KP 2.6.3.4 - Pneumonia
KP 2.6.3.4 - Pneumonia
Respirasi bagian
Bawah I
( CAP, HAP, Pneumonia aspirasi )
4. Protozoa
• Pneumocystis carinii
(sering pada penderita AIDS)
• Toxoplasma gondii
FAKTOR RISIKO PNEUMONIA
Nosocomial Pneumonia
Community Acquired
Pneumonia
(CAP)
Definisi
Community Acquired Pneumonia
(CAP)
Suatu infeksi akut parenkim paru yang sesuai
dengan gejala infeksi akut, diikuti dengan
infiltrat pada foto toraks, auskultasi sesuai
dengan pneumonia,
• Pasien tidak pernah dirawat atau berada di
fasilitas kesehatan lebih dari 14 hari sebelum
timbul gejala.
Ventilator-associated pneumonia
(VAP)
Pneumonia terjadi48-72 jam
setelah intubasi
Definisi
Health care-associated pneumonia
(HCAP)
Pneumonia pada pasien:
• Dirawat RS 2 hari di IGD karena infeksi terjadi dalam
90 hari
• Berada dalam perawatan di rumah jangka panjang
• Hadir di RS untuk hemodialisis
• Mendapat pengobatan immunosuppressive atau
perawatan luka infeksi dalam 30 hari
PATOGENESIS
Dalam keadaan sehat, tidak terjadi pertumbuhan
mikroorganisme di paru. Keadaan ini disebabkan oleh
mekanisme pertahanan paru.
Apabila terjadi ketidak seimbangan antara daya tahan
tubuh, mikroorganisme dan lingkungan, maka
mikroorganisme dapat berkembang biak dan menimbulkan
penyakit.
1. Inokulasi langsung
a. Intubasi trakhea
b. Luka tembus yang mengenai paru
2. Penyebaran melalui pembuluh darah dari
tempat lain di luar paru misalnya endokarditis
3. Inhalasi dari aerosol yang mengandung kuman
4. Kolonisasi di permukaan mukosa
Aspirasi sekret orofaring yang mengandung
kuman
PATOLOGI
Kuman yang telah masuk ke dalam parenkim
paru akan berkembang biak dengan cepat
masuk ke dalam alveoli dan menyebar ke
alveoli - alveoli lain melalui pori interalveolaris
dan percabangan bronkus.
Pneumonia Lobaris
red89
Pada pneumonia karena :
Stafilokokus piogenes
Klebsiella pneumoniae
(Friedlander’s basillus)
cenderung terjadi kerusakan jaringan
nekrosis parenkim paru sehingga
sering terjadi Abses paru dan
empyema
▪ Friedlander’s pneumonia :
◦ Sering mengenai lobus atas atau lebih
dari satu lobus
◦ Bisa berbentuk fibrokavernosus
sehingga menyerupai TB paru
25
Pneumonia atipik
• Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab
yang tipik sering pula dijumpai bakteri atipik.
• Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah
• Mycoplasma pneumoniae,
• Chlamydia pneumoniae,
• Legionella spp.
• Penyebab lain
• Chlamydia psittasi
• Coxiella burnetti
• virus Influenza tipe A& B
• Adenovirus
• Respiratori syncitial virus.
GAMBARAN KLINIS
• Diantara faktor – faktor risiko yang telah
dikemukakan di atas, faktor risiko yang paling
sering adalah infeksi saluran nafas bagian atas
(50%).
• Setelah + 1 minggu temperatur mendadak
meningkat, kadang – kadang disertai menggigil
• Nyeri pleuritik pada daerah lobus yang
terkena
• Batuk – batuk yang disertai dahak seperti
karat besi (rusty sputum)
• Sputum kadang – kadang purulen, kadang
kadang berbercak / garis darah
• Myalgia
• Herpes simplex pada daerah bibir pada hari –
hari pertama
29
PEMERIKSAAN FISIS
▪ Penderita sakit tampak berat
▪ Kadang-kadang sianosis
▪ Nafas cepat dan dangkal
▪ Kadang-kadang ada nafas cuping hidung
▪ Adanya herpes simplex disekitar bibir
▪ Demam dan nadi cepat
30
Pemeriksaan Fisik TORAKS
Terdapat tanda – tanda konsolidasi jaringan
paru.
Kelainan yang ditemukan tergantung kepada
luasnya jaringan paru yang terkena.
Dari kasus – kasus yang dirawat di rumah sakit
yang juga mempunyai kelainan radiologis hanya
1/3 yang memperlihatkan tanda – tanda
konsolidasi jaringan paru dari pemeriksaan
fisik.
• Kelainan yang mungkin ditemukan pada pemeriksaan
fisik paru :
• Inspeksi
• Bagian yang sakit tertinggal dalam pernafasan
• Palpasi
• Fremitus meningkat
• Perkusi
• Pada perkusi redup / pekak
• Auskultasi
• Adanya pleural friction rub ( pleuropneumonia)
• Nafas bronkial
• Ronkhi basah
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• LABORATORIUM
• DARAH
▪ Leukosit 10.000 – 15.000 / mm3
tidak > 30.000 / mm3
+ 20% kasus leukosit bisa normal
Kalau leukosit < 3000 / mm3 prognosa jelek
▪ Hitung jenis (diff. Count) leukosit, neutrofil batang banyak
▪ LED / ESR / BBS sangat tinggi
▪ Bilirubin serum
▪ kultur darah (+) pada 20 – 30%
RADIOLOGIS
Setiap lobus bisa terkena sebagian atau
seluruhnya
Yang sering lobus bawah
Perselubungan yang relatif homogen pada
daerah yang terkena
Untuk Menentukan Kausanya
Diperlukan Pemeriksaan :
• Sputum
• Langsung
• Kultur
jika sputum susah didapat, dapat dilakukan:
• Apusan faring
• Apusan laring
• Aspirasi trakhea (Pneumonia Nosokomial)
• Kultur darah
• Cairan pleura (kalau ada)
• Urine (Legionella)
• Pada keadaan – keadaan tertentu dimana
pemeriksaan – pemeriksaan di atas tidak
memberikan hasil diperlukan tindakan yang
invasif :
• Aspirasi trakhea
• Bronkoskopi
• Transtorakal biopsi
• Transbronkial biopsi
• Biopsi paru secara langsung
Community Acquired Pneumonia
(CAP)
• Pneumonia yang didapat di masyarakat (di luar
rumah sakit) yang merupakan masalah kesehatan
yang menimbulkan angka kesakitan dan angka
kematian yang tinggi di dunia.
Gambar . Penderita yang tidak respon dengan pengobatan terapi empirik yang diberikan
Prognosis
❖ Pada umumnya prognosis adalah baik,
tergantung faktor penderita,, bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat
serta adekuat.
❖ Perawatan yang baik dan intensif sangat pnguruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat.
Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5 % pada penderita
rawat jalan, sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit menjadi 20%.
Menurut Infectious Disease Society Of America ( IDSA ) angka kematian pneumonia
komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu :
Kelas I 0,I %
Kelas II 0,6 %
Kelas III sebesar 2,8
Kelas IV 8,2%
Kelas v 29,2 %.
Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian penderita pneumonia
komuniti dengan peningkatan risiko kelas.
▪ Di RS Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah I3,8
%, tahun 1999 adalah 21 %, sedangkan
▪ Di RSUD Dr. Soetomo angka kematian 20 – 35 %.
Pencegahan
a. Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
b. Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza)
• Sampai saat ini masih perlu dilakukan penelitian tentang
efektivitinya.
• Pemberian vaksin tersebut diutamakan untuk golongan
risiko tinggi misalnya:
• usia lanjut,
• penyakit kronik,
• Diabetes
• Penyakit jantung koroner
• PPOK
• HIV
• Dll.
Hospital-acquired
pneumonia (HAP)
Definisi
Hospital-acquired pneumonia
(HAP)
Pneumonia terjadi 48 jam setelah
masuk rumah sakit
Ventilator-associated pneumonia
(VAP)
Pneumonia terjadi48-72 jam
setelah intubasi
Definisi
Health care-associated pneumonia
(HCAP)
Pneumonia pada pasien:
• Dirawat RS 2 hari di IGD karena infeksi terjadi dalam
90 hari
• Berada dalam perawatan di rumah jangka panjang
• Hadir di RS untuk hemodialisis
• Mendapat pengobatan immunosuppressive atau
perawatan luka infeksi dalam 30 hari
Definisi
• Onset dini
HAP Onset dini ,didefinisikan sebagai pneumoni yang terjadi dalam 4
hari pertama rawat inap,
biasanya membawa prognosis yang lebih baik, dan lebih mungkin
disebabkan oleh bakteri antibiotic sensitive
• onset lanjut
HAP onset lanjut didefinisikan sebagai pneumoni yang terjadi pada
hari ke 5 rawat inap atau lebih,
lebih mungkin disebabkan oleh bakteri pathogen resisten (MDR) ,
dan berhubungan dengan mortalitas dan morbiditas pasien meningkat
Penetuan onset pneumonia merupakan hal penting karena berhubungan dengan :
❖ variabel epidemiologi ( kuman penyebab )
❖ Risiko patogen penyebab pemilihan antibiotika yg tepat
❖ Prognosis dan hasil pengobatan.
Gejala dan temuan radiologis harus sudah mulai > 48 jam setelah masuk
rumah sakit
Eur Respir J 2007; 29: 548–560
DOI: 10.1183/09031936.00080206
CopyrightERS Journals Ltd 2007
Pedoman pemilihan antibiotik pada HAP
Pemeriksaan fisik
• Tergantung luasnya kelaianan
Diagnosis
• kultur sputum
• hitung darah lengkap
• Analisa Gas darah arteri
• Bronkoskopi
• Foto toraks
CT scan toraks
• Kultur darah
Differential Diagnosis
• Atelektasis
• Efusi pleura
• Tumor paru
Tatalaksana
Terapi suportif Umum
Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 %
berdasarkan pemeriksaan analisis gas darah .
Humidifikasi dengan netribulizer untuk pengenceran dahak kental ,
dapat disertai dengan nebulizer untuk pemberian bronkodilator jika
ada bronkospasme
Pengaturan cairan .
Ventilasi mekanis
Pemberian antibiotik
Dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap organisme penyebab
infeksi .
- Dosis tinggi dari Penisilin G 6-12000000 unit / hari
- Ampicilin / Amoxicilin 3-4 x ( 500-1000 ) mg / hari
- Eritromisin 3-4 x 500 mg / hari
- Cephalosporin dosis sesuai dengan jenis sediaan
- Cotrimoxazol 2 x ( 1-2 ) tablet
- Bisa juga diberikan klindamycin selama 1 sampai 2 minggu .
Prognosis