Anda di halaman 1dari 15

STUDI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

LODOYO I PADA BENDUNG LODOYO DI DESA GOGODESO


KECAMATAN KANIGORO KABUPATEN BLITAR JAWA TIMUR

Andrianus Suryanto Bere1, Suwanto Marsudi2, Rispiningtati2


1
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2
Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
e-mail: andri.bere3@gmail.com

ABSTRAK
Pengembangan PLTA merupakan salah satu usaha pemenuhan kebutuhan energi listrik.
Tenaga air merupakan sumber daya terpenting setelah tenaga uap atau panas. Studi ini
diperlukan untuk mengidentifikasi potensi dan keuntungan dari sebuah unit pembangkit.
Studi ini dilaksanakan untuk memanfaatkan potensi energi air waduk yang tidak dapat
dimanfaatkan oleh unit PLTA Lodoyo eksisting karena keterbatasan kapasitas terpasang yaitu
sebesar 4,5 MW. Dengan pembangunan PLTA Lodoyo II potensi air yang belum termanfaatkan
tersebut akan digunakan untuk pembangkitan tenaga listrik. Studi ini menggunakan alternatif
debit untuk mendapatkan hasil yang optimum.
Hasil kajian menunjukan debit 11,99 m3/det (alternatif 1) dapat dibangkitkan energi
tahunan 10,598 MWh. PLTA dibangun dengan komponen bangunan sipil (pintu pengambilan,
terowongan, pipa pesat, tangki gelombang, saluran pembuang dan rumah pembangkit) dan
komponen peralatan mekanik elektrik seperti turbin, governor dan generator. Total biaya
pembangunan sebesar Rp 87,822,983,315 miliar dengan nilai BCR 1,02, NPV 1,87 miliar rupiah,
IRR 12,31% dan paid back period 6,86 tahun, sehingga pembangunan PLTA layak secara
ekonomi.
Kata kunci : PLTA, debit, energi, kelayakan ekonomi

ABSTRACT

Hydropower development is one of the business needs of electrical energy. Hydropower


is the most important resource after steam or heat. This study is required to identify the potential
and advantages of a generating unit.
This study was undertaken to harness the energy potential of water reservoirs that can
not be utilized by Lodoyo existing hydropower unit due to the limitations of installed capacity at
4.5 MW. With Lodoyo II hydropower development potential untapped water will be used for
power generation. The study used a alternative discharge to obtain optimum results.
The study results showed a debit 11.99 m3 / sec (alternative 1) can be produced 10.598
MWh of annual energy. Hydropower is built with components of civil buildings (intake, tunnels,
penstock, surge tank, tailrace channel and power house ) and electrical and mechanical
equipment components such as turbine governor and generator. The construction cost of Rp
87,822,983,315 billion, with the value of BCR 1.02, NPV 1.87 billion, IRR 12.31% and paid back
period 6.86 years, so the development of hydropower is economically viable.
Keywords: hydropower, discharge, energy, economic feasibility
1. Pendahuluan potensi yang masih belum dimaksimalkan
Energi listrik merupakan kebutuhan pasalnya sebagian besar air dari sungai
mutlak bagi aktifitas keseharian masyarakat, Brantas dipergunakan untuk kebutuhan
terutama untuk kebutuhan rumah tangga, irigasi, air baku, dan PLTA. Dengan
sector usaha dan industry. Adapun salah satu peningkatan kebutuhan energi listrik maka
pembangkit energi listrik adalah tenaga air. sungai Brantas harus lebih dimaksimalkan
Hampir 30% dari seluruh tenaga di dunia lagi potensinya mengingat masih banyak
dipenuhi oleh pusat – pusat tenaga air potensi yang tersimpan. Pemanfaatan
namun masih banyak sekali negara – negara bendung saat ini bukan lagi hanya untuk
yang memiliki potensi air namun belum irigasi dan air baku saja, tetapi bisa
dimanfaatkan secara maksimal. dimanfaatkan untuk PLTA juga. Selain
Sampai saat ini pembangkit listrik memiliki tinggi jatuh yang sangat besar
dengan tenaga air merupakan pembangkit bendung pula memiliki potensi debit yang
yang paling ekonomis (Patty, 1995:134) sangat mencukupi untuk operasi PLTA.
karena dengan dioptimalkannya penggunaan Pembangkit listrik tenaga air dapat
tenaga air untuk membangkitkan tenaga membantu kebutuhan energi yang sedang
listrik maka dapat menekan penggunaan meningkat.
Bahan Bakar Minyak (BBM) yang harganya Studi ini bertujuan untuk mengetahui
cenderung meningkat dan juga cadangannya seberapa besar daya terpasang dan energi
semakin kecil. yang dapat dibangkitkan oleh PLTA Lodoyo
Di Kabupaten Blitar Pembangunan II berdasarkan alternatif terpilih.
PLTA Lodoyo II dilaksanakan untuk
memanfaatkan potensi energi air waduk 2. Pustaka dan Metodologi
yang tidak dapat dimanfaatkan oleh unit Klasifikasi pembangkit listrik tenaga air
PLTA Lodoyo eksisting karena keterbatasan Klasifikasi pembangkit listrik tenaga
kapasitas terpasang yaitu sebesar 4,5 MW. air dapat ditentukan dari beberapa factor
Berdasarkan data operasional Waduk (Dandekar, Sharma,1991:118) yaitu
Lodoyo selama ini, sebagian air waduk yang 1. Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga
dialirkan ke hilir Bendung lodoyo melalui Air berdasarkan:
pintu air. Dengan pembangunan PLTA a. Berdasarkan tujuan
Lodoyo II tersebut, potensi air yang belum Hal ini disebabkan karena fungsi yang
termanfaatkan tersebut akan digunakan berbeda-beda misalnya untuk mensuplai air,
untuk membangkitkan tenaga listrik. irigasi, kontrol banjir dan lain sebagainya
Dari hasil studi terdahulu yang disamping produksi utamanya yaitu tenaga
dibuat pada tahun 2002, debit air rata-rata listrik.
yang dibutuhkan untuk operasi PLTA b. Berdasarkan keadaan hidraulik
Lodoyo I adalah sebesar 50 m3/det, padahal Suatu dasar klasifikasi pada pembangkit
debit total air yang masuk ke Waduk listrik tenaga air adalah memperhatikan
Lodoyo adalah lebih dari 140 m3/det pada prinsip dasar hidraulika saat
musim basah yang berasal dari PLTA perencanaannya. Ada empat jenis
Wlingi dan remaining basin Lodoyo, pembangkit yang menggunakan prinsip ini.
sehingga ada kelebihan air sekitar 90 m3/det Yaitu:
yang dibuang atau dilimpaskan melalui  Pembangkit listrik tenaga air
spillway. konvensional yaitu pembangkit yang
Sungai Brantas merupakan salah satu menggunakan kekuatan air secara wajar
sungai besar di pulau Jawa yang memiliki
yang diperoleh dari pengaliran air dan e. Berdasarkan Lokasi dan Topografi
sungai. Instalasi pembangkit dapat berlokasi
 Pembangkit listrik dengan pemompaan didaerah pegunungan atau dataran.
kembali air ke kolam penampungan yaitu Pembangkit di pegunungan biasanya
pembangkitan menggunakan konsep bangunan utamanya berupa bendungan
perputaran kembali air yang sama denagn dan di daerah dataran berupa tanggul.
mempergunakan pompa, yang dilakukan f. Berdasarkan Kapasitas PLTA
saat pembangkit melayani permintaan  Pembangkit listrik yang paling kecil
tenaga listrik yang tidak begitu berat. sampai dengan : 100 kW
 Pembangkit listrik tenaga air pasang surut  Kapasitas PLTA yang terendah sampai
yaitu gerak naik dan turun air laut dengan : 1000 kW
menunjukkan adanya sumber tenaga yang  Kapasitas menengah PLTA sampai
tidak terbatas. Gambaran siklus air dengan : 10000 kW
pasang adalah perbedaan naiknya  Kapasitas tertinggi diatas: 10000 kW
permukaan air pada waktu air pasang dan g. Berdasarkan ketinggian tekanan air
pada waktu air surut. Air pada waktu  PLTA dengan tekanan air rendah
pasang berada pada tingkatan yang tinggi kurang dari : < 15 m
dan dapat disalurkan ke dalam kolam  PLTA dengan tekan air menengah
untuk disimpan pada tingkatan tinggi berkisar :15 m – 70 m
tersebut. Air akan dialirkan kelaut pada  PLTA dengan tekanan air tinggi
waktu surut melalui turbin-turbin. berkisar :71 m – 250 m
 Pembangkit listrik tenaga air yang  PLTA dengaan tekanan air yang
ditekan yaitu dengan mengalihkan sebuah sangat tinggi : >250 m
sumber air yang besar seperti air laut h. Berdasarkan bangunan/konstruksi utama
yang masuk ke sebuah penurunan Berdasarkan bangunan / konstruksi utama
topografis yang alamiah, yang dibagi atas:
didistribusikan dalam pengoperasian  Pembangkit listrik pada aliran sungai,
ketinggian tekanan air untuk pemilihan lokasi harus menjamin
membangkitkan tenaga listrik. bahwa pengalirannya tetap normal dan
c. Berdasarkan Sistem Pengoperasian tidak mengganggu bahan-bahn
Pengoperasian bekerja dalam konstruksi pembangkit listrik. Dengan
hubungan penyediaan tenaga listrik demikian pembangkit listrik walaupun
sesuai dengan permintaan, atau mempunyai kolam cadangan untuk
pengoperasian dapat berbentuk suatu penyimpanan air yang besar, juga
kesatuan sistem kisi-kisi yang mempunyai sebuah saluran pengatur
mempunyai banyak unit. jalannya air dari kolam penyimpanan
d. Berdasarkan Lokasi Kolam Penyimpanan itu.
dan Pengatur.
 Pembangkit listrik dengan bendungan
Kolam yang dilengkapi dengan yang terletak di lembah, maka
konstruksi bendungan/tanggul. Kolam bendungan itu merupakan lokasi
tersbut diperlukan ketika terjadi utama dalam menciptakan sebuah
pengaliran tidak sama untuk kurun waktu kolam penampung cadangan air, dan
lebih dari satu tahun. Tanpa kolam konstruksi bangunan terletak pada sisi
penyimpanan, pembangkit/instalasi tanggul.
dipergunakan dalam pengaliran keadaan
 Pembangkit listrik tenaga air dengan
normal.
pengalihan terusan, aliran air yang
dialirkan melalui sebauh terusan ke 2. Pembagian menurut kapasitas
konstruksi bangunan yang lokasinya a. PLTA mikro yaitu dengan daya 99
cukup jauh dari kolam penyimpanan. kW.
Air dari lokasi bangunan dikeringkan b. PLTA kapasitas rendah yaitu dengan
ke dalam sungai semula denagn suatu daya 100 sampai 999 kW.
pengalihan aliran air. Pembangkt c. PLTA kapasitas sedang yaitu dengan
listrik tenaga air dengan pengalihan daya 1000 sampai 9999 kW.
ketinggian, tekanan air dialirkan d. PLTA kapasitas tinggi dengan daya
melalui sebuah sitem terowongan dan diatas 10.000 kW.
terusan yang menuju kolam cadangan 3. Pembagian menurut tinggi jatuh
diatas, atau aliran lain melalui lokasi a. PLTA dengan Tekanan rendah;
bangunan ini. H < 15 m
i. Klasifikasi PLTA menurut Patty b. PLTA dengan tekanan sedang; H = 15
(Patty ,1995: 34) yakni : hingga 50 m
1. Pembagian secara teknis c. PLTA dengan tekanan tinggi;
PLTA dilihat secara teknis dapat dibagi H = 50 m.
atas : 4. Pembagian berdasarkan ekonomi
a. PLTA yang menggunakan air sungai a. PLTA yang bekerja sendiri. Jadi tidak
atau air waduk. dihubungkan dengan sentral-sentral
b. PLTA yang menggunakan air yang listrik yang lain.
telah dipompa ke suatu reservoir yang b. PLTA yang bekerjasama dengan
diletakan lebih tinggi. sentral-sentral listrik yang lain dalam
c. PLTA yang menggunakan pasang pemberian listrik kepada konsumen.
surut air laut. Sehubungan dengan ini PLTA dapat
d. PLTA yang menggunakan energi dipakai untuk:
ombak. - Beban dasar; PLTA bekerja terus-
Ditinjau dari cara membendung air, menerus
PLTA dapat dikategorikan menjadi dua - Beban maksimum; PLTA bekerja
macam: pada jam-jam tertentu.
a. PLTA run of river yaitu air sungai di Kajian Hidrologi Dalam Perencanaan
hulu dibelokkan dengan menggunakan PLTA
dam yang dibangun memotong air 1. Debit andalan
sungai, air sungai kemudian diarahkan ke Debit yang tersedia guna keperluan
bangunan PLTA kemudian dikembalikan tertentu misalnya irigasi, PLTA, air
ke aliran semula di hilir. baku,dll sepanjang tahun, dengan resiko
b. PLTA dengan Bendungan (DAM) yaitu kegagalan yang telah diperhitungkan
yaitu aliran air sungai dibendung dengan (Soemarto,1986:214). Debit andalan yang
menggunakan bendungan yang besar agar digunakan untuk tujuan pembangkit
diperoleh jumlah air yang sangat besar listrik tenaga air adalah 50%-
dalam kolam tandon kemudian baru air 95%(Mosonyi, 1963:93).
dialirkan ke PLTA. Air di sini dapat Terdapat dua metode dalam
diatur pemanfaatannya misalnya meng- penentusn debit andalan yaitu flow
enai debit air yang digunakan dalam duration curve (FDC) dan streamflow
pembangkitan dapat diatur besarnya. routing method (SRR).
Flow duraton curve adalah grafik yang
memperlihatkan debit sungai selama
beberapa waktu tertentu dalam tahun antarkan air atu membawa air mulai dari
tertentu. Dalam perencanaan debit desain bangunan pengambilan menuju ke rumah
perlu diperhatikan target luaran energi pembangkit. Terdapat bermacam bentuk dari
yang bisa dihasilkan dari debit tersebut bangunan pembawa tergantung dari sistem
(Patty,1995:14). Debit andalan dapat pembawaan air menuju rumah pembangkit,
dihitung peluang probabilitasnya dengan bangunan pembawa antara lain:
persamaan weibull (Soemarto, 1987:239) 1. Terowongan (Tunnels), Fungsi tero-
P = m/(n+1) wongan adalah membawa air dari intake
Dengan : menuju penstock dan akhirnya ke turbin
P : peluang kejadian pembangkit.
m : no urut kelas data 2. Pipa Pesat (Penstock), Pipa pesat adalah
n : banyaknya kelas data saluran yang menyalurkan dan
Sistem Operasi Long Storage mengarahkan air dari waduk ke turbin.
Tergantung dari kebutuhannya maka lingkup Jenis pipa pesat yang digunakan adalah
waktu dari simulasi mencakup 1 tahun pipa pesat tertanam. Parameter desain
operasi atau lebih. Aturan umum dalam yang direncanakan pada pipa pesat
simulasi waduk : adalah:
1. Air waduk tidak boleh turun di bawah 1. Diameter pipa pesat
tampungan aktif. Dalam banyak keadaan, Diameter ekonomis pipa pesat dapat
maka batas bawah tampungan aktif ini dihitung dengan persamaan:
ditentukan oleh tingginya lubang outlet Sarkaria formula:
0,25
waduk. Q2
2. Air waduk tidak dapat melebihi batas atas D = 3,55.
2. g. H
tampungan aktif. Dalam banyak keadaan ESHA formula:
maka batas atas tampungan aktif ini 0,1875
10,3n 2 Q 2
ditentukan oleh puncak spillway. Apabila D= hf
terjadi kelebihan air, maka kelebihan ini Dimana:
akan melimpah (spillout). D : diameter pipa (m)
3. Ada beberapa waduk (waduk multiguna) n : koef kekasaran pipa
yang memiliki batasan debit yang Q : debit pada pipa (m3/dt)
dikeluarkan (outflow), baik debit Hf : kehilangan tinggi tekan total
maksimum atau debit minimum. pada pipa (m)
Rencana Desain PLTA Lodoyo II H : tinggi jatuh (m)
PLTA Lodoyo II merupakan tipe Namun dalam penentuan diameter
PLTA low head dengan komponen pipa pesat perlu diperhitungkan
bangunannya meliputi: besarnya kehilangan tinggi
A. Bangunan Pengambilan (Intake) dikarenakan hal ini akanmempe-
Bangunan pengambilan adalah ngaruhi besarnya daya yang akan
bangunan air untuk mengelakkan air dari dihasilkan.
sungai dalam jumlah yang diinginkan 2. Tebal pipa pesat
Desain pintu pengambilan ini direncanakan Tebal pipa pesat dapat dihitung
berdasar atas kebutuhan air sesuai dengan dengan persamaan:
desain perencanaan. ASME (Mosonyi,1963):
B. Bangunan Pembawa t = 2,5 D +1,2
Bangunan pembawa merupakan USBR (Varshney,1971):
bangunan yang berfungsi untuk meng- t = (d+500)/400
ESHA (Penche,2004) : Dst= Diameter Surge Tanks (m)
e = PD/2σkf+es Lt= panjang terowongan (m)
Barlow’s Formulae (Varshney,1971): At= Luas Terowongan (m2)
H = (0,002+σ x t)/(D+0,002 t) H = Gross Head (m)
Dimana: g = gravitasi (m2/s)
H: Tinggi tekan maksimum ( m ) c = koefisien thoma
: tekanan statis + tinggi tekan akibat pukulan 2. Tinggi air dalam Surge tanks
air 𝐿𝑡 𝐴𝑡
Zst : v (𝑔 𝐴𝑠𝑡 )0,5
σ : tegangan baja yang digunakan
(ton/m2 ) Dimana :
D : diameter pipa pesat (m) Zst= Tinggi muka air (m)
t : tebal pipa pesat ( m ) V= kecepatan terowongan (m/s)
P : tekan hidrostatis pipa (kN/mm2) Lt = panjang terowongan (m)
kf : efisiensi ketahanan At= Luas Terowongan (m2)
es : tebal jagaan untuk sifat korosif (mm) g = gravitasi (m2/s)
3. Kedalaman minimum pipa pesat Ast= Luas Surge Tanks (m2)
Kedalaman minimum akan berpengaruh 3. Kebutuhan terhadap tangki
terhadap gejala vortex, kedalaman minimum gelombang
dapat dihitung dengan persamaan Pipa pesat membutuhkan tangki
(Penche,2004): gelombang jika L > 4H
Ht > s Dengan :
L : panjang total pipa pesat (m)
s=cV D
H : tinggi jatuh (m)
Dimana:
D. Bangunan Pelengkap
c : 0,7245 untuk inlet asimetris
Saluran pembuang (tailrace cannal)
0,5434 untuk inlet simetris
Bangunan pembuang digunakan
V : kecepatan masuk aliran (m/dt) untuk mengalirkan debit air yang keluar dari
D: diameter inlet pipa pesat (m)
turbin untuk kemudian dibuang ke sungai,
3. Tangki Gelombang (Surge Tanks) saluran irigasi atau ke laut. Saluran
Tangki gelombang adalah pipa tegak
pembuangan dimensinya harus sama atau
di ujung hilir saluran air tertutup untuk lebih besar daripada saluran pengambilan
menyerap kenaikan tekanan mendadak
mengingat adanya kemungkinan perubahan
serta dengan cepat memberikan air mendadak dari debit turbin air.
selama penurunan singkat dalam
Rumah pembangkit (Power House)
tekanan. Surge tanks biasanya
Rumah pembangkit merupakan
disediakan pada PLTA besar atau
bangunan tempat diletakannya seluruh
menengah ketika ada jarak yang cukup
perangkat konversi energi, mulai dari turbin
jauh antara sumber air dengan unit daya,
air lengkap dengan governornya, sebagai
sehingga diperlukan sebuah penstock
pengatur tekanan air, system transmisi
panjang.
mekanik, generator, dan perangkat
1. Luas dan diameter Surge tanks
pendukung lainnya. Bangunan ini yang
(Thoma)
𝐴𝑡 𝐿𝑡 melindungi turbin, generator dan peralatan
Ast = 2 𝑔 𝑐 𝐻 pembangkit lainnya.
𝐴𝑠𝑡 Tinggi Jatuh Efektif (Net Head)
Dst= Tinggi jatuh efektif adalah selisih
0,25 𝛱
Dimana : antara elevasi muka air pada bangunan
Ast= Luas Surge Tanks (m2) pengambilan atau waduk (EMAW) dengan
tail water level (TWL) dikurangi dengan Perencanaan Peralatan Mekanik Dan
total kehilangan tinggi tekan (Ramos, 2000). Elektrik
Persamaan tinggi jatuh efektif adalah: Perencanaan peralatan mekanik dan
Heff = EMAW – TWL – hl elektrik meliputi:
dimana: A. Turbin Hidraulik
Heff : tinggi jatuh efektif (m) Turbin dapat diklasifikasikan berdasarkan
EMAW: elevasi muka air waduk atau hulu tabel berikut (Ramos,2000):
bangunan pengambilan (m) Tabel 1. Klasifikasi Jenis Turbin
TWL : tail water level (m)
hl : total kehilangan tingi tekan (m)

Dalam perencanan turbin parameter


yang mendasari adalah kecepatan spesifik
turbin (Ns) dan kecepatan putar/sinkron (n)
Gambar 1. Sketsa Tinggi Jatuh Effektif dimana kedua parameter tersebut dihitung
Kehilangan tinggi tekan digolongkan dengan persamaan (Anonim, 1976:):
menjadi 2 jenis yaitu kehilangan pada P
Ns = n
H 5/4
saluran terbuka dan kehilangan pada saluran 120 f
tertutup. n= 𝑃
Kehilangan tinggi tekan pada saluran dimana:
terbuka biasanya terjadi pada intake Ns :Kecepatan spesifik turbin (mkW)
pengambilan, saluran transisi dan penyaring. n : kecepatan putar/sinkron (rpm)
Kehilangan tinggi pada saluran P : daya (kW)
tertutup dikelompokkan menjadi 2 jenis H : tinggi jatuh effektif (m)
yaitu kehilangan tinggi mayor (gesekan) dan f : frekuensi generator (Hz)
kehilangan tinggi minor. Kehilangan tinggi p : jumlah kutub generator
mayor dihitung dengan persamaan Chezy- Nilai n bisa didapatkan dengan
Manning (Penche,2004): melakukan nilai coba-coba dengan
n2v2 persamaan:
hf = 4
R3 Untuk turbin francis:
sedangkan kehilangan minor 2334 1553
n’ = H atau n’ = H
dihitung dengan persamaan(Ramos, 2000):
V2
Untuk turbin propeller:
hf = ξ n’ = H
2088
atau n’ = H
2702
2g
dimana: Setelah didapatkan nilai parameter
hf : kehilangan tinggi tekan tersebut maka dapat ditentukan parameter
V : kecepatan masuk (m/dt) lain seperti:
g : percepatan gravitasi (m/dt2) 1. Titik Pusat Dan Kavitasi Pada Turbin
L : panjang saluran tertutup / pipa (m) Titik pusat perlu diletakkan pada
D : diameter pipa (m) titik yang aman sehingga terhindar dari
f : koefisien kekasaran(moody diagram) bahaya kavitasi kavitasi akan terjadi bila
ξ : keofisien berdasarkan jenis kontraksi
nilai σaktual < σkritis, dimana σdapat transformer, switchgear dan auxiliary
dihitung dengan persamaan (Anonim, 1976): equipment.
Ns 1 .64
σc = 50327
Analisa Pembangkitan Energi
Hs = Ha – Hv – H.σ Produksi energi tahunan dihitung
Sedangkan titik pusat turbin dapat berdasarkan tenaga andalan. Tenaga and-
dihitung dengan persamaan: alan dihitung berdasarkan debit andalan
Z = twl + Hs + b yang tersedia untuk pembangkitan energi
dimana: listrik yang berupa debit outflow dengan
Ns :Kecepatan spesifik turbin (mkW) periode n harian.(Arismunandar,2005)
σc : koefisien thoma kritis E = 9,8 x H x Q x ηg x ηt x 24 x n
σ : koefisien thoma Dimana:
Ha: tekanan absolut atmosfer (Pa/gρ) E : Energi tiap satu periode (kWh)
Hv: tekanan uap jenuh air (Pw/gρ) H : Tinggi jatuh efektif (m)
H : tinggi jatuh effektif (m) Q : Debit outflow (m3/dtk)
Hs : tinggi hisap turbin (m) ηg : effisiensi generator
Z : titik pusat tubrin ηt : efisiensi turbin
twl: elevasi tail water level n : jumlah hari dalam satu periode.
b : jarak pusat turbin dengan runner(m) Analisa Kelayakan Ekonomi
2. dimensi turbin Analisa ekonomi dilakukan untuk
Dimensi turbin reaksi meliputi: mengetahui kelayakan suatu proyek dari
Dimensi runner turbin, dimensi segi ekonomi. Dalam melakukan analisa
wicket gate, dimensi spiral case dan dimensi ekonomi dibutuhkan dua komponen utama
draft tube. yaitu:
3. effisiensi turbin a. Cost (komponen biaya)
Effisiensi turbin sangat tergantung
pengaruh dari debit aktual dalam turbin Meliputi biaya langsung
dengan debit desain turbin (Q/Qd), effisiensi (biayakonstruksi) dan biaya tak langsung
turbin ditunjukkan pada gambar berikut (O&P, contingencies dan engineering)
(MECH7350,214:6): b. Benefit (komponen manfaat)
Manfaat didapatakan dari hasil
penjualan listrik berdasarkan harga tarif
yang berlaku dan pendapatan dari reduksi
emisi gas karbon (CER).
Parameter kelayakan ekonomi meliputi:
1. Benefit Cost Ratio
PV dari manfaat
BCR =
PV dari biaya capital dan O&𝑃
Gambar 2. Grafik Effisiensi Turbin 2. Net Present Value
B. Peralatan Elektrik NPV = PV Benefit – PV Cost
Peralatan elektrik PLTAberfungsi 3. Internal Rate Of Return
sebagai pengaturan kelistrikan setelah NPV′
IRR = I ′ + ′
I ′′ − I′
dilakukan proses pembangkitan listrik, NPV − NPV′′
peralatan elektrik meliputi 4. analisa sensitivitas
generator,governor, speed increaser, Analisa sensitivitas dilakukan pada 3
kondisi yaitu:
Cost naik 20%, benefit tetap Gambar 4. Kurva Durasi Aliran Outflow
Cost tetap, benefit turun 20% Dari kurva maka dilakukanlah
Cost naik 20%, benefit turun 20% simulasi waduk untuk menentukan daya
terpasang. Debit yang dapat digunakan
3. Hasil dan Pembahasan untuk perencanaan PLTA adalah sebagai
Konsep perencanaan PLTA adalah berikut :
dengan memanfaatkan debit yang berlebih Tabel 2. Alternatif Debit Desain
pada sungai Brantas khususnya pada Debit Daya
Alternatif
bendungan Karangkates. Debit yang tidak (m3/det) (MWh)
digunakan akan dialirkan melalui intake 1 11,99 10.598
yang berbeda dengan intake PLTA 2 23,53 15.365
sebelumnya, kemudian debit akan dialirkan 3 36,94 20.597
menuju sistem PLTA secara sistem 4 61,27 28.237
pengaliran aliran (diversion) dan akan 5 74,77 30.960
dialirkan kembali menuju sungai Brantas.
Konsep PLTA ditunjukkan pada Maka dari perencanaan alternatif
gambar berikut: tersebut direncanakan komponen bangunan
sipil, pada studi ini digunakan alternatif 4
sebagai acuan debit desain bangunan sipil,
bangunan sipil yang direncanakan meliputi:

1. Bangunan Pengambilan
Bangunan pengambilan direnca-
nakan berupa pintu pengambilan (intake)
dan dilengkapi dengan trashrack, pintu
pengambilan didesain menggunakan tipe
pintu reservoir intake dengan data teknis
sebagai berikut:
Jenis pintu : pintu sorong
Gambar 3. Konsep Dasar PLTA Lodoyo Debit desain : 61,20 m3/dt
II Tinggi pintu : 14 meter
Berdasarkan analisa inflow harian Lebar pintu : 3 meter
digunakan debit desain rencana untuk desain Jumlah Pintu : 2 pintu
PLTA dengan keandalan tertentu seperti Sedangkan desain penyaring (trashrack)
pada kurva durasi aliran (FDC) seperti adalah sebagai berikut :
berikut: Bentuk jeruji : bulat memanjang
Kemiringan trashrack : 45o
Tebal jeruji (s) : 10 mm
Jarak antar jerujui : 500 mm
Jumlah jeruji : 13 jeruji
2. Bangunan Pembawa
Bangunan pembawa yang dimak-sud
dalam studi ini adalah terowongan dan pipa
pesat, kedua bangunan tersebut adalah tipe
tertutup bertekanan.
luas lubang 20% dari luas terowongan,
Perencanaan Terowongan : sehingga di dapatkan :
Data yang dibutuhkan untuk Aterowongan = 18,857 m2
perencanaan terowongan adalah sebagai Alubang udara = 3,771 m2
berikut ; Dlubang udara = 2,191 m
Debit : 61,27 m3/dt Perencanaan Pipa Pesat :
Debit depan terowongan : 73,521 m3/dt Data yang dibutuhkan dalam
Daya PLTA : 2x3,16 MW perencanaan pipa pesat adalah sebagai
Tinggi jatuh : 14,02 m berikut :
Panjang terowongan : 314 m Debit total : 61,27 m3/dt
Perencanaan diameter terowongan: Panjang pipa pesat : 60 m
Pendekatan yang digunakan dalam Tinggi jatuh : 14,02 m
perencanaan diameter terowongan adalah Jumlah pipa pesat : 2 buah
kecepatan izin, yaitu 2-4 m/dt dengan Kekasaran manning : 0,012
persamaan sarkaria : Debit tiap pipa : 30,63 m3/dt
𝑃 0,43 Diameter pipa pesat
D = 0,62 𝐻 0,65
Diameter pipa pesat harus
6330 0 ,43
= 0,62 14,02 0,65 direncakan berdasarkan aspek hirdolik dan
D = 4,804 m, maka didapat : aspek ekonomis, menurut mosonyi
A = 18,126 m2 kecepatan yang disarankan untuk pipa baja
V = 3,380 m/dt (memenuhi kecepatan adalah sebesar 2,5 m/dt – 7 m/dt, berikut ini
izin) adalah persamaan empirik untuk mene-
Maka dari hasil diatas didapatkan ntukan diameter pipa pesat:
hasil sebagai berikut : Persamaan sarkaria:
0,25
Kecepatan : 3,380 m/dt Q2
Diameter : 4,804 m D = 3,55.
2. g. H
Tebal luar : 0,9 m 0,25
30,632
Tebal total : 6,7 m D = 3,55.
Kedalaman Aliran Tekan 2.9,81.14,02
Kedalaman aliran pada terowongan D = 4,825 m,
diperlukan untuk menjaga debit air yang maka:
masuk menuju terowongan agar selalu A = 18,284 m2
berada pada keadaan tertekan. V = 1,675 m/dt (tidak memenuhi kecepatan
Data yang dibutuhkan: izin minimum)
Kecepatan : 3,380 m/dt Persamaan diameter ekonomis
Diameter : 4,9 m ESHA (Penche,2004):
g : 9,81 m2/dt Jika tinggi tekan karena gesekan pipa
Persamaan Knauss : direncanakan 3% dari gross head maka:
1+2,3𝑣 0,1875
𝑛 2 𝑄2 𝐿
ht >D 0,5 D=
(𝑔𝐷 ) 𝐻𝑓
1+2,3 3,380 0,1875
ht > 4,90 (9,81 4,90)0,5 0,012 2 30,63 2 .60
D = 10,3 0,701
ht = 11 m
Desain lubang udara D = 2,45 m, maka:
Lubang udara pada terowongan A = 4,71 m2
berfungsi untuk melepaskan udara sebelum V = 6,49 m/dt (memenuhi kecepatan izin)
masuk kedalam terowongan. Direncanakan
Dari kedua persamaan diketahui Tebal pipa pesat
bahwa metode ESHA bisa dipergunakan Tebal pipa direncanakan dengan
namun perlu dilakukan analisa pengaruh tujuan untuk menjaga keamanan pipa akibat
diameter terhadap beberapa faktor seperti tekanan dari dalam dan luar pipa, dengan
kehilangan energi. Maka selanjutnya menggunakan beberapa metode diperoleh
diameter dihitung dengan pendekatan hasil sebagai berikut:
kecepatan berdasarkan mosonyi, maka : Barlow : 13 mm
Kecepatan potensial aliran pada pipa USBR : 10,33 mm
pesat berdasarkan tinggi jatuh : Direncanakan tebal pipa pesat adalah
V = 2𝑔𝐻 13 mm (tebal pipa terbesar dari analisa
V = 2 9,81 14,02 diatas)
Pengaruh pukulan air terhadap pipa
V = 16,58 m/dt pesat
Sedangkan kecepatn izin yang Perhitungan tekanan hidrostatis untuk pipa
mampu dicapai oleh pipa pesat adalah v perlu memperhatikan pengaruh pukulan air
maks = 7 m/dt. (Water Hammer) terhadap pipa, dimana
V min = 2,5 m/dt kenaikan air akibat pukulan air ini dihitung
V maks = 7 m/dt dengan persamaan allevi :
D maks = 3,951 m 𝛼𝑉𝑜
ρallevi : 2𝑔𝐻𝑜
D min = 2,361 m 767 ,146 6,772
Maka nilai kisaran diameter pipa : 2 9,81 14,02
pesat adalah 2,361 – 3,951 m. ρallevi : 18,889
Tabel 3. Hubungan Diameter Dengan 𝛼𝑇
θ : 𝛼𝐿𝑜
Headloss
D L V Hf 1 Hf 2 Hf 3 Hf 4 Hf tot Heff 767 ,146 5
No.
(m) (m2) (m/dt)
n
(m) (m) (m) (m) (m) (m)
: 2 60
1 2.3 4.15 7.38 0.012 0.983 0.555 0.832 0.1 2.47 11.55 θ : 31,964
2 2.4 4.52 6.78 0.012 0.784 0.468 0.702 0.1 2.05 11.96 𝜌
3 2.5 4.91 6.24 0.012 0.630 0.397 0.596 0.1 1.72 12.29 n :𝜃
4 2.6 5.31 5.77 0.012 0.511 0.340 0.510 0.1 1.46 12.56
18,889
5 2.7 5.72 5.35 0.012 0.418 0.292 0.438 0.1 1.24 12.77 : 31,964
6 2.8 6.15 4.98 0.012 0.344 0.253 0.379 0.1 1.07 12.94
7 2.9 6.60 4.64 0.012 0.286 0.219 0.329 0.1 0.93 13.08 : 0,591
8 3 7.07 4.34 0.012 0.238 0.192 0.287 0.1 0.81 13.20
9 3.1 7.54 4.06 0.012 0.200 0.168 0.252 0.1 0.72 13.30 Dimana perhitungan pukulan air
10 3.2 8.04 3.81 0.012 0.169 0.148 0.222 0.1 0.63 13.38 untuk turbin francis adalah sebagai beriku ;
11 3.3 8.55 3.58 0.012 0.143 0.131 0.196 0.1 0.57 13.45 𝑕𝑜 0,75
12 3.4 9.07 3.38 0.012 0.122 0.116 0.174 0.1 0.51 13.50 = (𝜃 𝜃 +1,25)n
13 3.5 9.62 3.19 0.012 0.105 0.103 0.155 0.1 0.46 13.55 𝐻𝑜
0,75
14 3.6 10.17 3.01 0.012 0.090 0.092 0.139 0.1 0.42 13.60 𝑕𝑜 =(𝜃 +1,25) n x Ho
15 3.7 10.75 2.85 0.012 0.078 0.083 0.124 0.1 0.38 13.63 𝜃
0,75
16
17
3.8
3.9
11.34
11.94
2.70
2.57
0.012
0.012
0.068
0.059
0.074
0.067
0.112
0.101
0.1
0.1
0.35
0.32
13.66
13.69
=(31,964 +1,25) 0,591 x 14,02
31,964
18 4 12.56 2.44 0.012 0.051 0.061 0.091 0.1 0.30 13.71
= 10,389 m
Berdasarkan hasil perhitungan di atas tinggi
Sumber : Hasil Perhitungan water hammer adalah 10,389 m
Jadi diameter pipa pesat adalah sebagai 3. Tangki gelombang (Surge Tanks)
berikut : Pipa pesat membutuhkan tangki
D = 2,45 m gelombang bila L > 4H, dalam studi ini
A = 4,52 m2 panjang pipa pesat (L) adalah 60 meter
V = 6,78 m/dt sedangkan tinggi jatuh (H) adalah 14,02
meter maka: L > 4H = 60 > 56,068.
Sehingga pipa pesat membutuhkan adanya Elevasi dasar :+120,00
tangki gelombang (surge tank). Dengan menggunakan persamaan
Diameter tangki gelombang perlu Q = C B H1,5dengan nilai koefisien debit
direncanakan sedemikian rupa agar mampu untuk pengaliran tenggelam (C = 1,7) maka
mereduksi tekanan akibat Water Hammer akan didapatkan lengkung kapasitas debit
pada pipa pesat. Rumus yang digunkan (ratingcurve) berdasarkan debit operasional
dalam merencanakan tangki gelombang pada ambang tailrace sebagai berikut:
adalah sebagai berikut :
rating curve pada ambang
Persaman Thoma
𝐴𝐿 3
Ast : 2𝑔 𝑐 𝐻
2 y = 0.095x0.666
60 4,52
Ast : 0,02 14,02 2 9,81 1
0
Ast : 2,47 m2
Sehingga, 0.00 50.00 100.00 150.00
𝐴𝑠𝑡
Dst : rating curve pada ambang
0,25𝛱
42,47
: Dst = 0,25 3,14 Sumber : Hasil Perhitungan
Gambar 5. Rating Curve Pada Ambang
Dst :8m
Tailrace
𝐿𝑡 𝑥 𝐴𝑠 0,5
Zst :𝑣 Perhitungan Tinggi Jatuh Effektif
𝑔 𝑥 𝐴𝑠𝑡
60 𝑥 4,52 0,5 Dengan menggunakan persamaan
Zst : 6,78 9,81 𝑥 42,47 empirik berdasarkan potensi kehilangan
: 5,46 m tinggi tekan maka tinggi jatuh effektif diten-
4. Bangunan Pembuang (tailrace chanel) tukan seperti pada tabel berikut:
Saluran tailrace direncanakan sistem Tabel 4. Perhitungan Tinggi Jatuh
pengaturan / regulasi pada bagian akhir dari Effektif
Hf
draft tube berupa pintu atau katup kemudian Paremeter Tinggi Tekan
(m)
kehilangan pada bangunan pengambilan
debit air akan dialirkan melalui saluran Inlet 0.00617
terbuka dimana diujung saluran akan Trashrack
Kehilangan pada terowongan
0.00059

direncanakan ambang lebar sebagai kontrol Inlet 0.162


Trashrack 3.72E-06
elevasi muka air (TWL). Dalam perencanan Manning 0.569
saluran pembuang digunakan data teknis Gesekan
kehilangan pada pipa pesat
0.784
rencana sebagai berikut: Belokan 0.468
Inlet 0.702
Debit rencana :61,27 m3/dt kehilangan sebelum turbin
Diasumsikan 0.1
Elv dasar saluran : +120 Total kehilangan 2.791
Lebar saluran : 20 meter Diasumsikan waduk dalam keadaan penuh
Elevasi tampungan normal 136.000
Bentuk saluran : persegi elevasi TWL
Debit alternatif 1 121.3
Jenis pasangan : beton Debit alternatif 2 121.5
Koefisien manning : 0,015 Debit alternatif 3
Debit alternatif 4
121.7
121.9
Aliran air dari saluran pembuang Debit alternatif 5 122.1
Head Efektif
akan dialirkan melaui ambang (weir) pada Debit alternatif 1 12.03
ujung saluran dengan data perencanaan: Debit alternatif 2
Debit alternatif 3
11.85
11.68
Bentuk ambang : ogee tipe I Debit alternatif 4 11.41
Debit alternatif 5 11.15
Lebar ambang : 20 meter Gross Head 14.07
Sumber : Hasil Perhitungan
Tinggi ambang : 1 meter
Elevasi ambang : +121,00
Perencanaan Peralatan Hidromekanikal dan direncanakan sistem intake turbin tipe
Dan Elektrikal spiral case dan draft tube dengan dimensi:
Peralatan hidromekanikal dan lebar total spiral case : 10,77 m
elektrikal yang direncanakan dalam studi ini diameter intake spiral case : 4,05 m
meliputi: turbin hidraulik, peralatan electrik tinggi draft tube : 5,40 m
dan rumah pembangkit. panjang draft tube : 10,77 m
Turbin hidraulik peralatan elektrik yang direncanakan
Berdasarkan besarnya debit desain meliputi: generator 3 fasa, governor, speed
dan tinggi jatuh effektif dapat dipilih tipe increaser, transformer, switchgear dan
turbin yang digunakan. auxiliary equipment.
Debit desain :61,27 m3/dt rumah pembangkit direncanakan dengan
Tinggi jatuh effektif :11,41 m dengan dimensi:
Daya teoritis :6,77MW Tinggi : 12 meter
Lebar : 20 meter
Panjang : 50 meter
Material rumah : beton
Tebal dinding rumah : 0.3 meter
Kedalaman pondasi : 1.5 meter
Analisa Pembangkitan Energi
Energi yang dihasilkan pada PLTA Lodoyo
II tiap satu hari operasi ditabelkan sebagai
Gambar 6. Pemilihan Turbin berikut:
Tabel 5. Hasil Pembangkitan Energi
harian Tiap Alternatif

Sumber : Hasil Perhitungan


Gambar 7. Pemilihan Turbin Reaksi Sedangkan hasil pembangkitan tahunan
Maka direncanakan: untuk tiap alternatif adalah:
Tipe turbin :Kaplan Tabel 6. Analisa kapasitas terpasang tiap
Jumlah turbin :2 unit alternatif
Debit : 61,27 m3/dt Alternatif
Rated Capacity Install Capacity
Frekuensi generator : 50Hz (Kw)
1 1330 2 x 600kw
Kutub generator : 30 buah
2 2550 2 x 1200kw
Kecepatan putar : 200 rpm
3 3930 2 x 2000kw
Kecepatan spesifik : 738,79 mkW 4 6330 2 x 3000kw
Diameter runner : 2,70 m 5 7610 2 x 3500kw
σkritis : 1,01 Sumber : Hasil Perhitungan
σaktual : 1,05
elv pusat turbin : +118,24
tinggi hisap : -3,69 m
Analisa Ekonomi
Biaya proyek dan OP dihitung Dan analisa sensitivitas sebagai berikut:
dengan menggunakan persamaan empirik Kondisi 1:benefit turun 20%, cost tetap
sebagai berikut: Kondisi 2:benefit tetap, cost naik 20%
Tabel 7. Estimasi Biaya PLTA Kondisi 3:benefit turun 20%, cost naik 20%
Hasil analisa sensitivitas untuk tiap alternatif
ditabelkan sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil Analisa Sensitivitas Tiap
Alternatif

Sumber : Hasil Perhitungan


Sedangkan estimasi manfaat tahunan Sumber : Hasil Perhitungan
dari penjualan energi listrik adalah: Sehingga dari analisa ekonomi
Tabel 8. Estimasi Manfaat PLTA dipilih alternatif 1 sebagai alternatif yang
Harga Jual paling mengguntungkan
Alt Listrik Pembangkitan Pendapatan Total
(Rp/Kwh) Tahunan 4. Kesimpulan
1 1175.4 10598 12.46 12.46 1. Berdasarkan analisa besar debit yang
2 1175.4 15365 18.06 18.06
akan digunakan dalam perencanaan
PLTA Lodoyo II adalah
3 1175.4 20597 24.21 24.21
4 1175.4 28237 33.19 33.19
Debit (Q) Head Power
No Alt
5 1175.4 30960 36.39 36.39
(m3/det) (m) (kW)
Sumber : Hasil Perhitungan
1 1 11,99 11,90 1.210
Dengan rencana usia proyek adalah
35 tahun maka akan didapatkan parameter 2 2 23,53 11,72 2.339
kelayakan ekonomi sebagai berikut: 3 3 36,94 11,55 3.617
Tabel 9. Analisa Ekonomi Tiap Alternatif 4 4 61,27 11,28 5.861
Paid
Suku Pv Pv
Alt
Bunga Cost Benefit
Bcr Npv Irr Back 5 5 74,77 11,15 7.069
Period
1 12.00% 411.08 828.27 1.02 1.87 12.31% 6.86
2 12.00% 595.96 891.10 0.87 (17.17) 10.29% 8.06 2. Berdasarkan analisa, kapasitas daya
3 12.00% 774.70 968.29 0.82 (33.29) 9.60% 8.56 terpasang berdasarkan alternatif terpilih
4 12.00% 1,062.0 901.94 0.74 (73.76) 8.45% 9.67
adalah sebesar 2 x 0,6 mW.
5 12.00% 1,164.5 1,250.5 0.79 (63.59) 9.07% 9.02
3. Produksi energi PLTA Lodoyo II
Sumber: Hasil perhitungan
selama setahun berdasarkan alternatif
terpilih adalah sebesar 10598 MWh
4. Komponen bangunan PLTA yang 6. Dandekar, MM dan K.N. Sharma. 1991.
dipergunakan dalam studi ini adalah: Pembangkit Listrik Tenaga Air.
a Bangunan sipil: Jakarta : Universitas Indonesia.
 Pintu pengambilan. 7. Mosonyi, Emil. 1963. Water Power
 Bangunan pembawa, bangunan Development Volume One Low Head
pembawa terrdiri dari terowongan, Power Plant. Budapest : Akademiai
dan pipa pesat. Kiado
 Tangki gelombang (Surge Tanks) 8. Mosonyi, Emil. 1963. Water Power
 Rumah pembangkit (Power House) Development Volume Two High Head
 Bangunan pembuang (saluran Power Plant. Budapest : Akademiai
tailrace). Kiado
b Peralatan mekanik dan elektrik: 9. Patty, O.F. 1995. Tenaga Air. Erlangga
Turbin kaplan beserta kelengkapanya : Surabaya.
(spiral case, draft tube), generator 50Hz 10. Penche, Celso. 2004. Guidebook on
dengan 30 kutub, governor, speed How to Develop a Small Hydro Site.
increaser, travo, switchgear dan Belgia : ESHA (European Small
aksesoris kelistrikan. Hydropower Association).
5. Berdasarkan hasil analisa ekonomi 11. Ramos, Helena. 2000. Guidelines For
terhadap alternatif debit andalan terpilih Design Small Hydropower Plants.
(alternatif 1) diperoleh besar biaya total Irlandia : WREAN (Western Regional
sebesar 87,82 milyar rupiah dengan nilai Energi Agency & Network) and DED
BCR 1,02, NPV 1,87 milyar rupiah, IRR (Department of Economic
12,31% dan paid back period 6,86 tahun. Development).
Dengan hasil analisa tersebut dapat 12. Shahin, M. 1993. Engineering
disimpulkan bahwa perencanaan PLTA Hydrology. Delft : Instintute of
lodoyo II dengan alternatif 1 layak secara Hydraulic Engineering.
ekonomi. 13. Soemarto, C.D. 1987. Hidrologi
Daftar Pustaka Teknik Edisi 1. Surabaya : Usaha
1. Anonim. 1986. Standar Perencanaan Nasional.
Irigasi (Kriteria Perencanaan 02). 14. Varshney,R.S. 1977. Hydro-Power
Bandung : CV. Galang Persada. Structure. India : N.C Jain at the
2. Anonim. 1986. Standar Perencanaan Roorkee Press.
Irigasi (Kriteria Perencanaan 04). 15. Warnick, C. C., Mayo, H. A., Carson, J.
Bandung : CV. Galang Persada. L., & Sheldon, L. H. 1984.
3. Anonim, 1976. Engineering Hydropower Engineering. New
Monograph No. 20 Selecting Reaction Jersey: Prentice-Hall, Inc., Englewood
Turbines. Amerika: United States Cliffs.
Bureau Of Reclamation.
4. Arismunandar A. dan Kuwahara S.
2004. Buku Pegangan Teknik Tenaga
Listrik. Jakarta : PT Pradnya Paramita.
5. Bringas, John E. 2004. Handbook of
Comparative World Steel Standarts.
USA. ASTM International.

Anda mungkin juga menyukai