anak. Hal ini membuktikan bahwa manajemen waktu sangat
penting bagi kehidupan sehari-hari.
2) Manajemen Keuangan
Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang tidak bisa mengatur
keuangannya terlebih lagi uangnya sendiri. Maka dari itu manajemen sangat sekali
diperlukan khususnya dalam keuangan untuk bisa merencanakan jumlah uang yang
dimiliki digunakan untuk keperluan yang jelas dan pasti. Apabila kita tidak
memanajemen keuangan kita maka akan terjadi pemborosan, dengan menghambur-
hamburkan uangnya untuk kepentingan atau hal-hal yang tidak berguna. Dan
memanajemen keuangan harus diterapkan agar pemasukkan yang didapat dari
bekerja dapat mencukupi kehidupan kita. Apabila manajemen keuangan tidak
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maka yang akan terjadi adalah pengeluaran
yang berlebihan dan tak mencukupi kehidupan kita.
3) Manajemen Berorganisasi
Dalam organisasi kegiatan manajemen sangat penting. Manajemen dalam
organisasi merupakkan sesuatu hal yang sangat penting dilakukan. Kantor
merupakan salah satu organisasi yang menggunakan manajemen. Pengertian kantor
sendiri adalah keseluruhan ruang yang menjadi tempat pelaksanaan kegitan tata
usaha, kegiatan manajemen, tugas pimpinan lainnya dalam sebuah organisasi.
Dalam kantor perlu di bentuk kegiatan manajemen. Manajemen disini bukan hanya
tentang keuangan melainkan tentang penjadwalan para pekerja di kantor tersebut.
Keuangan dalam perkantoran harus di manajemen agar dapat mengatur semua
pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dalam kantor tersebut. Apabila manajemen
keuangan tidak dilakukan akan terjadi kebangkrutan kantor karena tidak adanya
pencatatan membentuk sekelompok karyawan. Oleh karena itu Manajemen
keuangan merupakan kegiatan yang paling penting dalam perkantoran. Karena
keuangan adalah tujuan orang melakukan perkantoran.
Manajemen perjadwalan atau manajemen jadwal para karyawan yang bekerja di
kantor tersebut harus dilakukan untuk mengatur pekerjaan para karyawan kantor.
Tanpa adanya penjadwalan kantor tidak dapat berjalan karena tidak adanya jam
kerja untuk karyawan kantor tersebut. Selain mengatur jadwal karyawan kantor
perlu juga mengatur bagian-bagian untuk mendefisikan pekerja-pekerjanya.
Manusia sebagai makhluk istimewa tentu memiliki potensi yang berbeda dengan
makhluk lainnya, yaitu potensi psikis dan rasional. Potensi itulah yang kemudian
membedakan manusia dengan hewan, oleh karenya dalam ilmu filsafat manusia
‫“ العاطفة من مركز الدراسات االسالمية‬Passion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani

disebut juga sebagai zoon politicon atau animal rationale (makhluk yang berpikir).
Dengan potensi itu pula manusia dapat mengembangkan peradaban di dunia ini
sehingga menjadi kehidupan yang lebih maju. Untuk mewujudkan perkembangan
dan kemajuan tentu dibutuhkan manajemen, dan yang dapat melakukan manajemen
itu sendiri adalah manusia. Sehingga manusia merupakan faktor penentu yang
terpenting dalam kemajuan zaman bersama dengan proses manajemen yang
dilakukannya.
Jadi, kita harus menggunakan manajemen dalam melakukan segala sesuatu di
dunia ini. Karena semua yang dilakukan perlu adanya manajemen agar dapat
terlaksana dengan baik. Walaupun manajemen sangat sulit dilakukan karena setiap
manusia terkadang ingin bebas melakukan hal yang mereka inginkan tanpa adanya
konsep apa yang harus dilakukannya dan merasa bosan bahkan sungkan untuk
menepati manajemen jadwal yang sudah dibuat.
Dari pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa manusia merupakan subjek dalam
setiap perubahan yang terjadi. Oleh karena itu Abdus Salam (2014: 2) mengatakan
bahwa manusia merupakan faktor penentu yang terpenting dalam kemajuan zaman.
Hal tersebut harus diakui karena perkembangan dunia sekarang ini adalah hasil dari
pemikiran manusia untuk mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan hidup
manusia itu sendiri.

3. Fungsi Manajemen dalam Organisasi Kemahasiswaan


Dalam pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa salah satu ranah
manajemen adalah organisasi, maka dalam hal keorganisasian Salam (2014: 30)
mengatakan bahwa secara sederhana manajemen diartikan mengelola, mengatur
sumber daya organisasi secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Manajemen merupakan suatu proses yang terdiri dari serangkaian
kegiatan menggerakan seluruh sumber daya organisasi agar secara sinergik menuju
pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Organisasi itu sendiri secara bahasa berasal dari istilah Yunani organon dan
istilah Latin organum yang berarti alat, bagian, anggota, atau badan (Manullang,
2012: 59). Secara istilah, banyak pendapat berbeda terkait pendefinisian organisasi
tergantung dari sudut pandang siapa yang mendefinisikan. Namun secara garis
Manullang besar organisasi memiliki tiga ciri, yaitu:
1) Adanya sekelompok orang
2) Terjadinya hubungan dalam suatu kerjasama yang harmonis
3) Tujuan bersama yang dicapai melalui kerja organisasi yang didasarkan atas
hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing anggotanya.
Sedangkan Sutarto (2012: 40) mendefinisikan organisasi secara
sederhana sebagai sistem saling pengaruh antar orang dalam kelompok yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi yang sederhana ini
dapat dikemukakan adanya berbagai faktor yang dapat menimbulkan
organisasi, yaitu orang-orang, kerjasama, dan tujuan tertentu. Berbagai faktor
tersebut tidak dapat saling lepas berdiri sendiri, melainkan saling kait
merupakan suatu kebulatan. Maka dalam pengertian organisasi digunakan
‫“ العاطفة من مركز الدراسات االسالمية‬Passion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani

sebutan sistem yang berarti kebulatan dari berbagai faktor yang terkait oleh
berbagai asas tertentu.
Terkait dengan manajemen organisasi, tentu akan sangat dipengaruhi
oleh unsur-unsur didalam organisasi itu sendiri, khususnya manusia atau insan.
Hal ini pernah disinggung oleh Tan Malaka dalam catatannya pada tanggal 31
Juli 1948, beliau menuliskan:
“Baik buruknya partai, cerdas bodohnya partai, rajin malasnya tergantung
pada sifat para anggotanya pula! Kepintaran, keyakinan dan ketabahan
seluruhnya anggota partai pula.” (Malaka, 2015: 90)
Secara implisit Tan Malaka memang membicarakan khusus tentang
partai, namun secara kontekstual tulisan ini juga berlaku bagi organisasi
apapun. Sehingga dapat dikatakan bahwa majunya suatu organisasi berbanding
lurus dengan kualitas dari anggotanya, dan kualitas anggota tidak akan
membawa pada kemajuan organisasi tanpa manajemen yang baik dalam
organisasinya.
Maka tak heran pula ketika Abdus Salam (2014: 13) mengatakan bahwa
sumber daya insani memiliki peran strategis bagi suatu organisasi. Betapapun
majunya penggunaan teknologi informasi, tersedianya modal dan bahan, bagi
sebuah organisasi, namun tanpa adanya sumber daya manusia, maka tujuan
organisasi tidak akan dapat terwujud. Manusia merupakan satu-satunya sumber
daya organisasi yang memiliki kemampuan untuk berpikir, berkreasi,
berketerampilan, berpengetahuan dorongan, daya dan karsa sehingga dengan
semua itu dapat memanfaatkan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai
tujuan organisasi.
Pentingnya peran penting manusia dalam tubuh organisasi mendorong
setiap orang yang terlibat didalamnya untuk menjunjung tinggi perilaku
organisasi (organizational behavior). Perilaku organisasi ini sangat penting
untuk diterapkan dalam berorganisasi, hal ini dikarenakan perilaku organisasi
itu terkait dengan apa yang dilakukan individu dalam suatu organisasi dan
bagaimana perilaku mereka mempengaruhi kinerja organisasi.
Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge (2008: 11) mengatakan
bahwa perilaku organisasi mengajarkan tiga faktor penentu perilaku dalam
organisasi, yaitu individu, kelompok dan struktur. Selain itu, perilaku
organisasi menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh tentang individu,
kelompok, dan pengaruh dari struktur terhadap perilaku untuk membuat
organisasi bekerja secara lebih efektif .
Organisasi saat ini dihadapkan pada tantangan peningkatan
produktivitas, inovasi yang terus-menerus (performa), improvisasi produk dan
pelayanan prima. Perubahan lingkungan eksternal organisasi yang sangat cepat
menuntut setiap organisasi untuk mempunyai kemampuan mengelola sumber
daya insani yang dimiliki.
Faktor perubahan lingkungan mendorong suatu organisasi untuk
melakukan cara pandang manajemen strategis. Hal ini dikatakan oleh Alfred
Chandler (dalam Sutarto, 2012: 362) bahwa landasan pemikiran cara pandang
‫“ العاطفة من مركز الدراسات االسالمية‬Passion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani

manajemen strategis adalah pembentukan struktur organisasi harus disesuaikan


dengan perubahan-perubahan lingkungan.
Dalam organisasi, kebutuhan akan manajemen tidak terelakkan lagi,
karena dalam pelaksanaannya manajemen memiliki empat fungsi pokok, yaitu
Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling (POAC).
 Planning berarti memutuskan apa yang harus terjadi di masa depan (hari ini,
minggu depan, bulan depan, tahun depan, setelah lima tahun, dan
seterusnya) dan membuat rencana untuk dilaksanakan.
 Organizing berarti menciptakan suatu struktur organisasi dengan bagian-
bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antar bagian-
bagian satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan
keseluruhan struktur tersebut. Pengorganisasia juga dapat dimaknai sebagai
upaya membuat penggunaan maksimal dari sumber daya yang dibutuhkan
untuk melaksanakan rencana dengan baik.
 Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha organisasi.
 Controlling adalah proses pengawasan performa setiap unsur untuk
memastikan bahwa jalannya organisasi sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
Uraian-uraian diatas menunjukkan bahwa manajemen merupakan suatu hal
yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan organisasi. Terlebih bagi mahasiswa,
yang notabene berorganisasi merupakan sarana dalam mengaplikasikan tridharma
perguruan tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian) serta trifungsi mahasiswa
(agent of change, agent of social control dan agent of intellectual). Maka
menjalankan organisasi haruslah disertai dengan aktualisasi manajemen, karena
pada dasarnya antara organisasi dan manajemen memiliki kaitan yang sangat erat.
Eratnya hubungan tersebut dapat dilihat pada prinsip-prinsip yang melekat pada
keduanya. Hasibuan (2014: 2) menjabarkan dasar-dasar manajemen yang juga
berkaitan dengan organisasi sebagai berikut:
1) Adanya kerjasama diantara sekelompok orang dalam ikatan formal
2) Adanya tujuan bersama serta kepentingan yang sama yang akan dicapai
3) Adanya pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab yang teratur
4) Adanya hubungan formal dan ikatan tata tertib yang baik
5) Adanya sekelompok orang dan pekerjaan yang akan dikerjakan
6) Adanya human organization.
Jika kita melihat perjalanan dari organisasi kemahasiswaan di FAI dengan
berbagai dinamikanya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan apakah sudah
sesuai dengan prinsip manajemen atau belum.
1) Dari aspek perencanaan, sudah barang tentu organisasi yang baik adalah yang
merencanakan program apa yang akan dilaksanakan selama periodisasinya
berjalan. Dalam hal ini, setiap organisasi telah melaksanakan Rapat Kerja untuk
mempersiapkan kepengurusannya selama satu periode, dengan demikian
ormawa di FAI sudah sesuai dengan prinsip manajemen yang pertama, hanya
‫“ العاطفة من مركز الدراسات االسالمية‬Passion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani

saja perencanaan yang dibuat haruslah sesuai dengan kebutuhan dan saling
terintegrasi satu sama lain.
2) Dapi aspek pengorganisasian, membuat struktur yang saling terintegrasi satu
sama lain serta pemanfaatannya dalam melaksanakan tugas organisasi
merupakan suatu keniscayaan, dan sudah tentu seluruh organisasi di FAI telah
menjalankannya sehingga ini sesuai dengan prinsip manajemen yang kedua.
3) Dari aspek tindakan, terkadang ini yang menjadi titik lemah, dimana program
kerja yang telah direncanakan banyak menemui hambatan sehingga seringkali
tidak sesuai dengan harapan. Banyak hal yang bisa menjadi hambatan,
diantaranya seperti masalah kepengurusan, inkonsistensi, atau bahkan anggaran.
Namun dengan pola manajemen yang baik sejatinya permasalahan seperti ini
bisa diatasi sehingga program-program ormawa masih bisa direalisasikan.
4) Dari aspek pengawasan, organisasi yang baik selalu menjalankan sistemnya
secara terbuka. Dalam hal ini, ormawa di FAI memiliki peran dan fungsinya
masing-masing. Dari seluruh organisai di FAI, BLM merupakan lembaga yang
mempunyai tugas sebagai alat kontrol. Maka secara tidak langsung dalam
lingkungan organisasi di FAI telah melaksanakan prinsip manajemennya.
Terlebih lembaga yang menaunginya sudah pasti akan mengawasi kinerja
ormawa melalui bidang kemahasiswaan ditingkat fakultas bahkan universitas.
Kesimpulan
Dalam kehidupan yang serba canggih ini manajemen sangat berperan penting
dalam kehidupan. Jadi, manajemen harus dilakukan dalam segala sesuatu didunia ini.
Karena semua yang dilakukan perlu adanya manajemen agar dapat terlaksana dengan
baik, walaupun manajemen sangat sulit dilakukan karena setiap manusia terkadang
ingin bebas melakukan hal yang mereka inginkan tanpa adanya konsep apa yang harus
dilakukannya dan merasa bosan bahkan sungkan untuk menepati manajemen jadwal
yang sudah dibuat.
Dalam suatu organisasi, manajemen sangat dibutuhkan. Dengan manajemen
organisasi akan berjalan dengan baik, karena dalam prosesnya manajemen memiliki
empat fungsi pokok, yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),
actuating (bertindak) dan controlling (pengawasan). Jika fungsi-fungsi tersebut dapat
dijalankan dengan baik maka bukan hal yang mustahil tujuan organisasi akan dapat
tercapai secara efektif dan efisien.
Di Fakultas Agama Islam, organisasi kemahasiswaan memiliki peran yang
cukup signifikan dalam mewadahi mahasiswa untuk membentuk karakter. Dengan
manajemen yang baik maka organisasi akan dapat memberi manfaat yang lebih optimal
baik bagi mahasiswa attaupun lembaga. Saat ini prinsip manajemen telah dilaksanakan
dalam pelaksanaan organisasi kemahasiswaan, namun sejauh ini dirasa kurang
maksimal sehingga harus terus ditingkatkan lagi.

Daftar Pustaka
Indrajit, Rchardus Eko dan Djokopranoto, Rchardus, 2004, Manajemen Perguruan
Tinggi Moderen, Jakarta.
‫“ العاطفة من مركز الدراسات االسالمية‬Passion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani

Hasibuan, Malayu S.P., 2014, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi
Aksara.
Jahari, Jaja dan Syarbini, Amirullah, 2013, Manajemen Madrasah; Teori, Strategi dan
Implementasi, Bandung: Alfabeta.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan
Tinggi.
Keputusan Rektor Nomor 997/SK/A.2/XI/2014 tentang Pedoman Organisasi
Kemahasiswaan Intra-Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang
Malaka, Tan, 2015, Catatan-Catatan Perjuangan (1946-1948), Bandung: Sega Arsy.
Manullang, M., 2012, Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A., 2008, Perilaku Organisasi;
Organizational Behavior, terj. Diana Angelica, Jakarta: Salemba Empat.
Salam, Abdus, 2014, Manajemen Insani dalam Bisnis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sutarto, 2012, Dasar-Dasar Organisasi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tim Perumus Kemahasiswaan, 2014, Pedoman Organisasi Kemahasiswaan,
Karawang: Universitas Singaperbangsa Karawang.
Umam, Khaerul, 2014, Manajemen Perkantoran, Bandung: Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai