Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.1 Latar belakang


Haji dalam Islam merupakan salah satu ibadah pokok yang diwajibkan
bagi setiap muslim yang sudah mampu wajib menunaikannya satu kali seumur
hidup, yang telah Allah tetapkan ketentuan dan petunjuknya. Namun saat ini
warga Indonesia lebih antusias dalam melaksanakan umrah, hal tersebut berkaitan
dengan masa tunggu haji yang semakin lama sehingga umrah menjadi alternatif
untuk beribadah ke tanah suci. 1 Pada tahun 2015 Sebanyak 1,1 juta visa telah
dikeluarkan untuk jamaah umrah Indonesia berdasarkan keterangan pejabat di
kementrian haji di Arab Saudi yang dirilis oleh Kantor Urusan Haji Indonesia.2
Arab Saudi sebagai negara tempat berkumpulnya umat Islam dari segala
penjuru dunia untuk melaksanakan ibadah haji maupun umroh. Arab Saudi
berdekatan dengan “African meningitis belt” yang merupakan daerah endemis
terjadinya meningitis meningokokus.3 Sehingga, pemerintah Arab Saudi
mewajibkan seluruh jemaah haji maupun umroh untuk mendapatkan vaksin
meningitis terlebih dahulu sebelum memasuki Arab Saudi. Peraturan ini terdapat
dalam Nota Diplomatik Dubes Arabia di Jakarta No. 211/94/71/577 tanggal 1 Juni
2006 dan International Health Regulation 2005.4
Pemberian vaksin dilakukann maksimal dua minggu sebelum
keberangkatan, karena efektifitas vaksin mulai terbentuk 10-14 hari setelah
pemberian. Setelah memperoleh vaksinasi Meningitis Meningokokus, barulah
calon jemaah umrah akan diberikan kartu International Certificate of Vaccination
(ICV) sebagai syarat memperoleh izin visa dari pemerintah Arab Saudi.4
Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai
piameter (lapisan dalam selaput otak) dan arakhnoid serta dalam derajat yang
lebih ringan mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisial.
Penularan kuman dapat terjadi secara kontak langsung dengan penderita dan
droplet infection yaitu terkena percikan ludah, dahak, ingus, cairan bersin dan
cairan tenggorok penderita. Saluran nafas merupakan port d’entrée utama pada

1
2

penularan penyakit ini. Bakteri-bakteri ini disebarkan pada orang lain melalui
pertukaran udara dari pernafasan dan sekresi-sekresi tenggorokan yang masuk
secara hematogen (melalui aliran darah) ke dalam cairan serebrospinal dan
memperbanyak diri didalamnya sehingga menimbulkan peradangan pada selaput
otak dan otak.5 Sekitar 430 juta manusia di dunia beresiko tertularnya meningitis.
Pada tahun 2017 ditemukan sebanyak 1407 kasus dugaan meningitis dan 211
kematian (tingkat kematian kasus: 15%) telah dilaporkan dari lima negara bagian
Nigeria sejak Desember 2016. Kelompok usia yang paling banyak adalah usia 5
hingga 14 tahun. Dan persentase terjadinya pada jenis kelamin laki-laki maupun
perempuan sama.6
Strategi Kementerian Kesehatan dalam mencegah penyakit masuk ke
Indonesia, salah satu caranya dengan membagikan kartu deteksi Health Alert
Card (HAC) kepada masyarakat. Kartu ini dibagikan kepada masyarakat yang
baru tiba di Indonesia melalui Bandara dan Pelabuhan setelah melakukan
perjalanan dari negara terjangkit. Kartu kewaspadaan merupakan kartu yang
diberikan kepada jemaah umroh. Kartu ini merupakan sebagai alat kontrol bagi
jamaah yang telah kembali ke daerah masing masing. Setiap jamaah harus
mengisi kartu identitas dengan benar. Kartu ini juga merupakan menjadi rujukan
terkait kondisi kesehatan yang pernah dialami jemaah. Di dalam health alert card
terdapat informasi yang menyebutkan apabila dalam kurun waktu sampai dengan
10 hari sejak kunjungan menunjukan tanda atau gejala, seperti demam, nyeri
persendian, atau terdapat ruam/bercak pada kulit, diharapkan segera melaporkan
ke fasilitas kesehatan yang ada, seperti rumah sakit atau puskesmas.7
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) memiliki fungsi salah satunya
pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan kejadian
luar biasa dan bencana bidang kesehatan. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
terdiri dari beberapa seksi yaitu Pengendalian Risiko Lingkungan (PRL), Upaya
Kesehatan Lintas Wilayah (UKLW) dan Upaya Pengendalian Karantina dan
Surveilans Epidemiologi (PKSE). Seksi UKLW berperan dalam melakukan
sosialisasi kesehatan jemaah umrah di wilayah kerja KKP termasuk Bandara
Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.11
3

Hasil wawancara dengan kepala seksi UKLW dan kepala seksi PKSE KKP
Kelas II Pekanbaru, didapatkan adanya jemaah umrah yang belum paham
mengenai meningitis, pentingnya vaksin meningitis, dan penggunaan health alert
card yang diberikan pada jemaah umroh. Berdasarkan wawancara dengan 10
jemaah umrah menggunakan instrumen wawancara yang berada di KKP kelas II
Pekanbaru saat melakukan pemeriksaan kesehatan dan menjalani vaksin,
didapatkan hasil bahwa jemaah umrah masih ada yang tidak mengetahui bahaya
dari meningitis yang dapat mengakibatkan kematian, informasi mengenai vaksin
meningitis dan penggunaan dari health alert card yang diberikan bagi jemaah
umroh.
Berdasarkan salah satu kegiatan KKP seksi UKLW mengenai sosialisi
kesehatan pada jemaah haji dan umrah, belum optimalnya sosialisasi mengenai
meningitis, vaksin meningitis, dan penggunaan health alert card para jemaah
umrah. Berdasarkan wawancara dengan jemaah umrah dikantor KKP kelas II
Pekanbaru saat menjalani vaksin, ditemukan kurangnya pengetahuan mengenai
meningitis, vaksin meningitis dan penggunaan health alert card. Berdasarkan
paparan diatas, penulis merasa perlu melakukan optimalisasi sosialisasi , vaksin
meningitis dan penggunaan health alert card para jemaah umrah pada wilayah
KKP Kelas II Pekanbaru.

1.2 Tujuan Kegiatan


1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan ini adalah terlaksananya optimalisasi
sosialisasi, vaksin meningitis dan penggunaan health alert card para jemaah
umrah pada wilayah KKP Kelas II Pekanbaru.

1.2.2 Tujuan Khusus


Adapun tujuan khusus dari kegiatan ini adalah :
a. Didapatkan identifikasi masalah tentang sosialisasi kesehatan pada
jemaah umrah.
b. Diketahui prioritas masalah tentang sosialisasi kesehatan pada jemaah
umrah.
c. Diketahui penyebab timbulnya masalah adalah belum optimalnya
sosialisasi meningitis, vaksin meningitis dan penggunaan health alert
4

card pada jemaah umrah di tanah suci pada wilayah KKP Kelas II
Pekanbaru.
d. Didapatkan beberapa alternatif dalam sosialisasi meningitis, vaksin
meningitis dan penggunaan health alert card pada jemaah umrah di tanah
suci pada wilayah KKP Kelas II Pekanbaru.
e. Dilaksanakannya alternatif pemecahan masalah dengan sosialisasi
meningitis, vaksin meningitis dan penggunaan health alert card pada
jemaah umrah di tanah suci pada wilayah KKP Kelas II Pekanbaru.
f. Terevaluasinya pemecahan masalah sosialisasi meningitis, vaksin
meningitis dan penggunaan health alert card pada jemaah umrah di tanah
suci pada wilayah KKP Kelas II Pekanbaru.

1.3 Manfaat Kegiatan


a. Masyarakat
Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap meningitis, vaksin
meningitis dan penggunaan health alert card pada jemaah umrah di tanah
suci, sehingga kejadian meningitis dapat diatasi.
b. KKP Kelas II Pekanbaru
Tercapainya target sosialisasi meningitis, vaksin meningitis dan
penggunaan health alert card pada jemaah umrah di tanah suci dan
diharapkan kejadiaan kejadian meningitis dapat dihindari.
c. Dokter Muda
Menambah wawasan bagi penulis terhadap meningitis, vaksin
meningitis dan penggunaan health alert card pada jemaah umrah di
tanah suci.

Anda mungkin juga menyukai