Anda di halaman 1dari 15

A.

DEFINISI
Persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan dan
dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir/melalui jalan lain dengan
bantuan / tanpa bantuan (Sarwono, 2008). Persalinan Kala I adalah kala
pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan
lengkap (Sumarah, 2009). Persalinan Kala I adalah waktu untuk pembukaan
serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm (APN, 2008). Persalinan Kala I
adalah dimulai dari HIS Persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks
menjadi lengkap (Sastrawinata, 1983).
B. FISIOLOGIS
Perubahan fisiologis pada persalinan kala I, diantaranya :
1. Perubahan Tekanan Darah
a. Tekanan darah meningkat selama kontraksi.
b. Tekanan sistolik rata – rata sebesar 10-20 mmHg, diastolik 5-10 mmHg.
c. Tekanan darah turun diantara kontraksi.
d. Hindari posisi terlentang, karena akan mengganggu sirkulasi darah, dan
janin dapat asfiksia.
2. Perubahan Metabolisme
a. Metabolisme aerob dan anaerob karbohidrat akan naik.
b. Kenaikan ini disebabkan karena cemas, serta kegiatan otot kerangka
tubuh.
c. Kenaikan metabolisme ditandai dengan kenaikan suhu, denyut nadi,
pernafasan kardiak Output dan kehilangan cairan.
3. Perubahan Suhu Badan
a. Suhu badan meningkat selama persalinan dan meningkat lagi segera
setelah persalinan.
b. Kenaikan suhu tidak boleh melebihi 0,1 – 1oC.
c. Kenaikan suhu yang berlangsung lama diindikasi dehidrasi.
4. Denyut Jantung
a. Denyut jantung naik saat kontraksi.
b. Penurunan denyut jantung tidak terjadi jika ibu tidur miring atau
terlentang.
c. Denyut jantung sedikit lebih tinggi diantara kontraksi.
d. Perlu pengontrolan secara periode untuk mengetahui infeksi.

5. Perubahan Pernafasan
a. Pernafasan sedikit naik saat persalinan.
b. Disebabkan karena adanya rasa nyeri dan kekhawatiran.
c. Penggunaan teknik pernafasan yang tidak benar.
6. Perubahan Renal.
a. Poli Usia sering terjadi karena meningkatnya cardiac output dan filtrasi
glomerulus.
b. Kontrol kandung kencing 2 jam sekali agar tidak menghambat
penurunan janin.
c. Serta untuk menghindari Retensio Urine setelah melahirkan.
7. Perubahan Gastro Intenstinal
a. Penyerapan makanan padat berkurang.
b. Menyebabkan pencernaan hampir terhenti dan sehingga menyebabkan
konstipasi.
8. Perubahan Hematologis
a. Hubungan akan meningkat 1,2 gram / 100 ml.
b. Jumlah sel – sel darah putih akan meningkat 5000 – 15.000 WBC
sampai akhir pembukaan lengkap.
c. Gula darah akan turun selama persalinan.
d. Dan akan turun drastis pada persalinan dengan penyulit.
9. Kontraksi Uterus
a. Terjadi karena adanya rangsangan otot polos
b. Penurunan hormon Estrogen menyebabkan keluarnya H. Oksitoksin.
c. Kontraksi dimulai dari fundus menjalar ke bawah.
d. Fundus Uteri bekerja kuat dan akan mendorong janin ke bawah.
e. Serviks menjadi lembek dan membuka.
10. Pembukaan SAR dan SBR
a. SAR terbentuk pada uterus bagian atas.
b. Otot lebih tebal dan kontraktif.
c. Terdapat banyak otot soron g dan memanjang.
d. SBR terbentuk di uterus bagian bawah antara Istmus dan Serviks.
e. Sifat otot tipis dan elastis.
11. Perubahan Serviks
a. Otot yang mengelilingi Osteum Uteri Internum (OUI) ditarik oleh SAR.
b. Menyebabkan Serviks pendek menjadi lunak dan SBR
c. Bentuk Serviks menghilang, karena kanalis Servikalis membesar dan
membentuk OUE.
12. Perubahan OUI dan OUE
a. Pembukaan Serviks disebabkan karena membesarnya OUE.
b. Karena otot disekitar Ostium meregang untuk dapat dilewati kepala I.
c. Pembukaan Uteri disebabkan karena tekanan isi Uterus (kepala dan
kantong Amnion).
d. Pada primigravida OUI terbuka dahulu, dilanjutkan pembukaan OUE.
e. Pada multigravida OUI dan OUE membuka bersama – sama.
13. Show
a. Keluar lendir dan darah dari Vagina.
b. Lendir berasal dari kanalis Servikalis yang tersumbat lendir selama
persalinan.
c. Darah berasal dari desidua yang terlepas.
14. Tonjolan Kantong Ketuban
a. Disebabkan oleh regangan SBR sehingga Selaput Khorion Lepas.
b. Adanya tekanan menyebabkan kantong yang berisi cairan menonjol.
c. Bila selaput ketuban pecah maka cairan akan keluar.
d. Sehingga placenta tertekan dan fungsi placenta tergantung sehingga
fetus akan kekurangan O2.
15. Pemecahan Kantong Ketuban.
a. Pada akhir kala I pembukaan sudah lengkap, kontraksi kuat, tidak ada
tahanan serta desakan janin menyebabkan kantong ketuban pecah
diikuti proses kelahiran bayi.

C. FASE – FASE DALAM KALA I PERSALINAN


1. Fase Laten
a. Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap.
b. Berlangsung hingga serviks membuka < dari 4 cm. (1 –3 cm).
c. Pada Umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
(Buku Acuan APN, Revisi 2007, Hal 38)
2. Fase Aktif
a. Frekuensi dan lama kontraksi Uterus akan meningkat secara bertahap
(Kontraksi dianggap adekuat / memadai jika 3x atau lebih dalam waktu:
10 menit dan berlangsung selama 40 detik / lebih).
b. Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm)
akan terjadi dengan kecepatan rata – rata 1 cm perjam (Primigravida).
Atau lebih dari 1 cm untuk multipara.
c. Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
(Buku Acuan APN, Revisi 2007, Hal: 38)
Fase Aktif dibagi atas 3 fase meliputi :
a. Fase Akselerasi : Pembukaan 4 –8 cm.
b. Fase Dilaktasi maksimal : Pembukaan 8 – 9 cm.
c. Fase Deselerasi : Pembukaan 9 – 10 cm.

D. MANAJEMEN KALA I
1. Mengindentifiksai Masalah.
2. Mengkaji Riwayat Kesehatan, meliputi: Riwayat kesehatan sekarang, HIS,
ketuban, pendarahan pervaginam bila ada, Riwayat kesehatan saat
kehamilan, Riwayat kesehatan yang lalu bila ada.
3. Pemeriksaan Fisik.
4. Pemeriksaan Janin.
5. Menilai data dan membuat diagnosa.
6. Menilai kemajuan persalinan.
7. Membuat Rencana Asuhan Kebidanan Kala I.

E. TANDA BAHAYA PERSALINAN PADA KALA I


1. Tekanan darah > 140 / 90 mmHg.
a. Rujuk ibu dengan posisi miringkan ke kiri sambil diinfus DS %.
2. Temperatur > 38oC : beri banyak minuman, beri Antibiotik, Rujuk .
3. DJJ < 100 atau > 160 x / menit.
Posisi ibu miring ke kiri, beri O2, rehidrasi, bila membaik diteruskan
dengan pantauan, jika tidak membaik dirujuk.
4. Kontraksi < 2x dalam 10 menit berlangsung < 40 detik maka segera diatur
Ambulasi, mengubah posisi tidur, kosongkan kandungan
kencing, stimulasi Puting susu, memberi nutrisi, jika partograf melebihi
garis waspada maka dirujuk.
5. Pembukaan Serviks, melewati garis waspada, beri hidrasi, rujuk.
6. Cairan Amnion bercampuran mekonium / darah / berbau, beri hidrasi,
antibiotik posisi tidur miring ke kiri, Rujuk.
7. Urine, Volume sedikit dan kental, beri minum banyak.

F. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA KALA I


Beberapa keadaan dapat terjadi pada ibu dalam persalinan, terutama bagi
ibu yang pertama kali melahirkan, perubahan-perubahan yang dimaksud
adalah:
1. Perasaan tidak enak
2. Takut dan ragu-ragu dengan persalinan yang akan dihadapi
3. Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain apakah
persalinan akan berjalan normal
4. Menganggap persalinan sebagai cobaan
5. Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya
6. Apakah bayinya normal atau tidak
7. Apakah ia sanggup merawat bayinya
8. Ibu merasa cemas (Sumarah, 2009)

G. DUKUNGAN PERSALINAN
Dukungan selama persalinan meliputi:
1. Lingkungan
Suasana yang rileks dan bernuansa rumah akan sangat membantu
ibu dan pasangannya untuk cepat merasa nyaman, namun sikap para staf
sangatlah penting dibanding dengan kondisi fisik ruangan.
2. Teman yang mendukung
Seorang teman yang mendukung merupakan sumber kekuatan yang
besar dan memberikan kesinambungan dukungan dimana teman yang
mendukung tersebut tidak bisa digantikan oleh siapapun. Bidan yang
berarti “bersama wanita”, ia harus berusaha untuk menjadi teman yang
mendukung, bekerja dengan wanita tersebut dan keluarga.
3. Mobilitas
Diusahakan ibu didorong untuk tetap tegar dan bergerak, persalinan
akan berjalan lebih cepat dan ibu akan merasa dapat menguasai keadaan,
terutama jika ibu didorong untuk berusaha berjalan bila memungkinkan dan
berusaha merubah posisi tidur (miring ke kiri, jongkok, dan merangkak).
4. Memberi informasi
Ibu dan keluarga harus diberi informasi selengkapnya tentang
kemajuan persalinan dan semua perkembangannya selama proses
persalinan. Setiap tindakan atau intervensi yang akan dilakukan harus
diantisipasi dan dijelaskan. Ibu harus dilibatkan dalam pengambilan
keputusan klinis.
5. Teknik relaksasi
Diharapkan ibu pernah mendapat penyuluhan tentang teknik
relaksasi pada saat ANC, bila ibu belum pernah maka harus diajarkan dulu
teknik relaksasi, penyuluhan itu diberikan pada saat ANC harus sama
dengan penyuluhan saat inpartu agar ibu tidak bingung.
6. Percakapan
Seorang ibu dalam masa inpartu membutuhkan waktu untuk
bercakap-cakap dan ada waktunya untuk diam. Bagi ibu yang sedang dalam
proses persalinan benar, maka kesunyian yang bersikap akrab dan simpatik
sudah pasti disukainya. Pada tahap ini ibu akan merasa lelah, setiap
kontraksi akan memerlukan konsentrasi penuh dan semua cadangan
emosional dan fisik dikerahkannya, ibu mungkin akan menutup semua
pembicaraan yang tidak perlu dan berkonsentrasi terhadap kemajuan
persalinan.
7. Dorongan semangat
Sebagian besar ibu akan mencapai tahap dimana mereka merasa
tidak bisa melanjutkan lagi dan putus asa. Bidan harus berusaha untuk
memberi dorongan semangat kepada ibu selama proses persalinan. Dengan
beberapa kata yang diucapkan secara lembut setelah kontraksi atau
beberapa pujian non verbal pada saat terjadi kontraksi akan sangat memberi
semangat/dorongan ibu (Sumarah, 2009).

H. PEMENUHAN KEBUTUHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS IBU


SELAMA PERSALINAN
1. Kebutuhan fisik ibu
a. Kebersihan dan kenyamanan
Ibu saat inpartu akan merasa sangat panas dan berkeringat oleh
karena itu ibu akan membutuhkan kesempatan untuk mandi atau
bersiram, hal ini dapat dilakukan bila ibu masih memungkinkan untuk
berjalan. Tetapi bagi ibu yang sudah tidak mungkin untuk melakukan,
maka peran bidan dan atau keluarga untuk membantunya dengan
menyeka dengan waslap yang dibasahi dengan air dingin pada muka,
leher dan tangan serta bagian kemaluan dibersihkan dengan kapas
lembab. Demikian juga baju yang basah karena keringat atau air
ketuban perlu diganti dengan yang bersih. Mulut dapat disegarkan
dengan kumur-kumur atau gosok gigi.
b. Posisi
Dalam kehamilan ibu sudah aktif berproses dalam menghadapi
persalinan misalnya udah senam, latihan jalan-jalan, jongkok, ibu akan
menggunakan posisi tidur senyaman mungkin yang telah dilakukan
selama hamil seperti jongkok, merangkak atau berdiri. Hal ini akan
meningkatkan keinginan merubah posisi pada saat persalinan karena
sudah dilatih pada saat hamil. Posisi alternatif yang digunakan dalam
persalinan adalah menghindari posisi terlentang, ibu berusaha untuk
menggunakan posisi senyaman mungkin.
c. Kontak fisik
Selama proses persalinan ibu tidak suka dengan bercakap-cakap
tetapi ibu akan merasa nyaman dengan kontak fisik. Keluarga
hendaknya didorong untuk mau berpegangan tangan, menggosok-
gosok punggung, menyeka wajahnya dengan air dingin menggunakan
waslap atau dengan mendekapnya atau mengelus-elus perutnya,
memijat kaki atau teknik-teknik lain yang serupa.
d. Pijatan
Ibu yang mengeluh sakit pinggang atau nyeri selama persalinan
mungkin akan merasakan pijatan akan sangat meringankan keluhan.
Bidan atau keluarga dapat melakukan pijatan melingkar di daerah
lumbosakralis, menekan daerah lutut dengan posisi ibu duduk atau
mengelus-elus di daerah perut.
e. Perawatan kandung kemih
Keinginan untuk berkemih pada ibu inpartu sering terganggu dengan
adanya kontraksi, aleh karena itu pengamatan terhadap kandung kemih
haruslah diperhatikan karena dapat menghambat turunnya bagian
terendah janin dan kontraksi uterus. Setiap 4 jam kandung kemih harus
dikontrol dan diupayakan ibu dapat kencing sendiri dengan dicoba
untuk kencing di pispot dengan disiram dengan air dingin atau
dirangsang dengan membuka kran agar merangsang ibu untuk ingin
kencing.
2. Kebutuhan psikologis ibu
Pada ibu hamil terjadi perubahan psikologi, demikian juga pada ibu
bersalin. Perubahan psikologi pada ibu bersalin merupakan hal yang wajar,
hampir semua ibu mengalaminya, tergantung kepekaan dari setiap
individu. Meskipun demikian ibu memerlukan bimbingan dari keluarga dan
petugas penolong persalinan, agar ibu dapat menerima keadaan yang terjadi
dan dapat memahami sehingga ibu dapat beradaptasi terhadap perubahan
yang terjadi. Pada ibu bersalin sering merasa cemas, memikirkan hal-hal
yang akan terjadi antara lain perasaan sakit, takut menghadapi persalinan,
penolongnya tidak sabar, apakah anaknya cacat. Banyaknya pikiran yang
menghantui selama persalinan. Hal ini dapat menambah rasa sakit, oleh
karena itu ibu bersalin memerlukan teman/pendamping selama persalinan
(Sumarah, 2009).

I. MASALAH-MASALAH PADA PERSALINAN KALA I


1. Nyeri pinggang
Penanganan :
a. Penjelasan mengenai penyebab rasa nyeri
b. Massase pada daerah pinggang
c. Mandi atau diseka dengan air hangat
d. Menekan daerah lutut dengan posisi ibu duduk
2. Keletihan
Penanganan :
a. Berikan ibu asupan nutrisi yang cukup
b. Jelaskan pada ibu cara meneran yang efektif
c. Jelaskan pada ibu agar tidak mengejan terlalu dini
3. Fetal distres
Penanganan :
a. Baringkan ibu miring ke kiri dan anjurkan untuk bernafas secara teratur
b. Pasang infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau
18) dan berikan RL atau NS dengan tetesan 125 cc/jam
c. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir
d. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Berikan dukungan dan semangat
4. Infeksi
Penanganan :
a. Baringkan ibu miring ke kiri
b. Pasang infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau
18) dan berikan RL atau NS dengan tetesan 125cc/jam
c. Dampingi ibu ke tempat rujukan
5. Cemas
Penanganan :
a. KIE/jelaskan pada keluarga agar memberi dukungan pada ibu
b. Ajarkan pada ibu teknik relaksasi (APN, 2008)

J. INTERVENSI
1. Dx : G. . .P. . . Uk. . .minggu, T/H/I, letak kepala, kesan jalan lahir
normal, KU ibu dan janin baik dengan Inpartu kala I Fase Laten
Tujuan : Ibu dapat melewati kala I fase laten dengan normal
Kriteria Hasil:
a. KU Ibu baik
b. Ø Bertambah dari 1 –3 cm dalam waktu 8 jam
c. Effecemen bertambah sesuai dengan pembukaan (25%-50%)
d. TTV :
TD :110 / 70 – 120 / 80 mmHg
S :36,5 – 37,5 o C
N :80- 100 x / menit
Rr :16 – 24 x / menit.
DJJ :100 – 180 x / menit
H : II
Kontraksi uterus semakin meningkat
Kandung kemih kosong
Intervensi :
a. Observasi HIS / Kontraksi tiap 10 menit dalam waktu 30 menit.
R/ Dengan mengobservasi kita dapat mengetahui pola kontraksi.
b. Observasi TTV setiap 4 jam sekali
R/ Dengan observasi TTV dapat diketahui keadaan ibu dan bila terjadi
hal – hal yang abnormal.
c. Observasi DJJ tiap 30 menit sekali
R/ Dengan pemantauan DJJ dapat diketahui keadaan janin, mungkin
terjadi gawat janin.
d. Lakukan VT/periksa dalam tiap 4 jam
R/ Dengan VT dapat diketahui vagina, serviks keadaan
pembukaan berapa cm, pendataran diketahui kemajuan penurunan
bagian terendah janin.
e. Jelaskan pada ibu tentang kemajuan persalinan
R/ Dengan menjelaskan pada ibu maka dapat membuat ibu merasa
lebih tenang dan ibu tahu keadaannya dan janinnya
f. Bimbing ibu untuk rileks sewaktu tidak ada HIS
R/ Rasa rileks dan tenang dapat mengurangi tekanan emosional pada
ibu.
g. Atur aktivitas dan posisi ibu
R/ Aktivitas yang dilakukan sesuai dengan kemampuan dan tingkat
kenyamanan ibu, posisi terlentang dapat menyebabkan aorta tertekan
dan terjadi Sindroma Hipertensi.
h. Anjurkan ibu tetap makan-makanan ringan dan minum yang cukup
R/ Makan yang cukup dapat menambah tenaga ibu waktu persalinan
dan minuman dapat mencegah ibu mengalami dehidrasi.

2. Dx : G. . .P. . . Uk. . .minggu, T/H/I, letak kepala, kesan jalan lahir normal,
KU ibu dan janin baik dengan Inpartu kala I Fase Aktif
Tujuan : Ibu dapat melewati Kala I fase aktif dengan normal.
Kriteria hasil :
a. Kepala Holdge III-IV
b. Pembukaan : 4-10 cm
c. Effecement 75%-100%
d. Ketuban + / -
e. TTV
TD : 110/70 – 120/80 mmhg
N : 80 – 100 / ment
S : 36,5 – 37,5oC
Rr : 16-24 x/mnt
DJJ : 100 – 180 x / menit.
f. HIS yang adekuat

Intervensi :
a. Observasi TTV (TD:Tiap 4 jam, S :Tiap 2 jam, N: Setiap 30 menit)
R/ Dengan mengobservasi TTV dapat diketahui peningkatan suhu,
nadi, TD, RR diatas normal ada indikasi terjadi infeksi.
b. Observasi DJJ tiap 30 menit
R/ Dengan observasi DJJ kita dapat mengetahui keadaan janin dan bila
terjadi gawat janin.
c. Lakukan VT setiap 4 jam sekali
R/ Pembukaan serviks seharusnya 1 – 2 cm / jam pada multipara dan 1
cm / jam pada primipara dengan memeriksa dilatasi serviks dapat
menentukan kemajuan persalinan.
d. Anjurkan ibu untuk rileks dan bernafas pendek dan cepat bila merasa
ingin mengejan
R/ Dengan relaksasi dapat memblok impuls nyeri dalam korteks serebal
melalui respon kondisi dan stimulasi kulit. Memudahkan persalinan
normal nafas pendek dan cepat selama fase aktif mencegah laserasi /
oedema jalan lahir.
e. Anjurkan posisi ibu miring ke kiri
R/ Posisi miring ke kiri meningkatkan aliran balik vena dan
Meningkatkan sirkulasi plasenta agar janin tidak kekurangan O2.
f. Pertahankan vesika urinaria tetap kosong
R/ Vesica Urinaria yang kosong tidak akan mengganggu HIS dan
penurunan bagian terendah janin.
g. Anjurkan suami/keluarga untuk mendampingi ibu saat persalinan
R/ Dengan pendampingan keluarga dapat memberi semangat pada ibu
sehingga ibu dapat lebih tenang.

Masalah :

1. Cemas
Tujuan : Rasa cemas ibu berkurang.
Kriteria Hasil :
a. KU ibu baik
b. Ibu merasa nyaman dan tenang
c. Ibu bisa rileks
Intervensi :
1. Anjurkan ibu untuk memilih posisi senyaman mungkin.
R/ Posisi yang nyaman akan memberi kenyamanan pada ibu selama
menunggu pembukaan lengkap.
2. Hadirkan orang terdekat seperti suami/keluarga
R/ Dengan menghadirkan orang terdekat dapat memberi support,
semangat pada ibu dan ibu merasa lebih tenang.
2. Nyeri pinggang
Tujuan : Nyeri pinggang ibu dapat berkurang
Kriteria Hasil :
a. Ku ibu baik
b. Ibu merasa nyaman dengan keadaanya
Intervensi :
a. Anjurkan ibu, suami atau keluarga untuk melakukan massase pinggang
R/ Dengan menggosok / merelaksasi punggung / dan mengalihkan
perhatian ibu maka akan mengurangi rasa nyeri pada pinggang.
b. Anjurkan keluarga untuk memberi kompres panas/dingin secara
bergantian
R/ Dengan memberikan kompres panas/dingin dapat mengurangi rasa
nyeri pada pinggang.
c. Anjurkan ibu untuk mengubah posisi
R/ Dengan mengubah posisi dapat mengurangi rasa capek.

3. Keletihan
Tujuan : Rasa letih yang dialami ibu dapat berkurang
Kriteria hasil :
a. Ku ibu baik
b. Ibu bisa semangat lagi
c. Ibu merasa nyaman dengan keadaanya
Intervensi :
a. Anjurkan ibu untuk mandi selama masih kuat
R/ Mandi membuat tubuh ibu lebih segar dan tidak merasa letih.
b. Berikan ibu makan dan minum diantara kontraksi
R/ Makanan dan minuman dapat untuk memberi kembali ibu tenaga
dan mencegah dehidrasa (asupan gizi dan cairan tetap terpenuhi).
c. Jangan biarkan ibu mengejan sebelum pembukaan lengkap
R/ Mengejan dalam waktu yang tepat dapat menghemat tenaga dan
mencegah ibu merasa letih.
d. Ajarkan cara relaksasi dan bernafas yang benar
R/ Dengan teknik relaksasi dan bernafas yang benar dapat menghemat
tenaga dan terhindar dari keletihan.
4. Fetal distres
Tujuan : Bayi tidak mengalami distres
Kriteria hasil:
a. DJJ : 100-180 x/menit
b. Pergerakan janin baik
c. Ketuban jernih
d. VT : tidak ada tali pusat menumbung
Intervensi :
a. Anjurkan ibu untuk miring kiri
R/ Posisi miring dapat mencegah janin mengalami asfiksia dan aliran
darah dan oksigen ke jantung tetap terpenuhi dan sirkulasinya lancar.
b. Pantau DJJ tiap 15 menit
R/ Dengan melakukan pemantauan DJJ dapat mendeteksi jika ada tanda
– tanda gawat janin (DJJ < 100 / > 180 x / menit ).
c. Berikan O2 pada ibu
R/ Dengan memberikan O2 pada ibu dapat mencegah terjadinya
hipoksia pada janin.
d. Lakukan rujukan jika terdapat mekonium bercampur darah, warna
kehijauan
R/ Dengan segera merujuk ketempat yang memadai asuhan kegawat
darurat Obstetri dapat segera mendapat penanganan yang sesuai dengan
keadaannya.

5. Infeksi
Tujuan : Infeksi dapat diatasi dan tidak berlanjut
Kriteria Hasil :
a. KU ibu baik
b. TTV :
DJJ : 100 – 180 x / mnt
S : 36,5 – 37 0 C
c. Infeksi tidak menyebar
Intervensi :
a. Jangan VT terlalu sering sesuai dengan jadwal.
R/ VT yang terlalu sering bisa menyebabkan terjadinya risiko lebih
tinggi terhadap infeksi.
b. Berikan antibiotik yang aman dengan berkolaborasi dengan dokter
SPOG
R/ Antibiotik dapat mencegah infeksi terjadi lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBP-SP.

Prawirohardjo, S. 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :


YBP-SP.

Sastrawinata, S.1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : Elemen.

Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta : Fitramaya.

2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR.

Anda mungkin juga menyukai