Anda di halaman 1dari 7

WC

Scene 1

+Take 1 (Gerbang sekolah)

Ara baru saja memasuki gerbang, entah mengapa harinya terasa begitu berwarna akhir-akhir
ini. mungkin karena Aril dan dia sedang dalam masa PDKT. Tiba-tiba saja, Yogi menghampirinya
dengan wajah cemberut.

Yogi : “Ara, kenapa ko tidak balas chatku di WA? Kenapa ko tidak tanggapi status ku difb?-”

Ara : (memasang wajah sebal dan pasrah mendengar omelan tidak jelas fansnya ini) “Ck.”

Yogi : “Kenapa ko tidak lihat storyku di IG tentang kau? kenapa ko reject VCku di line?”

Ara : (Berkacak pinggang dan menaikkan nada suaranya) “Apa bang hha! Gaje!!”

Yogi : “Ih Ara (Ikut menaikkan suaranya), kenapa ko begitu sekali?”

Ara : (Mendengus kesal) “Siapa ko?”

Sebelum Yogi menjawab pertanyaan Ara, datanglah Aril dengan motor kesayangannya dan
lewat diantara mereka.

Aril Meng-gas motornya berulang-ulang sehingga mengusik Yogi, tidak lama ia berhenti seakan
menunggu Ara. Ara tersipu.

Yogi : “Ih, astaga capernya”

Ternyata Aril berhenti bukan karena menunggu Ara, tetapi karena ayamnya jatuh. Setelah
posisi ayamnya benar, Aril kembali menjalankan motornya.

*fade out

*fade in

+Take 2 (Ruang kelas )

Di dalam ruangan kelas XII IPA 2, Yogi terlihat sibuk mencorat-coret kertas sambil tersenyum
tidak jelas. Sedangkan diseberang bangkunya, Aril terlihat melakukan hal yang sama. Hanya
saja, senyum Aril tidak selebay Yogi. Yang mereka berdua tulis adalah nama Ara yang dibuat
seperti doodle.
Yogi : “Kenapa ko ikut-ikutan?” (Yogi ternyata sudah berdiri di belakang Aril)

Aril : “Ikut-ikutan?... (Aril melirik gambar Yogi yang super jelek) cem gambaran ayamku (Aril
tertawa)”

Yogi : “AYAMMU??” (Yogi berdiri hendak menarik kera baju Aril)

… akan tetapi mereka lupa kalau sekarang jam pelajaran dan guru masih ada di kelas.

Guru : “Yang dibelakang itu, apa di bikin? Tidak perhatikan gah pelajaran? Pelajaran saja
kalian tidak perhatikan, apalagi masa depan!”

Semua siswa-siswi di kelas itu (kecuali Aril dan Yogi) menahan tawa.

Yogi : “Masa’ na samakan gambarku sama ayamnya pak.”

Aril : “Lebih bagus ayamku pak!”

Guru : “Kenapa tosi’ ko kau la baco menggambar pada saat jam pelajaranku? Mu suruh ka jadi
guru seni?”

Yogi : “Aril pak”

Guru : “Keluar ko kau orang dua!”

Aril dan Yogi pasrah …

Guru : “Eh Aril!”

Aril : (Aril terlihat senang, mungkin saja ada harapan Gurunya tidak jadi menyuruhnya
keluar) “Iye’ Pak Guru”

Guru : (Menunjuk kearah keranjang ayam) “Jangko lupa ayammu”

Siswa 1 : (Berbisik) “Sakira mau na bilang Pak Guru, ‘jangko lupa bahagia’…”

*Cut to

+Take 3 (Taman)

Ara adalah tipe cewek rajin belajar. Buktinya saat jam kosong, ia duduk sendiri sambil membaca
sebuah buku, buku kimia pula. Selain belajar, sebenarnya ia juga sedang caper ke Aril karena
tempatnya duduk ini kelihatan langsung ketika kita berada di pintu kelas Aril.
Benar saja, ketika disuruh keluar dari kelas, Aril langsung melihat Ara. Biasanya mata Yogi juga
tidak kalah tajam, tetapi untuk kali ini hanya Arillah yang melihat Ara.

Aril hendak menuju Ara dan menyempatkan memetik bunga. Ia pun hendak mengambil jalan
memutar agar Yogi tidak melihat Ara.

Yogi : “Cie, mau di kasih siapa tuh!” (Dalam hati : “lapor ke Ara ah”)

Aril : (Tersenyum sinis) “Kepo”

Mata Yogi yang tajam jika menyangkut Ara akhirnya berfungsi kembali. Ia melihat Ara sedang
membaca buku dan hendak menuju kesana. Sayangnya baru saja melangkah, Aril sudah lebih
dahulu disana dan kemudian bercengkrama dengan Ara.

+Take 3 (WC)

Yogi dengan hati yang hancur berlari menuju ke WC hendak meluapkan kemarahannya.
Sebelum melangkah, ia melihat sinis Aril dan Ara lalu berganti keayam Aril. Sesampainya di WC

Yogi : “Ih Ara, kenapa ko begitu sekali sama saya, kenapa ko lebih pilih Aril. Apakah
kurangnya aku didalam hidupmu hingga kau curangi aku. Kurang ganteng ka? Kurang
perhatiaan ka? Kurang pintar ka? Hha? (Yogi kemudian sadar) memang sih. Tapi harus
gah begini caranya, sakit Ra, walau tidak berdarah, tapi kau tidak melihat lukaku’.”

Yogi memutar keran air.

Yogi : “Itu juga Aril, begitu sekali hha jadi teman, na tau mi di odo-odo itu Ara, pergi juga na
odo-odo. Cari kek yang lain, plagiat bang, ndak kreatifnya!

Tiba-tiba pintu tersebut diketok.

Yogi : “Tunggu dulu.”

Pintu masih terketok.

Yogi : “Apa bang hha!”

Pintu makin terketok. Akhirnya Yogi menyerah dan membuka pintu, ternyata hanya seekor
ayam. Egi tersenyum sinis.
Scene 2

+Take 1

Erick keluar dari WC dan langsung disambut dengan teriakan para fansnya dan fansnya minta
foto.

*fade out

*fade in

+Take 2

Erick dan teman bandnya perform.

*Cut to

+Take 3

Erick dan temannya sedang makan bekal.

Erick : “Bawa apa ko?” (Erick bertanya kepada seseorang yang membelakangi kamera)

Orang yang ada dihadapan Erick mendorong bekalnya kearah Erick lalu membuka dan
memperlihatkan setumpuk daging ayam dan langsung menjadi rebutan teman-temannya.

+Take 3

Erick berlari kearah WC karena sakit perut akibat kelebihan makan ayam.

Scene 3

+Take 1

Bani keluar dari WC

+Take 2

Pada saat jam istirahat, lapangan basket dan sekitarnya ramai dengan berbagai macam kegiatan
siswa. Tiba-tiba saja microfon sekolah berbunyi …
Aril : (dibalik microfon) “Assalamualaikum Wr. Wb., …, disampaikan kepada seluruh warga
sekolah SMAN 7 luwu Timur yang menemukan ayam jago warna merah hitam dengan
jengger walnut, harap mengembalikannya ke saya, Aril Aditya kelas XII IPA 2 –”

Siswa 2 : “Ayam ban ji na”

Aril : “Mungkin bagi kalian ayam tidaklah berharga. (semua orang mendengar dengan
saksama) tapi bagi saya iya. Apakah kalian memiliki sahabat yang amat mengerti dan
sesalu ada bersama-sama dengan kalian? Saya tidak. Dan ayam itulah yang menjadi
sahabatku.”

Siswa 3 : “Kasihannya.”

Aril : “jadi tolong bantu ka temukan i.”

Di lapangan ternyata terdapat sebuah gerombolan siswi yang menamai dirinya genk Galaxy.

Ang. 1 : “Gaes, mu ingat kemarin waktu makan besar di kelas Ips 1?”

Ang. 2 : “Iyo-iyo. Kenapai?”

Ang. 1 : “kenapa bisa banyak begitu ayamnya? Baru katanya ayam kampung itu. Jangam
jangam.”

Ang. 3 : (menunjuk kearah Bani) “Dia juga ikut makan kemarin”

Bani yang merasa dirinya ditunjuk menjadi gugup dan salah tingkah. Ia kemudian menjauhi
keramaian dan menuju ke kantin.

+Take 3

Di kantin ternyata orang menunjuk-nunjuknya juga sehingga dirinya terlihat cemas dan kembali
ke kelas.

+Take 4

Sesampainya di kelasnya yang kosong, ia menemukan sebuah kemoceng lalu paranoid karena
mengingat bulu-bulu ayam.
+Take 5

Bani lari ke WC lalu membayangkan ayam dan berteriak.

Scene 4

+Take 1

Ara menunggu Aril di gerbang. Tidak lama kemudian Aril lewat.

Aril : “Ara, untuk kali ini pulang sendiri miki di’, ada kesibukanku.”

Ara : “Sibuk apa ki? Tapi dari tadi mi ka tunggu ki.”

Aril : (Mulai menggas motornya) “Maaf Ara.”

Saat Aril meninggalkan Ara, Yogi pun lewat dan tidak memperdulikan Ara lagi.

+Take 2

Ara sedang sendirian di sebuah warkop.

Ara : (Menekan tombol panggilan dan menelepon Aril) “Halo, apa kita bikin?... Sibuk ki gah?...
bisa ki gah datang di Warkop Tana’ kopi’, ada apa-apa mau sa bilang... apa? Tidak bisa?...
na jarang-jarang ji ki saya minta kayak begini ... Akh.”(Mematikan panggilan tanpa salam
penutup)

+Take 3

Aril sedang merenung di dalam kamar, ia mengambil satu foto ayamnya diantara 10 foto-foto
ayam koleksinya dan ayam tersebut adalah ayamnya yang hilang. Ia kemudian menuju meja
belajar hendak belajar namun sia-sia karena banyangan ayamnyayang hilang terus saja muncul.
Ia kemudian menyerah dan memilih untuk tidur saja namun masih terbayang ayamnya.

+Take 4

Ara sedang berjalan di dermaga pantai lemo.


Puisi Ara:

Tidak lama, datanglah Yogi dan pacarnya.

Scene 5

+Take 1

Raffi yang adalah seorang ketua OSIS keluar dari WC dan tiba-tiba didatangi oleh Odang.

Odang : “Fi, hilang ayamnya Aril.”

Raffi : “Trus apa hubungannya sama saya?”

Odang : “Kamu sebagai ketua OSIS yang baik, bantui tawwa, hilang ayam kesayangannya tidak
na dapat pi sampai sekarang.”

Lalu datanglah seseorang lagi.

Friska : “Eh ketos ketos berkelahi orang disana.”

Raffi : (istigfar)

+Take 2

Raffi tiba di lokasi berkelahi.

Raffi : (Menunjuk mereka yang berkelahi) “Stop. Kenapa ini, kalau ada masalah harus
dibicarakan baik-baik jangan ribut begini. Menggangu menganggu menganggu!”

Genk Bani : “Ini e nacuri ayamnya Aril tapi ndak mau mengaku” (menunjuk Yogi)

Teman Yogi : “Mana ada, ada gah buktimu kenapa bisa tuduh Yogi? Perasaan Erick kemarin
yang makan Ayam.”

Galaxy : “ih sotta’... itu ayam yang na makan anu di kasih ji juga.”

Yogi : “Jangko nyolot nah” (Menunjuk Galaxy)

Anda mungkin juga menyukai