Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pengujian Creep
Roe Dwi Dhewaji dan Dr. Awaludin Martin S.T.,M,T.
Program Sarjana Teknik Mesin
roedwidhewaji@gmail.com
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
Ringkasan
Kegagalan yang terjadi pada komponen biasanya disebabkan karena kerusakan bahan. Apabila
kerusakan fatal terjadi dan mengakibatkan komponen patah/putus sebelum umur rancangan (design
life time) tercapai, maka komponen tersebut harus diganti. Penggantian komponen yang dilakukan
diluar jadwal mengakibatkan besarnya biaya produksi dan hal ini harus dihindari. Banyak faktor yang
menyebabkan terjadinya kegagalan komponen, antara lain faktor mekanis yaitu mulur (creep) yang
disebabkan komponen menerima beban dan temperatur tinggi konstan untuk waktu yang lama. Bahan
yang digunakan untuk suatu komponen yang bekerja dengan beban dan temperatur tinggi yang konstan
harus mempunyai kekuatan mulur yang tinggi (high creep strength) atau memiliki sifat laju mulurnya
rendah. Pengujian creep kali ini dilakukan pada reformer tube yang digunakan untuk pengolahan
ammonia. Maka untuk mengetahui sisa umur dari reformer tube, diberikanlah temperatur tinggi
konstan hingga 900ºC dan 950ºC dengan beban yang sama konstan sebesar 92 N. Kemudian setelah
didapat waktu putus dengan melakukan pengujian creep, selanjutnya dihitunglah sisa umur dari
material menggunakan metode larson miller parameter, sehingga didapat umur 23.804,49 jam atau
3,23 tahun untuk temperatur 900ºC dan umur 29.621,06 jam atau 3,38 tahun untuk 950ºC.
Keywords : Reformer-Tube, Creep, Larson-Miller-Parameter, Sisa Umur.
2. Tinjauan Pustaka
Untuk komponen yang beroperasi dengan
beban dan temperatur tinggi yang konstan,
dipersyaratkan untuk dilakukan pengujian mulur
yang dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan
komponen tersebut pada beban dan temperatur Gambar 2. 2 Kurva laju mulur
Bila suatu logam uji menerima beban pada
temperatur tinggi , maka akan terjadi regangan
sesaat secara cepat. Selanjutnya secara perlahan-
lahan logam uji tersebut menunjukkan mulur
primer (primary creep) yang terjadi karena laju
regangan (strain rate) menurun yang bergantung
waktu. Hal ini berarti selama berada dalam
kondisi mulur primer, laju mulur menurun secara
bertahap. Setelah mulur primer berlangsung untuk
beberapa waktu lamanya, keadaan kedua Gambar 3. 1 Sarung Tangan
(secondary creep) terjadi dimana laju mulur pada
kondisi ini relatif kecil dan berlangsung konstan. 2. Tang
Keadaan ini dinamakan mulur mantap (steady- Tang digunakan pada kerja lapangan ini untuk
state creep). Akhirnya keadaan ketiga (tertiary melepaskan spesimen dari alat uji creep. Tang ini
creep) terjadi dimana laju mulur bertambah secara dapat dilihat seperti yang ditunjukan pada Gambar
cepat dengan waktu sampai regangan maksimal 3.2.
dan akhirnya benda uji putus.
9. Kunci L
Gambar 3. 5 Jangka Sorong Kunci L digunakan mengencangkan dan
mengendurkan baut yang berbentuk hexagonal
6. Pelapis atau segi enam. Kunci L seperti yang ditunjukan
Pelapis ini digunakan sebagai penutup tabung pada Gambar 3.9.
uji creep, yang mana fungsi nya agar menjaga
supaya temperatur didalam tabung furnace tidak
keluar. Pelapis seperti yang ditunjukan pada
Gambar 3.6.
Gambar 3. 9Kunci L
10. Roll Penjepit
Roll Penjepit digunakan sebagai pengunci alat
Gambar 3. 6 Pelapis penjepit spesimen. Alat uji seperti yang
ditunjukan pada Gambar 3.10.
7. Senosr LVDT
LVDT (Linear Variabel Differential
Transformer) adalah sensor yang membaca
tekanan melalui pergeseran inti magnet. LVDT
(Linear Variabel differential Transformer) adalah
transformer diferensial yang mempunyai prinsip
kerja berbasiskan prinsip variable induktansi. Alat
sensor LVDT (Linear Variabel differential
Transformer) ini seperti yang ditunjukan pada
Gambar 3.7. Gambar 3. 10 Roll Penjepit
11. Pengkalibrasi LVDT F = 922,375 x 10%
Alat ini digunakan untuk mengkalibrasi LVDT = 92,2 N
yang digunakan.alat ini seperti yang ditunjukan = 92 N
pada Gambar 3.11.
Pada pengujian creep disini, nilai F yang Gambar 4. 2 Hasil Pengujian Creep
digunakan adalah 10 % dari nilai F maksimum,
maka :
5. Kesimpulan Sri Nitiswati, dkk., “Studi Komparasi Sifat Creep
Berdasarkan hasil eksperimen, serta analisa Tahap Sekunder Pada Logam Induk Dan
hasil perhitungan yang telah dilaksanakan di Logam Las-Lasan Sa516 Gr.70”, Laporan
BATAN, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai Teknis Hasil Penelitian Tahun 2017,
berikut: PTKRN (2017).
1. Dalam melaksanakan kerja praktek di PTKRN Sri Nitiswati, dkk., “Pengujian Sifat Mulur
BATAN, banyak ilmu praktek yang bisa Material Komponen Pembangkit Energi”,
didapatkan selama kerja praktek, diantaranya Prosiding Presentasi Ilmiah Teknologi
dengan melakukan pengujian creep, mulai dari Keselamatan Nuklir-IV Tahun 1998,
cara kerja hingga pengoperasian mesin uji PTKRN (1998).
creep, kemudian melakukan pengujian S. A. Jenabali, Dkk., “Creep Life Assessment Of
ultrasonic, dan melakukan pengujian fatigue, Primary Reformer Hp40-Nb Modified Steel
serta melakukan kunjungan ke Reaktor Serba Tube Of An Ammonia Plant”, Vol. 17, No.
Guna G.A. Siwabessy (RSG-GAS) yang 2, July 2004 – 183.
terdapat reaktor nuklir skala penelitian Xinwei Zhu,, Dkk., “Determination Of C
didalamnya. Parameter Of Larson-Miller Equation For
2. Pada pengujian creep bisa dilakukan 15crmo Steel”, Advanced Materials
perhitungan umur benda, dengan mengetahui Research Vols 791-793 (2013) pp 374-377.
berapa lama spesimen putus ketika diberi
beban dan temperatur, kemudian kita plot lah
data yang didapat menggunakan metode larson
miller parameter. Sehingga didapatlah berapa
tahun spesimen akan bertahan pada kondisi
lapangan yang sebenarnya.
6. Daftar Pustaka
A. K. Ray, Dkk., “Creep Rupture Analysis And
Remaining Life Assessment Of 2.25Cr–
1Mo Steel Tubes From A Thermal Power
Plant”, Materials Science And Engineering
A 454–455 (2007) 679–684.
A. Raj., “Performance and Life Assessment of
Reformer Tubes in Petrochemical
Industries”. High Temp. Mater. Proc. 2014;
33(3): 217 – 230.
H.M. Tawancy, Dkk., “Failure Analysis Of
Catalytic Steam Reformer Tubes”, Anti-
Corrosion Meth & Material 2005.52:337-
344.
Rena Ningsih, dkk., “Sifat Mulur Material
Komponen Reaktor Daya”, Prosiding
Presentasi Ilmiah Teknologi Keselamatan
Reaktor-III Tahun 1998, PTKRN (1998).
Rena Ningsih, dkk., “Perkiraan Sisa Umur Pipa
Secondary Super Heater Outlet (SSHO)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap”,
Prosiding Presentasi Ilmiah Teknologi
Keselamatan Nuklir-VIII Tahun 2003,
PTKRN (2003).
Sri Nitiswati, dkk., “Studi Komparasi Sifat Creep
Tahap Primer Logam Induk dan Logam
Las-Lasan SA516 Gr.70”, Laporan Teknis
Hasil Penelitian Tahun 2015, PTKRN
(2015).