Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alat Pelindung diri dipergunakan untuk melindungi tenaga kerja dari sumber-sumber potensi
bahaya yang ada di lingkungan kerja. Ditempat kerja, tenaga kerja kemungkinan akan terpajan
dengan faktor-faktor bahaya yang bisa mengakibatkan cedera, sakit, terganggu kesehatannya,
sampai kematiannya. Salah satu upaya pengendalian untuk melindungi tenaga kerja dari faktor-
faktor bahaya tersebut adalah mengenakan alat pelindung diri serta berperilaku kerja aman.
Penggunaan alat pelindung diri berhubungan erat pada perilaku kerja aman pekerja pada saat
melakukan suatu pekerjaan yang dapat menimbulkan potensi bahaya yang ada dilingkungan
kerja.Namun kecelakaan kerja masih saja terjadi meskipun kecelakaan kerja yang terjadi sifatnya
ringan. Terjadinya kecelakaan kerja dikarenakan penggunaan alat pelindung diri yang tidak
sesuai, seperti tidak memakai alat pelindung diri helm hanya memakai masker saja pada saat
bekerja dibagian gondola karena perilaku kerjanya yang tidak aman. Hal ini dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja ditempat kerja akibat dari penggunaan alat pelindung diri yang tidak
tepat. Menurut ketetapan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI, No: PER.05/MEN/1985 tentang
Pesawat Angkat dan Angkut, dinyatakan bahwa 1 dengan meningkatnya pembangunan dan
teknologi dibidang industri, penggunaan pesawat angkat dan angkut merupakan bagian integral
dalampelaksanaan dan peningkatan proses produksi. Dalam pembuatan, pemasangan,
pemakaian, perawatan pesawat angkat dan angkut mengandung bahaya potensial. Perlu adanya
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja setiap tenaga kerja yang melakukan
pembuatan, pemasangan, pemakaian, persyaratan pesawat angkat dan angkut. Dalam
Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan pesawat angkat dan angkut adalah suatu pesawat
atau alat yang digunakan untuk memindahkan, mengangkat muatan baik bahan atau barang
atau orang secara vertikal dan atau horizontal dalam jarak yang ditentukan. Dalam ketentuan
umum pasal 3 dan 4 PER.05/MEN/1985, bahwa beban maksimum yang diijinkan dari pesawat
angkat dan angkut harus ditulis pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca, semua pesawat
angkat dan angkut tidak boleh dibebani melebihi beban maksimum yang diijinkan,
pengangkatan dan penurunan muatan pada pesawat angkat dan angkut harus perlahan-lahan,
dan gerak mula dan berhenti secara tiba-tiba dilarang. Setiap pesawat angkat dan angkut harus
dilayani oleh operator yang mempunyai kemampuan dan telah memiliki ketrampilan khusus
tentang pesawat angkat dan angkut. Dirjen Pembinaan dan Pengawasan Ketenaga kerjaan
Depnakertrans, I Gusti Made Arka mengatakan bahwa, kecelakaan kerja di gedung tinggi
disebabkan kelalaian pekerja maupun kesengajaan pengusaha perawatan gedung tinggi. 2
Misalnya, kasus kabel baja aus yang tetap digunakan, keseimbangan beban dan kapasitas angkat
angkut gondola tidak diperiksa ulang. Selain itu, operator tidak menggunakan peralatan
pengaman atau alatpelindung diri (APD) seperti safety belt, sepatu pengaman, sarung tangan
dan helm. Serta operator kelelahan karena kelebihan beban pekerjaan. Terjadinya kecelakaan

Panduan Penggunaan APD 1


gondola bukan hanya karena mesin atau alat mekanik yang tidak dilengkapi dengan pengaman
mesin, tetapi juga karena tidak menggunakan alat pelindung diri (APD). Kurangnya pengetahuan,
kesadaran dan ketidak pahaman tentang fungsi dari alat pelindung diri (APD) itu sendiri
merupakan salah satu faktor terjadinya kecelakaan gondola, walaupun kecelakaan gondola
terjadi akibat kelalaian pekerja itu sendiri. Tetapi pengetahuan tentang alat pelindung diri (APD)
harus mutlak diketahui oleh operator gondola. Sebagaimana yang tercantum pada Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, pada pasal 12 mengatur mengenai
hak dan kewajiban tenaga kerja untuk memakai alat-alat pelindung diri. Pada pasal 14
menyebutkan bahwa pengusaha wajib menyediakan secara cuma-cuma semua alat
perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan
petunjuk-petunjuk yang diperlukan.1 1 Depnakertrans, Modul Pelatihan Hiperkes dan
Keselamatan Kerja : Alat Pelindung Diri, (Jakarta: Pusat Pengembangan Keselamatan Kerja,
2000) hal. 1 3 Menurut anggota Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN),
Asrizal Tatang, penyebab kecelakaan kerja karena faktor manusia dan alat. Faktor manusia
disebabkan sikap kerja yang tidak disiplin aturan, sedangkan faktor alat karena mutu alat yang
belum terstandar. Solusinya, imbuh Asrizal, untuk manusia perlu ada standar kompetensi,
sedangkan untuk alat harus ada Standar Nasional Indonesia (SNI). Di samping itu pemakaian alat
pelindung diri (APD) merupakan cara atau langkah akhir untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja pada gondola. Dengan menggunakan alat pelindung diri atau bangunan yang memiliki daya
tahan beban ekstra agar aman untuk bekerja diatas ketinggian menara atau gedung. Perilaku
kerja aman haruslah diterapkan oleh pekerja agar terhindar dari kecelakaan kerja. Perilaku kerja
yang aman adalah harus menggunakan alat pelindung diri dengan baik dan benar, menerapkan
peraturan yang telah diterapkan oleh perusahaan, mengikuti petunjuk-petunjuk penggunaan
alat atau mesin sebelum menggunakan alat tersebut, dan menerapkan hasil dari pelatihan yang
telah diberikan oleh pihak perusahaan. PT. Pulau Intan adalah sebuah perusahaan yang bergerak
dibidang konstruksi bangunan gedung dan apartement. PT. Pulau Intan sebagai perusahaan yang
bergerak dibidang konstruksi, saat ini sudah menyediakan berbagai macam alat pelindung diri.
Diantaranya adalah safety helmet, masker, sarung tangan, safety shoes, tali, dan sabuk
pengaman. Dengan tersedianya alat pelindung diri tersebut, 4 masih ada petugas gondola
mengabaikan keselamatan jiwanya sehingga hampir terjadi kecelakaan kerja (near accident)
dikarenakan tidak memeriksa terlebih dahulu gondola yang akan digunakan. Pemeriksaan awal
yang benar pada gondola adalah sebagai berikut: memeriksa semua bagian gondola secara
visual (mencatat dalam daftar atau cheklist), memeriksa kondisi kompresor secara visual,
memeriksa wire sling, penyangga gondola, dan manila rope. Petugas gondola juga tidak
memakai alat pelindung diri secara lengkap, hanya melindungi satu diantara bagian tubuh
lainnya seperti memakai sarung tangan tetapi tidak memakai helm pengaman. Oleh karena itu
pengetahuan mengambil peranan yang sangat penting bagi para pekerja agar terhindar dari
kecelakaan akibat kerja.

Panduan Penggunaan APD 2


B. DEFINISI
Alat pelindung diri (APD) merupakan suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri atau tubuh
terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana secara teknis dapat mengurangi tingkat
keparahan dari kecelakaan kerja yang terjadi. Peralatan pelindung diri tidak menghilangkan atau
pun mengurangi bahaya yang ada. Peralatan ini hanya mengurangi jumlah kontak dengan
bahaya dengan cara penempatan penghalang antara tenaga kerja dengan bahaya.

C. JENIS-JENIS ALAT PELINDUNG DIRI


1. ALAT PELINDUNG KEPALA
a. Pelindung mata
1) Spectacle googles (tanpa ikat).
b. Pelindung hidung dan pernapasan
1) Masker bedah.
2) Masker respirator N95, atau jika tidak ada masker N95 digunakan double masker.
3) Pelindung kepala/topi kepala.
2. ALAT PELINDUNG TELINGA
a. Alat pelindung telinga ada 2 jenis:
1) Sumbatan telinga (ear plug)
Sumbat telinga yang baik adalah memakai frekuensi tertentu saja. Sedangkan
frekuensi untuk bicara biasanya tidak terganggu.

2) Tutup telinga (ear muff)


Tutup telinga jenisnya sangat beragam. Tutup telinga mempunyai daya pelindung (
attenuasi ) berkisar antara 25 – 30 DB. Untuk keadaan khusus dapat
dikombinasikan antara tutup telinga dengan sumbat telinga, sehingga dapat
mempunyai daya lindung yang lebih besar.

3. ALAT PELINDUNG BADAN


a. Scoth/celemek/apron.
b. Gaun pelindung bedah.

4. ALAT PELINDUNG TANGAN


a) Sarung tangan steril
b) Sarung tangan bersih
c) Sarung tangan panjang (siku)

5. PELINDUNG KAKI
a) Sepatu boot

Panduan Penggunaan APD 3


Panduan Penggunaan APD 4
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup penggunaan alat pelindung diri adalah semua unit yang ada di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Harapan Bunda Pringsewu.

Panduan Penggunaan APD 5


BAB III
KEBIJAKAN

1. SK Direktur No. 15/RSIA-HB/SK/DIR/XII/2016Tentang Kebijakan Pelayanan Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi di RSIA HarapanBunda.
2. SK Direktur No.16/RSIA-HB/SK/DIR/XII/2016Tentang Kebijakan Penggunaan APD

Panduan Penggunaan APD 6


BAB IV
TATA LAKSANA

A. STANDAR PENGGUNAAN APD DI UNIT RUMAH SAKIT


1. Instalasi Gawat Darurat
a. Pelayanan Pasien Secara Umum
Yang wajib dipakai:
1) Pelindung pernafasan: masker bedah
b. Pelayanan Pasien dengan Luka, Tindakan Menjahit, Bedah Minor, Rawat Luka Pasien
Resiko Rendah (pasien tanpa HIV, hepatitis B & C dan penyakit menular berbahaya
lainnya yang ditularkan lewat cairan tubuh)
Yang wajib dipakai:
1) Pelindung pernafasan: masker bedah
2) Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih, bila luka luas sarung tangan
bedah steril.
c. Pelayanan Pasien dengan Luka, Tindakan Menjahit, Bedah Minor, Rawat Luka Pasien
Resiko Tinggi (pasien dengan HIV, hepatitis B, C dan penyakit menular berbahaya
lainnya yang ditularkan lewat cairan tubuh)
1) Pelindung mata: spectacle google
2) Pelindung kepala: tutup kepala
3) Pelindung respirasi/hidung/mulut: masker bedah
4) Pelindung tubuh: apron/scotch/celemek
5) Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih dipasang double dengan sarung
tangan panjang bila ada. Bila tidak ada di double dengan sarung tangan sejenis.
6) Pelindung kaki:sepatu boot karet.
d. Pelayanan Pasien dengan Penyakit Paru Menular Berbahaya (TBC, Pneumonea)
1) Pelindung pernafasan: masker respirator N95 atau jika tidak ada masker N95
dapat digunakan double masker.
2) Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih
e. Pelayanan Pasien dengan Kemungkinan Sangat Tinggi Terpapar Cairan Tubuh Baik
pada Pasien Infeksius Maupun Tidak.
1) Pelindung mata: spectacle google
2) Pelindung kepala: tutup kepala
3) Pelindung respirasi/hidung/mulut: masker bedah
4) Pelindung tubuh: apron/scotch/celemek
5) Pelindung tangan: Sarung tangan bedah bersih dipasang double dengan sarung
tangan panjang bila ada. Bila tidak ada di double dengan sarung tangan sejenis.
6) Pelindung kaki: sepatu boot karet.
f. Pelayanan Pasien dengan Penyakit Kulit Menular

Panduan Penggunaan APD 7


1) Pelindung hidung/mulut: masker bedah
2) Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih
g. Pelayanan Pasien dengan Resiko Terpapar Cairan Tubuh Minimal
1) Pelindung hidung/mulut: masker bedah
2) Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih
2. Ruang Bersalin
a. Pelindung hidung/mulut: masker bedah.
b. Pelindung kepala: topi/tutup kepala.
c. Pelindung mata: spectacle google.
d. Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih untuk pemeriksaan VT, sarung tangan
bedah bersih ditambah sarung tangan panjang (siku) untuk kuretase, menolong
partus, dan tindakan lain yang membutuhkan proteksi maksimal dari pajanan cairan
tubuh pasien.
e. Pelindung badan: celemek/apron.
f. Pelindung kaki: sepatu boot karet.
3. Ruang Operasi
a. Pelindung hidung/mulut: masker bedah
b. Pelindung kepala: tutup/topi kepala
c. Pelindung mata: spectackle google.
d. Pelindung tangan: sarung tangan bedah steril, dapat dipasang double untuk proteksi
maksimal, bila diperlukan dapat digabung dengan sarung tangan panjang siku untuk
proteksi maksimal.
e. Pelindung badan: celemek/apron, gaun operasi.
f. Pelindung kaki: sepatu boot karet.
4. InstalasiLaboratorium
a. Saat pengambilan spesimen dari tubuh pasien:
1) Pelindung penafasan: masker bedah, atau masker respirator N95 bila menghadapi
pasien dengan penyakit pernafasan menular seperti TBC dan pneumonea.
2) Pelindung mata: spectackle google bila menghadapi pasien dengan resiko terpapar
cairan tubuh tinggi.
3) Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih, dapat di dobel bila pasien memiliki
penyakit menular resiko tinggi seperti HIV atau hepatitis B dan C.
4) Pelindung tubuh: jas lab dan apron/celemek bila ada resiko tinggi terpapar cairan
tubuh pasien.
5) Pelindung kaki: sepatu boot karet bila ada resiko tinggi terpapar cairan tubuh
pasien,
b. Saat mengolah dan mengerjakan spesimen:
1) Pelindung pernafasan: masker bedah, atau masker respirator N95 atau jika tidak
ada masker N95, pergunakan double makser bila menangani spesimen dahak TBC.

Panduan Penggunaan APD 8


2) Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih, dapat di double bila menangani
spesimen dari pasien dengan penyakit menular berbahaya seperti HIV, Hepatitis B
dan C.
3) Pelindung badan: jas lab.
5. Instalasi Laundry
a. Pelindung kepala: topi/tutup kepala
b. Pelindung pernafasan: masker bedah, terutama bila sedang mengambil linen kotor dan
sedang mencuci.
c. Pelindung mata: spectackle google bila menangani cairan kontaminan berbahaya, dan
bahan yang terkontaminasi cairan pasien dengan infeksi berbahaya.
d. Pelindung tangan: sarung tangan karet bersih, terutama bila sedang mengambil linen
kotor dan sedang mencuci, dapat di doulel bila menangani pakaian atau bahan-bahan
yang habis dipakai oleh pasien dengan penyakit menular berbahaya.
e. Pelindung badan: apron/celemek, terutama bila sedang mengolah pakaian kotor untuk
dicuci.
f. Pelindung kaki: sepatu boot karet, terutama bila sedang mengolah pakaian kotor untuk
dicuci.
6. Instalasi Gizi
a. Pelindung kepala: topi/tutup kepala
b. Pelindung mata: spectackle google bila menangani alat makan dari pasien dengan
penyakit menular berbahaya
c. Pelindung pernafasan: masker bedah, terutama bila pekerja gizi sedang batuk atau pilek
ringan, dan apabila sedang menangani alat makan dari pasien dengan penyakit menular
berbahaya.
d. Pelindung tangan: sarung tangan karet, terutama bila mencuci alat makan dan
menangani alat makan dari pasien dengan infeksi berbahaya.
e. Pelindung kaki: sepatu boot bila berada di area yang basah.
7. Instalasi Farmasi
a. Pelindung pernafasan: masker bedah, atau masker N95 bila menghadapi pasien dengan
penyakit pernafasan berbahaya.
b. Pelindung tangan: sarung tangan bedah bila menghadapi resiko terpapar cairan tubuh
pasien.
8. InstalasiRawat Jalan
a. Pelayanan Pasien Secara Umum
Yang wajib dipakai:
1) Pelindung pernafasan: masker bedah
b. Pelayanan Pasien dengan Luka, Tindakan Menjahit, Bedah Minor, Rawat Luka Pasien
Resiko Rendah (pasien tanpa HIV, hepatitis B & C dan penyakit menular berbahaya
lainnya yang ditularkan lewat cairan tubuh)

Panduan Penggunaan APD 9


Yang wajib dipakai:
1) Pelindung pernafasan: masker bedah
2) Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih, bila luka luas sarung tangan
bedah steril.
c. Pelayanan Pasien dengan Luka, Tindakan Menjahit, Bedah Minor, Rawat Luka Pasien
Resiko Tinggi (Pasien dengan HIV, hepatitis B, C dan penyakit menular berbahaya
lainnya yang ditularkan lewat cairan tubuh)
1) Pelindung mata: spectacle google
2) Pelindung kepala: tutup kepala
3) Pelindung respirasi/hidung/mulut: masker bedah
4) Pelindung Tubuh: apron/scotch/celemek
5) Pelindung tangan: Sarung tangan bedah bersih dipasang double dengan sarung
tangan panjang bila ada. Bila tidak ada di double dengan sarung tangan sejenis.
6) Pelindung kaki: sepatu boot karet.
d. Pelayanan Pasien dengan Penyakit Paru Menular Berbahaya (TBC, Pneumonea)
1) Pelindung pernafasan: masker respirator N95 atau jika tidak ada masker N95
dapat digunakan double masker.
2) Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih
e. Pelayanan Pasien dengan Kemungkinan Sangat Tinggi Terpapar Cairan Tubuh Baik
pada Pasien Infeksius Maupun Tidak.
1) Pelindung mata: spectacle google.
2) Pelindung kepala: tutup kepala.
3) Pelindung respirasi/hidung/mulut: Masker bedah.
4) Pelindung Tubuh: apron/scotch/celemek.
5) Pelindung tangan: Sarung tangan bedah bersih dipasang double dengan sarung
tangan panjang bila ada. Bila tidak ada di double dengan sarung tangan sejenis.
6) Pelindung kaki: sepatu boot karet.
f. Pelayanan Pasien dengan Penyakit Kulit Menular
1) Pelindung hidung/mulut: masker bedah.
2) Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih.
g. Pelayanan Pasien dengan Resiko Terpapar Cairan Tubuh Minimal
1) Pelindung hidung/mulut: masker bedah.
2) Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih.

10. Rauang Keperawatan


a. Pelayanan Pasien Secara Umum
Yang wajib dipakai:
1) Pelindung pernafasan: masker bedah

Panduan Penggunaan APD 10


b. Pelayanan Pasien dengan Luka, Tindakan Menjahit, Bedah Minor, Rawat Luka Pasien
Resiko Rendah (pasien tanpa HIV, hepatitis B & C dan penyakit menular berbahaya
lainnya yang ditularkan lewat cairan tubuh)
Yang wajib dipakai:
1) Pelindung pernafasan: masker bedah
2) Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih, bila luka luas sarung tangan
bedah steril.
c. Pelayanan Pasien dengan Luka, Tindakan Menjahit, Bedah Minor, Rawat Luka Pasien
Resiko Tinggi (Pasien dengan HIV, hepatitis B, C dan penyakit menular berbahaya
lainnya yang ditularkan lewat cairan tubuh)
1) Pelindung mata: spectacle google
2) Pelindung kepala: tutup kepala
3) Pelindung respirasi/hidung/mulut: Masker bedah
4) Pelindung Tubuh: apron/scotch/celemek
5) Pelindung tangan: Sarung tangan bedah bersih dipasang double dengan sarung
tangan panjang bila ada. Bila tidak ada di double dengan sarung tangan sejenis.
6) Pelindung kaki: sepatu boot karet.
d. Pelayanan Pasien dengan Penyakit Paru Menular Berbahaya (TBC, Pneumonea)
1) Pelindung pernafasan: masker respirator N95 atau jika tidak ada masker N95
dapat digunakan double masker.
2) Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih
e. Pelayanan Pasien dengan Kemungkinan Sangat Tinggi Terpapar Cairan Tubuh Baik
pada Pasien Infeksius Maupun Tidak.
1) Pelindung mata: spectacle google.
2) Pelindung kepala: tutup kepala.
3) Pelindung respirasi/hidung/mulut: Masker bedah.
4) Pelindung Tubuh: apron/scotch/celemek.
5) Pelindung tangan: Sarung tangan bedah bersih dipasang double dengan sarung
tangan panjang bila ada. Bila tidak ada di double dengan sarung tangan sejenis.
6) Pelindung kaki: sepatu boot karet.
f. Pelayanan Pasien dengan Penyakit Kulit Menular
1) Pelindung hidung/mulut: masker bedah.
2) Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih.

g. Pelayanan Pasien dengan Resiko Terpapar Cairan Tubuh Minimal


1) Pelindung hidung/mulut: masker bedah.
2) Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih.
11. Instalasi Kesehatan Lingkungan
a. Pelayanan Pegelolaan Limbah

Panduan Penggunaan APD 11


1) Saat Pengambilan Limbah dari Setiap Ruangan
a) Sarung tangan
b) Masker
c) Sepatu boot
d) Apron
e) Googles
2) Saat Pengiriman Limbah dari Setiap Ruangan ke Tempat Penyimpanan Sementara
(TPS)
a) Sarung tangan
b) Masker
c) Sepatu boot
d) Apron
e) Googles
3) Saat Penyimpanan Limbah di Tempat Penyimpanan Sementara (TPS)
a) Sarung tangan
b) Masker
c) Sepatu boot
d) Apron
e) Googles
b. Pelayanan Pembersihan Lingkungan dan Desinfeksi Lingkungan
1) Sarung tangan
2) Masker
3) Sepatu boot

c. Pelayanan Pengelolaan Instalasi Pengelolaan Air Limbah


1) Sarung tangan
2) Masker
3) Sepatu boot
4) Apron

Panduan Penggunaan APD 12


BAB IV
PENUTUP

Panduan alat perlindungan diri di atas merupakan panduan penggunaan alat pelindung diri di Rumah
Sakit Ibu dan AnakHarapan Bunda. Panduan ini sifatnya tidak mengikat namun dianjurkan secara kuat
untuk dilaksanakan. Panduan ini dapat dimodifikasi sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan situasi di lapangan.

Panduan Penggunaan APD 13


BAB V
DOKUMENTASI

A. Formulir monitoring pencegahan dan pengendalian infeksi

Panduan Penggunaan APD 14

Anda mungkin juga menyukai