Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KECURANGAN AUDIT

PT. TELKOM

Disusun Oleh :

GUNTORO 181011200307

MUHAMAD SYARIATI 181011202414

RIKI MAULANA 181011200295

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAMULANG
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang


Audit keuangan perusahaan go public sangatlah diperlukan guna memperlancar
proses transaksi dan salah satu transparansi yang dapat dipertanggungjawabkan suatu
perseroan. Langkah audit perseroan yang bonafit jelas akan menyewa auditor-auditor
yang sudah handal dan terkenal. Auditor yang mempunyai reputasi baik akan selalu
digunakan jasanya guna memperbaiki citra perseroan sendiri.
Adalah Perseroan Terbatas Telekomunikasi Indonesia. Tbk yang lebih sering kita
dengar PT. TELKOM. Memiliki reputasi baik di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan New York
Stock Exchange. Dengan demikian TELKOM mempunyai pekerjaan tiap akhir tahun
untuk memberikan laporan keuangannya melalui United States Sekurities And Exchange
Commission (SEC).
Dengan berjalannya waktu, terjadi masalah pada tahun 2002. Dimana PT
TELKOM membuat mekanisme tender untuk mengaudit keuangannya. Pada saat itu yang
memenangkan tender adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) Haryanto Sahari dan Rekan
akan tetapi karena ada sesuatu hal KAP tersebut mundur dan digantikan oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) Drs. Eddy Pianto Simon. Dalam perjalan pengauditan oleh KAP
ini juga tak semulus perjalanannya karena ada berbagai masalah. Sehingga BAPPEPAM
LK menjatuhkan sanksi terhadapnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Kantor Akuntan Publik (KAP) Haryanto Sahari Dan Rekan Merugikan
PT. Telekomunikasi Indonesia. Tbk (PT. TELKOM) dan Kantor Akuntan Publik
(KAP) Eddy Pianto Dalam Pandangan Undang-undang Pasar Modal?
2. Bagaimana Kedudukan Kantor Akuntan Publik (KAP) Eddy Pianto Dalam Kasus
Penolakan Hasil Audit PT. Telekomunikasi Indonesia. Tbk?
3. Bagaimana Putusan Terhadap Kantor Akuntan Publik (AKB) Haryanto Sahri Dan
Rekan?

2
1.3 Dasar Hukum
 Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
 Undang-undang nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat
 Regulation S-X 205 United States Sekurities And Exchange Commission (SEC)
 Standar Audit SAS 8
 AU 543 paragraph 7 ketentuan CFF 102 United States Sekurities And Exchange
Commission (SEC)

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.1 Audit PT. Telekomunikasi Indonesia


Untuk melakukan audit atas Laporan Konsolidasi Keuanganrangka pelaksanaan
Audit atas Laporan Keuangan KonsolidasiTahun Buku 2002, Perusahaan Perseroan
(Persero) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP)
Drs. Eddy Pianto. Pada audit ini disusun oleh PT TELKOM selaku induk perusahaan
yang didalamnya berisi laporan keuangan masing-masing anak perusahaannya. Audit
keuangan masing-masing anak perusahaan oleh auditor independen, Salah satu anak
perusahaan yang laporan keuangannya tahun 2002-nya dimasukan adalah PT.
Telekomuniakasi Seluler (TELKOMSEL). Bahwa audit TELKOMSEL dilakukan oleh
KAP Haryanto Sahari dan Rekan, bahwa kaitannya KAP Haryanto Sahari melanggar
undang-undang nomor 5 tahun 1999. Dimana dengan sengaja memberi interprestasi yang
salah terhadap PT Telkom, PT Telkomsel dan United States Securities and Exchange
Commission mengenai ketentuan standar audit Amerika.
Dengan demikian menghalangi KAP Eddy Pianto untuk melakukan audit dan
meminta kejelasan sebagai first layer dalam pengauditan sebelumnya. Sehingga
membebani auditor kedua tesebut mengalami kesulitan. Karena banyak hal-hal yang
harus dikaji ulang, dimana KAP Eddy Pianto dapat meneruskan hasil audit yang
sebelumnya telah dilakukan oleh KAP Haryanto Sahari. Hal tersebut menyebabkan KAP
Eddy Pianto tehalangi untuk bersaing di lantai bursa.
Karena audit Telkomsel mengacu pada standar audit Amerika, maka harus
mengikuti aturan SEC. PT Telkomsel membuka bursa di New York Stock Exchange
dengan demikian aturan luar negeri tempat NYSE harus diikuti. Yakni salah satunya
yang harus dijalani adalah filling 20-F yaitu form laporan keuangan dan alporan
manajemen dengan KAP yang terpercaya.
Sebagai perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa, PT Telkom mempunyai
kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangannya yang telah diaudit oleh auditor

4
independent secara berkala tiap tahunnya. Sedangkan syarat-syarat auditor untuk
mengaudit Telkomsel haruslah KAP yang mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Kualitas audit yang optimal
2. Ketepatan waktu penyelesaian audit
3. Harga jasa yang wajar
4. Merupakan akuntan publik Indonesia yang mempunyai afiliasi dengan Kantor
Akuntan Publik Internasional yang termasuk 5 (lima) besar dunia
5. Mempunyai rencana untuk peningkatan internal control dari perseroan guna
mendukung kualitas laporan keuangan perseroan tanpa mengurangi kualitas dan
independensi audit.

2.1.2 Penolakan KAP Eddy Pianto Oleh Thornton International Sebagai Member Firm
Agreement
Kantor Akuntan Publik (KAP) Eddy Pianto adalah suatu kantor akuntan publik
yang telah mendapatkan izin usaha berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor : KEP-718/KM.17/1998[2]. Bhawa berdasarkan Keputusan Dewan
Komisaris no. 013/KEP/DK/2002 tanggal 29 November 2002 tentang Penggantian
Auditor PT Telkom Tahun Buku 2002 menyetujui dan mengesahkan KAP Eddy Pianto,
sebagai auditor utama PT Telkom tahun buku 2002. Dan KAP EP-pun Terdaftar di
Bapepam berdasarkan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal No.
282/PM/STTD-Ap/2000.
Berdasarkan appointment letter tertanggal 6 Juni 2001, ditunjuk oleh PT. Grant
Thornton Indonesia sebagai Member Firm dan berdasarkan Adendum Grant Thornton
International Member Firm Agreement, yang berlaku efektif samapai 10 Mei 2001 dan
Kantor Audit Publik Eddy Pianto berkedudukan sebagai regional firm dari Grent
Thornton International.
Berdasarkan pasal 2.2 KAP Eddy Pianto sebagai regional firm, memiliki hak dan
kewajiban yang sama dengan Grant Thornton Indonesia sebagai member Thornton
Internasional. berdasarkan surat dari David McDonnell, Chief Executive Grant Thornton
International, kepada Dirjen Lembaga Keuangan Republik Indonesia, ref. DMCD/RAL
tanggal 8 Oktober 2001, menyatakan :

5
 Grant Thornton Indonesia adalah full member dari Grant Thornton International
 KAP Eddy Pianto berasosiasi dengan Grant Thornton Indonesia dan berhak
mengaudit atas nama GrantThornton
Berdasarkan surat tanggal 4 Desember 2002 kepada Grant Thornton Indonesia,
Grant Thornton International menyatakan KAP Eddy Pianto dapat melakukan pekerjaan
audit atas Laporan Keuangan PT. Telkom tahun Buku 2002 dalam rangka filing Form 20-
F ke SEC, tanpa ada kewajiban bagi Grant Thornton International untuk terasosiasi
dengan pekerjaan audit tersebut. Dengan demikian independensi KAP EP tidak disusupi
kepentingan dari afiliasinya secara langsung dan sepenuhnya menjadi tanggung
jawabnya. Pada kuartal pertama tahun 2003 KAP Eddy Pianto tercatat di pasar modal
berwenang mengaudit laporan keuangan terhadap 332 (tiga ratus tiga puluh dua)
perusahaan di Bursa Efek Jakarta.
Menurut Withdrawal Agreement tertanggal 13 Februari 2003,Member
Firm Agreement antara Grant Thornton International dengan Grant Thornton Indonesia/
KAP Eddy Pianto berakhir pada tanggal 31 Maret 2003, namun KAP Eddy Pianto tetap
berhak melakukan pekerjaan audit atas nama Grant Thornton berdasarkanengagement
letter yang telah ditandatangani sebelum tanggalwithdrawal agreement tersebut. untuk
memahami US GAAS dan GAAP dalam rangka filing Form 20-F, KAP Eddy Pianto
meminta bantuan dari Mark Iwan, Certified Public Accountant independen yang bukan
merupakan partner dari Grant Thornton, LL.P, untuk memberi pelatihan dan konsultasi.
Pada tanggal 17 Februari 2003 Grant Thornton International menerbitkan iklan di
harian Jakarta Post yang pada pokoknya menyatakan hubungan afiliasi/membership
antara Grant Thornton International dengan PT. Grant Thornton Indonesia dan KAP
Eddy Pianto berakhir pada tanggal 31 Maret 2003. Dengan adanya pemberitaan tersebut
PT Telkom meminta jaminan kepada KAP Eddy Pianto akan keabsahan Iwan Mark
tersebut yang bukan partner dari Thornton International. KAP EP berdalih bahwa akan
tetap menjadi Member Firm Thornton sampai akhir Maret 2003 dengan demikian
auditnya mendompleng nama Thornton. KAP Eddy Pianto memberikan keyakinan dan
jaminan bahwa SEC reviewer yang terlibat memiliki kualifikasi dan kompetensi
profesional serta memenuhi persyaratan SEC. Disamping itu sebagai KAP non Amerika
Serikat, KAP Eddy Pianto dengan dukungan SEC reviewer yang mereka kontrak akan

6
memenuhi ketentuan yang berlaku di SEC khususnya regulasi S-X[6] yang mengatur
kualifikasi auditor asing (non-US). Karena waktunya sanagat terbatas KAP EP meminta
hasil audit yang dahulu pernah dilakukan oleh KAP Haryanto Sahari, akan tetapi KAP
HS meminta izin untuk melihat 20-F seluruhnya terlebih dahulu. Permintaan tersebut
ditolak oleh PT Telkom karena waktunya yang sangat krusial serta tidak
ada hubungannya antara PT Telkom dengan KAP HS, juga untuk segera dilaporkan ke
SEC. Oleh karena itu, KAP HS-pun menolak untuk memberi tahu akan hasil audit yang
pernah dilakukannya. Serta KAP HS tindak memberi izin kepada KAP Eddy Pianto
untuk mengacu pada hasil audit sebelumnya. PT Telkom berpendapat tidak memerlukan
izin dari KAP HS untuk melampirkan opininya.
Pada tanggal 25 Maret 2003 PwC Amerika Serikat[7] Meminta Thornton
International Amerika Serikat untuk menginformasikan kepada SEC bahwa Thornton AS
tidak berafiliasi dengan Grant Thornton Indonesia /KAP Eddy Pianto. berdasarkan surat
SEC kepada PT. Telkom tertanggal 29 April 2003, SEC menyatakan tidak dapat
menerima Form 20-F yang disampaikan oleh PT. Telkom dengan alasan-alasan sebagai
berikut :
 Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Telkom Tahun Buku 2002 belum
mendapatkan quality control dari Grant Thornton LL,P., selaku US Affiliate KAP
Eddy Pianto
 Terlapor tidak memberikan ijin untuk dimasukkannya Laporan Audit Terlapor
atas Laporan Keuangan PT. Telkomsel Tahun Buku 2002 dalam Form 20-F PT.
Telkom
 Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Telkom Tahun Buku 2002 yang dimasukkan
dalam Form 20-F PT. Telkom tidak disertai dengan Laporan Audit atas Laporan
Keuangan anak perusahaan PT. Telkom lainnya yang juga diacu oleh KAP Eddy
Pianto
Dengan adanya penolakan tersebut Kantor Audit Publik Eddy Pianto izin
usahanya dibekukan oleh BAPPEPAM LK dan tidak boleh berada dibursa selama waktu
tertentu. Karena menjadikan saham PT Telkom anjlok.

7
2.1.3 Sanksi Terhadap KAP Eddy Pianto
Bahwa berdasarkan Surat Bapepam kepada KAP Eddy Pianto Nomor : S-
1381/PM/2003 tanggal 16 Juni 2003 perihal Kewajiban untuk Tidak Melakukan Kegiatan
Usaha di Bidang Pasar Modal, Bapepam mewajibkan Eddy Pianto Simon, partner KAP
Eddy Pianto, untuk tidak melakukan kegiatan usaha di pasar modal terhitung sejak
tanggal surat ini sampai diputuskan lebih lanjut oleh Bapepam. Keputusan tersebut
didasarkan pada penolakan Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Telkom tahun Buku 2002
oleh SEC yang menyebabkan perdagangan saham PT. Telkom yang tercatat di New York
Stock Exchange dalam bentuk IDR dihentikan sementara dan diduga menyebabkan harga
saham PT. Telkom di Bursa Efek Jakarta turun secara signifikan dari harga penutupan
sehari sebelumnya, serta memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap
penurunan Indeks Harga Saham Gabungan. Maka KAP Jimmy Budhi sebagai pengganti
KAP Eddy Pianto.
Karena first layer tidak diggunakan maka jasa audit ini merosot dan berimbas
pada persaingan jasa audit. Para pemegang saham menjadi enggan untuk menggunakan
jasa Kantor Audit Publik yang independen dan merosotnya kepercayaan pada aouditor
lokal. KAP Haryanto Sahari dan rekan menimbulkan ketidastian berusaha bagi auditor
karena kewenangan mereka untuk melakukan kegiatan jasa audit dapat dipermasalahkan
oleh sesama auditor yang seharusnya saling bekerjasama dan menghormati satu sama
lain.

2.1.4 Pelanggaran Pasal 107 Undang-undang nomor 8 Tahun 1995 Oleh KAP Haryanto
Sahari Dan Rekan
Dalam Pasal 107,
“Setiap Pihak yang dengan sengaja bertujuan menipu atau merugikan Pihak lain atau
menyesatkan Bapepam, menghilangkan, memusnahkan, menghapuskan, mengubah,
mengaburkan, menyembunyikan, atau memalsukan catatan dari Pihak yang memperoleh
izin, persetujuan, atau pendaftaran termasuk Emiten dan Perusahaan Publik diancam
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).”

8
Dalam pasal tersebut dapat dikaji apabila ada pihak yang bertujuan untuk
merugikan atau menyesatkan. Dalam kasus diatas dapat dilihat KAP Haryanto Sahari dan
rekan mencoba untuk menyesatkan dan merugikan. Merugikan para pemegang saham
dari perseroan induk maupun anak perusahaannya yakni TELKOM dan TELKOMSEL.
Karena hasil auditnya tidak dibeikan izin maka KAP Eddy Pianto dan rekan mengalami
kesulitan dalam mengacu auditnya.
Membuat tidak relevan adalah permintaan KAP HS untuk melihat keseluruhan
form 20-F yang tidak ada hubungannya dengan mereka sama sekali. Bahkan, jika itu
merupakan alasan mereka untuk tidak memberikan izin merupakan alasan yan tidak
berdasar hukum sama sekali. Sebagai first layer, KAP HS seharusnya memberikan
kemudahan bagi KAP selanjutnya yang akan menggatikannya. Dalam peraturan pasar
modal yang dikeluarkan oleh Bapepam tidak memperbolhkan persaingan yang tidak
sehat, sebagai sesama auditor seharusnya saling menghormati dan tidak saling
menjatuhkan reputasi.
“Mengaburkan” dan “menyembunyikan” dalam pasal tersebut juga dapat
diterapkan pada kepada tindakan yang dilakukan oleh KAP HS. Mengaburkan karena
tidak mengizinkan acuan sehingga KAP EP harus memulainya lagi dari bawah tanpa tahu
dokumen-dokumen apa saja yang pernah di audit. Dan menyembunyikan hasil audit
beserta opininya sehingga PT telkom melakukan inpermission atas hasil kerja KAP HS
yang saat itu waktunya sangat terbatas.
Dengan demikian pasal 107 ini dapat diterapkan pada kasus yang menimpa
Kantor Audit Publik (KAP) Haryanto Sahari dan rekan yang telah merugikan PT
Telekomunikasi Indonesia. Tbk (Telkom), PT. Telekomunikasi Seluler (Telkomsel),
Kantor Audit Publik (KAP) Eddy Pianto dan rekan, Bapepam, dan SEC[11]. Karena
kecerobohannya tersebut indeks harga saham gabungan Telkom anjlok dan mengalami
kerugian karena adanya isu tidak transparansi keuangannya.

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kantor Akuntan Publik (KAP) Haryanto Sahari dan Rekan melakukan penolakan atas
izin audit sebagai first layer. Yaitu auditor pertama yang menjadi acuan dalam melakukan audit
lanjutan oleh second layer-nya yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) Eddy Pianto dan rekan.
Penolakan izin tersebut juga membuat KAP EP kesulitan dalam mendapatkan opini hasil
keuangan sebelumnya baik hasil audit keuangan holding perseroan yaitu PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk maupun hasil audit anak perusahaannya yaitu PT Telekomunikasi Selular. Selain
itu, kerugian yang dilakukan oleh KAP HS juga merugikan KAP EP yaitu berlarut-larutnya audit
padahal waktu untuk penyerahan laporan keuangan sudah ditunggu oleh Bapepam dan SEC.
Dengan terjadinya pengunduran hasil laporan, KAP EP mendapat sanksi dari Bapepam yaitu
pembekuan izin usaha di lantai bursa. Selain merugikan langsung kepada beberapa pihak,
perbuatan KAP HS membuat indeks harga saham gabungan merosot dan merugikan negara.
Penolakan izin tehadap hasil audit sebelumnya KAP HA merupakan member PwC International
dan karena tidak diperbolehkan untuk melihat 20-F milik Telkom. Padahal PwC Amerika tidak
berasosiasi dengan KAP HS karena KAP HS merupakan badan usaha yang didirikan di
Indonesia dan memakai hukum Indonesia, dengan demikin tidak relevan apabila KAP HS
memeriksa seluruh 20-F tanapa dasar hukum yang jelas. Karena kejadian dan peristiwa ada di
Indonesia maka KAP HS harus mengikuti aturan yang berlaku umum di
Indonesia[12] khususnya ketentuan-ketentuan di pasar modal.
Kedudukan Kantor Akuntan Publik (KAP) Eddy Pianto dan Rekan merupakan korban
yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Haryanto Shari dan Rekan. KAP EP
mendapatkan sanksi dari Bapepam dan tidak boleh beroperasi dulu di lantai bursa untuk
melakukan audit terhadap laporan keuangan perseroan. Padahal pada kuartal pertama di tahun
2002 KAP EP telah diprcaya oeh 332 (tiga ratus tiga puluh dua) perseroan untuk diaudit hasil
keuangannya. Dan sekitar 59 perusahan atau 29% peruahaan telah berhasil diaudit oleh KAP
tersebut. Walaupun tidak melakukan audit dengan sempurna terhadap laporan hasil keuangan PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk, akan tetapi itu bukan pure kesalahannnya. Dengan demikian,

10
KAP EP menjadi korban atas pelanggaran pasal 107 Undang-undang nomor 8 tahun 1995
tentang Pasar Modal.
Kantor Akuntan Publik (KAP) Haryanto Sahari dan Rekan, member firm dari kantor
akuntan publik asing Pricewaterhouse Coopers (PwC) terbukti bersalah. Dengan demikian KAP
Haryanto Sahari dan Rekan harus membayar denda sebesar Rp 20.000.000.000,00 (dua puluh
milyar rupiah) dan di setorkan ke kasa negara sebagai setoran peneriamaan negara bukan pajak
Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Anggaran Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara
Jakarta I beralamat di jalan Ir. H. Juanda nomor 19 melalui bank pemerintah dengan kode
penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas paling lambat dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak diterimanya pemberitahuan putusan ini, dengan denda keterlambatan Rp.
10.000.00,00 (sepulu juta rupiah) per hari untuk setiap hari keterlambatan tidak melaksanakan
putusan ini. Putusan ini dibuat hari senin tanggal 21 Juni 2004.

Saran
Profesionalitas seorang auditor dalam menjalankan tugasnya merupakan aset penting
yang harus dimiliki. Saling menghargai sesama profesi dan menjalankan tugas sebaik-baiknya
adalah tujuan dari setiap pekerjaan. Minimal tidak membuat orang susah, dengan bagusnya sikap
dan sifat Kantor Akuntan Publik yang ada di Indonesia akan membuat reputasi saham di pasar
akan membaik. Dan banyak investor yang akan menanamkan modalnya di Indonesia. Dengan
adanya reputasi baik tersebut, perekonomian Indonesia di mata dunia akan mendapatkan tempat
yang baik bula. Sehingga semakin banyak perseroan-peseroan dari Indonesia mendapatkan
perilaku yang baik juga di bursa asing.
Simbiosis mutualisme antara perseroan dan auditor adalah ahal ayng tidak dapat
dipisahkan. Karena kedua organ tersebut saling membutuhkan. Perbaikan-perbaikan akan konsep
dan fair game dalam usaha harus benar-benar dilaksanakan. Sehingga tidak terjadi gesekan atas
kepentingan-kepentingan yang dilakukan oleh oknum yang ada di pasar modal.

11

Anda mungkin juga menyukai