KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
a. Idiologi Terbuka,…………………………………………
1. Pengertian Pancasila
IR. SOEKARNO
PANITIA LIMA
Pancasila adala lima asas yang merupakan ideologi negara. Kelima sila
itu merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Hubungan antara lima asa erat sekali, berangkaian, dan tidak berdiri
sendiri.
2. Pengertian Ideologi
Nama ideology berasal dari kata ideas dan logos. Ideas yang berarti ide,
konsep, gagasan sedangkan logos artinya ilmu. Jadi secara garis besar
ideology merupakan ide, gagasan, konsep yang dijadikan suatu system
keyakinan yang digunakan masyarakat atau Negara untuk mengatur dan
mengendalikan serta menjadi pedoman yang fundamental.
a. Ideology terbuka
Ideologi terbuka tidak bersifat mutlak seperti halnya ideologi tertutup, akan
tetapi ideology terbuka merupakan falsafah dan cerminan dari jati diri dan
perilaku masyarakat yang digali dari budaya, moral dan kebiasaan dalam
masyarakat bukan secara mutlak dibentuk oleh Negara yang nantinya
dapat diterima oleh seluruh masyarakat.
b. Ideologi Tertutup
Ideologi Tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang
menentukan tujuan – tujuan dan norma – norma politik dan sosial yang
ditetapkan sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi ,
melainkan harus diterima sebagai sesuatu yang sudah jadi harus dipatuhi
atau bersifat mutlak.
3. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa
Maka dari itu untuk mengatasi tantangan-tantangan dari luar maupun dari
dalam perlu diadakannya pengkajian kembali nilai-nilai yang ada dalam
pancasila serta setidaknya ada dua hal fundamental yang harus
dilakukan, Pertama, penanaman kembali kesadaran bangsa tentang
eksistensi Pancasila sebagai ideologi bangsa. Penanaman kesadaran
tentang keberadaan Pancasila sebagai ideologi bangsa mengandung
pemahaman tentang adanya suatu proses pembangunan kembali
kesadaran akan Pancasila sebagai identitas nasional. Upaya ini memiliki
makna strategis manakala realitas menunjukkan bahwa dalam batas-
batas tertentu telah terjadi proses pemudaran kesadaran tentang
keberadaan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Salah satu langkah
terbaik untuk mendekatkan kembali atau membumikan kembali Pancasila
ke tengah rakyat Indonesia tidak lain adalah melalui pembangunan
kesadaran sejarah. Kedua, perlu adanya kekonsistenan dari seluruh
elemen bangsa, khususnya para pemimpin negeri ini untuk menjadikan
Pancasila sebagai pedoman dalam berpikir dan bertindak. Jangan sampai
Pancasila ini hanya sekadar wacana di atas mulut saja yang disampaikan
secara berbusa-busa hingga menjadi basi sementara di lapangan penuh
dengan perilaku hipokrit. Dengan demikian, penghayatan dan pengamalan
sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sudah merupakan suatu
kesadarn moral bagi tetap tegaknya Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Tantangan yang paling berat dan utama, adalah masalah ekonomi dan
budaya yang menggilas bangsa ini tanpa ampun. Sebab, ajaran Pancasila
yang hakiki sama sekali tidak sesuai dengan arus modernisasi yang
masuk ke bumi tercinta Indonesia.
"Inilah tantangan yang paling berat bagi Pancacila," kata Ichlasul Aman.
"Belum lagi persoalan lain, baik itu budaya maupun yang lainnya,"
tambahnya.
Salah satu tantangan terbesar yang perlu segera dijawab bangsa yang
besar ini, khususnya oleh para pemegang kekuasaan, adalah menjawab
tantangan atas lemahnya kesejahteraan rakyat dan penegakkan keadilan.
Ketimpangan kesejahteraan antara kota dan desa, terlebih Jawa dan luar
Jawa merupakan salah satu permasalahan besar yang harus segera
dijawab oleh bangsa ini. Terasa sesak bagi kita semua bila mengingat
bahwa dialam sejarah dewasa ini masih ada bagian dari bangsa ini yang
secara mengenaskan masih hidup di alam prasejarah! Masalah
penegakkan keadilan juga menjadi masalah yang perlu mendapat
perhatian serius para pengambil kebijakan. Keadilan sosial yang telah
lama digariskan para pendiri negeri ini sering menjadi kontraproduktif
manakala hendak ditegakkan di kalangan para penguasa dan pemilik
uang. Jadilah hingga sekarang ini pisau keadilan yang dimiliki bangsa ini
masih merupakan pisau keadilan bermata ganda, tajam manakala
diarahkan kepada rakyat kebanyakan, dan tumpul atau bahkan kehilangan
ketajamannya sama sekali manakala dihadapkan dengan para pemegang
kekuasaan atau pemilik sumber-sumber ekonomi.
Bila dua hal itu saja mampu dikedepankan bisa jadi bangsa yang besar ini
tidak akan mudah tergoyahkan oleh berbagai tantangan dan ancaman
yang ada, baik dari dalam maupun dari luar. Ancaman dari dalam bisa jadi
akan pupus dengan sendirinya manakala kesejahteraan rakyat
terkondisikan pada keadaan yang baik dan keadilan dapat ditegakkan
dengan seadil-adilnya.