Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II,
kami mencoba berusaha menyusun makalah ini sedemikian rupa dengan harapan
memperoleh hasil yang maksimal, adapun isi dari makalah ini yaitu membahas
mengenai “Rubella”. Disamping itu kami berharap bahwa makalah ini dapat dijadikan
bekal pengetahuan untuk melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih ada kekurangan sehingga kami
berharap saran dan kritik dari pembaca dan khususnya dari dosen matakuliah
Keperawatan Maternitas II agar dapat meningkatkan mutu dalam penyajian berikutnya.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Garut, 12 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 2
A. Definisi Rubella ........................................................................................................... 3
B. Etiologi ......................................................................................................................... 4
C. Patofisiologi ................................................................................................................. 4
D. Pathway........................................................................................................................ 5
E. Penanganan ................................................................................................................. 6
1. Pencegahan .............................................................................................................. 5
F. Asuhan Keperawatan Rubella ................................................................................... 7
1. Diagnosa Keperawatan ........................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 9
A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 9
B. SARAN ......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rubela adalah penyakit yang di sebabkan oleh virus dan menimbulkan demam
ringan dengan ruam pungtata dan ruam makulopapuler yang menyebar dan kadang-
kadang mirip dengan campak atau demam scarlet. Penyakit ini di tularkan melalui
cairan yang keluar dari hidung atau tenggorokan, penyakit ini juga dapat di tularkan
melalui aliran darah oleh seorang wanita yang sedang hamil kepada janin yang di
kandungnya. Karena penyakit ini tergolong penyakit ringan pada anak-anak, bahaya
medis yang utama dari penyakit ini adalah infeksi pada wanita hamil yang dapat
menyebabkan sindrom cacat bawaan pada janin tersebut.

Anak-anak biasanya memberikan gejala konstitusional yang minimal, tetapi


orang dewasa akan mengalami gejala prodromal selama 1-5 hari berupa demam ringan,
sakit kepala, malaise, coryza ringan dan konjungtivitis. Limfadenopati post aurikuler,
oksipital dan servikal posterir muncul dan merupakan ciri khas dari infeksi dari virus
ini yang biasanya muncul 5-10 hari sebelum timbulnya ruam. Hampir separuh infeksi
virus ini tanpa ruam. Lekopeni umum terjadi dan trombositopeni juga bisa terjadi tetapi
manifestasi perdarahan jarang. Arthalgia dan yang ensefalitis dan trombositopeni
jarang terjadi pada anak-anak, ensefalitis terjadi lebih sering pada orang dewasa.

Infeksi rubella berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda, karena dapat
menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama
kehamilan maka resiko terjadinya kelainan adalah 50% sedangkan infeksi terjadi
trimester pertama maka resiko menjadi 25% (Menurut America College of Obstatrician
and Gynecologist, 1981).

Rubella menjadi penting karena penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan


pada janin. Sindroma rubella congenital (Congenital Rubella Syndrome, CRS) terjadi

1
pada 90% bayi yang di lahirkan oleh wanita yang terinfeksi rubella sela trimester
pertama kehamilan, resiko kecacatan congenital ini menurun hingga kira-kira 10-20%
pada minggu ke 16 dan lebih jarang terjadi bila ibu terkena infeksi pada usia kehamilan
20 minggu.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan penyakit rubella?
2. Apa saja gejala dari rubella?
3. Bagaimana pencegahan Rubella?
4. Bagaimana cara penularan dari rubella?
5. Bagaimana pengobatan Rubella?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan rubella
2. Mengetahui gejala-gejala rubella
3. Mengetahui pencegahan rubella
4. Agar dapat memahami bagaimana cara penularan rubella
5. Untuk mengetahui cara pengobatan rubell

BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Definisi Rubella

Rubella atau di kenal juga dengan nama Campak Jerman adalah penyakit
menular yang di sebabkan oleh Virus Rubella. Virus biasanya menginfeksi tubuh
melalui pernapasan seperti hidung dan tenggorokan. Anak-anak biasanya sembuh lebih
cepat di bandingkan orang dewasa.

Rubella virus adalah virus RNA dari keluarga togavirus ukuran c.60 nm,
struktur ikosahendral, memiliki amplop virus, sensitif terhadap eter pathogen kausatif
rubella. Transmisi: mungkin infeksi tetes. Kultur: pada kultur telur (korioallantois), di
lakukan pertama kali oleh Anderson (Melbourne, 1955). Serologi: immunitas
sepanjang hidup bebas dari cacar air dan gondok. Pada eksperimen dengan binatang,
biasa ditransmisikan ke kera.

Rubella adalah penyakit infeksi akut oleh virus yang di tandai dengan demam
ringan dan bintik dan berkas merah pada seluruh badan mirip dengan campak.
Congenital rubella syndrome terjadi pada kehamilan trimester ke tiga yang dapat
menyebabkan cataract, microphtalmia, microcephaly, mental retardation.
hepatomegaly, glaucoma, kelainan pada katup jantung dan tulang. Perlu di lakukan
diferesial diagnosis dengan measles dan erisepalas. Distribusi penyakit dan prevalensi
penyakit tersebar di seluruh dunia dan bersifat endemis.

Penyakit rubella atau seringkali di sebut campak jerman (campak 3 hari) adalah
infeksi virus akut yang menyebabkan gangguan kesehatan ringan pada anak-anak,
namun cenderung lebih berat pada orang dewasa. 10 – 15% wanita dewasa rentan
terhadap infeksi Rubella. Perjalanan penyakit tidak dipengaruhi oleh kehamilan dan
ibu hamil dapat atau tidak memperlihatkan adanya gejala penyakit. Derajat penyakit
terhadap ibu tidak berdampak terhadap resiko infeksi janin. Infeksi yang terjadi pada
trimester I memberikan dampak besar terhadap janin. Infeksi Rubella berbahaya bila
tejadi pada wanita hamil muda, karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika
infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan maka risiko terjadinya kelainan adalah

3
50%, sedangkan jika infeksi tejadi trimester pertama maka risikonya menjadi 25%
(menurut America College of Obstatrician and Gynecologists, 1981).

Bila ibu hamil yang belum kebal terserang virus Rubella saat hamil kurang dari 4
bulan, akan terjadi berbagai cacat berat pada janin. Sebagian besar bayi akan
mengalami katarak pada lensa mata, gangguan pendengaran, bocor jantung, bahkan
kerusakan otak.

B. Etiologi

Virus yang ditularkan melalui kontak udara maupun kontak badan. Virus ini
bisa menyerang usia anak dan dewasa muda. Pada ibu hamil bisa mengakibatkan bayi
lahir tuli. Penularan virus rubella adalah melalui udara dengan tempat masuk awal
melalui nasofaring dan orofaring. Setelah masuk akan mengalami masa inkubasi antara
11 sampai 14 hari sampai timbulnya gejala. Hampir 60 % pasien akan timbul ruam.
Penyebaran virus rubella pada hasil konsepsi terutama secara hematogen. Infeksi
kongenital biasanya terdiri dari 2 bagian : viremia maternal dan viremia fetal. Viremia
maternal terjadi saat replikasi virus dalam sel trofoblas. Kemudian tergantung
kemampuan virus untuk masuk dalam barier bayi-bayi lain, disamping bagi orang
dewasa yang rentan dan berhubungan dengan bayi tersebut.

C. Patofisiologi

Manusia adalah satu-satunya pejamu untuk togavirus RNA yang menyebabkan


rubella. Transmisi terutama melalui penyebaran nasofaring, udara atau droplet. Pasien
bersifat infeksius selama 5-7 hari sebelum dan sampai 2 minggu setelah onsert gejala.
Bayi yang terinfeksi secara kongenital dapat tetap infeksius selama beberapa bulan

4
setelah lahir. Rubella biasanya merupakan infeksi yang ringan pada anak dan seringkali
bersifat subklinis pada orang dewasa. masa inkubasi berkisar dari 1-21 hari.

D. Pathway

E. Pencegahan

Rubella dapat dicegah dengan imunisasi MMR atau MR. Selain memberikan
perlindungan terhadap rubella, vaksin MMR juga dapat mencegah gondongan dan

5
campak. Sedangkan vaksin MR tidak melindungi dari gondongan. Lebih dari 90%
penerima vaksin MMR akan kebal dari serangan rubella.

Imunisasi MMR dianjurkan untuk dilakukan dua kali, yaitu pada usia 15 bulan dan
5 tahun. Pada orang yang belum pernah mendapat imunisasi MMR, vaksin ini dapat
diberikan kapan saja.

Wanita yang sedang merencanakan kehamilan dianjurkan untuk menjalani tes darah.
Jika hasil tes menunjukkan tidak ada kekebalan terhadap rubella, vaksin MMR akan
diberikan, dan setidaknya satu bulan kemudian baru boleh hamil. Vaksin ini tidak boleh
diberikan saat sedang hamil.

Deteksi status kekebalan tubuh sebelum hamil. Sebelum hamil sebaiknya


memeriksa kekebalan tubuh terhadap Rubella, seperti juga terhadap infeksi TORCH
lainnya. Jika anti-Rubella IgG saja yang positif, berarti Anda pernah terinfeksi atau
sudah divaksinasi terhadap Rubella. Anda tidak mungkin terkena Rubella lagi, dan
janin 100% aman. Jika anti-Rubella IgM saja yang positif atau anti-Rubella IgM dan
anti-Rubella IgG positif, berarti anda baru terinfeksi Rubella atau baru divaksinasi
terhadap Rubella. Dokter akan menyarankan Anda untuk menunda kehamilan sampai
IgM menjadi negatif, yaitu selama 3-6 bulan.

Jika anti-Rubella IgG dan anti-Rubella IgM negatif berarti anda tidak mempunyai
kekebalan terhadap Rubella. Bila anda belum hamil, dokter akan memberikan vaksin
Rubella dan menunda kehamilan selama 3-6 bulan. Bila anda tidak bisa mendapat
vaksin, tidak mau menunda kehamilan atau sudah hamil, yang dapat dikerjakan adalah
mencegah anda terkena Rubella.

F. Penanganan

6
Beberapa pertimbangan dokter sebelum melaksanakan pengobatan rubella dan
dapat di lakukan di rumah dengan langkah sederhana , tujuanya adalah untuk
mengurangi gejala, namun bukan untuk mempercepat penyembuhan Rubella.

1. Memperbanyak waktu istirahat.


2. Perbanyak air putuh untuk mencegah dehidrasi.
3. Dapat mengkomsumsi paracetamol atau ibuprofen untuk menurunkan demam
dan meredakan nyeri pada sendi.
4. Hindari kontak dengan orang lain khususnya dengan ibu hamil hingga gejala
Rubella membaik.

Cara paling efektif dalam mencegah penyebaran virus Rubella adalah dengan
imunisasi atau vaksinasi, terutama bagi wanitayang berencan hami. Pakara kesehatan
menyarankan pemberian vaksin MR diberikan sejak usia 9 bulan hingga kurang dari
15 tahun.

Untuk yang tidak disarankan mendapatkan Vaksin MR, waspaada terjadi


komplikasi dari pemberian vaksin MR yang tidak di inginkan sebaiknya jangan dulu
suntik MR kelompok orang:

- Setelah melakukan transfusi darah.


- Kelainan fungsi ginjal berat.
- Leukimia
- Ibu hami
- Bagi pasien sedang batuk pilek
- Baagi orang dewasa dan anak yang sedang mengkomsumsi obat tertentu

G. Asuhan Keperawatan Rubella

7
1. Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermia b.d proses infeksi virus rubella
2) Nyeri akut b.d keterbatasan agen injuri
3) Resiko gangguan hubungan ibu dan janin
4) Resiko infeksi b.d organism purulent
5) Gangguan integritas kulit b.d bercak kemerahan

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Rubela adalah penyakit yang di sebabkan oleh virus dan menimbulkan demam ringan
dengan ruam pungtata dan ruam makulopapuler yang menyebar dan kadang-kadang
mirip dengan campak atau demam scarlet. Rubella atau di kenal juga dengan nama
Campak Jerman adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh Virus Rubella. Virus
biasanya menginfeksi tubuh melalui pernapasan seperti hidung dan tenggorokan.
Anak-anak biasanya sembuh lebih cepat di bandingkan orang dewasa.

Penularan virus rubella adalah melalui udara dengan tempat masuk awal melalui
nasofaring dan orofaring. Setelah masuk akan mengalami masa inkubasi antara 11
sampai 14 hari sampai timbulnya gejala.

Tidak ada pengobatan khusus untuk mempercepat masa infeksi rubella dan karena
gejalanya sangat ringan maka pengobatan biasanya kurang di perlukan. Biasanya hanya
terbatas pada penggunaan obat-obat simptomatik, seperti paracetamol untuk
menurunkan demam.

B. SARAN

Saran dari kami agar kepada setiap ibu hamil agar memperhatikan kesehatan dirinya
dan janin yang dingkandungnya, agar terbebas dari virus rubella atau campak Jerman.
Kami menyarankan agar jika setelah lahir untuk segera atau jangan lupa untuk
mengikuti aturan vaksin atau imunisasi agar bayinya terhidar dari penyakit rubella.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Forrest JM, Turnbull FM, Sholler GF, Hawker RE, Martin FJ, Doran TT, et al.
Gregg’s congenital rubella patients 60 years later. Med J Aust. 2002;177(11–
12):664–7.
2. Cong H, Jiang Y, Tien P. Identification of the myelin oligodendrocyte
glycoprotein as a cellular receptor for rubella virus. J Virol [Internet]. 2011
Nov;85(21):11038–47.
3. Best JM. Lesson of the week: Interpretation of rubella serology in pregnancy--
-pitfalls and problems. BMJ [Internet]. 2002 Jul 20;325(7356):147–8.
Available from: http://www.bmj.com/cgi/doi/10.1136/bmj.325.7356.147
4. Best JM, Enders G. Chapter 3 Laboratory Diagnosis of Rubella and Congenital
Rubella. Perspect Med Virol. 2006;15(06):39–77.
5. Mongua-Rodriguez N, Díaz-Ortega JL, García-García L, Piña-Pozas M,
Ferreira-Guerrero E, Delgado-Sánchez G, et al. A systematic review of rubella
vaccination strategies implemented in the Americas: Impact on the incidence
and seroprevalence rates of rubella and congenital rubella syndrome. Vaccine.
2013;31(17):2145–51

10

Anda mungkin juga menyukai