19
Ahmad Syahid | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, 1(1) (2017) 18-25
melalui kegiatan belajar. Tujuan ini penting menganalisis fakta dengan interpretasi yang
untuk dirumuskan berdasarkan tiga alasan. tepat terhadap teknik identifikasi program Kejar
Pertama, tujuan itu merupakan arah dari segala Paket C dalam meningkatkan keterampilan
kegiatan belajar. Kedua, tujuan dijadikan dasar fungsional warga belajar di PKBM Buana
untuk pemilihan dan pengadaan unsur-unsur Mekar Desa Mekar Buana Kecamatan
belajar yang tepat. Ketiga, tujuan itu adalah Tegalwaru Kabupaten Karawang. Pendekatan
sebagai tolok ukur dalam evaluasi kegiatan ini menganalisis informasi tentang fenomena
belajar, dalam arti bahwa kegiatan belajar itu utama yang dieksplorasi dalam penelitian,
baik apabila hasil belajar itu telah membawa partisipan penelitian, dan lokasi penelitian.
warga belajar kepada tujuan belajar yang telah Tujuan penelitian ini ditulis dengan istilah-
ditetapkan. Secara umum dapat dikemukakan istilah “teknis” penelitian yang bersumber dari
bahwa tujuan belajar itu merupakan tolok ukur bahasa penelitian kualitatif (Schwandt, 2007
yang menentukan untuk pemilihan sarana dalam Cresswell, 2013:167). Pendekatan ini
belajar, merinci isi atau materi pelajaran, digunakan karena lebih mudah apabila
mengembangkan kegiatan belajar, dan berhadapan dengan kenyataan, dan menyajikan
menyiapkan alat-alat evaluasi kegiatan belajar secara langsung hakikat hubungan antara
(Tyler dalam Sudjana, 2004). peneliti dengan responden, lebih peka dan lebih
Teknik-teknik yang dapat dipergunakan dapat menyesuaikan diri dengan banyak
dalam melaksanakan identifikasi kebutuhan dan penajaman pengaruh bersama terhadap pola-
sumber belajar, sebagai acuan dalam pola nilai yang dihadapi (Moleong, 2004:5).
penyusunan program kegiatan pembelajaran Metode yang digunakan dalam penelitian
PNF dan pemberdayaan masyarakat, termasuk ini adalah studi kasus yang bertujuan
program Kejar Paket C. Identifikasi kebutuhan memperoleh deskripsi kasus secara detail,
merupakan proses yang sangat kritis dalam analisis tema atau pokok bahasan, dan
mengelola suatu program PNF. Langkah ini interpretasi peneliti atau penegasan kasus.
sangat menentukan keberhasilan langkah Interpretasi ini dapat disebut “pelajaran yang
selanjutnya, terutama dalam penyusunan dipelajari” (Guba & Lincolin, 1989 dalam
program Kejar Paket C. Program ini merupakan McMillan & Schumacher, 1997). Melalui studi
salah satu upaya memecahkan masalah yang kasus ini peneliti berusaha mengungkapkan dan
dihadapkan pada suatu lembaga yang berkaitan menganalisis data secara detail tentang teknik
dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) identifikasi program Kejar Paket C dalam
dalam masyarakat, organisasi atau lembaga. meningkatkan keterampilan fungsional warga
Penelitian ini bertujuan (1) mengidentifikasi belajar di PKBM Buana Mekar. Subjek
rencana pembelajaran keterampilan fungsional penelitian terdiri dari satu orang pengurus
yang akan diberikan kepada warga belajar, (2) PKBM Buana Mekar dan tiga orang warga
mengidentifikasi proses pembelajaran belajar Paket C.
keterampilan fungsional untuk meningkatkan Teknik yang digunakan sebagai instrumen
pengetahuan, sikap dan keterampilannya di pengumpulan data adalah observasi, wawancara
bidang wirausaha, (3) mengidentifikasi waktu mendalam, dan analisis dokumentasi sebagai
pelaksanaan pembelajaran keterampilan sumber data triangulasi metode dan sumber
fungsional, dan (4) mengidentifikasi sarana, penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan
peralatan dan media pembelajaran apa saja yang keakuratannya. Tahapan yang dilakukan dalam
diperlukan dalam mendukung kelancaran proses penelitian ini adalah (a) orientasi untuk
pembelajaran. mendapatkan informasi tentang apa yang
penting untuk ditemukan, (b) eksplorasi untuk
METODE menentukan sesuatu secara terfokus, dan
Penelitian ini menggunakan pendekatan (3) tahap member check untuk mengecek temuan
kualitatif untuk menggambarkan dan
20
Teknik Identifikasi Program Paket C dalam Meningkatkan Keterampilan Fungsional Warga Belajar
menurut prosedur dan memperoleh laporan sasaran orangtua dan tokoh masyarakat
akhir (Nasution, 1996). (pimpinan formal dan informal).
Teknik analisis data yang digunakan Pengelola program Paket C dalam
adalah model interaktif melalui langkah-langkah melaksanakan identifikasi yang dilakukan
(a) koleksi data (data collection), (b) reduksi data adalah; pertama, melakukan penyusunan
(data reductional), (c) penyajian data (data display) pedoman identifikasi, yang berisi antara lain
dan (d) penarikan kesimpulan/verifikasi perumusan tujuan, menentukan teknik
(conclusion/verifying) (Miles & Huberman, 1992). identifikasi yang akan digunakan, menentukan
segi yang akan diungkap (nama, umur, jenis
kelamin, status perkawinan, status pendidikan,
pekerjaan, keterampilan yang dimiliki,
hobby/kegemaran, kebutuhan yang dirasakan,
sumber daya yang diperkirakan mendukung,
sarana-prasarana yang tersedia, dan lainnya),
menentukan petugas pelaksana identifikasi,
Gambar 1. Komponen Analisis Data Model menentukan waktu pelaksanaan dan
Interaktif (Miles M.B & Huberman merencanakan jumlah biaya. Kedua,
A.M.,1992:20). penyusunan instrumen dibuat format-format
yang diperlukan untuk mengungkap data yang
HASIL DAN PEMBAHASAN diharapkan. Isi instrumen menyangkut aspek-
Teknik Identifikasi Kebutuhan Belajar aspek kondisi daerah untuk mengungkap
Program Kejar Paket C masalah yang ada sebanyak mungkin.
Pada tahap awal program Kejar Paket C Pertimbangan-pertimbangan yang dapat
dilaksanakan dengan identifikasi. Identifikasi dijadikan dasar dalam menentukan prioritas
adalah cara menentukan sasaran warga belajar kebutuhan belajar, antara lain (1) menentukan
Kejar Paket C di PKBM Buana Mekar. Teknik kebutuhan (untuk tujuan apakah kita memilih);
identifikasi yang digunakan ini antara lain yaitu (2) mempertimbangkan pilihan kebutuhan yang
dengan menggunakan Kartu SKBM, tersedia (apakah pilihan dapat memenuhi tujuan
wawancara, angket, observasi, pertemuan dengan cara yang paling baik); dan (3)
kelompok, teknik indikator sosial, dan menilai risiko relatif dari pilihan yang
mungkin gabungan dari beberapa teknik tersedia (pilihan manakah yang mungkin paling
tersebut. aman atau paling produktif).
Contohnya seperti yang dikemukakan
Tabel 1. Contoh Kartu Sistem Kebutuhan
salah seorang warga belajar yang
Belajar Masyarakat (SKBM)
mengemukakan, bahwa ketertarikannya
SKBM
Nama : ............................................ mengikuti Kejar Paket C adalah untuk
Usia/Status ............................................
Pendidikan ............................................ menguasai keterampilan fungsional
Pekerjaan ............................................ perbengkelan. Karena merasa memiliki keahlian
Alamat ............................................
Saya ingin belajar keterampilan Saya memiliki keterampilan tambal ban yang diturunkan dari orangtuanya.
1. ....................................... 1. .......................................
2. ....................................... 2. ....................................... Dengan adanya program Kejar Paket C berbasis
keterampilan fungsional ini, Dia ingin
Salah satu bentuk teknik identifikasi yang mengembangkan keahliannya di bidang
digunakan kartu yang disebut dengan kartu otomotif khususnya perbengkelan. Hal ini juga
Sistem Kebutuhan Belajar Masyarakat (SKBM) berkaitan dengan faktor jarak antara desa
yang nampak pada tabel 1. Kartu SKBM ini dengan kota cukup jauh dan juga akses jalan
dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu kartu yang kurang begitu baik sehingga jika ada
SKBM untuk sasaran calon warga belajar atau masyarakat sekitar yang ingin memperbaiki
kelompok sasaran dan kartu SKBM untuk
21
Ahmad Syahid | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, 1(1) (2017) 18-25
kendaraannya ke bengkel harus melalui jalan dan tujuan pembelajaran akhir yaitu pengaruh
yang cukup jauh. (outcome). “Pengaruh berkaitan dengan manfaat
Identifikasi kebutuhan belajar, sumber, atau kegunaan pembelajaran yang telah diikuti
dan kemungkinan hambatan kegiatan Kejar peserta pembelajaran bagi dirinya, lembaga,
Paket C dilaksanakan sebelum program masyarakat, dan lain sebagainya” (Sudjana,
berjalan. Identifikasi kebutuhan belajar 2007:4).
merupakan hal yang sangat perlu karena suatu Bila dikaitkan dengan pembelajaran
kegiatan belajar akan sangat bermanfaat bagi partisipatif, bahwa teknik identifikasi
peserta bila yang diikutinya tersebut dapat merupakan tahap perencanaan. Seperti yang
memenuhi kebutuhan yang dirasakannya. dikemukakan Sudjana (Kartika, 2011)
Setelah mengetahui kebutuhan belajar, maka dikemukakan bahwa pembelajaran partisipatif
selanjutnya adalah mengidentifikasi sumber didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
belajar yang tepat dengan kegiatan pembelajaran (1) identifikasi program pembelajaran dilakukan
yang akan dilaksanakan. Sumber belajar yang berdasarkan kebutuhan belajar (learning needs
diidentifikasi tersebut dapat berupa manusia dan based). Sumber informasi tentang kebutuhan
dapat pula berupa non manusia. belajar adalah peserta atau calon peserta.
Di samping mengidentifikasi kebutuhan Pentingnya kebutuhan belajar ini didasarkan
dan sumber belajar yang mungkin dapat atas asumsi bahwa peserta akan belajar secara
dimanfaatkan. Maka perlu diidentifikasi efektif bila semua komponen program
kemungkinan hambatan yang akan dihadapi pembelajaran dapat membantu mereka untuk
atau dijumpai baik dalam melaksanakan memenuhi kebutuhannya, (2) berorientasi pada
kegiatan pengaruh kerjasama dalam situasi tujuan kegiatan belajar (learning goals and
belajarnya, pembelajaran maupun dalam objectives oriented). Tujuan pembelajaran disusun
mengembangkan hasil pembelajaran. oleh sumber belajar bersama peserta, dengan
Kemungkinan hambatan ini dapat berupa faktor mempertimbangkan pengalaman peserta,
rnanusia seperti; keterbatasan kemampuan potensi yang dimiliki serta sumber-sumber yang
sumber belajar dalam memberikan dan tersedia di lingkungan kehidupan mereka serta
menyajikan materi, ketidakmampuan peserta kemungkinan hambatan-hambatan yang muncul
dalam mengembangkan keterampilan. dalam kegiatan pembelajaran, (3) berpusat pada
Sedangkan faktor non manusia seperti, peserta (participant centered). Peserta
dukungan lingkungan sekitar, bantuan dari diikutsertakan dan harus berperan penting
pihak lain berupa modal stimulan dalam dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
mengembangkan keterampilan yang dimiliki. evaluasi, dan (4) belajar berdasarkan
Secara epistimologis, kajian tentang pengalaman (experiential learning). Proses
pembelajaran Kejar Paket C berbasis pembelajaran partisipatif disusun dan
keterampilan fungsional di PKBM Buana Mekar dilaksanakan dengan berangkat dari hal-hal
dapat dilihat dalam pengembangan sistem, yang telah dipelajari berupa pengetahuan, nilai
model dan pengelolaan pembelajaran. Dari segi dan keterampilan yang telah dimiliki peserta
sistem dapat dipahami bahwa pada umumnya serta dari pengalaman peserta, baik dari
pembelajaran memiliki komponen masukan pengalaman dalam tugas pekerjaan sehari-hari
lingkungan (environmental input), masukan maupun pengalaman nyata yang diangkat dari
sarana (instrumental input), masukan mentah (raw tugas atau pekerjaan mereka. Oleh karena itu,
input), dan masukan lain (other input). Proses pendekatan yang digunakan dalam proses
(processes) pembelajaran merupakan interaksi pembelajaran lebih menitikberatkan pada
pembelajaran antara masukan sarana, terutama pendekatan pemecahan masalah.
pelatih, dengan masukan mentah yaitu peserta Dari prinsip-prinsip tersebut nampak
pembelajaran. Tujuan pembelajaran terdiri atas adanya keterlibatan peserta dalam perencanaan
tujuan pembelajaran antara keluaran (output), (participatory planning), keikutsertaan dalam
22
Teknik Identifikasi Program Paket C dalam Meningkatkan Keterampilan Fungsional Warga Belajar
23
Ahmad Syahid | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, 1(1) (2017) 18-25
memulai suatu usaha (start-up phase) atau suatu bertambahnya warga belajar Kejar Paket C yang
proses dalam mengerjakan suatu yang baru memiliki sikap perilaku, pengetahuan sebagai
(creative) dan sesuatu yang berbeda (innovative). wirausaha sekaligus memiliki keterampilan
Dalam hal ini pengetahuan, sikap dan vokasi sablon dan printing sebagai jenis usaha,
keterampilan kewirausahaan. Kewirausahaan dan semakin banyaknya warga belajar yang
adalah suatu proses melakukan sesuatu yang mulai merintis usaha sablon dan printing
baru dan berbeda dengan tujuan menciptakan dengan memanfaatkan keterampilannya,
kemakmuran bagi individu dan memberi nilai peluang usaha dan potensi di lingkungannya.
tambah pada masyarakat (Winarto, 2004). “...
entrepreneurship secara sederhana sering diartikan SIMPULAN
sebagai prinsip atau kemampuan wirausaha” Identifikasi program Kejar Paket C
(Soedjono, Meredith, Marzuki, dalam Alma, bertujuan untuk mengidentifikasi rencana
2007:22). Kewirausahaan pada dasarnya pembelajaran, proses pembelajaran, waktu
merupakan jiwa diri seseorang yang pembelajaran, sarana, peralatan dan media
diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang pembelajaran apa saja yang diperlukan dalam
kreatif dan inovatif untuk melakukan kegiatan mendukung kelancaran proses pembelajaran
berusaha. Orang yang memiliki jiwa keterampilan fungsional di PKBM Buana
kewirausahaan dapat melakukan kegiatan Mekar. Teknik identifikasi antara lain
berusaha atau menjadi pelaku kewirausahaan menggunakan Kartu SKBM, wawancara,
atau lebih dikenal dengan sebutan wirausaha. angket, observasi, pertemuan kelompok, teknik
Selanjutnya Dale S. Beach dalam (Kamil, indikator sosial, dan mungkin gabungan dari
2009:10) mengemukakan, “The objective of beberapa teknik tersebut. Pada saat
training is to achieve a change inthe behavior of those melaksanakan identifikasi beberapa
trained” (tujuan pembelajaran adalah untuk pertimbangan yang dijadikan dasar penentuan
memperoleh perubahan dalam tingkah laku prioritas kebutuhan belajar antara lain
mereka yang dilatih). Melalui pembelajaran penentuan kebutuhan belajar yang dipilih,
Kejar Paket C berbasis keterampilan fungsional pertimbangan pilihan kebutuhan belajar yang
warga belajar diharapkan dapat meningkatkan tersedia, dan penilaian risiko relatif dari pilihan
perekonomian masyarakat di lingkungannya. yang tersedia.
Program Kejar Paket C berbasis keterampilan Hasil pembelajaran Kejar Paket C
fungsional dilaksanakan untuk meningkatkan berbasis keterampilan fungsional di PKBM
keterampilan berwirausaha warga belajar. Buana Mekar menekankan pada pengembangan
Kewirausahaan adalah sikap dan perilaku kewirausahaan. Pengetahuan kewirausahaan
wirausaha. Wirausaha ialah orang yang inovatif, berkaitan dengan cara mengolah bahan mentah
antisipatif, inisiatif, pengambil resiko, dan menjadi bahan jadi. Keterampilan
berorientasi laba. Artinya “Kewirausahaan kewirausahaan berkaitan dengan praktik
merupakan sikap dan perilaku orang yang keterampilan cara memasarkan hasil produksi.
inovatif, antisipatif, inisiatif, pengambil resiko, Sikap kewirausahaan berkaitan dengan tumbuh
dan berorientasi laba” (John Kao dalam dan berkembangnya sikap kemandirian warga
Sudjana, 2004:131). belajar dalam mengembangkan usahanya. Hasil
Hidayat (2017) mengungkapkan ketiga aspek tersebut diharapkan berdampak
penyelenggaraan program Paket C berbasis terhadap terbukanya kesempatan bagi warga
kewirausahaan banyak yang telah menunjukkan belajar Kejar Paket C meningkatkan
keberhasilan. Hasil pembelajaran menunjukkan kemandirian ekonomi keluarganya.
peningkatan pengetahuan, sikap dan
keterampilan kewirausahaan warga belajar DAFTAR PUSTAKA
Paket C di PKBM Bina Sejahtera Kabupaten Alma, B. (2007). Kewirausahaan. Bandung:
Karawang. Hasil pembelajaran menunjukkan Alfabeta.
Cresswell, J. W. (2013). Research design.
24
Teknik Identifikasi Program Paket C dalam Meningkatkan Keterampilan Fungsional Warga Belajar
25