Anda di halaman 1dari 14

ABSTRAK

FOSFOR TERSEDIA

Oleh
Nadia Eka Haryanti

Telah dilakukan percobaan penetapan fosfor tersedia dengan metode Bray.


Percobaan bertujuan untuk mengetahui ketersediaan fosfor di dalam tanah.
Percobaan dilakukan oleh 2 sampel tanah yaitu tanah merah(A) dan tanah
hitam(B),serta pada deret standar P205. Hasil dari percobaan pada tanah A
diperoleh data nilai absorbansi yaitu 0,10 kadar P dalam larutan 2,64 dan kadar P
tersedia sebesar 79,29. Pada tanah B diperoleh data nilai absorbansi 25g dan
kadar P tersedia 47,59. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui P tersedia
dalam tanah menguji kandungan fosfor dalam tanah,mengetahui faktor
ketersediaan tanah,untuk mengetahui fungsi P tanah dan tanaman,serta
mengetahui gejala kekuranga P bagi tanaman.

Kata kunci:fosfor, tanah.


FOSFOR TERSEDIA
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penetapan fosfor tanah bagi tanaman khususnya untuk pertumbuhan telah banyak
dilakukan. Salah satu cara metode yang bisa digunakan adalah penetapan fosfor
tersedia dengan metode Bray dan Kurth. Pengujian tanah mempunyai dua tahap
yaitu persiapan dri larutan ekstraksi P dan pengujian kandungan P dalam larutan.
Penilaian ini tergantung pada besarnya konsentrasi P dalam larutan kandungan
dan asam khususnya digunakan dalam pengujian analitik.

Ekstrak asam florida yang terisi campuran asam klorida dan asam florida yang
bertujuan untuk memudahkan pemindahan asam terlarut P tanah yang
mengandung Ca-P, Al-P, dan Fe-P tanah yang pembentuk komplek ion dalam
larutan asam lebih sensitive. Metode ini berdasarkan prinsip bahwa larutan
othosfosfat molibdati dan campuran ion ini memperkecil komplek moldodi
phospat untuk membentuk warna baru.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan praktikum tentang fosfor tersedia


untuk mengetahui kandungan fosfor dalam tanah dan mempelajari faktor-faktor
yang mempengaruhi ketersediaan fosfor bagi tanaman di suatu lahan pertanian.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Mengetahui perbandingan kandungan fosfor tersedia tanah A dan tanah B.


2. Mengetahui fungsi fosfor bagi pertumbuhan tanaman.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan fosfor dalam
tanah.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Unsur fosfor (P) dalam tanah berasal dari bahan organic pupuk buatan dari
mineral. Mineral di dalam tanah paling mudah terserap oleh tanaman pada Ph
sekitar 6-7 (Hardjowigeno, 2003).

Dalam siklus P bahwa kadar P larut merupakan hasil keseimbangan antara survi
dari pelapukan mineral-mineral P pelarut (Bolubilikasi) P. Terfiksasi dan
mineralisasi P organik dan kehilangan P berupa (immobilisasi) oleh tanaman
fikasi pendiaan (Hanafiah, 2005).

Banyak sumber fosfor yang dipakai oleh hewan, tumbuhan bakteri makhluk hidup
lain yang hidup laut. Di dalam fosfor banyak terjerat interaksi antara tumbuhan
dan hewan. Senyawa organik dan anorganik dan antara kolom permukaan
perairan dan substrat. Contohnya beberapa hewan melepaskan sejumlah fosfor
padat di dalam antara mereka ratio N/P yang meningkat padar di dalam potensi
menimbulkan blooming atau eutrofikasi perairan dimana terjadinya pertumbuhan
fitoplankton yang tidak terhindar I karena berkurangnya oksigentralarat yang
mengakibat kematian organik selain karena zat toksin yang diproduksi oleh
fitrolankton. Fitrolankton mengakulasi N, P, dan cdalam tubuhnya masing-
masing dalam nilai CF (concentration factor) 3 × log untuk P. (6(3 × log) untuk N
dan A × log untuk C (Sanasi, 2006).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah neraca analityc,
dispenser 10 ml dan 25 ml, tabung reaksi, pipet 2 ml, kertas saring, botol kocok
50 ml, mesin pengocok dan spektrophotometer.

Sedangkan bahan yang digunakan yaitu HCl 0,5 N, pengekstrak Bray and Kurtz 1
(larutan 0,025 N HCl + NH4F 0,03 N), amonium molibdat, larutan persediaan
(stok) asam askrobat, larutan kerja standar 100 ppm dan larutan standar 25 ppm
P2O5.

3.2 Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

Ditimbang 2 gram tanah <2 mm kering udara.

Ditambahkan pengekstrak Bray and Kurtz 1 sebanyak 20 ml.

Dikocok selama 10 menit.

Disaring dan bila larutan keruh dikembalikan keatas saringan semula


(maksimum 5 menit).
Dibuat deret standar dengan memipet 0,1,2,3,4 dan 5 larutan standar 25 ppm,
masukkan dalam labu ukur 50 ml dan tambahkan air destilata hingga tanda tera.

Dipipet 5 ml larutan standar dan contoh, masukkan dalam tabung reaksi.

Ditambahkan 10 ml larutan kerja dan aduk.

Setelah 30 menit ukur dan transmitannya (T) pada spectrophotometer dengan


panjang gelombang 800 ml. Gunakan blanko untuk menstandarkan 100 %
transmitan.

HASIL
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Pengamatan absorbansi untuk deret standar.

Deret Standar P2O5


Standar
0 0,5 1 1,5 2,5
Transmitan 100 79 62 51 36
Absorbansi 0 0,10 0,21 0,29 0,44

Tabel 2. Pengamatan Sampel Tanah

N Jenis Transmitan Absorbansi Ppm P dalam Larutan P tersedia


o Tanah (%) (2 – 109 T) = (Absorbansi-a) /b tanah (Ppm)
1 Merah (A) 80 0,10 2,64 Ppm 79,9
2 Hitam (B) 52 0,28 1,59 Ppm 47,59

4.2 Pembahasan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, digunakan dua jenis tanah berbeda,
yaitu tanah merah (A) dan tanah hitam (B). data yang diperolehpada larutan
standar P2O5 dengan deret baku 0 ppm, 0,10 ppm, 2,64 adalah nilai absorbansi
masing-masing deret yaitu 0,10; 0,21; 0,89; 0,44.

Semakin tinggi konsentrasi fosfor dalam larutan maka akan berwarna semakin
biru. Hal ini dikarenakan adanya reaksi dari ion ortofosfat dalam larutan kerja.
Perubahan warna tersebut mengindikasikan adanya P di dalam larutan.

Tingginya kandungan unsur P dalam tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan


tanaman. Manfaat P bagi tanaman yaitu sebagai pemacu pertumbuhan akar dan
jaringan tanaman, sehingga menambah daya tahan tanaman terhadap serangan
hama dan penyakit.

Ketersediaan P dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya


dipengaruhi oleh bahan organik dan pH tanah. Pengaruh bahan organik terhadap
ketersediaan P dapat secara langsung melalui proses mineralisasi atau secara tidak
langsung dengan membantu P yang terfiksasi. Ketersediaan P di dalam tanah
dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan organik melalui 5 langkah yaitu:
(1) melalui proses mineralisasi bahan organik terjadi pelepasan P mineral (PO4),
(2) melalui aksi dari asam organik atau senyawa pengkecat yang lain hasil
dekomposisinya terjadi pelepasan fosfat yang berikatan dengan Al dan Fe, (3)
bahan organik akan mengurangi jerapan fosfat karena asam humat dan asam fulfat
memblokir situs pertukaran, (4) penambahan bahan organik asli tanah mampu
mengaktifkan proses penguraian bahan organik asli,(5) membentuk kompleks
fosfor fulfat yang dapat ditukar dan lebih tersedia bagi tanaman.

Pengaruh pH terhadap ketersediaan P yaitu pada pH lebih besar dari 8,0 tidak
tersedia karena diikat oleh ion Ca. Sebaliknya jika pH turun menjadi lebih kecil
dari 5,0 maka fosfor kembali menjadi tidak tersedia, karena pada pH masam
unsur-unsur seperti Al, Fe, dan Mn menjadi sangat larut. Sehingga fosfat yang
semula tersedia akan diikat oleh logam-logam tersebut tidak larut dan tidak
tersediauntuk tanaman.

Pada tanah masam, dirajai kation terlarut Al dan Fe menyebabkan presipitasi


mineral Al fosfat. Keadaan pH larutan dan kelarutan Al, Fe, dan Ca fosfor
menentukan kadar P dalam larutan tanah. Ketersediaan P maksimum pada pH 6,0
– 7,0.

Bakteri dapat melarutkan fosfor adalah Bacillus megaterium, B. sustilis,


Pseudomonas striata, dan P. liquifuliens. Sedangkan fungi yang dapat
melarutkan fosfat adalah Aspergillus aconmor dan penicillum digratum.

Mekanisme pelarutan fosfor oleh mikroorganisme dilakukan oleh mikroba denga


cara mengekskresikan sejumlah asam organik berbobot molekul rendah seperti
oksalat, suksinat, tatrat, sitrat dan lain-lain. Pelarutan fosfor terjadi karena
mikroorganisme menghasilkan enzim fosfotase dan fitse. Pada proses
mineralisasi bahan organik senyawa fosfor organik diuraikan menjadi anorganik
yang tersedia bagi tanaman dengan bantuan enzim fosfotase.

Selain mengasimilasi fosfor yang dibebaskannya, mikroorganisme tersebut


menghasilkan sejumlah fosfat terlarut sebagai kelebihan nutrisinya kedalam
larutan tanah. Dengan pelarutan fosfat oleh mikroorganisme tersebut, maka fosfor
yang tersdia dalam tanah meningkatkan dan dapat diserap oleh tanaman.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Tanah A lebih banyak mengandung fosfor daripada tanah A.

2. Fungsi P pada tanaman adalah untuk pertumbuhan bunga dan buah, bahan
pembentuk inti sel dan dinding sel, mendorong pertumbuhan akar muda dan
perkecabahan biji dan pembentukan klorofil.

3. Ketersediaan P dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya


dipengaruhi oleh bahan organik dan pH tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Almasir, S. 2010. Prinsip Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Grandia Pustaka. Jakarta.

Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo. Jakarta.

Hardjowigeno. 2003. Ilmu Tanah. Akademik Pressindo. Jakarta.

Sanusi. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. CV Rasanata. Jakarta.


LAMPIRAN
ACC

Tabel 1. Pengamatan absorbansi untuk deret standar.

Deret Standar P2O5


Standar
0 0,5 1 1,5 2,5
Transmitan 100 79 62 51 36
Absorbansi 0 0,10 0,21 0,29 0,44

Tabel 2. Pengamatan Sampel Tanah

N Jenis Transmitan Absorbansi Ppm P dalam Larutan P tersedia


o Tanah (%) (2 – 109 T) = (Absorbansi-a) /b tanah (Ppm)
1 Merah (A) 80 0,10 2,64 Ppm 79,9
2 Hitam (B) 52 0,28 1,59 Ppm 47,59

20 (10+5)×𝑝𝑝𝑚 𝑃 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ


Kadar P tersedia (ppm) = ×
2 5

Keterangan:
20 = ml larutan pengekstrak tanah (Bray 1)
2 = jumlah (g) contoh tanah yang digunakn
10 = ml larutan kerja yang digunakan
5 = ml ekstrak sampel

Pembahasan
1. Data kriteria P
2. Pengaruh B.O terhadap penyediaan P (2 sampel)
3. Pengaruh pH terhadap ketersediaan P
4. Contoh mikroorganisme yang menyediakan unsur P dan mekanismenya.
0.5
0.45 y = 0.1759x + 0.0145
R² = 0.9919
0.4
0.35
0.3
0.25 Series1

0.2 Linear (Series1)

0.15
0.1
0.05
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

Kurva Fosfor Tersedia

Anda mungkin juga menyukai