Anda di halaman 1dari 38

Ayo Semangat Mengikuti Pelajaran

Sering para guru dan orang dewasa lainnya mengingatkan siswa agar selalu bersemangat belajar.

Dengan semangat belajar yang tinggi akan diraih hasil belajar yang memuaskan. Akan tetapi bagi siswa

sendiri tidak mudah untuk menerapkan peringatan tersebut.

Masih banyak siswa belajar seakan kekurangan gairah dan semangat belajar. Baru beberapa jam

belajar terasa sudah letih, capek bahkan terasa hendak menguap melulu. Ini menunjukkan adanya

ketidakberesan dalam diri siswa. Bisa jadi ada kebiasaan-kebiasaan siswa yang tidak sesuai dengan

statusnya sebagai anak sekolah.

Jika hal tersebut dibiarkan berlanjut akan sulit untuk memperoleh hasil belajar siswa yang diinginkan.

Boleh jadi orang tuanya tetap mempunyai harapan agar anaknya memperoleh nilai baik. Maka tidak

heran lagi orang tua berusaha mati-matian untuk mencari uang demi membiayai sekolah anaknya.

Kondisi ini jika tidak dibarengi dengan usaha anak justru akan menimbulkan kekecewaan pada orang tua.

Berikut ini beberapa alternatif penting yang perlu dilakukan oleh siswa agar bersemangat belajar:

1.Sarapan pagi.

Usahakan agar selalu sarapan pagi sehingga mendapat pasokan energi kimia dalam tubuh yang memadai

dan tetap bergairah untuk mengikuti pelajaran. Siswa yang mengalami ketidakberesan dalam belajar

sering berawal dari kekurangan energy karena tidak sarapan.


2.Tidur dan istirahat yang cukup.

Jika siswa suka dan sering telat tidur, atau tidur selalu sampai larut malam sudah pasti akan

mengantuk dalam mengikuti pelajaran keesokan harinya. Mata merah seperti orang mabuk. Padahal ia

masih muda dan berada di bangku sekolah. Makanya, usahakan tidur paling lambat pukul sepuluh

malam.

3.Hindari persoalan yang belum waktunya difikirkan.

Tidak dapat dipungkiri, anak usia sekolah banyak yang melibatkan diri dengan persoalan-

persoalan yang belum mesti mereka cimpungi. Fikiran mereka akan terganggu belajar sehingga tidak

bergairah mengikuti pelajaran. Salah satunya adalah konflik pergaulan remaja, komflik dengan orang tua,

dan lain sebagainya.

4.Jadikan sekolah sebagai tempat menyenangkan.

Anak yang cerdas sesungguhnya bukanlah dilihat dari prestasi akademis semata. Anak cerdas

akan terlihat dari kreativitasnya mengelola lingkungan sosial dengan baik. Mampu bergaul dengan

sesama siswa dan guru sehingga kondisi sekolah betul-betul membuatnya senang berada di sekolah.

5.Menjaga kesehatan fisik.


Menjaga kesehatan fisik sesungguhnya tidak banyak memerlukan biaya bagi seorang siswa.

Banyak makan buah dan sayuran serta banyak minum air putih. Tentu yang lebih penting lagi adalah

menggunakan waktu istirahat dan tidur dengan baik.

6. Menyenangi guru lebih dulu daripada pelajarannya.

Berusaha untuk menyenangi guru berarti menyenangi pelajarannya sebaliknya kalau dengan

gurunya tidak suka secara tidak langsung tidak menyukai pelajarannya, hal ini menyebabkan tidak

semangat mengikuti pelajaran.

Itulah beberapa poin penting sebagai Kiat agar bersemangat belajar. Tentu masih banyak poin lain untuk

mencapai tujuan dimaksud.

Langkah- Langkah Dalam Mengikuti Pelajaran Di Kelas

Agar bisa mengikuti pelajaran dengan baik, kamu harus tau apa saja yang harus kamu persiapin

sebelum masuk kelas, langkah-langkah dan tindakan-tindakan apa yang harus kamu lakukan selama

pelajaran berlangsung dan setelah pelajaran selesai.

Langkah- langkah dalam mengikuti pelajaran di kelas adalah

1. Niat

Semenjak melangkahkan kaki meninggalkan rumah menuju kesekolah, sebaiknya berniat dulu dan

membulatkan tekad untuk mencari ilmu. “Bismillahi rahmaani rahiim, dengan nama-Mu aku mencari

ilmu, memenuhi panggilan-Mu, maka tambahkanlah aku ilmu-Mu dan berilah aku kepahaman”.Ucapkan
dalam hati: ”Saya harus paham uraian dan keterangan-keterangan guru. Saya akan mencamkan benar-

benar sehingga apa yang disampaikan oleh guru nanti menjadi milikku dan melekat dalam otakku”. Niat

ini harus dipelihara terus minimal sampai pelajaran selesai. Karena niat adalah fondasi untuk langkah-

langkah berikutnya.

2. Kemauan yang kuat

Kemauan adalah modal yang sangat penting dalam pelajaran, hal ini harus diiringi dengan usaha

yang keras, perjuangan yang gigih, dansemangat yang berkobar-kobar. Kemauan tanpa usaha berarti

sebagiankegagalan. Apa gunanya bila kita memiliki kemauan yang besar tapi tidak mau menggerakkan

kaki, tangan, fikiran dll. Tidak ada kenikmatan hidup kecuali setelah bersusah-payah, dan sesungguhnya

setelah kesulitan itu pasti ada kemudahan. Kita tidak boleh takut menghadapi kesulitan karena akan

tenggelam dalam kebodohan.

3. Perhatian

Sebagai seorang pelajar harus dapat memfungsikan alat pendengaran dengan sebaik mungkin. Untuk

mendengar keterangan/penjelasan dari guru yang sedang mengajar harusmemerlukan pendengaran

yang baik dan harus pandai-pandai menyeleksi keterangan, mana yang dianggap penting dan banyak

diulang atau yang paling ditekankan oleh guru. Selain itu, harusmemperhatikan alat penglihatan.

Perhatikan mimik, gerak-gerik dan gaya mengajar guru sehingga menambah pengertian dan pemahaman

terhadap pelajaran yang diberikan.


4. Konsentrasi

Konsentrasi berarti pemusatan fikiran kepada suatu masalah saja, lainnya tidak. Maksudnya, hal yang

dipikirkan hanyalah pelajaran yang sedang hadapi, atau dengan kata lain yang sedang ada dihadapan.

Jangan sekali-kali memberikan kesempatan kepada hal-hal atau masalah-masalah lain diluar pelajaran

yang bermunculan di dalam otak kamu yang mampu menggantikan kedudukan satu-satunya masalah

yang sedang dihadapi, yaitu pelajaran.

5. Appersepsi

Appersepsi adalah pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada dipersiapkan untuk menerima hal-hal

dan pengetahuan-pengetahuan baru.

Karena mngikuti pelajaran dikelas harus dilakukan secara aktif dan kreatif, maka sebagai seorang pelajar

harus pandai-pandai mendengarkan uraian, memasukkan dan mengolahnya dalam otak. Appersepsi

dapat dilakukan dengan cara berikut:

a. Membaca/mengulangi pelajaran yang telah diberikan.

b. Membaca materi berikutnya agar sewaktu guru menerangkan materi tersebut akan mudah

menangkapnya.

c. Membaca buku-buku lain yang berhubungan.

6. Catatan

Misalnya kita sedang mendapatkan seekor burung dari hasil buruan, kemudian kita tidak

mengikatnya dengan erat-erat, pasti hasil buruan tadi akan lepas kembali. Sama halnya dengan berburu

ilmu. Setelah mendapatkannya harus diikat erat-erat. Tali pengikatnya adalah catatan yang lengkap,

bersih, rapi, teratur, jelas dan mudah dibaca.


7. Bertanya

Semua uraian yang disampaikan oleh guru layaknya sebuah gudang ilmu. Gudang ilmu tidak terbuka

dengan sendirinya. Maka ada sebuah kunci ilmu yaitu bertanya yang harus diaplikasikan setiap pelajaran

berlangsung.

Dengan bertanya bisa menjadi paham, mengerti dan tidak sesat.Menjadi yakin atas ilmu yang

dimilikinya. Maka dari itu, apabila ada keterangan yang disampaikan oleh guru yang tidak dimengerti,

segera tanyakan. Dimana ada kesempatan untuk bertanya gunakanlah sebaik-baiknya. Jangan tajut dan

malu bertanya.

B. Menyusun Catatan Ketika Mengikuti Pelajaran

Langkah- langkah yang dilakukan siswa ketika menyusun catatan adalah

1. Berusaha mengerti uraian guru dengan sepenuhnya

2. Dengarkanlah penjelasan dari guru dengan penuh perhatian

3. Tunjukkan pandangan ke arah guru yang sedang berbicara, sehingga mata juga ikut membuat

penangkapan- penangkapan disamping telinga

4. Setelah uraian masuk ke dalam kepala dengan jelas, lalu otak harus bekerja untuk membedakan

mana yang penting dan mana yang tidak penting. Untuk membantu otak dalam melakukan tugas ini,

perhatikan dosen dengan seksama. Hal- hal yang penting sering diuraikannya dengan menggerak-

gerakkan tangan, menekankan suaranya atau mengulangi mengucapkan kalimat yang sama. Misalnya
dengan perkataan; “ingatlah bahwa”, yang perlu diketahui ialah” dan lain- lainnya. Yang terpenting ialah

berupa suatu pokok pikiran, pendapat atau suatu dahlil, definisi- definisi atau istilah- istilah teknis.

5. Mengolah hal- hal yang penting ke dalam kepalanya. Uraian- uraian dosen yang penting itu harus

diorganisir, dihubingkan satu dengan yang lainnya, dan disusun dalam kalimat- kalimat yang pendek.

Setelah itu hasil olahan tersebut dituliskan di atas kertas.

6. Kalimat- kalimat catatan cukup pendek- pendek saja dan hendaknya dengan mempergunakan kata-

kata sendiri, kecuali untuk catatan- catatan yang berupa definisi dimana dikehendaki perumusan yang

tepat. Kalau siswa dapat meringkas uraian guru yang panjang lebar dalam kata- katanya sendiri, ini

berarti bahwa ia mengerti betul apa yang diuraikan guru.

Perkembangan Remaja

I. Perkembangan Manusia

Tahap tahap perkembangan manusia memiliki fase yang cukup panjang. Untuk tujuan
pengorganisasian dan pemahaman, kita umumnya menggambarkan perkembangan dalam pengertian
periode atau fase perkembangan. Klasifikasi periode perkembangan yang paling luas digunakan meliputi
urutan sebagai berikut: Periode pra kelahiran, masa bayi, masa awal anak -anak, masa pertengahan dan
akhir anak anak, masa remaja, masa awal dewasa, masa pertengahan dewasa dan masa akhir dewasa.
Perkiraan rata rata rentang usia menurut periode berikut ini memberi suatu gagasan umum kapan suatu
periode mulai dan berakhir. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai setiap periode tahap tahap
perkembangan manusia dalam buku Life-Span Development oleh John Santrock:

a. Periode prakelahiran (prenatal period)

Periode pra kelahiran ialah saat dari pembuahan hingga kelahiran. Periode ini merupakan masa
pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga menjadi organisme yang sempurna dengan
kemampuan otak dan perilaku, yang dihasilkan kira kira dalam periode 9 bulan.

b. Masa bayi (infacy)

Masa bayi ialah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan.
Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang
terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan
belajar sosial.

c. Masa awal anak anak (early chidhood)

Masa awal anak anak merupakan periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga
usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah. Selama masa ini,
anak- anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan
keterampilan kesiapan bersekolah (mengikuti perintah, mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu
lama untuk bermain dengan teman sebaya.Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara
umum mengakhiri masa awal anak - anak.

d. Masa pertengahan dan akhir anak anak (middle and late childhood)

Middle and late childhood ialah periode perkembangan yang merentang dari usia kira kira enam
hingga sebelas tahun, yang kira kira setara dengan tahun tahun sekolah dasar, periode ini biasanya
disebut dengan tahun tahun sekolah dasar. Keterampilan keterampilan fundamental seperti membaca,
menulis, dan berhitung telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas
dan kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai
meningkat.

e. Masa remaja (adolescence)


Adolescence ialah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa,
yang terjadi pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun.
Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang
dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah
dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.Pada perkembangan ini, pencapaian
kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan
semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.

f. Masa awal dewasa (early adulthood)

Masa awal dewasa ialah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun
atau awal usia dua puluhan tahun dan yang berakhir pada usia tiga puluhan tahun. Ini adalah masa
pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang,
masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan
mengasuh anak anak.

g. Masa pertengahan dewasa (middle adulthood)

Masa pertengahan dewasa ialah periode perkembangan yang bermula pada usia kira kira 35
hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas
keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi berikutnya menjadi
individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir.

h. Masa akhir dewasa (late adulthood)

Masa akhir dewasa ialah periode perkembangan yang bermula pada usia enampuluhan atau
tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya
kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran
peran sosial baru.
II. Perkembangan Remaja

Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos mengenai penyimpangan dan


ketidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan yang membahas
ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang
dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan
lingkungan.

Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga
dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak. Sebagaimana
diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki
tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila tugas-tugas tersebut berhasil
diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, kebahagian dan penerimaan dari
lingkungan. Keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas itu juga akan menentukan keberhasilan
individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.

Hurlock (1973) memberi batasan masa remaja berdasarkan usia kronologis, yaitu antara
13 hingga 18 tahun. Menurut Thornburgh (1982), batasan usia tersebut adalah batasan
tradisional, sedangkan aliran kontemporer membatasi usia remaja antara 11 hingga 22 tahun.

Perubahan sosial seperti adanya kecenderungan anak-anak pra-remaja untuk berperilaku


sebagaimana yang ditunjukan remaja membuat penganut aliran kontemporer memasukan mereka
dalam kategori remaja. Adanya peningkatan kecenderungan para remaja untuk melanjutkan
sekolah atau mengikuti pelatihan kerja (magang) setamat SLTA, membuat individu yang berusia
19 hingga 22 tahun juga dimasukan dalam golongan remaja, dengan pertimbangan bahwa
pembentukan identitas diri remaja masih terus berlangsung sepanjang rentang usia tersebut.

Lebih lanjut Thornburgh membagi usia remaja menjadi tiga kelompok, yaitu:

Remaja awal : antara 11 hingga 13 tahun


Remaja pertengahan: antara 14 hingga 16 tahun
Remaja akhir: antara 17 hingga 19 tahun.
Pada usia tersebut, tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

Mencapai hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya baik sesama
jenis maupun lawan jenis
Mencapai peran sosial maskulin dan feminin
Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif
Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi
Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja
Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga
Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya
kompetensi sebagai warga negara
Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara
sosial
Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku (Havighurst
dalam Hurlock, 1973).
a. Masa Pubertas
Masa pubertas adalah masa saat organ-organ reproduksi mencapai kematangan. Masa
pubertas bisanya dimulai saat berusia 8 hingga 10 tahun dan berakhir lebih kurang di usia 15
hingga 16 tahun. Pada masa inilah kamu berada sekarang

Apakah kamu pernah memerhatikan perubahan fisik yang terjadi padamu saat ini?
Perubahan fisik yang terjadi merupakan tanda kematangan organ-organ reproduksi. Pada
umumnya, organ reproduksi anak perempuan lebih cepat matang dibandingkan organ
reproduksi anak laki-laki

b.Ciri-ciri pubertas secara fisik dapat diuraikan sebagai berikut :


1. Ciri kelamin primer

Organ kelamin telah mampu memproduksi sel-sel kelamin. Laki-laki mulai menghasilkan
sperma di dalam testis, sedangkan perempuan mulai menghasilkan sel telur di dalam indung telur
(ovarium).
Organ kelamin mulai berfungsi. Pada remaja laki-laki ditandai dengan pertama kali mengalami
“Mimpi basah" yaitu proses keluarnya sperma atau air mani. Pada perempuan ditandai dengan
mengalami menstruasi yang pertama kali.

2. Ciri kelamin sekunder


Pada remaja laki-laki, pubertas ditandai dengan ciri-ciri kelamin sekunder sebagai berikut.
1) Mulai tumbuh jakun.
2) Perubahan suara menjadi lebih besar dan berat.
3) Tumbuh kumis atau jenggot.
4) Tumbuh rambut di dada, kaki, ketiak, dan sekitar organ kelamin.
5) Mulai tampak otot-otot yang berkembang lebih besar dan menonjol.
6) Bahu melebar melebihi bagian pinggul.
7) Perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan pori-pori tampak membesar.
8) Kadang-kadang diikuti dengan munculnya jerawat di daerah muka.

Pada remaja perempuan, pubertas juga ditandai dengan ciri kelamin sekunder sebagai
berikut.
1) Membesarnya payudara dan puting mulai timbul.
2) Pinggul melebar.
3) Tumbuh rambut di ketiak dan sekitar organ kelamin.
4) Suara lebih nyaring.
5) Kadang-kadang diikuti munculnya jerawat di daerah muka.
Salah satu ciri pubertas pada anak perempuan adalah menstruasi. Apakah menstruasi itu?
Pada saat perempuan yang telah mengalami pematangan organ reproduksi, ovarium akan
secara ritun mengeluarkan sel telur. Pengeluaran sel telur pada umumnya terjadi sekitar
empat minggu (28 hari) sekali. Dalam proses ini dinding rahim juga mengalami penebalan
sebagai persiapan jika sel telur dibuahi.
Oleh sebab itu, jika dalam akhir siklus tersebut tidak terjadi pembuahan, sel-sel dinding
rahim akan menciut, lalu mati dan akhirnya meluruh. Proses peluruhan dinding rahim ini
akan keluar bersama darah, lendir, dan cairan yang berasal dari dinding rahim tersebut
dikenal dengan menstruasi. Pendarahan menstruasi berlangsung selama 1sampai 8 hari.
c. Ciri-ciri Pubertas Secara Psikis
Selain terjadi perubahan secara fisik, pada masa pubertas juga terjadi perubahan
hormonal yang memengaruhi kondisi psikologis dan tingkah lakunya.Ciri-ciri pubertas
secara psikis dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Mencari identitas diri


Dalam usaha mencari identitas diri, remaja sering menentang kemapanan karena dirasa
membelenggu kebebasannya. Meskipun cara berpikirnya belum dewasa namun remaja tidak
mau dikatakan sebagai anak-anak. Remaja sering melakukan hal coba-coba karena rasa ingin
tahu yang sangat besar.

2. Mulai tertarik kepada lawan jenis


Masa remaja adalah masa persiapan menuju dewasa. Wajar bila remaja mempunyai
ketertarikan dengan lawan jenis. Namun demikian pernikahan pada usia remaja belum
diperbolehkan karena secara mental belum siap. Kehamilan pada usia remaja dapat
berpengaruh negatif baik pada diri maupun bayi yang
dikandungnya.
III. Masalah – masalah yang muncul pada masa remaja
Tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik. Menurut Hurlock
(1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas tersebut, yaitu:

Masalah pribadi,
yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah,
kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai-nilai.
Masalah khas remaja,
yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah
pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru,
adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orangtua.
Elkind dan Postman (dalam Fuhrmann, 1990) menyebutkan tentang fenomena akhir abad dua
puluh, yaitu berkembangnya kesamaan perlakuan dan harapan terhadap anak-anak dan orang
dewasa. Anak-anak masa kini mengalami banjir stres yang datang dari perubahan sosial yang
cepat dan membingungkan serta harapan masyarakat yang menginginkan mereka melakukan
peran dewasa sebelum mereka masak secara psikologis untuk menghadapinya. Tekanan-tekanan
tersebut menimbulkan akibat seperti kegagalan di sekolah, penyalahgunaan obat-obatan, depresi
dan bunuh diri, keluhan-keluhan somatik dan kesedihan yang kronis.

Lebih lanjut dikatakan bahwa masyarakat pada era teknologi maju dewasa ini membutuhkan
orang yang sangat kompeten dan trampil untuk mengelola teknologi tersebut. Ketidakmampuan
remaja mengikuti perkembangan teknologi yang demikian cepat dapat membuat mereka merasa
gagal, malu, kehilangan harga diri, dan mengalami gangguan emosional.

Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas
intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat mereka mudah
mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku.Stres,
kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka mengambil resiko
dengan melakukan kenakalan (Fuhrmann, 1990).

NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA DALAM KEHIDUPAN


Hakekat manusia

Manusia adalah makhluk sosial, dalam kehidupan bermasyarakat selalu berhubungan


dengan banyak orang. Dimana dalam melaksanakan hubungan tersebut, setiap orang
berkeinginan untuk dapat bebas seenaknya sendiri melakukan yang diinginkan, tanpa ada
batasan. Namun hal itu tidk mungkin dilakukan karena akan terjadi benturan dan pertentangan
dengan kepentingan-kepentingan anggota masyarakat lainnya. Oleh karena itu kehidupan
bersama sebagai makhluk pribadi sosial selalu dilandasi oleh aturan-aturan tertentu. Aturan yang
dibuat disesuaikan dengan norma dan nilai yang sesuai dengan kaidah yang berlaku
dimasyarakat. Antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya mungkin memiliki nilai yang
sama atau berbeda. Seperti pepatah ‘Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya’. Pepatah
itu menunjukkan adanya perbedaan nilai diantara masyarakat atau kelompok yang satu dengan
yang lainnya. Mengetahui sistem nilai yang dianut oleh kelompok atau masyarakat tidaklah
mudah, karena nilai merupakan konsep abstrak yang hidup di pikiran para warga masyarakat.
Manusia atau individu yang memiliki moral baik, dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan
norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Misalnya ketika teman sedang belajar atau
menjalankan beribadah, kita tidak boleh bernyanyi atau berteriak-teriak meskipun sedang dalam
keadaan bahagia. Meskipun sedang lapar, kita tidak boleh mengambil kue yang dijual di kantin
tanpa membayarnya.

Aturan-aturan diciptakan dan disepakati bersama untuk mencapai ketentraman dan kenyamanan
hidup bersama orang lain, yang selanjutnya aturan itu dipakai sebagai ukuran, patokan atau
keyakinan terhadap sesuatu itu baik atau buruk. Selama hidup banyak aturan yang wajib kita
fahami dengan kesungguhan dalam bermasyarakat.

Nilai Sosial

Nilai pada hakekatnya adalah sifat dan kualitas yang melekat pada suatu obyek. Nilai bersumber
pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku manusia. Nilai
merupakan kumpulan sikap dan perasaan yang diwujudkan melalui perilaku sosial orang yang
memiliki nilai sosial. Nilai sosial merupakan kualitas perilaku, pikiran, dan karakter yang
dianggap masyarakat baik dan benar, hasilnya diinginkan dan layak ditiru orang lain. Nilai sosial
merupakan sikap dan perasaan yang diterima secara luas oleh masyarakat dan merupakan dasar
untuk merumuskan sesuatu yang benar dan penting.

Peran nilai sosial dalam kehidupan bermasyarakat adalah:

Sebagai alat menentukan harga dan kelas sosial seseorang dalam struktur stratifikasi. Misal
kelompok masyarakat ekonomi kaya, menengah dan kelas bawah.

Mengarahkan masyarakat untuk berfikir dan bertingkah laku sesuai nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat, agar tercipta integrasi dan tertib sosial.

Memotivasi untuk mewujudkan diri dalam berperilaku sesuai yang diharapkan oleh peran-
perannya dalam mencapai tujuan.

Sebagai alat solidaritas yang mendorong masyarakat untuk saling bekerjasama demi mencapai
suatu tujuan.

Sebagai pengontrol, pembatas, pendorong dan penekan individu untuk selalu berbuat baik.

3. Norma Sosial.

Norma adalah petunjuk atau patokan perilaku yang dibenarkan dan pantas dilakukan dalam
menjalani interaksi sosial di suatu kelompok masyarakat tertentu. Perbedaan nilai sosial dan
norma sosial adalah, dalam norma sosial ada sanksi sosial (penghargaan dan hukuman), bagi
orang yang menuruti atau melanggar norma tersebut. Norma bersifat memaksa sehingga seluruh
anggota kelompok harus bertindak sesuai dengan norma yang telah dibentuk sejak lama. Misal
menghormati tamu yang datang, bila tidak dilakukan akan dianggap tidak sopan dan tidak
berpendidikan. Norma tidak boleh dilanggar, yang melanggar akan kena sanksi misalnya, ke
sekolah datang terlambat akan dihukum tidak boleh masuk kelas, anak yang mencontek akan
diberi sanksi tidak boleh melanjutkan ulangan.

Norma sosial dalam masyarakat dibedakan menurut aspek-aspek tertentu tetapi yang satu dengan
yang lain saling berhubungan, yaitu:
Norma Agama(religi), yaitu peraturan sosial yang sifatnya mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar
atau diubah karena aturannya berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Pelanggaran terhadap norma
dikatakan berdosa.

Norma kesusilaan, adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilkan
akhlak. Norma kesusilaan, seseorang dapat membedakan apa yang dianggap baik dan buruk.
Pelanggaran terhadap norma berakibat pengucilan secara fisik(dipenjara, diusir) atau secara batin
(dijauhi). Misalnya, kehidupan pelacur, tindakan korupsi, dsb.)

Norma Kesopanan, adalah peraturan sosial yang mengarah kepada hal-hal bagaimana seseorang
bertingka laku wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Pelanggaran terhadap norma akan
mendapat celaan, kritik, dan pengucilan.

Norma kebiasaan, adalah sekumpulan peraturan sosial yang dibuat secara sadar atau tidak, berisi
tentang petunjuk perilaku yang diulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan individu. Pelanggaran
terhadap norma ini ber akibat celaan, kritik,atau pengucilan. Misalnya membawa oleh-oleh
apabila pulang dari bepergian, bejabat tabgan saat ketemu, dsb.

Norma hukum/ kode etik.

Norma hukum, adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu, misal
lembaga pemerintah, advokat, organisasi profesi dsb. Norma hukum juga disebut kode
etik. Pelanggaran terhadap norma hukum akan mendapat sanksi berupa sanksi denda atau
hukuman fisik. Misalnya wajib bayar pajak, pelanggaran lalu lintas, dsb.

Norma agama dan norma kesusilaan berlaku secara luas di setiap kelompok masyarakat,
bagaimanapun peradabannya, sedang norma kesopanan dan norma kebiasaan hanya
dipelihara dan dilaksanakan oleh sekelompok masyarakat tertentu saja.

Nilai berperan sebagai pedoman yang menentukan kehidupan setiap manusia, nilai manusia
berada dalam hati nurani, kata hati dan pikiran sebagai suatu keyakinan dan kepercayaan yang
bersumber pada berbagai sistem nilai. Seorang pribadi yang taat pada aturan, kaidah dan norma
yang berlaku dalam masyarakat, dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Jika
sebaliknya maka pribadi itu dianggap tidak bermoral. Moral dalam perwujudannya berupa
peraturan atau prinsip-prinsip yang benar, baik, terpuji dan mulia. Moral bisa berupa kesetiaan,
kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

Cerita Kontekstual.

Afi siswa kelas VIII, hampir setiap hari datang di sekolah lebih dari pukul 07.00 WIB, bahkan
pernah baru datang setelah pelajaran jam pertama usai, padahal sekolah dimulai tepat pk.07.00.
Berbagai alasan disampaikan ketika ditanya oleh teman-temannya, mulai dari sakit perut, kepala
pusing, bangun kesiangan, angkot mogok, macet, tidak punya uang saku untuk transport, dsb.
Begitu juga ketika di kelas dia selalu ramai dan mengganggu suasana belajar, sehingga
kehadirannya tidakdisukai teman-temannya di kelas. Ibu/bapak guru ketika mengajar sering
menanyakan tentang tugas rumah yang diberikan, Afi selalu menunjukkan pekerjaannya, apapun
hasilnya, meskipun pekerjaan itu sering tidak tuntas. Seolah tidak ada masalah bagi dirinya
tentang sikap sebagai seorang pelajar.

Beberapa sikap perilaku sehari-hari dalam kehidupan sosial yang perlu Anda ketahui!

Sikap Perilaku Yang Dijumpai Kode etik


Agama Kesusilaan Kesopanan Kebiasaan
sehari-hari hukum

1. Taat beribadah

2. Beramal.

3. Tidak menyakiti teman

4. Tidak berkata jorok

5. Menyapa teman.

6. Berseragam lengkap

7. Mematuhi rambu lalu lintas.


Sikap Perilaku Yang Dijumpai Kode etik
Agama Kesusilaan Kesopanan Kebiasaan
sehari-hari hukum

8.Datang tepat waktu

9. Cuci tangan sebelum makan.

10. Menghargai perbedaan

11. Berdoa sebelum belajar.

12.Bertutur kata yang baik.

13. Memberikan tempat duduk


kepada orang tua.

14. Berjabat tangan saat

ketemu teman.

15. Berbohong.
16. Lompat pagar sekolah

BELAJAR DAN HASIL BELAJAR

Pengertian Belajar

Semua orang mengenal istilah belajar, aktifitas belajar telah ada sejak adanya manusia.
Manusia melaksanakan aktifitas belajar karena belajar sebagai salah satu kebutuhan. Ahli
belajar mengatakan bahwa manusia adalah makhluk belajar, karena dalam dirinya
terdapat potensi untuk belajar. Belajar menjadi suatu yang tak dapat terpisahkan dari
kehidupan manusia, hampir sepanjang waktu melakukan ritual belajar. Pengertian umum
belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh
dari orang lain yang lebih tahu, dari pengalaman, dari membaca dan sebagainya.
Beberapa pengertian tentang belajar diantaranya:
Faham behavioristik, belajar sebagai pengubahan tingkah laku pada diri seseorang yang
dilakukan melalui latihan/ membiasakan reaksi atas stimulus/ rangsangan yang ada.

Faham kognitif, belajar sebagai usaha untuk mengerti tentang sesuatu, yang dilakukan secara
aktif oleh pembelajar. Keaktifan belajar tersebut bisa berupa mencari pengalaman, mencari
informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan, mempraktekkan, dan respon lainnya
untuk mencapai tujuan.

Dalam kamus besar bahasa indonesia, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu
tertentu dengan bergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh hasil
bagi orang yang bersangkutan.

Dari faham diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di
dalam kepribadian dan tingkah laku manusia dalam bentuk kebiasaan, penguasaan pengetahuan
atau ketrampilan, dan sikap berdasarkan latihan dan pengalaman dalam mencari informasi,
memecahkan masalah, mencermati lingkungan untuk mengumpulkan pengetahuan melalui
pemahaman, penguasaan, ingatan, pengungkapan kembali di waktu yang akan datang. Belajar
berlangsung terus-menerus dan tidak boleh dipaksakan.

Belajar juga mengandung pengertian bahwa perubahan perilaku itu akibat pengalaman yang
diperoleh melalui pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru. Manusia adalah makhluk
yang berbudaya, befikiran modern, cekatan, pandai dan bijaksana yang diperoleh melalui proses
membaca, melihat, mendengar dan meniru. Seseorang belajar dengan mengagumi suatu obyek,
figure melalui bacaan, pengamatan dan pendengaran, yang kemudian disenangi dan dikagumi,
seperti tertarik pada keindahan, kerapian dan kedamaian suatu obyek. Seorang figure atau tokoh
yang dikenal melalui pengamatan, bacaan, drama sinetron, karena dia berkata benar, logis dan
nyata, maka pengamat tertarik dan berupaya untuk meniru dan mengikutinya.

Karena pentingnya masalah belajar dan mencari ilmu pengetahuan, sampai Allah memerintahkan
‘Carilah Ilmu sampai ke negeri Cina’, mempunyai makna bahwa manusia dilahirkan ke bumi
untuk menjadi kholifah dan menjadi orang pandai. Menuntut ilmu tidak cukup di negeri sendiri,
perlu mengembangkan sampai ke negeri orang meskipun itu tempatnya jauh di negeri seberang,
dan sebagai negara konflik atau tidak mengenal peradaban agama, kita diperintah untuk
menggali kemajuan melalui ilmu pengetahuan.
Membaca merupakan kegiatan belajar, membaca informasi, membaca pengetahuan, membaca
situasi, membaca ketatanegaraan, membaca norma agama agar mampu hidup dalam masyarakat.
Membaca tidak hanya sekedar membaca yang tertulis, tetapi juga yang tidak tertulis, misalnya
membaca gejala alam, membaca data, situasi politik dsb. Agar kita tahu tentang informasi
tersebut. Alvin Toffler, tokoh komunikasi menyebutkan “Siapa yang menguasai informasi maka
dialah yang menguasai dunia”.

Hasil Belajar.

Definisi hasil belajar menurut Djamarah (2000;45), merupakan prestasi dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Untuk menghasilkan
sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang besar, keuletan, kesungguhan dan
kemauan, rasa optimisme yang tinggi untuk bisa mencapainya. Sementara itu Arikunto
(1990;133), mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar,
perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur. Perubahan pada diri
individu yang belajar berupa pengetahuan, kecakapan, sikap, pengertiam dan penghargaan diri
pada individu tersebut.

Tujuan kegiatan belajar dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu: Kawasan

Kognitif

Afektif

Psikomotor

Tujuan kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir, mencakup kemampuan intelektual, dari
yang sederhana yaitu mengingat sampai memecahkan masalah, menghubungkan gagasan.
Terdapat 6 tingkatan yaitu: mengingat, mengerti, memakai, menganalisa, menilai dan mencipta.

Tujuan afektif, merupakan tujuan belajar yang berhubunhgan dengan perasaan, emosi, system
nilai, dan sikap hati (attitude) yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu.
Tujuann afektif dari yang paling sederhana yaitu memperhatikan fenomena sampai kepada yang
komplek yang merupakan faktor internal seseorang. Seperti: minat, sikat hati, sikap menghargai,
system nilai serta kecenderungan emosi.Dalam mencapai tujuan afektif memerlukan keteladanan
dan waktu yang cukup, tidak seperti pencapaian kawasan kognitif. Kawasan afektif diantaranya
adalah kemampuan dalam menerima, menanggapi, menghargai, mengorganisasikan dan
menghayati.

Kawasan psikomotor adalah, kawasan yang berorientasi pada keterampilan motorik yang
berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan (action), yang memerlukan koordinasi antara
syaraf, fikiran dan otot, sihingga diperoleh tingkat keterampilan fisik tertentu. Misalnya kegiatan
yang dihubungkan dengan latihan menuls, berbicara, olahraga serta bidang studi berkaitan
dengan keterampilan. Ketrampilan dalam membongkar dan memasang mesin, mereparasi mesin,
mengatur muatan kapal, menggunakan berbagai alat atau perkakas bengkel, membuat grafik dan
lain-lain.

Dapat disimpulkan bahwa perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri sbb:

Adanya kepuasan dan kebanggaan yang dapat memotivasi diri untuk terus belajar.

Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.

Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi diri sendiri, akan tahan lama diingat, membentuk
perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dan dapat digunakan sebagai alat untuk
memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya.

Kemampuan untuk mengontrol, menilai dan mengendalikan diri dalam proses dan usaha
belajarnya.

Berkaitan dengan usaha untuk mencapai hasil belajar, sering dijumpai masalah sehingga prestasi
tidak bisa mencapai hasil yang optimal. Masalah yang muncul dapat mengganggu tugas
perkembangan pada fase berikutnya, bahkan akan mengganggu dalam menjalani kehidupan.
Masalah-masalah tersebut adalah:

Kemampuan akademik, yaitu yang memiliki kemampuan inteligensi tinggi tetapi tidak dapat
memanfaatkan secara optimal.

Ketercepatan dalam belajar, yaitu yang memiliki kecerdasan(IQ ≥ 130), yang memerlukan tugas-
tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar yang amat tinggi.
Sangat lambat dalam belajar, yaitu yang memiliki kemampuan akademik kurang memadahi dan
perlu mendapat pendidikan/pengajaran khusus.

Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan kurang bersemangat dalam belajar, malas.

Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi dan kegiatan belajar sehari-hari
antagonistic dengan yang seharusnya, misal suka menunda-nunda tugas, mengulur waktu,
membenci guru, tidak mau bertanya, dst.

Sedangkan berkaitan dengan masalah atau gangguan emosional yang berpengaruh terhadap hasil
belajar, diantaranya adalah:

Hiperaktif, cenderung tidak bisa duduk dengan tenang saat belajar.

Cepat bosan (distractibility), sering mengalihkan perhatian ke berbagai obyek lain, mudah
dipengaruhi, dan tidak bisa memusatkan perhatian.

Pendiam, pasif, sangat perasa (poor self concept), sehingga mudah tersinggung.

Cepat bereaksi (impulsif), atas pertanyaan yang diberikan tetapi jawabannya tidak menunjukkan
berfikir yang logis.

Suka merusak benda-benda disekitarnya (destuctive behavior), sikap agresif yang negatif, mudah
tersinggung.

Suka mengeluarkan kata-kata kasar, tidak sopan (distruptive behavior), cenderung suka
mengejek, menentang guru.

Selalu tergantung kepada orang tua (dependency), merasa takut dan tidak mampu untuk berani
melakukan sendiri dan sangat bergantung kepada orang-orang disekitarnya.

Sikap dalam Belajar

Beberapa tips, sikap dalam belajar yang baik agar diperoleh hasil yang optimal adalah:

1. Rumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam belajar.


2. Belajar harus percaya diri dan memiliki motivasi yang kuat.
3. Lingkungan belajar harus menyenangkan.
4. Sarana dan prasarana belajar yang memadahi.
5. Lengkapi buku-buku pelajaran, buku tulis dan alat-alat tulis (pensil, fulpen, penghapus,
penggaris, busur, jangka, text marker, pensil warna-warni, rautan dst), karena peralatan
tersebut sebagai dukungan kekuatan pribadi Anda untuk siap dalam belajar.
6. Miliki ketrampilan belajar dengan suka membaca, menuliskan dan membuat pertanyaan.
7. Buat catatan (tulis dan susun), jadikan menulis dan bertanya sebagai hal yang
menyenangkan.
8. Berlatihlah disiplin, jujur dan bertanggung jawab atas hasil belajar.
9. Kenalilah gaya belajar dan optimalkan sesuai kemampuan Anda.
10. Belajar dikatakan berhasil bila ada perubahan sikap perilaku.

Hobi Dan Kesukaanku

Hobi/kesukaan
Hobi adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktu luang untuk menenagkan
pikiran seseorang. Kata hobi merupakan sebuah kata serapan dari bahasa Inggris “hobby”
Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan. Terdapat berbagai
macam jenis hobi seperti mengumpulkan sesuatu (koleksi, membuat, memperbaiki, bermain dan
pendidikan dewasa
Contoh jenis-jenis dari hobi antara lain: filateli, fotografi, kaligrafi, melukis, menjahit, origami,
otomatif.
Peserta didik mempunyai latar belakang keluarga yang bervariasi. Ada beberapa sumber
variasi yang cukup berperan besar yaitu etnis,-budaya-bahasa-agama, dan status sosial ekonomi.
Kebhinekaan Indonesia tak dapat disangkal lagi. Selalu ada kemungkinan pertemuan antar ethnis
diruang kelas. Ethnis budaya membawa kemajemukan tata perilaku akibat pengaruh dari
kebudayaan. Status sosial ekonomi orang tua ditinjau dari penghasilan, pekerjaan, dan latar
belakang pendidikan. Hal seperti inilah yang mempengaruhi hobi/kesukaan terhadap sesuatu dari
peserta didik.
Peran guru adalah mengenali apa nilai yang paling penting bagi peserta didik dan
menggunakannya untuk memperlancar kegiatan pembelajaran. Untuk mengenali kepribadian
peserta didik, guru perlu mengamati, bergaul, dan bertanya pada mereka. Catatan penting dalam
aspek ini adalah guru semestinya mau menerima, mendengar, dan menghargai apa yang menjadi
minat, hal yang dirasakan, apa yang disukai dan apa yang dipandang penting oleh peserta didik.
Jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah yang terdiri atas Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
merupakan fundamental atau bisa disebut sebagai pondasi dalam bidang pendidikan. Pada
jenjang tersebut, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan atau apapun namanya telah
mengutak-atik beragam kurikulum yang diperuntukkan pada jenjang tersebut. Dengan tujuan
utama, untuk mencetak anak didik yang memiliki kepintaran intelegensi (IQ), kepintaran
emosional (EQ), dan kepintaran spiritual

Apa itu multiple intelegence?


Multiple intelegence merupakan kepintaran atau kecerdasan dalam berbagai hal yang
dimiliki oleh seorang individu, dalam hal ini siswa didik di sekolah. Ada delapan kepintaran
dalam multiple intelegence, yaitu kepintaran linguistik atau kebahasaan, kepintaran matematika
logis, kepintaran spasial atau keruangan, kepintaran kinestetik jasmani, kepintaran musikal,
kepintaran interpersonal, dan kepintaran naturalis.
Kedelapan macam kepintaran tersebut secara alamiah seharusnya dimiliki oleh tiap siswa
didik, tetapi antara satu siswa dengan siswa yang lain tentu berbeda kecenderungan
kepintarannya. Pasalnya, kepintaran tersebut sangat erat hubungannya dengan hobi atau
kesukaan tiap siswa. Sebagai contoh, seorang siswa menonjol dalam hal musikal, tetapi dia
cukup lemah di bidang matematik. Seorang pengajar atau guru harus mengamati, mengarahkan,
serta mendukung minat dan bakat siswa tersebut. Jangan sampai seorang guru atau sebuah
institusi sekolah memaksakan kehendak dengan menjejali dengan berbagai pelajaran yang
ternyata tidak disukai atau diminati seorang siswa.
Dengan demikian, pembelajaran akan disesuaikan dengan minat dan bakat siswa tersebut.
Artinya, bukan institusi sekolah yang mengajari siswa, tetapi institusi sekolah yang
menyesuaikan dengan minat dan bakat siswa.
Di Indonesia, mungkin baru sedikit sekolah yang sudah menerapkan pengajaran berbasis
Multiple Intelegence ini. Hal itu dikarenakan, sekolah harus menyiapkan beragam komponen
terkait kedelapan kepintaran Multiple Intelegence. Selain itu, peran guru juga sangat berarti
dalam pembelajaran ini. Oleh karena itu, semua guru dan karyawan harus dilatih terlebih dahulu
agar siap menghadapi pembelajaran berbasis Multiple Intelegence. Dengan demikian, mereka
akan selalu siap melaksanakannya dan membantu siswa didik menemukan kesenangan dan
kesukaannya saat di sekolah.
Sekolah yang sudah mampu menerapkan pengajaran berbasis Multiple Intelegence,
berarti sekolah tersebut telah dapat melaksanakan program pemerintah, yaitu pelaksanaan
Kurikulum 2013 atau disingkat K-13. Sekolah tersebut bukan sembarangan sekolah. Bukan
sekolah yang hanya mengeruk keuntungan dari bayaran tiap anak didik per bulannya. Atau
sekolah yang hanya mengajarkan sesuai materi buku yang dibeli oleh siswa didik.
Sebenarnya pengajaran berbasis Multiple Intelegence sudah lama diterapkan oleh
sekolah-sekolah di Amerika Serikat atau di Eropa. Sementara untuk di Indonesia, pemerintah
baru mulai menggalakkannya setelah ada pergantian kurikulum, yaitu dari kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) menjadi kurikulum 2013. Sebelum ada pergantian kurikulum tersebut,

Kecerdasan Majemuk
Seiring dengan perkembangan zaman, konsep intelegensi berkembang hingga Howard
Gardner (dalam Seifer & Sulton, 2009) mengemukakan delapan jenis kecerdasan. Akhir-akhir ini
ditambahkan satu kecerdasan lagi sehingga total menjadi sembilan. Kesembilan kecerdasan
dapat dsingkat SLIM BILE yaitu:
Spatial Intelligence atau kecerdasan spasial yaitu kemampuan membayangkan dan memanipulasi
objek yang terdapat dilingkungan. Aktivitas yang menunjukkan kecerdasan spasial antara lain
adalah menata objek yang ada di lingkungan, menyelesaikan jigsaw atau puzzle, dan merakit
mesin benda yang kompleks misalnya sepeda, robot, dan sebagainya.
Linguistic intelligence atau kecerdasan bahasa yaitu kemampuan untuk menggunakan bahasa
dengan baik. Aktivitas yang menggambarkan kemampuan linguistik antara lain persuasi
verbal dan menulis paper dengan sangat terampillinguistik antara lain persuasi verbal dan
menulis paper dengan sangat terampil
Intrapersonal intelligence atau kecerdasan intrapersonal yaitu sensitivitas seseorang terhadap
pikiran dan perasaannya sendir. i Aktivitas yang menunjukkan kecerdasan intrapersonal
adalah memperhatikan perasaan yang bercampur aduk dalam diri seseorang.
Musical intelligence atau kecerdasan musik yaitu kemempuan menciptakan dan memahami
musik. Aktivitas yang terkait adalah menyanyi, memainkan instrumen musik, dab
menciptakan komposisi nada.
Naturalist intelligence atau kecerdasa naturalis yaitu sensitivitas terhadap perbedaan
karakteristik dan pola lingkungan alam. Aktivitas yang terkait dengan kecerdasan naturalis
adalah menandai contoh spesies tanaman atau binatang, memperhatikan hubungan antar
spesies, dan proses-proses alamiah di dalam lingkungan.
Bodily-kinesthetic intelligence atau kecerdasan tubuh-gerak tubuh yaitu keseimbangan tubuh
yang baik, koordinasi tubuh yang baik ketika menari atau senam
Interpersonal intelligence atau kecerdasan interpersonal yaitu kemampuan untuk membedakan
perasaan dan pikiran orang lain melalui petunjuk non verbal, merasakan perasaan orang lain,
dan menangkap pesan yang terselib atau implisit dari pernyataan eksplisit orang lain.
Logical-mathematical intelligence atau kecerdasan logika-matematis yaitu ketrampilan berpikir
logis, memberikan alasan, menggunakan matematika, memecahkan soal matematika dengan
gampang akurat, dan mengembangkan serta menguji hipotesis
Existential intelligence atau kecerdasan eksistensial yaitu sensitivitas seseorang terhadap
pernyataan mendasar mengenai siapa dan apa tujuan hidupnya didunia. Aktivitas yang terkait
dengan kecerdasan eksistensial adalah merenungkan Sang pencipta dan semua ciptaannya.
Konsep kecerdasan majemuk diatas dapat digunakan oleh guru/pendidik untuk memahami
kecenderungan peserta didik dalam belajar. Selanjutnya pendidik dapat mengubah atau
memodifikasi metode pembelajaran berdasarkan ragam kecerdasan peserta didik.
. Pentingnya Mengenali Bakat, Minat, Hobi

Belajar ataupun bekerja pada bidang-bidang yang diminati terlebih lagi didukung dengan bakat
serta talenta yang sesuai, akan memberikan semangat lebih dalam mempelajari atau
menjalankannya. Sayangnya seringkali remaja memilih suatu jurusan atau bidang studi karena
terbawa dan ikut teman-temannya, atau memilih bidang yang sedang popular, tanpa sempat
mencerna lebih dahulu dan memahami bidang yang akan dipelajari ”menjadi apa” setelah selesai
sekolah. Lebih jauh lagi mengenali bidang pekerjaan seperti apa yang bisa digelutinya sesuai
dengan latar belakang pendidikannya tersebut. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka kita
harus mengenali bakat, minat dan hobi yang ada dalam diri karena ketiga hal tersebut saling
berhubungan dan bertujuan agar seseorang dikemudian hari bisa belajar dan bekerja di bidang
yang diminatinya, sehingga mereka bisa mengembangkan kapabilitas untuk belajar serta bekerja
secara optimal dengan penuh antusias.

Mengenali Bakat, Minat dan Hobi


Orang kadang bingung membedakan mana hobi, mana bakat dan mana minat dan apa
hobi dalam diri, dari sini akan dijelaskan pengertian masing-masing.
1. Pengertian Bakat
Dalam aktivitas sehari-hari istilah bakat seringkali diinterpretasi secara berbeda-beda,
seperti misalnya untuk menggambarkan kemampuan intelektual yang tinggi, minat yang
menonjol, potensi, kemampuan yang diperoleh karena diturunkan dari orang tua, dan lain
sebagainya.
Menurut Given (2007) bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi
yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan
keterampilan khusus. Misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, melukis, dan lain-lain.
Bakat tidak bisa dipengaruhi lingkungan kalaupun ada pengaruh lingkungan akan sangat kecil.
Jadi bakat sifatnya potensial dari dalam diri seseorang yang berhubungan dengan prestasi. .
Untuk bisa terealisasi bakat harus ditunjang dengan minat, latihan, pengetahuan, pengalaman
agar dapat teraktualisasi dengan baik/menghasilkan prestasi yang baik. Seseorang yang berbakat
musik misalnya, dengan latihan yang teratur akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut
dan akan mendapatkan prestasi yang baik.

2. Pengertian Minat
John Holland (Azwar, 2004), ahli yang banyak meneliti mengenai minat memberi
pengertian minat sebagai aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu,
perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Minat dapat menjadi indikator dari
kekuatan seseorang di area tertentu dimana ia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan
menunjukkan kinerja yang tinggi. Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak
diawali dengan adanya minat untuk hal tersebut atau hal yang berkaitan dengan bidang yang
akan ditekuni. Minat sifatnya berubah-ubah kadang dapat dipengaruhi lingkungan, misal anak
punya minat membaca, karena lingkungannya mendukung di sekolah maupun di rumah banyak
buku bacaan.

3. Hobi
Hobi penting bagi seseorang karena membawa arti yang sangat besar bagi
kehidupannya.Hobi adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktu senggang. Orang yang
enjoy dengan hobinya tidak mudah mengalami stres karena hobi biasanya membawa pengaruh
positif , bila kita sedang merasa sedih tidak ada teman yang membantu menghilangkan kesedihan
maka lampiaskan kesedihan dengan menjalankan hobi kita, percaya kita akan merasa enjoy. Hobi
yang positif juga dapat menambah penghasilan (hobi dapat menghasilkan uang) misanya saja
hobi masak, di waktu senggang kita mencoba masak kue dan kue dicoba enak maka tidak ada
salahnya kue tersebut dijual ke warung-warung terdekat.
Hobi hampir mirip dengan minat, tetapi masih dibawah minat. Sifatnya lebih dipengaruhi
lingkungan, sering berubah-ubah dan tidak ada unsur-unsur kemampuan dasar yang dimiliki. Ada
orang yang masa kecilnya punya hobi tertentu, melukis misalnya tetapi setelah besar hobinya
sepak bola. Kalau melukis hanya sekedar hobi, jika tidak dikursuskan dan tidak sering dikerjakan
maka akan hilang dengan sendirinya karena sudah merasa tidak tertarik lagi atau mulai tertarik
pada hal lain. Berbeda dengan orang yang berbakat melukis maka dia akan terus menekuninya.

Cara Menemukan Bakat yang tersembunyi


Bila sampai saat ini masih bingung dengan bakat yang kamu miliki, cobalah beberapa hal
berikut untuk menemukan bakat yang sebenarnya sudah kalian miliki sejak dulu. Caranya :
1. Dengarkan orang lain
“Gajah di pelupuk mata tidak kelihatan, kuman di seberang lautan kelihatan”. Ungkapan
yang sama juga berlaku dalam melihat bakat tersembunyi. Dibandingkan diri sendiri, orang lain
seringkali jauh lebih tahu dibandingkan anda. Besar kemungkinannya orang lain sudah pernah
(bahkan berkali-kali) mengatakan bahwa anda sangat menguasai bidang tertentu. Hanya saja
selama ini mungkin anda mengabaikannya—tidak menganggap serius. Sekarang saatnya mulai
mendengarkan.

2. Temukan sesuatu yang sangat mudah dilakukan


Suatu saat mungkin anda melihat seseorang [dengan jenis kelamin dan usia yang sama]
begitu kesulitan melakukan sesuatu, tetapi anda bisa melakukan aktifitas yang sama dengan
super mudah. Lain waktu, anda menemukan orang lain perlu ambil kursus atau sekolah khusus
untuk melakukan sesuatu tetapi anda bisa melakukan hal yang sama dengan sangat mudah tanpa
kursus atau sekolah khusus. Berarti aktifitas tersebut adalah bakat tersembunyi anda.
3. Temukan sesuatu yang paling anda nikmati
Bakat tersembunyi sering kali menunjukan dirinya sendiri ke permukaan. Adakah
majalah untuk topik [atau komunitas penghobi] tertentu yang tidak bisa anda lewatkan? Atau
suatu aktifitas yang sangat ingin anda lakukan tetapi selama ini tidak karena keterbatasan tertentu
[waktu/biaya/alat]. Besar kemungkinan aktifitas tersebut adalah bakat tersembunyi anda. Tidak
ada jaminan pasti bahwa setiap yang anda sukai merupakan bakat tersembunyi anda, tetapi kerap
ada diantaranya.
4. Temukan sesuatu yang sering anda bicarakan
Adakah topik tertentu yang anda sadari atau tidak, selalu menjadi topik anda? Suatu
ketika mungkin anda membicarakan topik lain, tetapi ujung-ujungnya lari ke topik yang biasa
anda bicarakan lagi. Bisa jadi aktifitas yang ada dalam topik tersebut adalah bakat tersembunyi
anda, atau setidaknya terkait.

5. Tanyakan pada orang lain


Dalam banyak hal, cara termudah dan tercepat untuk mengetahui sesuatu adalah dengan
bertanya. Tanya pada siapapun yang anda pikir bisa dan bersedia memberikan penilaian yang
obyektif. Tidak selalu orang terdekat [pacar/pasangan], bisa jadi mereka justru paling tidak
obyektif. Minta mereka mengabaikan kebiasaan-kebiasaan buruk anda, yang anda butuhkan
hanya kelebihan anda [anda tidak sedang merenungi hidup, tetapi menggali bakat tersembunyi].
Sebisa mungkin usahakan dengan pertanyaan langsung “menurut kamu, apa bakat aku?”. Tanyai
mereka secara terpisah, catat. Setelah semua jawaban terkumpul, perhatikan sesuatu yang paling
sering disebutkan [oleh orang berbeda]. Jika jumlah orang yang anda tanya cukup banyak, saya
yakin pasti ada sesuatu yang sering disebutkan. Anda boleh tersenyum, karena 90% itu adalah
bakat tersembunyi anda.

D. Mengidentifikasi Bakat Dan Karir


Di masa sekarang ini, terdapat ribuan lapangan pekerjaan pada ratusan dunia usaha atau
industri. Artinya kini ada begitu banyak kesempatan bagi siapa saja untuk meraih pekerjaan
sesuai dengan bakat dan bidang yang diinginkan. Hanya yang dibutuhkan sekarang adalah
bagaimana cara mengenali bakat dan minat yang ada didalam diri.
Sayangnya masih ada saja para profesional yang “terjebak” pada pekerjaan yang tak sepenuhnya
mereka sukai. Oleh karena itu mulailah untuk mengenali bakat, minat dan kekuatan yang
dimiliki sehingga kita mampu memanfaatkan semua kelebihan diri dengan sebaik-baiknya.
Belum ada kata terlambat untuk mengejar karier, cita-cita dan impian yang kamu inginkan.
Mulailah dari sekarang untuk mengidentifikasi bakat dan karier yang kamu inginkan, dengan
cara sebagai berikut:

Kenali Diri
Sebelum mementukan karier, kenalilah diri sendiri. Jujurlah pada apa yang kamu rasakan, karena
terkadang apa yang terbaik menurut orang tua dan orang lain tidak selalu sama dengan apa yang
kamu inginkan atau pikirkan. Saat mempersiapkan masa depan berarti juga mampu
mempersiapkan tujuan karier. Bila sejak awal memang mencita-citakan profesi tertentu
kembangkanlah keahlian dan bakat yang kamu miliki.

Ketahui apa yang diinginkan


Mengenali hobi dan minat juga bisa menjadi langkah untuk mendapatkan karir secara tepat. Hobi
menggambarkan bakat dan minat pada diri seseorang. Tanyakan pada diri sendiri apa saja yang
membuat bosan atau membangkitkan semangat sebagai contoh, apakah matematika sering
membuat mengantuk. Tapi pelajaran olahraga kerap membuat kamu lupa waktu? Di kala
senggang apakah kamu lebih suka nonton film atau olahraga? Apakah acara liburan di TV lebih
menarik daripada siaran langsung sepak bola?.
Terlepas dari apa yang menarik bagi kamu, bersikaplah jujur untuk mengakuinya.
Buatlah daftar apa saja yang sangat kamu ingin lakukan. Atau hal-hal apa saja yang membuat
kamu lupa mengetahui apa yang kamu inginkan merupakan pondasi terpenting dalam meraih
pekerjaan impian.

Harga Nilai Diri


Jangan lupa untuk menghargai nilai-nilai harga diri. Tetapkan apakah terkait dengan keluarga,
kesetiaan, intergritas, etika kerja, kemampuan kerja untuk kekayaan. Sedangkan yang tak
termasuk nilai diri adalah mobil mewah, sekolah beken, perdamaian dunia atau fitnes.

Temukan Bakat
Bakat juga merupakan elemen terpenting dalam menentukan karir. Dengan bakat kita bisa
merasakan kesenangan atau kepuasan kerja yang kita hasilkan. Pekerjaan yang dijalani sesuai
dengan bakat juga mampu membuat kita terbangun dipagi hari dengan penuh semangat.

Hobi dan bakat sangat terkait erat. Keduanya bisa memotivasi kita untuk bekerja secara lebih
baik. Bakat tak harus terlihat hal-hal konrit semata seperti bakat musik maupun olahraga, tapi
juga bisa dilihat dari kefasihan saat berkomunikasi, atau efektif bekerja sama dengan orang lain.
Banyak orang yang memang terlahir sebagai seseorang pemimpin, memiliki kemampuan
mengorganisir, setia ada juga yang mampu membangkitkan semangat orang lain. Hal-hal seperti
itupun juga dinamakan bakat. Kombinasikan Minat dan Kegunaan
Pada intinya kita harus dapat menilai secara jujur kelemahan diri. Setelah itu temukan
bakat-bakat yang lain sehingga tidak hanya tau punya satu kelebihan semata. Mulailah mencari
cara untuk menyelaraskan minat dan bakat misalnya bila kamu suka menonton acara olahraga
dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik, mungkin karir sebagai komentator olahraga
atau penulis olahraga bisa dipertimbangkan.
Intinya apapun yang kita lakukan harus bisa membangkitkan semangat untuk
menjalaninya. Disamping hasil yang didapat mampu mendatangkan kepuasan tersendiri. Tak
perlu muluk dalam merencanakan karir atau cita-cita, yang terpenting adalah mencoba
melakukan apa yang ingin dilakukan sepenuhnya.

Upaya Pengembangan Karir


Proses pemilihan kerja telah berlangsung sejak dini disaat seorang anak menetapkan
pilihan sekolah. Para remaja telah mempunyai kemampuan untuk membuat keputusan, sekalipun
dasar pertimbangannya belum cukup luas, terutama yang berkaitan dengan pandangan masa
depan yang belum menetap. Oleh karena itu, mereka masih memerlukan arahan dan bimbingan
dari orang tua atau pembimbing.
Banyak faktor yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan pilihan pekerjaan, antara lain :
Bakat, minat dan hobi
Kemampuan yang dipunyai
Jenis kelamin
Latar belakang orang tua dan kondisi sosial ekonominya
Jenis pekerjaan
Dalam proses pengembangan karir ini, remaja sering mengalami masalah atau hambatan-
hambatan dalam memilih karirnya antara lain :
Hambatan yang berasal dari dalam dirinya
Masalah yang berasal dari dalam dirinya antara lain ketidak sesuaian minat remaja dengan
kemampuannya. Misalnya : ia ingin menjadi dokter, tetapi kemampuannya dalam mata pelajaran
IPA dan matematika tidak memadai.
Hambatan yang berasal dari lingkungannya

Masalah yang berasal dari luar dirinya, terutama lingkungan keluarga yaitu orang tua dan kondisi
sosial ekonominya, ketidakseesuaian bakat, minat, dan hobi dengan orang tua dan jenis kelamin.
Misalnya : orang tua menghendaki atau memaksa anaknya untuk memilih jurusan tertentu
sekalipun anak tersebut tidak suka atau tidak mampu. , anak perempuan mempunyai bakat dan
hobi bulu tangkis dan ingin menjadi olahragawan tetapi orang tuannya tidak mendukung anaknya
menjadi olahragawan karena tidak suka.

Hambatan yang berasal dari dalam diri anak dan dari lingkungannya
Masalah yang berasal dari dalam diri anak dan lingkungan antara lain kemampuan anak
dengan kondisi orang tua dan sosial ekonominya. Misalnya : anak minat menjadi seorang dokter
tetapi kemampuan anak dalam pelajaran IPA dan matematika rendah ditambah pula ekonomi
keluarganya rendah sehingga tidak mampu untuk membiayai anaknya kuliah di jurusan
kedokteran.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh remaja yang mengalami masalah atau kesulitan
dalam memilih karir, yaitu :
Pelajari diri sendiri, karena kesadaran diri tentang bakat, minat dan hobi, kemampuan dan ciri-
ciri pribadi yang dia miliki merupakan kunci dari ketepatan perencanaan karir.
Bekerja di bidang apa yang dirasa paling sesuai
Tulislah rencana dan cita-citamu secara formal.
Biasakan diri dengan tuntunan pekerjaan tertentu yang kamu minati.
Tinjau dan bicarakan lagi dengan orang lain termasuk orang tua.
Jika ternyata pilihan karirmu tidak cocok, hentikan.
Ulangi langkahnya dari awal sampai benar-benar menemukan karirmu yang paling cocok.
Bakat
Tujuan pendidikan pada dasarnya menyediakan lingkungan yang dapat memupuk potensi
peserta didik. Untuk itu, maka calon pendidik perlu mendapatkan bekal mengenai keberbakatan
ini.
Potensi yang dimaksud meliputi potensi yang bersifat umum dan potensi yang bersifat
khusus. Potensi umum mengacu pada kecerdasan, sementara itu potensi khusus merujuk pada
keberbakatan. Sebelumnya, para ahli menganggap keberbakatan meliputi intelektualitas yang
melebihi rat-rata.
Pengertian anak berbakat yang disepakati oleh para ahli di Indonesia (dalam
Munandar,1999)adalah anak-anak yang oleh para ahli professional ditengarai sebagai anak yang
mampu mencapai prestasi yang tinggi karena memiliki kemampuan-kemampuan unggul.
Kemampuan unggul tersebut dapat berupa potensi yang bersifat laten akademik khusus,
kemampuan berpikir kreatif produktif, kemampuan memimpin, kemampuan dalam satu bidang
seni, dan kemampuan psikomotor.
Menurut Seifert dan Sulton (2009) kualitas siswa/ peserta didik yang berbakat dalam
bidang akademik adalah mereka menunjukkan salah satu atau beberapa kondisi berikut:
Siswa berbakat cepat memahami sesuatu dan mandiri dibanding teman sebayanya
Mereka memiliki kosa kata yang sangat pesat perkembangannya, juga lebih cepat membaca dan
menulis
Mereka sangat termotivasi, khususnya dalam tugas-tugas yang menantang dan sulit
Mereka menetapkan standar yang lebih tinggi dari umumnya siswa/peserta didik.
Siswa dengan bakat akdemik sangat diuntungkan dengan model pendidikan konvensional,
dengan catatan kemampuan unggul mereka dapat dihargai dan diberi kesempatan
mengembangkan intelektualitasnya. Sekolah-sekolah tertentu telah memiliki program-program
khusus untuk memperkaya bakat akademik siswa.
Sementara itu, hak berbeda dialami oleh siswa yang berbakat dalam bidang lain, dan
kurang berbakat dalam bidang akademik. Untuk memperpendek gap antara bakat dalam bidang
lain dengan tuntutan sekolah, maka pendidik perlu bersikap menerima dan menghargai berbagi
ragam bakat siswa. Akan lebih baik lagi jika guru dapat mendorong agar mereka menyesuaikan
cara belajar deengan minat dan bakat yang mereka miliki. Selain itu, guru perlu bersikap lebih
bijak dal menetapkan target prestasi pada mereka.
Hubungan Hobi, Minat, Bakat dan Keberhasilan Karier
Dunia remaja adalah dunia yang sarat dengan aktivitas, dan ini merupakan bagian penting
dari kehidupan remaja. Tahukah kalian bahwa keterlibatan seseorang dalam suatu aktivitas atau
memiliki suatu hobi yang produktif bisa membantuseseoarang menjadi orang-orang dewasa
yang bertanggung jawab loh....
Sebetulnya kegiatan atau hobi apa aja sih yang paling cocok untuk seorang remaja? Pada
dasarnya sih yang terbaik adalah segala macam kegiatan yang bisa memunculkan dan
menguatkan minat, bakat dan potensi yang kita miliki masing-masing. Nah bagaimana caranya
untuk mengenali ini semua secara cepat? Untuk mengetahui potensi, kita perlu kenali dulu
karakteristik (misalnya pendiam, rame, senang sendirian, senang rame-rame), kecerdasan
(misalnya IQ, kecerdasan emosional, dan kecerdasan-kecerdasan lainnya) serta sikap kerja kita
(santai, terburu-buru, rapi, berantakan). Nah, untuk bakat dan minat, kita bisa tahu dari
keterampilan atau kekuatan yang kita miliki, misalnya hitung-menghitung, seni, musik, suka
utak-atik mesin atau peralatan, menulis, membantu orang, memasak, dan sebagainya. Nah, kalau
sudah bisa mendapatkan gambaran seperti apa sih kita ini, kita pun mulai bisa menentukan
aktivitas atau hobi yang sesuai supaya potensi, bakat dan minat kita pun terasah.
Ada tiga alasan utama kenapa kita perlu beraktivitas atau menekuni suatu hobi, yaitu:
Hobi bisa meningkatkan rasa percaya diri. Kalau kita bisa menemukan suatu kegiatan atau hobi
tertentu, berarti kita membangun kemampuan dan keterampilan diri sehingga kita pun menjadi
percaya diri.
Dengan mempunyai suatu kegiatan atau hobi (yang positif pastinya dong), itu berarti kita
telah menemukan dan memiliki identitas. Salah satu tahapan kehidupan remaja adalah pencarian
identitas kan? Nah dengan kita memiliki hobi atau melakukan kegiatan tertentu seolah-olah
mengatakan kepada dunia, “Hey, aku suka melakukan ini. Ini membuatku merasa nyaman. Jadi
kegiatan ini adalah bagian dari diri saya”. Misalnya kalau kita senang musik dan punya bakat
vokal, kenapa engga kita melakukan kegiatan yang sesuai dengan bakat dan hobi ini? Dan
tunjukkan ke dunia bahwa musik adalah bagian dari kehidupan kita!
Dengan memiliki suatu hobi, kita pun jadi nggak bosan. Perasaan bosan sebetulnya bisa
jadi “penyakit” buat remaja loh. Kalau kita nggak punya kegiatan atau hobi, lama-lama pun jadi
bosan dan bete, dan akhirnya bisa jadi kita mudah sekali terpengaruh oleh hal-hal yang negatif.
Dengan mempunyai kegiatan, kita sebetulnya membantu diri sendiri untuk menghindar dari
masalah.
Nah, beberapa kegiatan atau hobi yang bisa membantu memunculkan potensi kita antara lain:
Partisipasi di bidang olah raga atau kegiatan-kegiatan fisik lainnya.
Kreativitas dan kesenian, seperti menari (modern, tradisional, balet), drama, seni peran, musik,
menulis, desain produk, dan sebagainya.
Jadi, marilah mulai berkegiatan dan tunjukkan pada dunia siapa kamu sebenarnya!!
Keberhasilan dan minat, keberhasilan dan hobi, keberhasilan dan bakat.
Nah pertanyaannya apakah benar seperti itu? Apakah benar minat kita mempengaruhi terhadap
keberhasilan kita?
Apakah benar hobi kita mempengaruhi keberhasilan kita?
Apakah benar bakat kita mempengaruhi keberhasilan kita?
Dan jika dibalik pertanyaannya, apakah benar jika kita tidak memiliki minat, tidak
memiliki hobi dan bakat dalam bidang tertentu maka kita tidak akan berhasil dalam hal itu?
Apakah benar seperti itu? Coba tanyakan dalam diri anda, apakah benar seperti itu adanya?
hubungan antara bakat, hobi, minat dan karier
Sekarang kita lihat di sekeliling kita, apakah banyak orang yang bilang hobinya adalah
main bola, tapi apakah dia jadi pemain bola professional? Apakah banyak orang yang bilang dia
punya minat di menyanyi, bahkan setiap mandi dia menghabiskan waktu cukup banyak
melantunkan berbagai album di depan kaca kamar mandi, apakah dia jadi penyanyi professional?
Hingga saat ini, keberhasilan itu ditentukan oleh:
Seberapa rajin dia menggeluti bidang itu….
Seberapa ketangguhan/ngotot dia menggeluti bidang itu…
Seberapa pantang menyerahnya dia menggeluti bidang itu…
Seberapa tangguhnya dia menggeluti bidang itu…
Tak peduli minatnya disitu atau tidak,
Tak peduli hobinya itu atau bukan
Tak peduli dia punya bakat di situ atau tidak,
Tapi jika dia membuka dirinya dan pikirannya, dan memiliki semangat, rajin, ngotot, pantang
menyerah dan selalu kuat menggeluti bidang itu, maka hanya soal waktu saja keberhasilan kan
dia dapatkan.

Anda mungkin juga menyukai