ABSTRAK
Pengembangan PLTA merupakan salah satu usaha pemenuhan kebutuhan energi listrik.
Tenaga air merupakan sumber daya terpenting setelah tenaga uap atau panas. Studi ini
diperlukan untuk mengidentifikasi potensi dan keuntungan dari sebuah unit pembangkit.
Studi ini dilaksanakan untuk memanfaatkan potensi energi air waduk yang tidak dapat
dimanfaatkan oleh unit PLTA Lodoyo eksisting karena keterbatasan kapasitas terpasang yaitu
sebesar 4,5 MW. Dengan pembangunan PLTA Lodoyo II potensi air yang belum termanfaatkan
tersebut akan digunakan untuk pembangkitan tenaga listrik. Studi ini menggunakan alternatif
debit untuk mendapatkan hasil yang optimum.
Hasil kajian menunjukan debit 11,99 m3/det (alternatif 1) dapat dibangkitkan energi
tahunan 10,598 MWh. PLTA dibangun dengan komponen bangunan sipil (pintu pengambilan,
terowongan, pipa pesat, tangki gelombang, saluran pembuang dan rumah pembangkit) dan
komponen peralatan mekanik elektrik seperti turbin, governor dan generator. Total biaya
pembangunan sebesar Rp 87,822,983,315 miliar dengan nilai BCR 1,02, NPV 1,87 miliar rupiah,
IRR 12,31% dan paid back period 6,86 tahun, sehingga pembangunan PLTA layak secara
ekonomi.
Kata kunci : PLTA, debit, energi, kelayakan ekonomi
ABSTRACT
1. Bangunan Pengambilan
Bangunan pengambilan direnca-
nakan berupa pintu pengambilan (intake)
dan dilengkapi dengan trashrack, pintu
pengambilan didesain menggunakan tipe
pintu reservoir intake dengan data teknis
sebagai berikut:
Jenis pintu : pintu sorong
Gambar 3. Konsep Dasar PLTA Lodoyo Debit desain : 61,20 m3/dt
II Tinggi pintu : 14 meter
Berdasarkan analisa inflow harian Lebar pintu : 3 meter
digunakan debit desain rencana untuk desain Jumlah Pintu : 2 pintu
PLTA dengan keandalan tertentu seperti Sedangkan desain penyaring (trashrack)
pada kurva durasi aliran (FDC) seperti adalah sebagai berikut :
berikut: Bentuk jeruji : bulat memanjang
Kemiringan trashrack : 45o
Tebal jeruji (s) : 10 mm
Jarak antar jerujui : 500 mm
Jumlah jeruji : 13 jeruji
2. Bangunan Pembawa
Bangunan pembawa yang dimak-sud
dalam studi ini adalah terowongan dan pipa
pesat, kedua bangunan tersebut adalah tipe
tertutup bertekanan.
luas lubang 20% dari luas terowongan,
Perencanaan Terowongan : sehingga di dapatkan :
Data yang dibutuhkan untuk Aterowongan = 18,857 m2
perencanaan terowongan adalah sebagai Alubang udara = 3,771 m2
berikut ; Dlubang udara = 2,191 m
Debit : 61,27 m3/dt Perencanaan Pipa Pesat :
Debit depan terowongan : 73,521 m3/dt Data yang dibutuhkan dalam
Daya PLTA : 2x3,16 MW perencanaan pipa pesat adalah sebagai
Tinggi jatuh : 14,02 m berikut :
Panjang terowongan : 314 m Debit total : 61,27 m3/dt
Perencanaan diameter terowongan: Panjang pipa pesat : 60 m
Pendekatan yang digunakan dalam Tinggi jatuh : 14,02 m
perencanaan diameter terowongan adalah Jumlah pipa pesat : 2 buah
kecepatan izin, yaitu 2-4 m/dt dengan Kekasaran manning : 0,012
persamaan sarkaria : Debit tiap pipa : 30,63 m3/dt
𝑃 0,43 Diameter pipa pesat
D = 0,62 𝐻 0,65
Diameter pipa pesat harus
6330 0 ,43
= 0,62 14,02 0,65 direncakan berdasarkan aspek hirdolik dan
D = 4,804 m, maka didapat : aspek ekonomis, menurut mosonyi
A = 18,126 m2 kecepatan yang disarankan untuk pipa baja
V = 3,380 m/dt (memenuhi kecepatan adalah sebesar 2,5 m/dt – 7 m/dt, berikut ini
izin) adalah persamaan empirik untuk mene-
Maka dari hasil diatas didapatkan ntukan diameter pipa pesat:
hasil sebagai berikut : Persamaan sarkaria:
0,25
Kecepatan : 3,380 m/dt Q2
Diameter : 4,804 m D = 3,55.
2. g. H
Tebal luar : 0,9 m 0,25
30,632
Tebal total : 6,7 m D = 3,55.
Kedalaman Aliran Tekan 2.9,81.14,02
Kedalaman aliran pada terowongan D = 4,825 m,
diperlukan untuk menjaga debit air yang maka:
masuk menuju terowongan agar selalu A = 18,284 m2
berada pada keadaan tertekan. V = 1,675 m/dt (tidak memenuhi kecepatan
Data yang dibutuhkan: izin minimum)
Kecepatan : 3,380 m/dt Persamaan diameter ekonomis
Diameter : 4,9 m ESHA (Penche,2004):
g : 9,81 m2/dt Jika tinggi tekan karena gesekan pipa
Persamaan Knauss : direncanakan 3% dari gross head maka:
1+2,3𝑣 0,1875
𝑛 2 𝑄2 𝐿
ht >D 0,5 D=
(𝑔𝐷 ) 𝐻𝑓
1+2,3 3,380 0,1875
ht > 4,90 (9,81 4,90)0,5 0,012 2 30,63 2 .60
D = 10,3 0,701
ht = 11 m
Desain lubang udara D = 2,45 m, maka:
Lubang udara pada terowongan A = 4,71 m2
berfungsi untuk melepaskan udara sebelum V = 6,49 m/dt (memenuhi kecepatan izin)
masuk kedalam terowongan. Direncanakan
Dari kedua persamaan diketahui Tebal pipa pesat
bahwa metode ESHA bisa dipergunakan Tebal pipa direncanakan dengan
namun perlu dilakukan analisa pengaruh tujuan untuk menjaga keamanan pipa akibat
diameter terhadap beberapa faktor seperti tekanan dari dalam dan luar pipa, dengan
kehilangan energi. Maka selanjutnya menggunakan beberapa metode diperoleh
diameter dihitung dengan pendekatan hasil sebagai berikut:
kecepatan berdasarkan mosonyi, maka : Barlow : 13 mm
Kecepatan potensial aliran pada pipa USBR : 10,33 mm
pesat berdasarkan tinggi jatuh : Direncanakan tebal pipa pesat adalah
V = 2𝑔𝐻 13 mm (tebal pipa terbesar dari analisa
V = 2 9,81 14,02 diatas)
Pengaruh pukulan air terhadap pipa
V = 16,58 m/dt pesat
Sedangkan kecepatn izin yang Perhitungan tekanan hidrostatis untuk pipa
mampu dicapai oleh pipa pesat adalah v perlu memperhatikan pengaruh pukulan air
maks = 7 m/dt. (Water Hammer) terhadap pipa, dimana
V min = 2,5 m/dt kenaikan air akibat pukulan air ini dihitung
V maks = 7 m/dt dengan persamaan allevi :
D maks = 3,951 m 𝛼𝑉𝑜
ρallevi : 2𝑔𝐻𝑜
D min = 2,361 m 767 ,146 6,772
Maka nilai kisaran diameter pipa : 2 9,81 14,02
pesat adalah 2,361 – 3,951 m. ρallevi : 18,889
Tabel 3. Hubungan Diameter Dengan 𝛼𝑇
θ : 𝛼𝐿𝑜
Headloss
D L V Hf 1 Hf 2 Hf 3 Hf 4 Hf tot Heff 767 ,146 5
No.
(m) (m2) (m/dt)
n
(m) (m) (m) (m) (m) (m)
: 2 60
1 2.3 4.15 7.38 0.012 0.983 0.555 0.832 0.1 2.47 11.55 θ : 31,964
2 2.4 4.52 6.78 0.012 0.784 0.468 0.702 0.1 2.05 11.96 𝜌
3 2.5 4.91 6.24 0.012 0.630 0.397 0.596 0.1 1.72 12.29 n :𝜃
4 2.6 5.31 5.77 0.012 0.511 0.340 0.510 0.1 1.46 12.56
18,889
5 2.7 5.72 5.35 0.012 0.418 0.292 0.438 0.1 1.24 12.77 : 31,964
6 2.8 6.15 4.98 0.012 0.344 0.253 0.379 0.1 1.07 12.94
7 2.9 6.60 4.64 0.012 0.286 0.219 0.329 0.1 0.93 13.08 : 0,591
8 3 7.07 4.34 0.012 0.238 0.192 0.287 0.1 0.81 13.20
9 3.1 7.54 4.06 0.012 0.200 0.168 0.252 0.1 0.72 13.30 Dimana perhitungan pukulan air
10 3.2 8.04 3.81 0.012 0.169 0.148 0.222 0.1 0.63 13.38 untuk turbin francis adalah sebagai beriku ;
11 3.3 8.55 3.58 0.012 0.143 0.131 0.196 0.1 0.57 13.45 𝑜 0,75
12 3.4 9.07 3.38 0.012 0.122 0.116 0.174 0.1 0.51 13.50 = (𝜃 𝜃 +1,25)n
13 3.5 9.62 3.19 0.012 0.105 0.103 0.155 0.1 0.46 13.55 𝐻𝑜
0,75
14 3.6 10.17 3.01 0.012 0.090 0.092 0.139 0.1 0.42 13.60 𝑜 =(𝜃 +1,25) n x Ho
15 3.7 10.75 2.85 0.012 0.078 0.083 0.124 0.1 0.38 13.63 𝜃
0,75
16
17
3.8
3.9
11.34
11.94
2.70
2.57
0.012
0.012
0.068
0.059
0.074
0.067
0.112
0.101
0.1
0.1
0.35
0.32
13.66
13.69
=(31,964 +1,25) 0,591 x 14,02
31,964
18 4 12.56 2.44 0.012 0.051 0.061 0.091 0.1 0.30 13.71
= 10,389 m
Berdasarkan hasil perhitungan di atas tinggi
Sumber : Hasil Perhitungan water hammer adalah 10,389 m
Jadi diameter pipa pesat adalah sebagai 3. Tangki gelombang (Surge Tanks)
berikut : Pipa pesat membutuhkan tangki
D = 2,45 m gelombang bila L > 4H, dalam studi ini
A = 4,52 m2 panjang pipa pesat (L) adalah 60 meter
V = 6,78 m/dt sedangkan tinggi jatuh (H) adalah 14,02
meter maka: L > 4H = 60 > 56,068.
Sehingga pipa pesat membutuhkan adanya Elevasi dasar :+120,00
tangki gelombang (surge tank). Dengan menggunakan persamaan
Diameter tangki gelombang perlu Q = C B H1,5dengan nilai koefisien debit
direncanakan sedemikian rupa agar mampu untuk pengaliran tenggelam (C = 1,7) maka
mereduksi tekanan akibat Water Hammer akan didapatkan lengkung kapasitas debit
pada pipa pesat. Rumus yang digunkan (ratingcurve) berdasarkan debit operasional
dalam merencanakan tangki gelombang pada ambang tailrace sebagai berikut:
adalah sebagai berikut :
rating curve pada ambang
Persaman Thoma
𝐴𝐿 3
Ast : 2𝑔 𝑐 𝐻
2 y = 0.095x0.666
60 4,52
Ast : 0,02 14,02 2 9,81 1
0
Ast : 2,47 m2
Sehingga, 0.00 50.00 100.00 150.00
𝐴𝑠𝑡
Dst : rating curve pada ambang
0,25𝛱
42,47
: Dst = 0,25 3,14 Sumber : Hasil Perhitungan
Gambar 5. Rating Curve Pada Ambang
Dst :8m
Tailrace
𝐿𝑡 𝑥 𝐴𝑠 0,5
Zst :𝑣 Perhitungan Tinggi Jatuh Effektif
𝑔 𝑥 𝐴𝑠𝑡
60 𝑥 4,52 0,5 Dengan menggunakan persamaan
Zst : 6,78 9,81 𝑥 42,47 empirik berdasarkan potensi kehilangan
: 5,46 m tinggi tekan maka tinggi jatuh effektif diten-
4. Bangunan Pembuang (tailrace chanel) tukan seperti pada tabel berikut:
Saluran tailrace direncanakan sistem Tabel 4. Perhitungan Tinggi Jatuh
pengaturan / regulasi pada bagian akhir dari Effektif
Hf
draft tube berupa pintu atau katup kemudian Paremeter Tinggi Tekan
(m)
kehilangan pada bangunan pengambilan
debit air akan dialirkan melalui saluran Inlet 0.00617
terbuka dimana diujung saluran akan Trashrack
Kehilangan pada terowongan
0.00059