Anda di halaman 1dari 31

KISI – KISI PENULISAN SOAL

Satuan Pendidikan : SMK N 1 MALANG


Mata Pelajaran : ETIKA PROFESI
Kurikulum : 2013
Kelas :X
Jumlah Soal : 10
Bentuk Soal : ESSAY

INDIKATOR PENCAPAIAN LEVEL NO BENTUK


NO KOMPETENSI DASAR KELAS MATERI
KOMPETENSI KOGNITIF SOAL SOAL
Menerapkan etika profesi dalam X etika profesi dalam bidang Menjelaskan ruang lingkup etika L1
1 1 ESSAY
bidang akuntansi dan keuangan akuntansi dan keuangan profesi dengan tepat (pemahaman)
etika profesi dalam bidang Memahami etika profesi dalam L1
X 2 ESSAY
akuntansi dan keuangan bidang akuntansi dengan tepat (pemahaman)
etika profesi dalam bidang L2
X Menerapkan etika profesi dalam 3 ESSAY
akuntansi dan keuangan (penerapan)
bidang akuntansi
Mempraktikkan etika profesi
etika profesi dalam bidang L2
X bidang akuntansi dalam suatu 4 ESSAY
akuntansi dan keuangan (penerapan)
pekerjaan dengan tepat
KARTU SOAL

Kompt.Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga Penyusun : VERYANA V M.


Bentuk Soal : Essay
Tahun Pelajaran : 2019-2020

Kompetensi Dasar: Buku Sumber: Level Kognitif: Tingkat Kesukaran:


3.3. Menerapkan - Harti, Dwi. 2018. Etika Mengingat (C1) Sangat Mudah
etika profesi dalam Profesi. Semarang: Memahami (C2) v Mudah
bidang akuntansi dan Erlangga Mengaplikasikan Sedang v
keuangan (C3)
Menganalisis (C4) Sukar

Etika Individual memuat kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan etika social
Materi Pokok: yang membicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota umat manusia.
Etika profesi dalam Bagaimanakah penerapan etika khusus dalam kehidupan sehari-hari?
bidang akuntansi dan
keuangan
Indikator Soal:
Menjelaskan ruang Nomor Soal 1
lingkup etika profesi
dengan tepat Kunci Jawaban Berkata jujur
Ramah dalam berkomunikasi
Memanggil orang dengan panggilan yang
baik
Menggunakan pakaian yang sesuai
dengan norma kesopanan
Bertingkah laku yang baik dll

KARTU SOAL

Kompt.Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga Penyusun : VERYANA V M


Bentuk Soal : Essay
Tahun Pelajaran : 2019-2020

Kompetensi Dasar: Buku Sumber: Level Kognitif: Tingkat Kesukaran:


3.3. Menerapkan - Harti, Dwi. 2018. Etika Mengingat (C1) v Sangat Mudah
Profesi. Semarang: Memahami (C2) Mudah v
etika profesi dalam Erlangga Mengaplikasikan Sedang
bidang akuntansi dan (C3)
keuangan Menganalisis (C4) Sukar

Sebutkan 8 prinsip etika profesi menurut Ikatan Akuntan Indonesia!


Materi Pokok:
Etika profesi dalam
bidang akuntansi dan
keuangan
Indikator Soal:
Memahami etika Nomor Soal 2
profesi dalam bidang Kunci Jawaban 1. Tanggung Jawab profesi
akuntansi dengan 2. Kepentingan public
tepat 3. Integritas
4. Objektivitas
5. Kompetensi dan kehati-hatian
professional
6. Kerahasiaan
7. Perilaku professional
8. Standar teknis

KARTU SOAL

Kompt.Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga Penyusun : VERYANA V M


Bentuk Soal : Essay
Tahun Pelajaran : 2019-2020

Kompetensi Dasar: Buku Sumber: Level Kognitif: Tingkat Kesukaran:


3.3. Menerapkan - Harti, Dwi. 2018. Etika Mengingat (C1) v Sangat Mudah
etika profesi dalam Profesi. Semarang: Memahami (C2) Mudah v
bidang akuntansi dan Erlangga Mengaplikasikan Sedang
keuangan (C3)
Menganalisis (C4) Sukar

Apa yang dimaksud dengan integritas?


Materi Pokok:
Etika profesi dalam
bidang akuntansi dan
keuangan
Indikator Soal:
Memahami etika Nomor Soal 3
profesi dalam bidang Kunci Jawaban Kualitas yang melandasi kepercayaan
akuntansi dengan publik dan merupakan patokan
tepat (benchmark) bagi anggota dalam menguji
keputusan yang diambilnya

KARTU SOAL

Kompt.Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga Penyusun : VERYANA


VERONA M.
Bentuk Soal : Essay
Tahun Pelajaran : 2019-2020

Kompetensi Dasar: Buku Sumber: Level Kognitif: Tingkat Kesukaran:


3.3. Menerapkan - Harti, Dwi. 2018. Etika Mengingat (C1) Sangat Mudah
etika profesi dalam Profesi. Semarang: Memahami (C2) Mudah
bidang akuntansi dan Erlangga Mengaplikasikan v Sedang v
keuangan (C3)
Menganalisis (C4) Sukar

Apa yang terjadi jika etika profesi dalam bekerja tidak diterapkan?
Materi Pokok:
Etika profesi dalam
bidang akuntansi dan
keuangan
Indikator Soal:
Nomor Soal 4
Menerapkan etika
Kunci Jawaban Akan terjadi banyak pelanggaran,
profesi dalam bidang kekacauan di mana-mana
akuntansi
KARTU SOAL

Kompt.Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga Penyusun : VERYANA


VERONA M.
Bentuk Soal : Essay
Tahun Pelajaran : 2019-2020

Kompetensi Dasar: Buku Sumber: Level Kognitif: Tingkat Kesukaran:


3.3. Menerapkan - Harti, Dwi. 2018. Etika Mengingat (C1) Sangat Mudah
etika profesi dalam Profesi. Semarang: Memahami (C2) Mudah
bidang akuntansi dan Erlangga Mengaplikasikan v Sedang v
keuangan (C3)
Menganalisis (C4) Sukar

Sebutkan contoh pelanggaran kode etik yang terjadi pada bidang akuntansi dan
Materi Pokok: keuangan!
Etika profesi dalam
bidang akuntansi dan
keuangan
Indikator Soal:
Melakukan Nomor Soal 5
pengecekkan etika Kunci Jawaban -Terjadinya korupsi di sebuah perusahaan
profesi bidang -Pemalsuan tanda tangan pada bukti
akuntansi dalam transaksi
pelaksanaan
pekerjaan yang tepat

Rubrik Penilaian:

Masing-masing nomor mendapat skor 20.


RPP ETIKA PROFESI
KURIKULUM 2013
LESSON STUDY 1

MATA PELAJARAN : ETIKA PROFESI

KELAS : X AKL

SEMESTER : GASAL

TAHUN PELAJARAN : 2019/2020

PROGRAM KEAHLIAN : AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA

DI SUSUN OLEH : VERYANA VERONA MUFIDA, S.Pd

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 MALANG
BISNIS MANAJEMEN, PARIWISATA, TEKNOLOGI, AGRIBISNIS
Jl. Sonokembang/ Janti Kotak Pos 108 Telp. 0341-326630 Fax. 0341-325399 Malang
65148
Website : smkn1malang.sch.id E-mail : smkn1_mlg@yahoo.com
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama Sekolah : SMK N 1 MALANG


Kompetensi Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga
Mata Pelajaran : Etika Profesi
Kelas / Semester : X/1
Tahun Pelajaran : 2019/ 2020
Materi Pokok : Etika Profesi dalam bidang keuangan
Pertemuan Ke- : 1
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja
etika profesi pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi
diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional,
dan internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja etika profesi
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai
dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan
menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan
keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak
alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar
3.3 Menerapkan etika profesi dalam bidang akuntansi dan keuangan
4.3 Melakukan pengecekan etika profesi dalam bidang akuntansi dan keuangan dalam
pelaksanaan pekerjaan

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.3.3. Menerapkan etika profesi dalam bidang akuntansi
3.3.4. Mempraktikkan etika profesi bidang akuntansi dalam suatu pekerjaan dengan tepat
4.3.1. Melakukan pengecekkan etika profesi bidang akuntansi dalam pelaksanaan pekerjaan
yang tepat

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik peserta
didik dapat:
1. Menerapkan etika profesi dalam bidang akuntansi
2. Mempraktikkan etika profesi bidang akuntansi dalam suatu pekerjaan
3. Melakukan pengecekkan etika profesi bidang akuntansi dalam pelaksanaan pekerjaan

dengan baik dan benar sehingga peserta didik dapat menerima dan menjalankan ajaran agama
yang dianutnya , menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, tanggung jawab dan disiplin
serta memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif, kolaboratif serta komunikatif.

E. Materi Pembelajaran :
1. Faktual
 Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia
2. Konseptual
 Pengertian Etika
 Fungsi Etika
 Prinsip etika Kode etik akuntan Indonesia
3. Metakognitif
 Menerapkan etika profesi dalam bidang akuntansi dan keuangan
 Melakukan pengecekan etika profesi dalam bidang akuntansi dan keuangan dalam
pelaksanaan pekerjaan

Materi secara lengkap dapat dilihat di Lampiran 1

F. Metode Pembelajaran :
a. Pendekatan pembelajaran ilmiah/ scientific
b. Model pembelajaran game, Problem Based Learning
c. Metode Diskusi, ceramah, tanya jawab

G. Alat/ Bahan, Media, dan Sumber Belajar


1. Alat

 White Board
 Laptop
 LCD

2. Media Belajar

 Video

3. Sumber Belajar
 Harti, Dwi. 2018. Etika Profesi. Semarang: Erlangga
 Hand Out
 LKPD

4. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
1. Pendahuluan
- Melakukan pembukaan dengan salam pembukaan dan berdoa untuk 10 menit
memulai pembelajaran.
- Melakukan presensi kehadiran peserta didik
- Mengkondisikan peserta didik
- Menanamkan karakter kesopanan pada peserta didik yang dihubungkan
dengan materi sebelumnya melalui pemutaran video (video 1)
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yang dituliskan
pada white board

2. Kegiatan Inti
Mengamati
Orientasi - Guru menayangkan video (video 2)
- Guru meminta kepada peserta didik untuk mengamati
video
- Guru mengaitkan video yang diputar dengan materi
yang akan dipelajari hari ini.
- Guru menayangkan video (video 3)
- Guru meminta peserta didik untuk mengamati video
- Guru membentuk 5 kelompok dalam kelas sehingga
Mengorganisasikan dari 37 peserta didik masing-masing kelompok
peserta didik untuk terdapat 7-8 orang.
belajar - Guru menunjuk ketua kelompok dan meminta
membuat nama kelompok dengan nama profesi
akuntan
- Guru membagikan modul
- Guru membagikan LKPD yang di dalamnya berisi
kasus tentang pelanggaran etika 70 menit
- Guru meminta peserta didik untuk membaca artikel
dalam LKPD yang dibagikan oleh guru.
Mengumpulkan informasi
Membantu - Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi dan
Penyelidikan mengaitkan pelanggaran tersebut dengan prinsip etika
profesi IAI yang ada dalam modul dalam waktu 10
menit.
(Dari kasus pelanggaran tersebut prinsip etika profesi
mana yang dilanggar)
Asosiasi/ Menalar/ Mencoba
Mengembangkan - Guru membimbing peserta didik untuk menemukan
solusi jawaban atau solusi atas pemasalahan terkait materi
pembelajaran pelanggaran etika
- Peserta didik memberikan pendapat dan masukan serta
melakukan tanya jawab selama proses diskusi
- Peserta didik mencoba mengaitkan pelanggaran
tersebut dengan prinsip etika profesi IAI
- Peserta didik melalui diskusi membuat laporan tertulis
atas hasil diskusi kelompok melalui LKPD

Mengkomunikasikan/Menyimpulkan
- Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menjelaskan/ mempresentasikan hasil diskusi
melalui ketua kelompoknya dengan lebih dulu
menyebutkan alasan kelompoknya memakai nama
profesi tersebut.
- Masing-masing kelompok mempersentasikan hasil
diskusi.
- Kelompok yang tidak presentasi memberikan
tanggapan.
- Setelah presentasi hasil diskusi/LKPD tersebut
Mengevaluasi dikumpulkan kembali untuk dinilai oleh guru
- Guru mengevaluasi presentasi hasil diskusi peserta
didik.
- Guru meminta peserta didik kembali ke tempat
duduknya semula.
- Guru memberikan revisi serta penguatan dengan
metode permainan (soal terlampir) dari hasil diskusi
terkait materi pembelajaran.
- Peserta didik akan diminta berhitung urut dan setiap
kelipatan 4 harus mengatakan “bus”
- Peserta didik yang salah atau terlalu lama menjawab
akan diberikan soal oleh guru yang harus dijawab oleh
peserta didik.
- Jika peserta didik benar dalam menjawab diberi tepuk
tangan oleh teman-temannya.
- Jika peserta didik salah dalam menjawab akan diminta
maju

3. Penutup
- Sebagai penutup dalam pelaksanaan pembelajaran, guru meminta peserta
didik yang maju tadi untuk menyimpulkan materi pembelajaran pada hari ini.
- Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil
pembelajaran.
- Peserta didik diberi PR untuk mengerjakan Buku paket bab 2.
10 menit
- Guru meminta peserta didik membaca dan memahami materi selanjutnya
tentang kompetensi personal
- Guru mengakhiri pembelajarn dengan meminta token dari peserta didik.
- Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa penutup.
- Salam

5. Penilaian (instrument terlampir)


1. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes tertulis
b. Bentuk instrument : Soal tes tertulis
c. Kisi-kisi
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI NO SOAL BENTUK SOAL
Menjelaskan ruang lingkup etika profesi dengan tepat 1 ESSAY
Memahami etika profesi dalam bidang akuntansi
2 ESSAY
dengan tepat
Memahami etika profesi dalam bidang akuntansi
3 ESSAY
dengan tepat
4 ESSAY
Menerapkan etika profesi dalam bidang akuntansi
Mempraktikkan etika profesi bidang akuntansi dalam
5 ESSAY
suatu pekerjaan dengan tepat
Instrumen: lihat Lampiran2

2. Ketrampilan
a. Teknik Penilaian : Penilaian Unjuk kerja dengan melakukan diskusi
b. Bentuk instrument : Soal Praktek
c. Kisi-kisi
No. Indikator Butir Instrumen
1. Melakukan pengecekkan etika profesi bidang
akuntansi dalam pelaksanaan pekerjaan yang 4
tepat
Instrumen: lihat Lampiran 3

3. Diskusi
1) Teknik : Observasi
2) Bentuk Instrumen: Check List
3) Kisi-kisi
No. Aspek Pengamatan ButirInstrumen
1. Komunikatif 1
2. Kerjasama 2
3. Kreatif 3
4. Kritis 4
Instrument lampiran 4

4. Presentasi kelompok
1) Teknik: Observasi
2) BentukInstrumen: Check List
3) Kisi-kisi
No. Aspek Pengamatan ButirInstrumen

1. Persiapan 1

2. Pelaksanaan 2
3. penutup 3
Instrument lampiran 5

5. Remidi dan Pengayaan


a. Program Remedial
Remidial tes diberikan kepada peserta didik yang mendapatkan nilai dibawah 65
(untuk pengetahuan dan keterampilan ), dengan catatan jumlah peserta didik yang
remedial maksimal 30% dari jumlah seluruh peserta didik di kelas. Apabila jumlah
peserta didik yang remedial mencapai 50%, maka akan diadakan remedial teaching
terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan remedial tes.
b. Program Pengayaan
Program pengayaan diberikan kepada peserta didik yang mendapatkan nilai sama
dengan dan diatas 65 sebagai bentuk pendalaman terhadap materi yang telah
diberikan
Instrument lampiran 6

Malang, 26 Agustus 2019


Mengetahui,
Guru Pamong Guru Mata Pelajaran

Dra. PANCA SUSILAWATI. Veryana Verona.M.S.Pd.


NIP 19641130 199512 2002 NIM. 193145724436

Mengesahkan,
Kepala Sekolah

.
Dra. RETNO UTAMI, M.Pd
NIP. 19610506 198603 2 009
Lampiran 1

MATERI PEMBELAJARAN

Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut : (Mulyadi, 2001:
53)
1. Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat.Sejalan dengan peran
tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka.
Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk
mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan
tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan
untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik,
menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi
akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang
terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan
keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam
memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung
jawab akuntan terhadap kepentingan publik.Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan
masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan.Ketergantungan ini
menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi
kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.

Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa
akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan
untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati
kepercayaan publik.Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus
menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.Untuk
memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab
profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

3. Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional.Integritas
merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi
anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.Integritas mengharuskan seorang anggota
untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima
jasa.Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi.Integritas
dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak
menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
4. Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya.Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai
atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak
memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan
kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.

Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas
mereka dalam berbagai situasi.Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan,
serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang
bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya
di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang orang yang ingin
masuk kedalam profesi.Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas
pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional


Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan
ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan
profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja
memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.Hal ini mengandung arti
bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung
jawab profesi kepada publik.

Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman.Anggota seharusnya tidak


menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka miliki.Kompetensi
menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan
yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan.
Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib
melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap
anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah
pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang
harus dipenuhinya.

6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa
profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan,
kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.Kepentingan
umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan
didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta
mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional
dapat atau perlu diungkapkan.
Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau
pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya.Kewajiban kerahasiaan
berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.

7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat
mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya
kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar
profesional yang relevan.Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan
dengan prinsip integritas dan obyektivitas.Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati
anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation
of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

LAMPIRAN : Instrumen Penilaian

Lampiran 2
Soal Pengetahuan (30 MENIT )
Soal
1. Etika Individual memuat kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan etika social yang
membicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota umat manusia. Bagaimanakah
penerapan etika khusus dalam kehidupan sehari-hari?
2. Sebutkan 8 prinsip etika profesi menurut Ikatan Akuntan Indonesia!
3. Apa yang dimaksud dengan integritas?
4. Apa yang terjadi jika etika profesi dalam bekerja tidak diterapkan?
5. Sebutkan contoh pelanggaran kode etik yang terjadi pada bidang akuntansi dan keuangan!

Kunci Jawaban
1. Berkata jujur
Ramah dalam berkomunikasi
Memanggil orang dengan panggilan yang baik
Menggunakan pakaian yang sesuai dengan norma kesopanan
Bertingkah laku yang baik dll
2. 1. Tanggung Jawab profesi
2. Kepentingan public
3. Integritas
4. Objektivitas
5. Kompetensi dan kehati-hatian professional
6. Kerahasiaan
7. Perilaku professional
8. Standar teknis
3. Kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota
dalam menguji keputusan yang diambilnya
4. Akan terjadi banyak pelanggaran, kekacauan di mana-mana
5. Terjadinya korupsi di sebuah perusahaan
-Pemalsuan tanda tangan pada bukti transaksi

RUBRIK PENILAIAN
Masing-masing soal mendapat skor 25

Lampiran 3
Terlampir dalam LKPD

Lampiran 4(penilaian sikap sosial)


SIKAP
NAMA
Rasa Tanggu Perc
NO PESERTA Motiva Pedul Kerja Santu Disi
ingin ng Jujur aya
DIDIK si i sama n plin
tahu jawab diri
1
2
3
Disi dengan skor 1 – 4
1. Kurang 2. Cukup 3. Baik 4. Sangat Baik

Lampiran 5
Penilaian Kegiatan Diskusi
Nama Komunikatif Kerjasama Kreatif Kritis
Nilai
No. Peserta
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Akhir
Didik

Keterangan:
A : Jika 4 indikator terlihat
B : Jika 3 indikator terlihat
C : Jika 2 indikator terlihat
D : Jika 1 indikator terlihat
Indikator penilaian sikap:
Komunikatif
a. Berkomunikasi secara efektif dan efesien
b. Menyampaikan pesan dengan baik
c. Penggunaan bahasa secara sosial dapat diterima dan memadai
d. Berkomunikasi yang tidak menyinggung perasaan orang lain
Kerjasama
a. Membantu teman lain yang mengalami kesulitan
b. Memberikan kontribusi pemikiran
c. Mengajak teman lain untuk melakukan tugas secara bersama
d. Berbagi bersama dalam menangani permasalahan
Kreatif
a. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
b. Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi
c. Mampu memproduksi gagasan-gagasan baru
d. Mampu menemukan masalah dan mampu memecahkannya
Kritis
a. Menanyakan dan menjawab pertanyaan
b. Mencari cara-cara yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah-masalah
c. Berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari sumber lain
d. Berfikir terbuka yaitu berbicara secara kongkret.

Lampiran 6 (format bentuk program remidial dan pengayaan)


PROGRAM REMIDIAL DAN PENGAYAAN
Mata pelajaran : Etika Profesi
Semester : Ganjil
Kelas : X Akuntansi
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Ketuntasa
Program Remidial
Nama Peserta n
No. Nilai Ket.
Didik Remidi Pengaya Kegiat Tan
T TT
al an an ggal
1
2
3
4
5

Program remidial dan pengayaan berdasarkan kegiatan analisis hasil belajar


ANALISIS HASIL BELAJAR
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Malang
Mata Pelajaran : Etika Profesi
Pokok Bahasan : Prinsip Etika Profesi
Kelas : X Akuntansi
Jumlah Ketuntasan
Skor yang diperoleh Ketuntasan
No. Nama Soal %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 T TT

Kisi-kisi soal remidi


a. Kisi-kisi
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI NO SOAL BENTUK SOAL
Memahami etika profesi dalam bidang akuntansi
1,2 ESSAY
dengan tepat
3 ESSAY
Menerapkan etika profesi dalam bidang akuntansi
Mempraktikkan etika profesi bidang akuntansi dalam
4 ESSAY
suatu pekerjaan dengan tepat
Soal:

1. Sebutkan 8 kode etik Akuntan Indonesia!


2. Apa yang dimaksud dengan integritas?
3. Bagaimana cara memperoleh kompetensi?
4. Bagaimana perilaku professional seorang akuntan?

Kunci

1. 1. Tanggung jawab profesi


2.Kepentingan publik
3. Integritas
4. Obyektivitas
5.Kompetensi dan kehati-hatian Profesional
6. Kerahasiaan
7. Perilaku professional
8. Standar Teknis
2. Suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional
3. Melalui pendidikan dan pengalaman
4. Seorang akuntan harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

Penskoran:
Tiap jawaban benar diberi poin 25. Salah 0
Program Pengayaan
Kisi-kisi
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI NO SOAL BENTUK SOAL
Mempraktikkan etika profesi bidang akuntansi dalam
1 ESSAY
suatu pekerjaan dengan tepat
Soal Pengayaan

1. Bagaimana kode etik anda sebagai seorang pelajar di SMK di jurusan akuntansi? Adakah
kode etiknya? Jelaskan!
Kunci:
1. Ada. Sebagai seorang pelajar di SMK yang mengambil jurusan akuntansi kode etiknya
antara lain:
a. Jujur
b. Disiplin
c. Mengerjakan segala sesuatu dengan rapi
d. Teliti dan hati-hati dalam menghitung
e. Berpenampilan menarik

Penskoran:
Menjawab 1 dengan benar skor 20
Menjawab 2 dengan benar skor 40
Menjawab 3 dengan benar skor 60
Menjawab 4 dengan benar skor 80
Menjawab 5 atau lebih dengan benar skor 100
Lembar Kerja Peserta Didik
Materi: Pelanggaran Kode Etik
Nama Kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk Kerja:
1. Cermati kasus di bawah ini
2. Diskusikan dengan kelompokmu
3. Kaitkan kasus berikut dengan prinsip etika profesi
4. Tuliskan hasil komentar kelompokmu pada kolom di bawahnya

Kasus FIFA
Kasus besar lain tahun ini melibatkan sebuah organisasi yang kebanyakan tidak
akan menganggapnya sebagai bisnis dalam pengertian tradisional, yaitu FIFA (the
Fédération Internationale de Football Association). Badan pengatur sepak bola di
seluruh dunia. Pada bulan Mei, beberapa pemimpin organisasi ditangkap karena
korupsi – tapi bukan presiden bombastisnya, Sepp Blatter. Bulan berikutnya, Blatter
mengundurkan diri , dan baru-baru ini dilarang, selama 8 tahun, berpartisipasi
dalam kegiatan sepak bola yang terkait, oleh komite etik FIFA.

Komentar:
Lembar Kerja Peserta Didik
Materi: Pelanggaran Kode Etik
Nama Kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk Kerja:
1. Cermati kasus di bawah ini
2. Diskusikan dengan kelompokmu
3. Kaitkan kasus berikut dengan prinsip etika profesi
4. Tuliskan hasil komentar kelompokmu pada kolom di bawahnya

Kasus KAP Andersen dan Enron


Kasus KAP Andersen dan Enron terungkap saat Enron mendaftarkan kebangkrutannya ke
pengadilan pada tanggal 2 Desember 2001. Saat itu terungkap, terdapat hutang
perusahaan yang tidak dilaporkan, yang menyebabkan nilai investasi dan laba yang
ditahan berkurang dalam jumlah yang sama. Sebelum kebangkrutan Enron terungkap,
KAP Andersen mempertahankan Enron sebagai klien perusahaan, dengan memanipulasi
laporan keuangan dan penghancuran dokumen atas kebangkrutan Enron, dimana
sebelumnya Enron menyatakan bahwa pada periode pelaporan keuangan yang
bersangkutan tersebut, perusahaan mendapatkan laba bersih sebesar $ 393, padahal
pada periode tersebut perusahaan mengalami kerugian sebesar $ 644 juta yang
disebabkan oleh transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan
oleh Enron.

Komentar:
Lembar Kerja Peserta Didik
Materi: Pelanggaran Kode Etik
Nama Kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk Kerja:
1. Cermati kasus di bawah ini
2. Diskusikan dengan kelompokmu
3. Kaitkan kasus berikut dengan prinsip etika profesi
4. Tuliskan hasil komentar kelompokmu pada kolom di bawahnya

Kasus KPMG-Siddharta & Harsono


September tahun 2001, KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono harus
menanggung malu. Kantor akuntan publik ternama ini terbukti menyogok
aparat pajak di Indonesia sebesar US$ 75 ribu. Sebagai siasat, diterbitkan
faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG yang harus dibayar kliennya PT
Easman Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc. yang tercatat di
bursa New York. Berkat aksi sogok ini, kewajiban pajak Easman memang susut
drastis. Dari semula US$ 3,2 juta menjadi hanya US$ 270 ribu. Namun,
Penasihat Anti Suap Baker rupanya was-was dengan polah anak
perusahaannya. Maka, ketimbang menanggung risiko lebih besar, Baker
melaporkan secara suka rela kasus ini dan memecat eksekutifnya. Badan
pengawas pasar modal AS, Securities & Exchange Commission, menjeratnya
dengan Foreign Corrupt Practices Act, undang-undang anti korupsi buat
perusahaan Amerika di luar negeri. Akibatnya, hampir saja Baker dan KPMG
terseret ke pengadilan distrik Texas. Namun, karena Baker mohon ampun,
kasus ini akhirnya diselesaikan di luar pengadilan. KPMG pun terselamatan.
.

Komentar:
Lembar Kerja Peserta Didik
Materi: Pelanggaran Kode Etik
Nama Kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk Kerja:
1. Cermati kasus di bawah ini
2. Diskusikan dengan kelompokmu
3. Kaitkan kasus berikut dengan prinsip etika profesi
4. Tuliskan hasil komentar kelompokmu pada kolom di bawahnya

Malinda Palsukan Tanda Tangan Nasabah


JAKARTA, KOMPAS.com – Terdakwa kasus pembobolan dana Citibank, Malinda Dee binti
Siswowiratmo (49), diketahui memindahkan dana beberapa nasabahnya dengan cara
memalsukan tanda tangan mereka di formulir transfer.Hal ini terungkap dalam dakwaan yang
dibacakan Jaksa Penuntut Umum di sidang perdananya, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan,
Selasa (8/11/2011). “Sebagian tanda tangan yang ada di blangko formulir transfer tersebut
adalah tandatangan nasabah,” ujar Jaksa Penuntut Umum, Tatang sutar. Pemalsuan tanda
tangan dilakukan sebanyak enam kali dalam formulir transfer Citibank bernomor AM 93712
dengan nilai transaksi transfer sebesar 150.000 dollar AS pada 31 Agustus 2010. Pemalsuan
juga dilakukan pada formulir bernomor AN 106244 yang dikirim ke PT Eksklusif Jaya Perkasa
senilai Rp 99 juta. Dalam transaksi ini, Malinda menulis kolom pesan, “Pembayaran Bapak
Rohli untuk interior”.
“Hal ini sesuai dengan keterangan saksi Rohli bin Pateni dan N Susetyo Sutadji serta saksi
Surjati T Budiman serta sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan laboratoris Kriminalistik
Bareskrim Polri,” jelas Jaksa. Pengiriman dana dan pemalsuan tanda tangan ini sama sekali
tak disadari oleh kedua nasabah tersebut.
.

Komentar:
MODUL ETIKA PROFESI

PRINSIP ETlKA PROFESI

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Mukadimah

01. Keanggotaan dalam Ikatan Akuntan Indonesia bersifat sukarela. Dengan menjadi
anggota, seorang akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin diri di atas
dan melebihi yang disyaratkan oleh hukum clan peraturan.

02. Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan
pengakuan profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan
rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi tanggung-jawab profesionalnya
dan merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini
meminta komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan
keuntungan pribadi

Prinsip Pertama - Tanggung Jawab Profesi

Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus


senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya.

01. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan
dengan peranan tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua
pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggung jawab untuk
bekerja sarna dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi,
memelihara kepercayaan masyarakat, dan menjalankan tanggung-jawab profesi dalam
mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara
dan meningkatkan tradisi profesi.

Prinsip Kedua - Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan


kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme.
01. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung-jawab kepada
publik. Profesi akuntan memegang peranan yang penting di masyarakat, di mana publik
dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja,
pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepacla
obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara
tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung-jawab akuntan terhadap kepentingan
publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi
yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan
tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan
ekonomi masyarakat dan negara.

02. Profesi akuntan dapat tetap berada pada posisi yang penting ini hanya dengan terus
menerus memberikan jasa yang unik ini pada tingkat yang menunjukkan bahwa
kepercayaan masyarakat dipegang teguh. Kepentingan utama profesi akuntan adalah
untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan
tingkat prestasi tertinggi dan sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk
mencapai tingkat prestasi tersebut.

03. Dalam mememuhi tanggung-jawab profesionalnya, anggota mungkin menghadapi


tekanan yang saling berbenturan dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam
mengatasi benturan ini, anggota harus bertindak dengan penuh integritar, dengan
suatu keyakinan bahwa apabila anggota memenuhi kewajibannya kepada publik, maka
kepentingan penerima jasa terlayani dengan sebaik-baiknya.

04. Mereka yang memperoleh pelayanan dari anggota mengharapkan anggota untuk
memenuhi tanggungjawabnya dengan integritas, obyektivitas, keseksamaan
profesional, dan kepentingan untuk melayani publik. Anggota diharapkan untuk
memberikan jasa berkualitas, mengenakan imbalan jasa yang pantas, serta
menawarkan berbagai jasa, semuanya dilakukan dengan tingkat profesionalisme yang
konsisten dengan Prinsip Etika Profesi ini.

05. Semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas
kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus-menerus
menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.
06. Tanggung-jawab seorang akuntan tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
klien individual atau pemberi kerja. Dalam melaksanakan tugasnya seorang akuntan
harus mengikuti standar profesi yang dititik-beratkan pada kepentingan publik,
misalnya:
• auditor independen membantu memelihara integritas dan efisiensi dari laporan
keuangan yang disajikan kepada lembaga keuangan untuk mendukung pemberian
pinjaman dan kepada pemegang saham untuk memperoleh modal;
• eksekutif keuangan bekerja di berbagai bidang akuntansi manajemen dalam
organisasi dan memberikan kontribusi terhadap efisiensi dan efektivitas dari
penggunaan sumber daya organisasi;
• auditor intern memberikan keyakinan tentang sistem pengendalian internal yang
baik untuk meningkatkan keandalan informasi keuangan dari pemberi kerja
kepada pihak luar.
• ahli pajak membantu membangun kepercayaan dan efisiensi serta penerapan
yang adil dari sistem pajak; dan
• konsultan manajemen mempunyai tanggung-jawab terhadap kepentingan umum
dalam membantu pembuatan keputusan manajemen yang baik.

Prinsip Ketiga – Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus


memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

01. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua keputusan
yang diambilnya.
02. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan
berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan
kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas
dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang
jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
03. Integritas diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil. Dalam hal tidak
terdapat aturan, standar, panduan khusus atau dalam menghadapi pendapat yang
bertentangan, anggota harus menguji keputusan atau perbuatannya dengan
bertanya apakah anggota telah melakukan apa yang seorang berintegritas akan
lakukan dan apakah anggota telah menjaga integritas dirinya. Integritas
mengharuskan anggota untuk menaati baik bentuk maupun jiwa standar teknis dan
etika.
04. Integritas juga mengharuskan anggota untuk mengikuti prinsip obyektivitas dan
kehati-hatian profesional.
Prinsip Keempat – Obyektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

01. Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak
memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari
benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.
02. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus
menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktik
publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota
yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan
jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di
industri, pendidikan dan pemerintahan. Mereka juga mendidik dan melatih orang-
orang yang ingin masuk ke dalam profesi. Apapun jasa atau kapasitasnya, anggota
harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.
03. Dalam menghadapi situasi dan praktik yang secara spesifik berhubungan
dengan aturan etika sehubungan dengan obyektivitas, pertimbangan yang cukup
harus diberikan terhadap faktor-faktor berikut:
a. Adakalanya anggota dihadapkan kepada situasi yang memungkinkan mereka
menerima tekanan-tekanan yang diberikan kepadanya. Tekanan ini dapat
mengganggu obyektivitasnya.

b. Adalah tidak praktis untuk menyatakan dan menggambarkan semua situasi di


mana tekanan-tekanan ini mungkin terjadi. Ukuran kewajaran (reasonableness)
harus digunakan dalam menentukan standar untuk mengindentifikasi hubungan
yang mungkin atau kelihatan dapat merusak obyektivitas anggota.
c. Hubungan-hubungan yang memungkinkan prasangka, bias atau pengaruh
lainnya untuk melanggar obyektivitas harus dihindari.

d. Anggota memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa orang-orang yang terilbat


dalam pemberian jasa profesional mematuhi prinsip obyektivitas.

e. Anggota tidak boleh menerima atau menawarkan hadiah atau entertainment


yang dipercaya dapat menimbulkan pengaruh yang tidak pantas terhadap
pertimbangan profesional mereka atau terhadap orang-orang yang
berhubungan dengan mereka. Anggota harus menghindari situasi-situasi yang
dapat membuat posisi profesional mereka ternoda.

Prinsip Kelima - Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya tkngan kehati-hatian, kompetensi


dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan
keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau
pemberi kerja memperoleh matifaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan
perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.

01. Kehati-hatian profesional mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung


jawab profesionalnya dengan kompetensi dan ketekunan. Hal ini mengandung arti
bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, derni kepentingan pengguna jasa dan
konsisten dengan tanggung-jawab profesi kepada publik.
02. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seyogyanya
tidak menggambarkan dirinya mernilki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka
punyai. Dalam semua penugasan dan dalam semua tanggung-jawabnya, setiap
anggota harus melakukan upaya untuk mencapai tingkatan kompetensi yang akan
meyakinkan bahwa kualitas jasa yang diberikan memenuhi tingkatan profesionalisme
tinggi seperti disyaratkan oleh Prinsip Etika. Kompetensi profesional dapat dibagi
menjadi 2 (dua) fase yang terpisah:

a. Pencapaian Kompetensi Profesional. Pencapaian kompetensi profesional pada


awalnya memerlukan standar pendidikan umum yang tinggi, diikuti oleh pendidikan
khusus, pelatihan dan ujian profesional dalam subyek-subyek yang relevan, dan
pengalaman kerja. Hal ini harus menjadi pola pengembangan yang normal untuk
anggota.

b. Pemeliharaan Kompetensi Profesional.

• Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui kornitmen untuk belajar dan
melakukan peningkatan profesional secara berkesinambungan selama kehidupan
profesional anggota.
• Pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran untuk terus mengikuti
perkembangan profesi akuntansi, termasuk di antaranya pernyataan-pernyataan
akuntansi, auditing dan peraturan lainnya, baik nasional maupun internasional yang
relevan.
• Anggota harus menerapkan suatu program yang dirancang untuk memastikan
terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa profesional yang konsisten dengan
standar nasional dan internasional.
03. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu
tingkatan pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk
memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan
profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan
konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap
anggota bertanggung-jawab untuk menentukan kompetensi masing-masing atau
menilai apakah pendidikan, pengalaman dan pertimbangan yang diperlukan memadai
untuk tanggung-jawab yang harus dipenuhinya.

04. Anggota harus tekun dalam memenuhi tanggung-jawabnya kepada penerima jasa
dan publik. Ketekunan mengandung arti pemenuhan tanggung-jawab untuk
memberikan jasa dengan segera dan berhati-hati, sempurna dan mematuhi standar
teknis dan etika yang berlaku.
05. Kehati-hatian profesional mengharuskan anggota untuk merencanakan dan
mengawasi secara seksama setiap kegiatan profesional yang menjadi tanggung-
jawabnya.
Prinsip Keenam - Kerahasiaan

Setiap anggota harus, menghormati leerahasiaan informas iyang diperoleh selama


melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum
untuk mengungkapkannya

01. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang


klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya.
Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antara anggota dan klien
atau pemberi kerja berakhir.
02. Kerahasiaan harus dijaga oleh anggota kecuali jika persetujuan khusus telah
diberikan atau terdapat kewajiban legal atau profesional untuk mengungkapkan
informasi.
03. Anggota mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa staf di bawah
pengawasannya dan orang-orang yang diminta nasihat dan bantuannya menghormati
prinsip kerahasiaan.
04. Kerahasiaan tidaklah semata-mata masalah pengungkapan informasi. Kerahasiaan
juga mengharuskan anggota yang memperoleh informasi selama melakukan jasa
profesional tidak menggunakan atau terlihat menggunakan informasi terse but untuk
keuntungan pribadi atau keuntungan pihak ketiga.
05. Anggota yang mempunyai akses terhadap informasi rahasia ten tang penerima jasa
tidak boleh mengungkapkannya ke publik. Karena itu, anggota tidak boleh membuat
pengungkapan yang tidak disetujui (unauthorized disclosure) kepada orang lain. Hal ini
tidak berlaku untuk pengungkapan informasi dengan tujuan memenuhi tanggung-jawab
anggota berdasarkan standar profesional.
06. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan
dengan kerahasiaan didefinisikan dan bahwa terdapat panduan mengenai sifat dan luas
kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang
diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan.
07. Berikut ini adalah contoh hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
sejauh mana informasi rahasia dapat diungkapkan.
a. Apabila pengungkapan diizinkan. Jika persetujuan untuk mengungkapkan diberikan oleh
penerima jasa, kepentingan semua pihak termasuk pihak ketiga yang kepentingannya
dapat terpengaruh harus dipertimbangkan.

b. Pengungkapan diharuskan oleh hukum. Beberapa contoh di mana anggota diharuskan


oleh hukum untuk mengungkapkan informasi rahasia adalah:

untuk menghasilkan dokumen atau memberikan bukti dalam proses hukum; dan
untuk mengungkapkan adanya pelanggaran hukum kepada publik.
c. Ketika ada kewajiban atau hak profesional untuk mengungkapkan:

• untuk mematuhi standar teknis dan aturan etika; pengungkapan seperti itu tidak
bertentangan dengan prinsip etika ini;
• untuk melindungi kepentingan profesional anggota dalam sidang pengadilan;
• untuk menaati peneleahan mutu (atau penelaahan sejawat) IAI atau badan
profesionallainnya;.dan . untuk menanggapi permintaan atau investigasi oleh IAI atau
badan pengatur.

Prinsip Ketujuh - Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi:

01. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi hams
dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung-jawabnya kepada penerima
jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

Prinsip Kedelapan - Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,
anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa
selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.

01. Standar teknis dan standar profesional yang hams ditaati anggota adalah standar
yang dikeluarkan oleh lkatan Akuntan Indonesia, International Federation of
Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang-undangan yang relevan.

DAFTAR PUSTKA

Ami,Fadzar. Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia


Mukadimah.https://id.scribd.com/doc/27376529/ diakses pada tanggal 3 September 2019

Anda mungkin juga menyukai