Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN
1
memenuhi kebutuhan masyarakat. Perawat keluarga memiliki peran untuk
memandirikan keluarga dalam merawat anggota keluarganya, sehingga
keluarga mampu melakukan fungsi dan tugas kesehatan, Friedmen
menyatakan bahwa keluarga diharapkan mampu mengidentifikasi lima fungsi
dasar keluarga, diantaranya fungsi afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi,
dan fungsi perawatan keluarga. Perawatan kesehatan keluarga adalah
pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan
untuk mewujudkan keluarga yang sehat.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah satu atap dan keadaan saling ketergantungan (Departemen
Kesehatan, 1988).
3
keperawatan dengan tepat, perawat harus memahami tipe keluarga yang ada
yaitu sebagai berikut :
A. Tradisional
a. The Nuclear family (keluarga inti) : keluarga yang terdiri dari suami,
istri dan anak
b. The dyad family : keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
c. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah
tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
d. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah
dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan
karena mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
e. The extended family : Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi
yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai:
paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan
f. The single parent family : Keluarga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses
perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan)
g. Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua
yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pad
saat ”weekend”
h. Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
i. Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang
dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar mandi, televisi,
telepon,dll)
j. Blended family : Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
4
k. The single adult living alone/single adult family : Keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)
B. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b. The stepparent family : Keluarga dengan orang tua tiri
c. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan
anak bersama.
d. The nonmarital heterosexsual cohabiting family : Keluarga yan
ghidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex
hidup bersama sebagaimana ”marital pathners”
f. Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
pernikahan karena beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan
alat-alat rumah tangga bersama, yang saling merasa telah saling
menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexsual
dan membesarkan anak.
h. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya.
5
j. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan
mental.
k. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.
6
2.4 Peran keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat
dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu didasari dalam keluarga dan kelompok masyarakat.
Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1) Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya,
berperan dari pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman
sebagai kepala keluarga, anggota dari kelompok sosial serta dari anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2) Peran ibu : ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai
peran mengurus rumah tangga , sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping
itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarga.
3) Peran anak : anak-anak melaksanakan peran psikososial sesuai engan
tingkat perkembangan fisik, mental, soaial dan spiritual.
7
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang
ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan
memberikan:
- Penyuluhan kesehatan masyrakat
- Peningkatan gizi
- Pemeliharaan kesehatan perseorangan
- Pemeliharaan kesehatan lingkungan
- Olahraga secara teratur
- Rekreasi
- Pendidikan seks.
2. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit
dan gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan:
- Imunisasi massal terhadap bayi,balita serta ibu hamil
- Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu,puskesmas
maupun kunjungan rumah
- Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu,puskesmas
ataupun dirumah
- Pemeriksaan dan pemiliharaan kehamilan,nifas dan menyusui.
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditunjukan untuk merawat dan mengobati
anggota-anggota keluarga,kelompok dan masyarakat yang menderita
penyakit atau masalah kesehatan,melalui kegiatan:
- Perawatan orang sakit dirumahh (home nursing)
- Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
puskesmas dan rumah sakit
8
- Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu
bersalin dan nifas
- Perawatan payudara
- Perawatan tali pusat bayi baru lahir
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap
kelompok - kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.
Misalnya TBC, cacat fisik lainnya, dilakukan melalui kegiatan:
a. Latihan fisik,baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta,patah tulang maupun kelainan bawaan.
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita tertentu,
misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke, fisioterapi
manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.
5. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialiattaif adalah upaya mengembalikan individu,
keluarga dan kelompok kusus kedalam pergaulaan masyarakat,
diantaranya adalah kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena
menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS atau kelompok-
kelompok masyarakat khusus seperti wanita Tuna Susiala (WTS), tuna
wisma dan lain-lain.
SASARAN
1. Keluarga sehat keluarga yang memerlukan perhatian khusus terkait
dengan siklus perkembangan manusia dan tahap perkembangan
keluarga, fokus intervensi promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit
2. Keluarga resiko tinggi dan rawan kesehatan keluarga yang
mempunyai kebutuhan yang terkait dengan siklus perkembangan
anggota keluarga, keluarga dengan resiko penurunan status kesehatan (
bayi bbrl, balita dengan ancaman ggn gizi, balita belum immunisasi,
9
bumil anemia, bumil multipara, lansia, remaja dengan penyalah gunaan
obat dll.
3. Keluarga yang memerlukan pelayanan tindak lanjut pasca
hospitalisasi, penyakit kronik, penyakit degeneratif, pasca tindakan
pembedahan, dan penyakit terminal.
Trend adalah sesuatu yang sedang booming, actual, dan sedang hangat
diperbincangkan. Sedangkan isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang
dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang, menyangkut
ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana
alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis. Jadi, trend dan isu
keperawatan keluarga merupakan sesuatu yang booming, actual, dan sedang
hangat diperbincangkan serta desas-desus dalam ruang lingkup keperawatan
keluarga.
Adapun trend dan isu dalam keperawatan keluarga, diantaranya:
Global
Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola
perilaku keluarga. Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global
sehingga penyebarannya semakin meluas.
Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi
penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran
yang berpengaruh terhadap interaksi keluarga yang berubah.
Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan
yang ketat serta menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang
mengutamakan kualitas pendidikan.
Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta
pelayanan kesehatan menuntut standar profesionalitas keperawatan
yang tinggi.
Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system
yang belum berkembang.
10
Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang tapi DEPKES
sudah menyusun pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model
keperawatan keluarga di rumah tapi perlu disosialisasikan.
Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang.
Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas.
Kerjasama lintas program dan lintas sector belum memadai.
Model pelayanan belum mendukung peranan aktif semua profesi.
Pelayanan
SDM belum dapat menjawab tantangan global dan belum ada perawat
keluarga.
Penghargaan / reward rendah.
Bersikap pasif.
Biaya pelayanan kesehatan rawat inap mahal.
Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah.
Pendidikan
Lahan praktik terbatas; pendirian pendidikan keperawatan cenderung
“mudah”
Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas.
Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas.
Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang.
Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang.
Profesi
Standar kompetensi belum disosialisasikan.
Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan.
Kompetensi berbagai jenjang pendidikan tidak berbatas.
Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik.
Peranan profesi di masa depan dituntut lebih banyak.
11
Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik
keperawatan.
12
6. Merupakan karier seumur hidup
7. Mempunyai fungsi mandiri dan kolaborasi
2. Dampak Perubahan
1.) Praktik keperawatan
a. Pengurangan anggaran
c. Teknologi
13
d. Tempat praktik
14
Kesenjangan antara pengetahuan yang ada dan penerapan
pengetahuan ini jelas merupakan masalah di semua bidang dan
spesialisasi di keperawatan, meskipun kesenjangan ini lebih tinggi
dikeperawatan keluarga. Keperawatan yang berpusat pada keluarga
juga masih dinyatakan ideal dibanding praktik yang umum dilakukan.
Wright dan Leahey mengatakan bahwa faktor terpenting yang
menciptkan kesenjangan ini adalah “ cara perawat menjabarkan
konsep masalah sehat dan sakit. Hal ini merupakan kemampuan
“berfikir saling memengaruhi”: dari tingkat individu menjadi tingkat
keluarga (saling memengaruhi)”. Penulis lain yaitu Bowden dkk
menyoroti bahwa kecenderungan teknologi dan ekonomi seperti
pengurangan layanan dan staf, keragaman dalam populasi klien yang
lebih besar. Sedangkan menurut Hanson kurangnya alat pengkajian
keluarga yang komperehensif dan strategi intervensi yang baik,
perawat terikat dengan model kedokteran (berorientasi pada individu
dan penyakit), dan sistem pemetaan yang kita lakukan serta sistem
diagnostik keperawatan menyebabkan penerapan perawatan yang
berfokus pada keluarga sulit diwujudkan.
15
mengembangkan cara yang bijak dan efektif untuk mengintegrasikan
keluarga ke dalam asuhan keperawatan merupakan kewajiban perawat
keluarga. Menurut Wright dan Leahey, mengatasi kebutuhan ini
dengan menyusun wawancara keluarga selama 15 menit atau kurang.
Pencetusan gagasan dan strategi penghematan waktu yang realistik
guna mempraktikan keperawatan keluarga adalah isu utama praktik
dewasa ini.
16
Kemungkinan, isu ini lebih banyak mendapatkan perhatian
dikalangan penyedia pelayanan kesehatan, termasuk perawat,
dibandingkan isu lainnya pada saat ini. Kita tinggal di masyarakat
yang beragam, yang memiliki banyak cara untuk menerima dan
merasakan dunia, khusunya keadaan sehat dan sakit. Dalam
pengertian yang lebuh luas, budaya (termasuk etnisitas, latarbelakang
agama, kelas sosial, afiliasi regional dan politis, orientasi seksual,
jenis kelamin, perbedaan generasi) membentuk persepsi kita, nilai,
kepercayaan, dan praktik. Faktor lainnya, seperti pengalaman sehat
dan sakit, membentuk cara kita memandang sesuatu. Meskipun
terdapat semua upaya tersebut guna dapat bekerja lebih efektif dengan
keluarga yang beragam, memberikan perawatan yang kompeten secara
budaya tetap menjadi tantangan yang terus dihadapi.
17
nilai dan konteks Jepang. Menurut Sugishita Keperawatan keluarga
mengalami pertumbuhan yang pesat di Jepang, yang ditandai dengan
publikasi dan upaya penelitian yang dilakukan di Jepang. Negara lain,
seperti Denmark, Swedia, Israel, Korea, Chili, Meksiko, Skotlandia,
dan Inggris juga mengalami kemajuan bermakna di bidang kesehatan
keluarga dan keperawatan keluarga. Kita harus banyak berbagi dan
belajar dari perawat dibeberapa negara ini.
2. Isu Pendidikan:
18
3. Isu Penelitian:
Kebutuhan untuk meningkatkan penelitian terkait intervensi
keperawatan keluarga. Dibidang keperawatan keluarga, perawat peneliti
telah membahas hasil kesehatan dan peralihan keluarga yang terkait
dengan kesehatan. Teori perkembangan, teori stres, koping, dan
adaptasi, teori terapi keluarga, dan teori sistem telah banyak memandu
penilitian para perawat penilti keluarga. Penelitian dilakukan lintas
disiplin, yang menunjukkan bahwa “tidak ada satupun disiplin yang
memiliki keluarga” menurut Gillis dan Knafl dalam Friedman dkk
(2013, hal.42). Kelangkaan penelitian keperawatan yang nyata terletak
dibidang studi interveni.
4. Isu kebijakan:
19
Trend dan Isu Keperawatan Keluarga di Indonesia
20
Pengetahuan dan keterampilan perawat yang masih perlu ditingkatkan.
Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat
system yang belum berkembang.
Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun
telah disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum
disosialisaikan secara umum.
Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan
fasilitas transportasi yang cukup.
Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.
Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
Lahan praktek yang terbatas, sarana dan prasarana pendidikan juga
terbatas.
Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.
Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga
kurang.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah satu atap dan keadaan saling ketergantungan (Departemen
Kesehatan, 1988). Tipe atau bentuk keluarga terbagi menjadi dua yaitu
tradisional dan non tradisional. Pelayanan dalam keperawatan keluarga
mencakup Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) yang diberikan kepada klien sepanjang rentang
kehidupan dan sesuai tahap perkembangan keluarga. Dan dalam trend dan isu
dalam keperawatan keluarga, menurut Friedman dkk (2013, hal. 41-42) yaitu
Isu Praktik, Isu Pendidikan, Isu Penelitian, Isu kebijakan,
3.2 Saran
Setelah kita membaca dan memahami makalah diatas, diharapkan kita
sebagai perawat dapat memberikan sebuah pelayanan keperawatan keluarga
yang harus dikembangkan untuk mengurangi kejadian atau penderitaan akibat
suatu penyakit dalam keluarga atau masyarakat dengan perubahan paradigma
dari cure menjadi care melalui tindakan preventif.
22